16
2.1.4 Pemulihan Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem yang vital, menyediakan sumber pendapatan, makanan dan perlindungan pantai bagi jutaan umat manusia; dan
kajian saat ini menunjukkan bahwa barang dan jasa terumbu karang menyediakan keuntungan tahunan sebesar US30 Milyar kepada ekonomi seluruh dunia Cesar
et al . 2003. Oleh karena alasan tersebut maka terumbu karang harus tetap terjaga
kesehatannya sehingga memiliki kemampuan untuk segera memulihkan diri bila terkena gangguan baik lokal maupun regional.
Hughes et al. 2007 mendefinisikan pemulihan sebagai kemampuan karang untuk menyerap gangguan langsung yang berulang kali misalnya, dari
siklon, wabah predator, atau peristiwa pemutihan karang dan membangun kembali sistem yang didominasi terumbu. Hilangnya pemulihan dapat
mengakibatkan fase atau rezim beralih ke sekumpulan pengganti yang biasanya dicirikan oleh rumput laut yang sangat melimpah atau spesies oportunistik
lainnya.
Kemampuan pemulihan terumbu karang adalah kemampuan dari suatu koloni individual atau suatu sistem terumbu karang termasuk semua
penghuninya, untuk mempertahankan diri dari dampak lingkungan serta menjaga kemampuan untuk pulih dan berkembang Moberg Folke 1999. Tampaknya
dampak yang merusak dan berkesinambungan secara perlahan- lahan dapat mengurangi secara progresif kemampuan pemulihan dari dampak-dampak
tersebut. Ini dapat mengganggu pemulihan terumbu karang dari suatu gangguan dan kemungkinan menjadi penyebab dari dominasi karang menjadi sistem
dominasi alga Done 1992; Hughes 1994. Sejarah gangguan bagi terumbu mempengaruhi struktur terumbu karang
saat ini karena terumbu karang adalah ekosistem yang dinamis secara alamiah. Selama pemulihan, jenis biota berinteraksi dan merubah kelimpahan serta peranan
dalam struktur komunitasnya. Hasilnya adalah pertumbuhan terumbu menjadi komunitas yang berbeda dari sebelumnya secara substansial akibat pemutihan dan
tetap dalam ekosistem yang berkembang dan beragam Westmacott et al. 2000. Sistem yang cenderung untuk kembali ke keadaan ya ng sama walaupun
setelah adanya gangguan besar, memiliki pemulihan yang tinggi, sedangkan yang
17
bergeser menjadi keadaan yang lain memiliki pemulihan yang lebih rendah. Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan pemulihan terumbu karang. Mereka
dapat dikategorikan ke dalam faktor pemulihan ekologi dan ruang, dengan perbedaan utama menjadi ukuran lebih yang mana faktor tersebut diterapkan
Obura 2005. Faktor pemulihan ekologi merupakan ciri yang ada dalam batas- batas spasial ekosistem. Faktor pemulihan spasial memperluas melampaui batas-
batas ekosistem dan mencakup skala besar fungsi dan proses. McClanahan et al. 2002 menyatakan bahwa keanekaragaman jenis
mungkin memiliki kapasitas untuk meningkatkan pemulihan ekosistem dengan memastikan bahwa ada cukup informasi spesies lebih untuk menjaga terhadap
risiko yang terkait dengan gangguan lingkungan. Faktor spasial penting bagi ketahanan terumbu karang adalah hubungan
antar dan di dalam terumbu karang. populasi besar karang dan pembebasan larva menciptakan keragaman genetik yang tinggi yang sangat penting untuk pemulihan
dari gangguan Nystrom dan Folke 2001. Oleh karena itu hulu upstream sebagai penyedia larva yaitu karang
sumber dengan beragam populasi karang dewasa yang sehat sangat penting untuk mempertahankan keragaman genetik dan pemulihan hilir downstream sebagai
penerima larva yaitu karang penampung. Sayangnya, kematian skala besar pada terumbu karang mengurangi kapasitas untuk pembenihan, jadi penting bahwa
karang yang sehat menghasilkan larva berlimpah dan kuat yang mencapai karang yang rusak dan kemudian menetap dan berkembang. Dengan demikian penting
untuk mengidentifikasi dan melindungi karang sumber dan arus laut yang menghubungkan mereka untuk menampung karang Nystrom et al. 2000. Di sisi
lain, studi lapang yang lain menunjukkan bahwa larva organisme karang dapat menyebar dengan jarak jauh dan mengisi kembali populasi pada terumbu karang
yang jauh Grimsditch Salm 2006. Selain itu, cara reproduksi karang juga menentukan rentang di mana
mereka dapat mengisi kembali karang lainnya, reproduksi karang secara aseksual dari patahan-patahan karang menyebarkan secara lokal, sementara reproduksi
karang secara seksual dari larva dapat menyebar melalui jarak yang lebih jauh Nystrom Folke 2001.
18
Walaupun merupakan kelompok fungsional tidak kuat, karang mati dan pecahan karang yang tetap ditempatnya menyediakan habitat kompleks dan
substrat untuk perekrutan Grimsditch Salm 2006. Richmond 1997 menyatakan bahwa selain hubungan yang baik, substrat yang sesuai juga penting
untuk penempelan larva. Suatu kerangka karang mati atau alga calcareous yang membentuk hamparan encrusting menyediakan substrat yang baik untuk
perekrutan karang. Substrat yang baik harus stabil dan dikelilingi oleh perairan tenang dengan tingkat salinitas antara 32 ‰ dan 40 ‰, dan harus memiliki cahaya
yang memadai, kurangnya makroalga, tingkat herbivore yang sesuai dan terbatasnya sedimentasi. Alga koralin encrusting yang membantu pertumbuhan
dan penempelan karang baru, berkontribusi terhadap perekrutan Buddemeier et al
. 2004. Karena berbagai jenis substrat, konektifitas yang beragam, kondisi lingkungan yang bervariasi dan keterlibatan spesies yang berbeda, pemulihan
terumbu karang dari gangguan melalui pertumbuhan kembali dan rekolonisasi, dapat sangat bervariasi secara spasial dan temporal Gleason 1996.
Secara historis, terumbu karang telah mampu pulih dari gangguan alam berkala contohnya topan, predator yang berlebihan, dan beragam penyakit.
Justru gangguan kronis dari kegiatan manusialah yang lebih merusak saat ini. Ini membawahi pentingnya sedapat mungkin menghilangkan seluruh dampak
langsung negatif manusia untuk memberi terumbu kesempatan terbaik agar pulih dari pemutihan
Westmacott et al. 2000.
2.2 Karakteristik Alga pada Ekosistem Terumbu Karang