Menghormati tamu dan keutamaan mempersilakannya_3

Hadis riwayat Abdurrahman bin Abu Bakar ra.:
Bahwa yang disebut Ashabus Suffah adalah orang-orang miskin. Dan Rasulullah saw. pernah
bersabda pada suatu kali: Barang siapa mempunyai makanan untuk dua orang hendaklah ia mengajak
orang ketiga. Dan barang siapa mempunyai makanan untuk empat orang maka hendaklah ia mengajak
orang kelima, keenam... atau semacam itulah sabda beliau. Abu Bakar pernah membawa tiga orang. Nabi
saw. pergi dengan sepuluh orang, sedangkan Abu Bakar dengan tiga orang. Abdurrahman berkata: Yaitu
dia, aku, ayahku dan ibuku dan aku tidak tahu apakah dia berkata: Dan istriku serta pembantu sedang di
perjalanan antara rumah kami dan rumah Abu Bakar. Ia berkata: Sesungguhnya Abu Bakar makan malam
di tempat Nabi saw. dan terus berada di sana hingga salat Isyak. Setelah salat, ia kembali ke tempat Nabi
saw. lagi sampai Rasulullah saw. mengantuk. Sesudah lewat tengah malam, barulah ia pulang. Istrinya
menyambut dengan pertanyaan: Apa yang menahanmu untuk pulang menemui tamu-tamumu (atau ia
berkata seorang tamumu)? Abu Bakar balik bertanya: Bukankah engkau telah memberikan jamuan makan
malam kepada mereka? Istrinya menjawab: Mereka tidak mau makan sebelum engkau datang padahal
anak-anak sudah mempersilakan, tetapi mereka tetap tidak mau. Kata Abdurrahman: Aku pun menyingkir
untuk bersembunyi. Lalu terdengar Abu Bakar memanggil: Hai dungu! Diikuti dengan sumpah serapah.
Dan kepada para tamunya, ia berkata: Silahkan makan! Mungkin makanan ini sudah tidak enak lagi.
Kemudian ia bersumpah: Demi Allah, aku tidak akan memakan makanan ini selamanya! Abdurrahman
meneruskan ceritanya: Demi Allah, kami tidak mengambil sesuatupun kecuali sisanya bertambah lebih
banyak lagi sampai ketika kami sudah merasa kenyang, makanan itu menjadi lebih banyak dari semula.
Abu Bakar memandangnya ternyata makanan itu tetap seperti semula atau bahkan lebih banyak lagi. Ia
berkata kepada istrinya: Hai saudari Bani Firas apa ini? Istrinya menyahut: Oh tidak! Demi cahaya

mataku! Sungguh sekarang makanan itu menjadi tiga kali lipat lebih banyak dari semula. Lalu Abu Bakar
makan dan berkata: Sumpahku tadi adalah dari setan. Ia makan sesuap kemudian membawa makanan
tersebut kepada Rasulullah saw. dan membiarkannya di sana hingga pagi hari. Lebih lanjut Abdurrahman
berkata: Pada waktu itu di antara kami (kaum muslimin) dan suatu kaum terdapat suatu perjanjian.
Sesudah lewat batas waktu, kami menjadikan dua belas orang sebagai kepala seksi yang masing-masing
membawahi beberapa orang. Hanya Allah yang tahu berapa orang yang menyertai masing-masing kepala
seksi tersebut. Yang pasti Rasulullah saw. memanggil mereka semua. Lalu seluruhnya makan dari
makanan yang dibawa Abu Bakar. (Atau seperti yang dikisahkan Abdurrahman).
(Shahih Muslim No.3833)