yang dinyatakan dengan jumlah daun, panjang picth, dan diameter baling-baling Prado, 1990.
2.7 Kecepatan Kapal
Kecepatan kapal sangat diperlukan dalam operasi penangkapan ikan untuk sebuah kapal perikanan. Kecepatan dibutuhkan dan diperhitungkan dalam melakukan
pelayaran menuju fishing ground dan kecepatan pengajaran ikan. Kecepatan juga diperhitungkan pada saat kembali menuju pangkalan pendaratan ikan fishing port
agar ikan-ikan hasil tangkapan dapat secepatnya diproses sehingga kesegaran ikan masih sangat baik.
Menurut Trianto 1985 pemakaian mesin yang sesuai berguna untuk efisiensi eksploitasi kapal perikanan, mesin harus dipilih dengan mempertimbangkan hasil
kerja sesuai dengan tenaga dan kecepatan yang diinginkan. Untuk itu dalam pemilihan mesin haruslah disesuaikan dengan kapal yang kita miliki.
Ayodhyoa 1972, mengemukakan bahwa faktor-faktor yang menentukan kecepatan kapal adalah faktor-faktor dimensi utama, displacement, bentuk badan
kapal yang berada dalam air, trim, dan mesin penggerak. Dimensi utama kapal, semakin besar ukuran nilai panjang kapal L, dengan besaran nilai lebar B tetap,
maka kecepatan akan bertambah baik. Secara tidak langsung dimensi kapal sangat mempengaruhi kecepata kapal seperti panjang kapal Length, L, lebar Lebar, B,
serta dalam kapal Depth,D. Menurut Fyson 1985, mengemukankan bahwa dimensi rasio kapal seperti LB, LD, BD, LB, sangatlah berpengaruh terhadap
kecepatan maju kapal, menurunnya nilai perbandingan L dan B LB sehingga menyebabkan menurunnya kecepatan kapal.
Novita dan Iskandar 2008, mengemukakan bahwa tahanan gerak merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan kapal yang dihasilkan oleh
kasko kapal pada saat terjadinya interaksi an atara alairan air dengan kasko kapal. Semakin besarnya tahanan gerak yang dihasilkan, sehingga tenaga yang yang
dibutuhkan semakin besar yang dibutuhkan pada kapal untuk melaju di laut. Kecepatan yang dibutuhkan tiap kapal berbeda-beda tergantung dari alat tangkap
yang dioperasikan, selain itu juga dipengaruhi oleh ukuran panjang, lebar dan dalam, coefisien of fineness, displecement, trim, bentuk kapal dibawah air dan kekuatan
mesin. Kecepatan ekonomis kapal akan berpengaruh jika perbandingan antara
kecepatan kapal VL, V: kecepatan kapal dalam knots dan L: panjang kapal dalam meter mendekati 1,0 untuk kapal-kapal cepat perbandingannya lebih dari 1,2 dan
untuk kapal-kapal lambat nilai ini kurang dari 0,8 Nomura dan Yamazaki, 1977. Selain itu Munro dan Smith 1975, mengemukakan bahwa ada 3 tiga faktor yang
mempengaruhi efisiensi propulsi dan kecepatan kapal anatara lain letak mesin, konstruksi kasko serta efesiensi baling-baling.
Fyson 1995 menyatakan tahanan kapal pada kecepatan yang diberikan merupakan daya yang dikehendaki untuk melaju pada perairan tenang, diasumsikan
bahwa tidak terdapat gangguan pada mesin penggerak kapal. Bila kapal mengalami penambahan beban, disebut tahanan badan kapal pada saat kapal kosong. Daya yang
dibutuhkan untuk mengatasi tahanan tersebut effective horse power EHP, dalam penentuan HP dikenal beberapa istilah, yaitu :
1 Indicated horse power IHP, tenaga yang dihasilkan untuk menggerakkan torak; 2 Break horse power BHP, tenaga yang digunakan untuk memutarkan roda gila;
3 Shaft horse power SHP, tenaga yang digunakan untuk memutarkan poros baling-baling; dan
4 Effective horse power EHP, tenaga efektif yang digunakan untuk
menggerakakan kapal.
2.8 Sudut jatuh poros