Metode Analisa Data Koefisien Bentuk Kapal Mesin Kapal Jukung

Dimana : d s = diameter poros mm = panjang poros m

3.4 Metode Analisa Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yaitu salah bentuk dasar penelitian yang dilakukan dengan merubah suatu keadaan untuk melihat suatu kejadian yang timbul dari akibat dari perubahan tersebut Arikunto 1991. Perubahan yang akan dilakukan adalah pergantian ukurannomor baling-baling pada setiap daya mesin yang akan diuji cobakan sehingga terlihat perubahan kecepatan. Penelitian ini menggunakan dasar studi kasus dimana penelitian dilakukan dengan cara mempelajari suatu kasus tertentu dan objek tebatas Mantjoro dkk. 1989. Untuk menganalisis kecepatan kapal jukung dengan menggunakan ukurannomor baling-baling, ukuran poros baling-baling yang berbeda dan daya mesin di lapang maka dapat dihitung berdasarkan pendekatan teori. Untuk membandingkan perbedaan antara ukuran baling-baling 5-6, 6,5 dan 5 serta daya mesin 5,5 HP, 6,5 HP dan kombinasi 5,5 HP dan 6,5 HP, ukuran poros digunakan two way anova anova dua arah terhadap kapal yang menggunakan katir semang dan kapal yang tidak menggunakan semang menurut Sokal dan Rohif 1995. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kapal Jukung

4.1.1 Spesifikasi Teknis

Kapal Jukung merupakan kapal yang dibangun dari satu potong kayu yang utuh. Kayu tersebut dibangun ruang dengan cara mengetam di bagian tengah kayu tersebut dengan arah memanjang. Dalam pembuatan kapal jukung memerlukan banyak bahan baku karena alat transportasi air ini terbuat dari satu pohon kayu yang mana masyarakat Ur Pulau umumnya menggunakan kayu katapa Terminalia catapa dan kayu pulai Alstonia sp sebagai bahan pembuatan kapal jukung. Semang adalah nama lokal yang umumnya digunakan oleh nelaya Ur Pulau dan nelayan di daerah Maluku secara keseluruhan pada kapal. Sehingga pada prinsipnya semang mempunyai fungsi sebagai alat penimbang kapal agar kapal tidak dengan mudah terbalik pada saat operasi penangkapan dan juga dalam melakukan kegiatan lainnya di laut. Kapal jukung yang menggunakan katir semang dengan maksud untuk menjaga stabilitas dari kapal tersebut sehingga kapal tidak oleng ke kiri dan ke kanan atau sehingga kapal tidak dengan mudah terbalik pada saat proses penangkapan. Pada mulanya kapal jukung yang digunakan saat itu masih menggunakan tenaga dayung tenaga manusia atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana saat itu daerah penangkapan masih berada di daerah pesisir. Dengan terjadinya pencemaran di laut akibat dari perkembangan teknologi sehingga saat ini nelayan setempat melakukan penangkapan sudah lebih jauh dari daerah pesisir. Kapal semang yaitu dimana semangnya dipasang pada sisi kiri dan kanan kapal. Konstruksi semang terdiri dari dua batang kayu semang. Sebagaimana umumnya kapal-kapal tradisional lainnya, pembangunan kapal semang dilakukan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun tanpa menggunakan gambar rencana ataupun berdasarkan perhitungan teknis yang selayaknya dalam pembangunan kapal secara modern. Pembanguanan sebuah kapal jukung yang menggunakan semang membutuhkan waktu pembuatan yang berkisar antara dua minggu sampai satu bulan dengan biaya pembuatan yang berkisar antara Rp 400.000,00 sampai dengan Rp 750.000,00, berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan Ur Pulau bahwa harga biaya tersebut masih dapat terjangkau. Kapal yang diteliti beroperasi operasi di perairan Ur Pulau Maluku Tenggara. Dalam melakukan operasi penangkapan umunnya diawaki oleh satu sampai lima orang nelayan dengan membawa alat penangkapan satu lebih. Alat penangkapan tangkap yang dioperasikan bervariasi, pada umumnya jaring gill net atau jaring insang. Selain itu juga menggunakan alat tangkap panjing ulur dan alat pancing tunda. Hasil tangkapan yang diperoleh terdiri dari ikan demersal dan pelagis yang disimpan tanpa menggunakan bahan pendingin. Selain alat tangkap, setiap kapal harus memilki perlengkapan kapal yaitu dua sampai tiga dayung, jangkar, ember, dan kerancang ikan. Kapal jukung yang menggunakan semang dengan menggunakan motor poros panjang harus dilengkapi dengan sebuah jerigen yang berkapasitas 5 liter bahan bakar minyak. Kapal jukung yang tidak menggunakan katir semang stabilitas dari kapal tersebut tidak terjaga sehingga kapal dengan mudah oleng ke kiri dan ke kanan atau sehingga dengan mudah kapal terbalik pada saat proses penangkapan. Pada mulanya kapal jukung yang digunakan saat itu masih menggunakan tenaga dayung tenaga manusia atau dengan menggunakan layar sebagai tenaga penggerak kapal, dimana saat itu daerah penangkapan masih berada di daerah pesisir. Dengan terjadinya pencemaran di laut akibat dari perkembangan teknologi sehingga saat ini nelayan setempat melakukan penangkapan sudah lebih jauh dari daerah pesisir. Kapal jukung yang tidak menggunakan semang yaitu dimana tidak memasang alat penimbang yang dipasang pada sisi kiri dan kanan kapal. Sebagaimana umumnya kapal-kapal tradisional lainnya, pembangunan kapal yang tidak menggunakan semang dilakukan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun tanpa menggunakan gambar rencana ataupun berdasarkan perhitungan teknis yang selayaknya dalam pembangunan kapal secara modern. Pembanguanan sebuah kapal jukung yang tidak menggunakan semang membutuhkan waktu pembuatan yang berkisar antara dua minggu sampai satu bulan dengan biaya pembuatan yang berkisar antara Rp 400.000,00 sampai dengan Rp 750.000,00, berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan Ur Pulau bahwa harga biaya tersebut masih dapat terjangkau. Kapal yang diteliti beroperasi di perairan Ur Pulau Maluku Tenggara. Dalam melakukan operasi penangkapan umunnya diawaki oleh satu sampai lima orang nelayan dengan membawa alat penangkapan satu lebih. Alat penangkapan tangkap yang dioperasikan bervariasi, pada umumnya jaring gill net atau jaring insang. Selain itu juga menggunakan alat tangkap panjing ulur dan alat pancing tunda. Hasil tangkapan yang diperoleh terdiri dari ikan demersal dan pelagis yang disimpan tanpa menggunakan bahan pendingin. Selain alat tangkap, setiap kapal harus memilki perlengkapan kapal yaitu dua sampai tiga dayung, jangkar, ember, dan kerancang ikan. Kapal jukung yang tidak menggunakan semang dengan motor poros panjang harus dilengkapi dengan sebuah jerigen yang berkapasitas 5 liter bahan bakar minyak.

4.1.2 Dimensi Utama Kapal

Keterbatasan dalam membangun kapal menyebabkan proses pembuatan kapal tanpa memperhatikan prinsip-prinsp arsitek perkapalan. Pengrajian kapal tradisional merupakan pengetahuan turun-temurun dan merupakan warisan dari para terdahulu, walaupun demikian yang dibangun pada galangan tradisional namun nelayan lebih memilih untuk memiliki armada penangkapan dengan harga yang mudah dijangkau. Rasio dimensi utama kapal merupakan parameter sederhana untuk menentukan ukuran kapal. Nilai dari dimensi utama kapal merupakan pendekatan sederhana dan mudah untuk dapat menentukan ukuran kapal. Karakteristik kapal termasuk kapal perikanan dapat dilihat berdasarkan nilai rasio dimensi utama kapal. Rasio utama kapal yaitu LppB, LppD dan BD. Kapal yang digunakan terdiri dari oleh masyarakat nelayan menggunakan semang penimbang dimana konstruksin sejajar pada sisi kanan dan terdiri dari dua buah kapal tipe jukung atau yang umumnya nelayan Maluku dan Ur Pulau khususnya yang mana kapal semang dan tanpa semang. Semang adalah merupakan dimana konstruksinya dibuat secara melintang pada badan pada sisi kanan dan kiri kapal. Gambar 18 Pengukuran panjang kapal Gambar 19 Pengukuran lebar kapal Gambar 20 Pengukuran tinggi kapal umumnya di kenal mana kapal tersebut merupakan kayu pada badan kapal dan Tabel 7 Ukuran utama kapal tipe jukung yang menggunakan semang No LOA B D LB LD BD m m m 10,20 0,97 0,56 10,51 18,21 1,73 Tabel 8 Ukuran utama kapal tipe jukung yang menggunakan semang No LOA B D LB LD BD m m m 10 0,78 0,60 12,82 16,66 1, 3 Hasil pengukuran lapang pada kapal jukung yang dipergunakan di Ur Pulau, dimana nilai perbandingan tersebut diatas dapat diambil beberapa hal antara lain: nilai LB pada kapal yang menggunakan semang 10,51 m dan kapal tanpa menggunakan semang 12,82 besar menunjukkan bahwa perahukapal tersebut ramping dan berpengaruh terhadap kekuatan memanjang, untuk nilai LD untuk kapal yang menggunakan semang 18,21 m dan kapal tanpa menggunakan semang 16,66 m, apabila semkin besar berpengaruh tinggi stabilitas kapal, nilai BD pada kapal yang menggunakan semang 1,73 m dan kapal tanpa menggunakan semang 1,3 m, berpengaruh pada tinggi metacenter. Panjang semang dari kapal yang menggunakan semang adalah 4,17 m, dan diameter semang adalah 12 cm.

4.2 Koefisien Bentuk Kapal

Koefisien bentuk kapal adalah koefisien yang menggambarkan keadaan dari bentuk tubuh kapal. Nilai dari bentuk kapal khususnya koefisien blok yang digunakan adalah nilainya 0,55 Nomura Yamazaki 1977.

4.3 Mesin Kapal Jukung

Mesin merupakan motor penggerak kapalperahu penangkap ikan mempunyai peran penting untuk operasi penangkapan ikan , dimana mesin dapat merubah tenaga panas dalam bentuk tenaga mekanis. Berdasarkan prisip kerjanya maka mesin yang digunakan pada kapal jukung adalah termasuk mesinr 4 langkah. Dimana bagian- bagian pokok dari mesin ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian yang bergerak dan bagian tidak bergerak, yang termasuk bagian yang bergerak adalah poros engkol, torak pena torak, batang torak, cicin torak, roda gila, regulator, katup, bagian yang tidak bergerak yaitu kotak engkol, blok silinder, tutup silinder, saringan udara, saluran gas buang, tempat bahan bakar. Silinder merupakan ruang proses pembakaran serta tempat bertumpu katup, blok selinder merupakan tempat dudukan torak yang merupakan tempat proses perubahan tenaga panas hasil pembakaran yang menghasilkan tenaga mekanik dimana proses turun-naiknya torak pada silinder. Daya 6,5 HP Daya 5,5 HP Gambar Gambar 21 Mesin kapal jukung 5,5 HP dan 6,5 HP Torak merupakan pusat pergerakkan motor dilengkapi dengan pena torak, batang torak, cicin torak yang mempunyai fungsi sebagai penahan kompresi rembesan tenaga hasil pembakaran, mencegah masuknya minyak pelumas kedalam ruang pembakaran, serta berfungsi untuk melumasi dinding luar selinder dengan minyak pelumas sebagai bahan pendingin didalam ruang selinder. Pena torak dan cincin torak bergerak berdasarkan turun-naiknya torak. Batang torak merupakan penghubung antara poros engkol dan torak. Fungsi poros engkol yaitu merubah gerak lurus torak menjadi gerak putar. Roda gigi atau roda gaya berada diujung poros engkol yang berada dalam rumah gigi gear box yang mempunyai fungsi menstabilkan momen putar yang dihasilkan oleh poros engkol sehingga menstabilkan kecepatan. Poros penghubung merupakan penghubung antara poros engkol dan baling- baling. menurut Sularso 1983 bahan poros yang dipakai untuk putaran tinggi dengan beban berat umumnya terbuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Yang diantaranya adalah baja khrom nikel JIS G 4102. Baling-baling dipasang pada poros baling-baling kapal dimana poros engkol dan mesin induk dapat terlihat pada Gambar 22. Gambar 22 Posisi mesin induk, poros baling-baling, baling-baling Sesuai hasil pengamatan lapang nelayan Ur Pulau dalam melakukan operasi penangkapan ikan umumnya menggunakan tenaga penggrak kapal yaitu dengan motor tempel. Ada dua jenis motor yang digunakan yaitu jenis marine engine dan motor panjang. Motor tempel dengan poros panjang mengalami penambahan komponen yang telah di modifikasikan dengan penambahan poros panjang yang mana menghubungkan mesin dan baling-baling. Daya mesin yang digunakan pada motor poros panjang ini yaitu 5,5 HP dan 6,5 HP. Untuk jenis marine engine adalah merupakan jenis motor yang dirancangkhusus dilaut. Jenis mesin ini umumnya disebut dengan motor tempel, dimana daya mesin yang digunakan oleh nelayan berkisar antara 15 HP sampai dengan 40 HP. Pada prinsipnya mesin merek Honda dengan tipe GX 160 yang di gunakan pada kapal jukung yang menggunakan semang dan kapal jukung yang tidak menggunakan semang oleh nelayan Ur Pulau bukan merupakan mesin yang di rancang khusus untuk digunakan di laut, namun mesin ini adalah merupakan mesin serbaguna yang pada umumnya digunakan sebagai mesin pembangkit tenaga listrik, mesin-mesin pertanian, mesin compressor, dan mesin parut buah kelapa. Mesin Honda dengan tipe GX 160 apabila dipergunakan di laut maka harus menggunakan suatu poros yang panjang agar dapat menghubungkan mesin utama dengan baling- baling dimana mesin berada jauh dari permukaaan air laut. Kedudukan motor tempel poros panjang baling-baling ditempatkan pada sisi kiri atau sisi kanan lambung kapal pada bagian belakang kapal buritan, sebagaiman terlihat pada gambar

4.4 Diskripsi Baling-baling