Implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Terkait Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Berasal Dari Tanah Wakaf Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi Kasus Proyek Pengadaan Tanah

(1)

IMPLEMENTASI PASAL 41 UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF TERKAIT PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG BERASAL DARI TANAH WAKAF DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

DAN HUKUM POSITIF

(Studi Kasus Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Oleh :

AHMAD DARKO AMIRIL MU’MININ 201110020311057/201210110311085

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM & FAKULTAS HUKUM

JURUSAN SYARI’AH (TWINNING PROGRAM) 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini dengan judul “Implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Terkait Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Berasal Dari Tanah Wakaf (Studi Kasus Proyek Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Pandaan – Malang di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang)” secara akurat dan tepat waktu. Skripsi ini dibuat untuk menambah wawasan pengetahuan pada pendidikan tinggi dan juga sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syari’ah, Program Study Ahwal Syakhsyiyyah, Fakultas Agama Islam dan Sarjana Hukum, Program Study Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang.

Implementasi Pasal 41 UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf merupakan sebuah perwujudan dari pemanfaatan harta benda wakaf yang merupakan permasalahan kontemporer dalam fiqih apabila dikaitkan dengan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum tanah yang menjadi bagian dari RUTR haruslah dapat diadakan untuk melancarkan pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah. Hal ini juga tidak menjadi pengecualian untuk tanah yang berasal dari tanah wakaf, untuk itu pelaksanaan dan syaratnya diatur dalam Pasal 41 UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Permasalahan tersebut tentu tidak akan terlepas dari pembahasan fiqih dalam Hukum Islam, oleh karena itu pengkajian terkait hukum fiqihnya menjadi layak untuk dikaji dan diteliti.


(6)

Implementasi juga merupakan tindak lanjut dari permasalahan yang terjadi di lapangan dan fiqih juga merupakan suatu peyelesaian masalah yang bersumber dari kenyataan yang telah atau sedang terjadi, untuk itu penulis juga melakukan observasi guna mencari kasus yang ada di lapangan terkait tanah wakaf yang digunakan sebagai tanah yang diadakan dalam suatu rencana proyek pembangunan dalam hal ini adalah Proyek Pengadaan Tanah Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang yang penulis fokuskan pada wilayah hukum Kabupaten Malang sebagai wilayah administrasi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.

Terselesaikannya Tugas Akhir/Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang dengan tanda tangan dan izin dari beliau, saya dapat resmi menjadi sarjana dan menyelesaikan jenjang strata satu saya.

2. Bapak Drs. Faridi, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang dan Bapak Dr. Sulardi, S.H., M.Si., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang yang dengan surat tugas bimbingan skripsi yang dikeluarkan dan pengesahan tugas akhir skripsi ini sehingga skripsi ini dapat dimulai dan akhirnya diselesaikan oleh penulis.

3. Ibu Idaul Hasanah, S.Ag., M.Hi. selaku Ketua Program Studi Ahwal Syakhsyiyyah dan Bapak Nu’man Aunuh, S.H., M.Hum. selaku Ketua


(7)

Program Studi Ilmu Hukum yang bersedia untuk mendengarkan usulan dari mulai penelitian ini belum dilaksanakan, motivasi yang diberikan hingga skripsi ini berhasil saya selesaikan.

4. Bapak Drs. M. Syarif, M.Ag. dan Bayu Dwiwiddy Djatmiko, S.H., M.Si., M.Hum. selaku pembimbing I dan II dalam Tugas Akhir/Skripsi ini. 5. Para Dosen yang telah memberikan ilmu pada saat perkuliahan yang

sebenarnya kalianlah inti dari perkuliahan saya dan tujuan sebenarnya saya berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Para Guru yang dengan sabar mendidik dan mengajarku dari kecil hingga masuk Universitas maka mustahil kiranya saya dapat berkuliyah apabila tidak melalui tahapan dan bekal ilmu yang diberikan pada tiap jenjang pendidikan, yaitu TK Mardhi Lestari, SDN Kedungwaru Lor 02, MTs Ma’ahid Kudus, MA dan Ponpes Muhammadiyah Kudus, sehingga dapat terpenuhilah syarat saya untuk mejadi mahasiswa.

7. Sahabat-sahabatku Muhammad Yunus, Ainul Ruslan, Dhimas Reza Rifai, Agustian Dikarvianingrum Mulyaningsih, Wahyuni Mansyur dan banyak lagi yang tidak akan cukup jika ditulis dilembar tebatas ini yang sudah seperti keluargaku sendiri senasib sepenanggungan, tempat berbagi makanan disaat lapar, tempat menumpang disaat kos sudah habis masa sewa, terimakasih untuk kalian sehingga Malang tidak terasa sepi.

8. Keluarga Jama’ah Es Teler Syari’ah B 2011 dan Keluarga AMT-SH. 9. LSO Alif dan LSO Forsifa atas ilmu yang diberikan sehingga tetap


(8)

kemampuan kepenulisan sehingga Skripsi ini dapat tersusun dengan rapi dan indah.

10. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Tamaddun Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang atas pengalamannya dan semangatnya dan sampai kapanpun saya adalah kader IMM.

11. Dan semua pihak yang berjasa dalam penyelesaian skripsi maupun selama saya menempuh studi di UMM, yang tidak akan cukup jika saya tulis di lembar yang terbatas ini.

Semoga semuanya mendapat balasan yang baik dari Allah SWT dan berdampak positif terhadap saya pada khususnya dan orang banyak pada umumnya.

Malang, 18 Juli 2016 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penulisan ... 9

D. Manfaat Penulisan ... 9

E. Metode Penulisan ... 10


(10)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16

A. PenelitianTerdahulu ... 16

B. Kajian Teori... 17

1. Pengadaan Tanah ... 17

1) Pengertian Pengadaan Tanah ... 17

2) Macam-Macam Pengadaan Tanah ... 18

3) Dasar Hukum Pengadaan Tanah ... 20

2. Wakaf ... 23

1) Pengertian Wakaf ... 23

2) Macam-Macam Wakaf ... 28

3) Rukun dan Syarat Wakaf ... 31

4) Dasar Hukum Wakaf ... 32

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 36

B. Implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Terkait Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Berasal Dari Tanah Wakaf ... 42

1. Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam ... 42


(11)

C. Kasus Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Berasal Dari Tanah Wakaf dalam Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di

Kabupaten Malang ... 63

BAB IV PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

INDEKS ... 78 LAMPIRAN ...


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Wilayah Hukum Kabupaten Malang ... 37

Tabel 2 : Potensi tanah Kabupaten Malang... 39

Tabel 3 : Jumlah tanah terdaftar Kabupaten Malang ... 39

Tabel 4 : Penggunaan tanah Kabupaten Malang ... 40

Tabel 5 : Data dari BPN tahun 2012 s/d 2014 yang diolah ... 64


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta Wilayah Hukum Kabupaten Malang ... 36 Gambar 2 : Denah Proyek Jalan TOL Pandaan – Malang ... 41


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Nomor : E.6/011/FAI-UMM/I/2016. 2. Berita Acara Seminar Proposal.

3. Tanda Terima dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang. 4. Surat Balasan dari BPN Nomor : 2845/024-35.07.100/XII/2015. 5. Data dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.

6. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Bedali.

7. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Sidodadi.

8. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Baturetno.

9. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Tirtomoyo.

10. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Asrikaton.

11. Hasil Wawancara.

12. Berita Acara dan Kartu Kendali Bimbingan Skripsi.

13. Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi dan Wawancara dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Kitab :

A. Faizal Haq & H.A. Saiful Anam. 1993. Hukum Wakaf dan Perwakafan di Indonesia. Garoeda Buana Indah. Pasuruan.

Abdul Manan. 2006. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia. Prenata Media Group. Jakarta.

Abdullah Bassam. 2000. Taudhuh al-Ahkam Syarah ‘Umdatul Ahkam. Daar al Mughni li an Nasyri wa at Tawzi’. Riyadh.

Abdurrahman. 1991. Masalah Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Pembebasan Tanah di Indonesia, Edisi Revisi. Citra Aditiya Bakti. Bandung.

Abdurrahman. 1994. Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara Kita. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Adijani Al-Alabij. 2002. Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Adrian Sutedi. 2008. Implementasi Prinsip Kepentingan Umum Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan. Sinar Grafika. Jakarta.

Ahmad Azhar Basyir. 1977. Hukum Islam tentang Wakaf, Ijarah dan Syirkah. Al Maarif. Bandung.

Al-Bukhari. “Shahih Al-Bukhari”. Darul Fiqr, Beirut.

Asaf A.A. Fyzee. 1996. Pokok-pokok Hukum Islam II. Tinta Mas. Jakarta.

Emzir. 2010. “Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data”. Rajawali Press. Jakarta.

Harun Nasution & TIM Syarif Hidayatullah. 1992. Ensiklopedia Islam. Djambatan. Jakarta.

Hasan Bisri. 2004. “Pilar-Pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial”. PT. Raja Grafika Persada. Jakarta.

John Salindheo. 1988. Masalaha Tanah Dalam Pembangunan. Sinar Grafika. Jakarta.


(16)

Kementerian Agama Republik Indonesia. 2010. Pedoman Pemberdayaan Tanah Wakaf produktif Strategis di Indonesia. Jakarta.

Maria S.W. Sumardjono. 2008. Tanah dalam Perpektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya. Kompas, Jakarta.

Muh. Syarif Sukandar. 2000. “Terjemahan Kitab Bulughul Maram”.Al-Ma’arif. Bandung.

Muhamad Daud Ali. 1998. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. UI Press. Jakarta.

Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin. 2009. Panduan Wakaf Hibah dan Wasiat Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah. Pustaka Imam Asy-syaafi’i. Jakarta.

Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin. 2009. Panduan Wakaf Hibah dan Wasiat Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah. Pustaka Imam Asy-syaafi’i. Jakarta.

Naziroeddin Rachmat. 1994. Harta Wakaf, Pengertian dan Perkembangan dan Sejarahnya di dalam Masyarakat Islam Dulu dan Sekarang. Bulan Bintang. Jakarta.

Nur Chozin. 1995. Penguasaan dan Pengalihan Manfaat Wakaf Syuyu’.

(tergabung). Mimbar Hukum, No. 18 Tahun VI. Majalah Al-Hikmah. Jakarta. Oloan Sitorus dan Dayat Limbong. 2004. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Mitra Kebijakan Tanah. Yogyakarta.

Rachmat Djatmika. 1983. Pandangan Islam tentang Infaq, Shadaqah, Zakat dan Wakaf sebagai Komponendalam. Pembangunan. Al Maarif. Bandung.

Sugiyono. 2010. “Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Sulaiman Rasyid. 1954. Fiqih Islam. Widjaya. Jakarta. Supardi. 2012. “Hukum Agraria”. Sinar Grafika. Jakarta.

Suparman Usman. 1994. “Hukum Perwakafan di Indonesia”, Darul Ulum Press. Serang.

Taufiq Hamami. 2003. “Perwakafan Tanah Dalam Politik Hukum Agraria Nasional”. Tatanusa. Jakarta.


(17)

Dasar dan Sumber Hukum : Al-Qur’an

Undang-Undang Pokok Agraria.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

UU No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

PP No. 71 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Perpres Nomor 36 Tahun 2005 Keppres Nomor 55 Tahun 1993

Internet :

Ahmad Zain An Najah. 2012. “Hukum Menjual dan Menyewakan Aset Wakaf”. http://www.ahmadzain.com diakses pada 26 April 2016, Jam 23:30 WIB. Eko Widianto. “Terhambat Pembebasan Lahan, Tol Pandaan-Malang Tuntas 2017”. http://www.tempo.co. Edisi 27 Februari 2015, diakses pada 22 Mei 2015, jam 07.10 WIB.

Nidia Zuraya. “Tanah WakafjadiHambatanPembebasanLahanTolSoroja”. http://www.republika.co.id. Edisi 11 Oktober 2015, diakses pada 01 Februari 2016, jam 10.44 WIB.

Google. “Peta Kabupaten Malang”.https://www.google.co.id/maps/place/Malang. pada 02/10/16. Jam 3.48 WIB.

Republika. “Jalan TOL Pandaan-Malang”. http//:www.republika.co.id. pada 02/10/16. Jam 3.50 WIB.

Arsip :

Arsip Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang. 2012-2014. Arsip Badan Pertanahan Kabupaten Malang. 2016.


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebagian besar kehidupan manusia bergantung pada tanah. Tanah dinilai sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanen dan dapat dicadangkan untuk kehidupan pada masa mendatang. Dewasa ini ketersediaan tanah-tanah Negara yang bebas yang sama sekali tidak dimiliki atau diduduki orang atau pihak-pihak berkepentingan lainnya adalah sangat terbatas.1

Maka dari itu pemerintah melakukan upaya yang disebut pengadaan tanah agar kebutuhan tanah baik untuk kepentingan umum maupun swasta yang telah direncanakan dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dapat terlaksana.

Pengadaan tanah merupakan perbuatan pemerintah untuk memperoleh tanah untuk berbagai kepentingan pembangunan, khususnya bagi kepentingan umum. Pada prinsipnya pengadaan tanah dilakukan dengan cara musyawarah antara pihak yang memerlukan tanah dan pemegang hak atas tanah yang tanahnya diperlukan untuk kegiatan pembangunan.2

Dalam proses pengadaan tanah juga dikenal istilah pembebasan tanah, yaitu proses dimana tanah yang akan menjadi obyek pengadaan tanah terlebih dahulu dibebaskan, atau dicabut hak atas tanahnya dari pemilik atau yang menguasai sebelumnya.

1 Oloan Sitorus dan Dayat Limbong. 2004. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum.

Mitra Kebijakan Tanah. Yogyakarta. Halaman 1.

2 Maria S.W. Sumardjono. 2008. Tanah dalam Perpektif Hak Ekonomi Sosial dan


(19)

2

Masalah pembebasan tanah sangat rawan dalam penanganannya, karena di dalamnya menyangkut hajat hidup orang banyak, apabila dilihat dari kebutuhan pemerintah akan tanah untuk keperluan pembangunan, dapatlah dimengerti bahwa tanah negara yang tersedia sangatlah terbatas, oleh karena itu satu-satunya cara yang dapat ditempuh adalah dengan membebaskan tanah milik masyarakat, baik yang telah di kuasai dengan hak berdasarkan Hukum Adat maupun hak-hak

lainnya menurut UUPA.3

Dalam pengadaan tanah tidak menutup kemungkinan tanah yang akan digunakan bagi pembangunan untuk kepentingan umum tersebut berstatus sebagai tanah wakaf. Dalam UU No. 2 Tahun 2012 tidak diatur secara khusus berkenaan dengan wakaf hanya pada penjelasan Pasal 40 yang membahas tentang pihak yang berhak menerima ganti kerugian dalam huruf c disebutkan nadzir, untuk tanah wakaf.4 Dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c Perpres No. 71 Tahun 2012 juga disebutkan, “nadzir, untuk tanah wakaf”.5 Dalam pasal 20 peraturan yang sama disebutkan :

(1) Nadzir untuk tanah wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c merupakan pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

(2) Pe1aksanaan ganti kerugian terhadap tanah wakaf dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang wakaf.6

3 Adrian Sutedi. 2008. Implementasi Prinsip Kepentingan Umum Dalam Pengadaan

Tanah Untuk Pembangunan. Sinar Grafika. Jakarta. Halaman 45.

4 Penjelasan Pasal 40 UU No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

5 Pasal 17 ayat (2) huruf c. PP No. 71 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

6 Pasal 20 PP No. 71 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi


(20)

3

Wakaf merupakan tuntunan yang ada pada syari’at Islam. Dasar hukumnya terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits, ayat-ayat yang menjadi dasar hukum wakaf adalah :

“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”7

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. dan apa

saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”8

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”9

7 QS. Al-Hajj (22) Ayat 77 8 QS. Ali Imron (3) Ayat 92 9 QS. Al-Baqarah (2) Ayat 261


(21)

4

Dalam hadits tidak pernah disebutkan secara langsung mengenai wakaf akan tetapi dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah yang menjelaskan tentang shodaqoh jariyah hadits tersebut berbunyi :

“Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasullah SAW bersabda : ‘apabila anak Adam meninggal dunia maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara ; shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang

mendoakannya’.” (HR. Muslim)10

Wakaf adalah akad lazim (harus dilaksanakan yang tidak boleh

dibatalkan). Yakni akad yang bersifat tetap tidak boleh diubah dan tidak boleh dibatalkan. Sebab ia termasuk salah satu sedekah yang dikeluarkan karena Allah Ta’ala, sehingga ia tidak boleh diambil kembali seperti halnya sedekah.11

Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf disebutkan, “Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang untuk: (a) dijadikan jaminan; (b) disita; (c) dihibahkan; (d) dijual; (e) diwariskan; (f) dituak atau dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.”12

Dalam hal ini penulis akan terfokus pada Pasal 40 huruf (f) yang membahas tentang pengalihan hak terhadap tanah wakaf yang aturan pengecualiannya diatur dalam Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Isi dari ketentuan Pasal 41 UU No. 41 Tahun 2004 adalah :

10 Muh. Syarif Sukandar. 2000. “Terjemahan Kitab Bulughul Maram”. Bandung.

Al-Ma’arif. Hadits Nomor 886. Halaman 340.

11 Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin. 2009. Panduan Wakaf Hibah dan Wasiat

Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah. Pustaka Imam Asy-syaafi’i. Jakarta. Halaman 84.


(22)

5

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f dikecualikan apabila harta benda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak bertentangan dengan syariah.

(2) Palaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia.

(3) Harta benda wakaf yang telah diubah statusnya karena ketentuan pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat dan nilai tukar sekurang-kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula.

(4) Ketentuan mengenai perubahan status harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.13

Contoh kasus berkenaan dengan pengadaan tanah yang berasal dari tanah wakaf yang menjadi permasalahan fakta di lapangan adalah permasalahan yang menghambat proses pembangunan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja).

Menurut Plt Sekda Jabar, Iwa Karniwa, hambatan pertama adalah soal pembebasan lahan. Namun, realisasinya terus tumbuh menjadi 94,85 persen dari sebelumnya hanya 90 persen saat Ground breaking pada 10 September 2015. Permasalahan pembebasan lahan ini, kata dia, berada pada persoalan tanah wakaf. Karena itu, pihaknya melakukan pendataan. Nantinya data ini akan dikoordinasikan dengan Kanwil Kemenag Jabar. "Saya sudah minta agar data tanah wakaf ini sudah ada pada Senin mendatang," ujar Iwa kepada wartawan di Gedung Sate, akhir pekan lalu.14

13 Pasal 41 UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

14 Nidia Zuraya. “Tanah Wakaf jadi Hambatan Pembebasan Lahan Tol Soroja”.

http://www.republika.co.id. Edisi 11 Oktober 2015, diakses pada 01 Februari 2016, jam 10.44 WIB.


(23)

6

Contoh kasus di atas membuktikan bahwa dalam upaya pemerintah melakukan pengadaan tanah demi memenuhi kebutuhan akan tanah yang akan digunakan untuk pembangunan terutama untuk kepentingan umum juga akan berhadapan dengan tanah yang berstatus tanah wakaf. Hal tersebut juga kemungkinan terjadi di Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan – Malang di Kabupaten Malang.

Melihat pada permasalahan tersebut di atas penulis ingin melihat dari sudut pandang Hukum Islam dan Hukum Positif. Penulis juga ingin mengetahui kasus pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf yang ada di Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang, untuk itu penulis mengambil

judul “Implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004

Tentang Wakaf Terkait Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang Berasal dari Tanah Wakaf Ditinjau dari Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi Kasus Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang)”.


(24)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004

Tentang Wakaf terkait pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf ditinjau dari perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif ?

2. Bagaimana kasus pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan

umum yang berasal dari tanah wakaf dalam Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang ?

C. Tujuan Penulisan

Bardasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41

Tahun 2004 Tentang Wakaf terkait pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf ditinjau dari perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif.

2. Untuk mengetahui kasus pengadaan tanah bagi pembangunan untuk

kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf dalam Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang.


(25)

8

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi tambahan keilmuan dalam bidang hukum pertanahan dan perwakafan khususnya dalam permasalahan pengadaan tanah untuk kepentingan umum oleh pemerintah yang berasal dari tanah yang berstatus tanah wakaf.

Penelitian juga diharapkan menjadi bahan referensi serta bahan studi lanjutan bagi perkembangan hukum pertanahan dan hukum wakaf khususnya berkaitan dengan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis

Penelitian ini bisa memberikan tambahan keilmuan dan memperkaya wawasan di bidang hukum pertanahan dan perwakafan khususnya tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf.

Juga sebagai persyaratan akademis guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata 1 (S1) di bidang syari’ah dan ilmu hukum konsentrasi hukum islam.

2) Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat tentang pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf.


(26)

9

3) Bagi Pemerintah

Memberikan sumbangsih terhadap pelaksanaan pengadaan tanah yang dilakukan oleh pemerintah yang berasal dari tanah wakaf agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E. Metode Penulisan

1. Metode Pendekatan :

Metode penelitian menggunakan pendekatan Yuridis Sosiologis yaitu dengan melihat penerapan hukum di dalam praktek pada lembaga terkait. Aturan hukum yang digunakan penulis diantaranya UU No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Perpres No. 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, PP No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Undang-Undang Pokok Agraria.

Berangkat dari aturan perundang-undangan yang ada, penulis akan mengaitkan dengan fakta-fakta yang ada di Lapangan yaitu Wilayah Hukum Kabupaten Malang sebagai wilayah administrasi dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang dalam implementasi pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf menurut hukum Islam dan kasus pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf dalam Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang.


(27)

10

2. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian :

Penulis dalam hal ini akan mengambil lokasi penelitian di Wilayah Hukum Kabupaten Malang sebagai wilayah administrasi dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang yang beralamat di Jl. Terusan Kawi No 10 Sukun, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penulis juga melakukan observasi di Desa Sidodadi, Desa Bedali, Desa Baturetno, Desa Asrikaton dan Desa Tirtomoyo.

Alasan penulis memilih lokasi di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang adalah karena Badan Pertanahan Nasional memiliki informasi tentang data-data pertanahan maupun praktisi yang dapat dijadikan responden untuk diwawancara dan observasi di beberapa desa yang merupakan desa yang terkena dampak Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang dan data yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.

3. Sumber Data :

1) Data Primer :

Data primer adalah data yang diperoleh oleh penulis langsung dari lokasi penelitian, dimana nantinya sumber ini akan dijadikan sumber utama dalam penulisan penelitian ini. Data primer penelitian ini didapat dari lokasi penelitian yang dilakukan mulai November 2015 s/d Juni 2016 di wilayah hukum Kabupaten Malang. Data primer terkait tinjauan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf ini meliputi :


(28)

11

a. Data tertulis dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang dari tahun 2012 s/d 2014 dan data pendukung dari lokasi observasi di beberapa desa yang terdampak proyek di Kabupaten Malang. b. Hasil wawancara dari pihak-pihak terkait di Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten Malang untuk mengetahui kasus dan perspektif Hukum Positif. Serta pendapat dari beberapa ulama untuk diminta pendapat terkait permasalahan dalam perspektif Hukum Islam.

2) Data Sekunder :

Data sekunder merupakan data yang penulis dapat dari buku, kitab-kitab, penelitian-penelitian sebelumnya dan jurnal-jurnal ilmiah yang membahas tentang pengadaan tanah, tanah wakaf, data dari internet, media cetak atau elektronik maupun sumber lain yang mendukung yang dapat digunakan dalam penelitian ini, yang dapat peneliti gunakan sebagai rujukan.


(29)

12

4. Teknik Pengumpulan Data :

Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.15 Pengumpulan data yang digunakan penulis antara lain melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Observasi dilakukan di Wilayah Hukum Kabupaten Malang sebagai wilayah administrasi dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang, wawancara kepada responden dan studi dokumen dari lapangan.

1) Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan maknanya dalam suatu topik tertentu.16 Tehnik wawancara digunakan untuk mencari berbagai informasi yang terkait dengan penelitian ini. Adapun pihak-pihak yang nantinya akan menjadi informan terkait dengan penelitian ini adalah :

a. Bapak Kamdani, A.Ptnh. (Kepala sub seksi pendaftaran tanah Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang).

b. Ibu Titik Mega Hardiati, A.Ptnh. (Kepala sub seksi pengadaan tanah instansi pemerintah (PTIP) Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang).

c. Ustad Nadhif, S.Sy., M.PdI. (Direktur Pondok Pesantren

Muhammadiyah Kudus).

15 Sugiyono. 2010. “Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”.

Bandung. Halaman 3.


(30)

13

d. Bapak Drs. Suali (Kabag haji dan umroh Kemenag Kabupaten Demak).

e. Ustad Muzaidi, Lc. (Wakil direktur Pondok Pesantren Al-Muttaqin Soan Jepara).

Hasil dari wawancara ini kemudian oleh penulis tidak dengan begitu saja diterima, tapi akan dilakukan pengecekan melalui pengamatan.

2) Observasi

Metode pengumpulan data dengan cara observasi pada dasarnya adalah dengan melakukan pengamatan yang terfokus terhadap kejadian suatu hal, dengan ikut berperan serta di dalam masyarakat.17 Dalam hal ini penulis akan melakukan pengamatan dan pendataan terhadap tanah wakaf yang terdampak Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Wilayah Hukum Kabupaten Malang. Yang penulis lakukan di Desa Bedali, Desa Sidodadi, Desa Baturetno, Desa Tirtomoyo dan Desa Asrikaton.

3) Studi Dokumen

Studi dokumen yaitu melakukan tambahan pemahaman atau informasi terhadap penelitian melalui data-data yang bersumber dari data tertulis atau data gambar.18 Dalam hal ini penulis akan mencari di Lapangan data-data yang diperlukan terkait penelitian ini.

17 Emzir. 2010. “Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data”. Jakarta. Rajawali Press.

Halaman 3,


(31)

14

5. Teknik Analisa Data :

Setelah melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka selanjutnya penulis akan melakukan analisa terhadap data-data yang didapat tersebut dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael mengatakan yang dimaksud metode deskriptif adalah mendeskripsikan situasi atau kawasan secara sistematis, factual dan actual.19 Dalam hal ini penulis akan menganalisa data yang didapat melalui wawancara, observasi dan studi dokumen kemudian akan dianalisa sesuai dengan teori-teori yang ada dan mendeskripsikan apa yang penulis temui dalam data yang sudah didapat dalam hasil penelitian.

19 Hasan Bisri. 2004. “Pilar-Pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial”. Jakarta.


(32)

15

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Berisi Pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : Berisi Tinjauan Pustaka yang di dalamnya memuat penelitian terdahulu dan kajian teori. Adapun kajian teori berisi tentang pengertian dan teori-teori tentang pengadaan tanah serta pengertian dan teori-teori tentang wakaf.

BAB III : Berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan yang membahas tentang penelitian lapangan mulai dari cara memperoleh data, kendala penelitian, data-data dari lapangan maupun hasil wawancara kepada responden.

BAB IV : Berisi Penutup yang di dalamnya memuat kesimpulan yang berisi tentang jawaban dari rumusan masalah dan saran tentang harapan penulis terhadap penelitian selanjutnya.


(1)

10

2. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian :

Penulis dalam hal ini akan mengambil lokasi penelitian di Wilayah Hukum Kabupaten Malang sebagai wilayah administrasi dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang yang beralamat di Jl. Terusan Kawi No 10 Sukun, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penulis juga melakukan observasi di Desa Sidodadi, Desa Bedali, Desa Baturetno, Desa Asrikaton dan Desa Tirtomoyo.

Alasan penulis memilih lokasi di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang adalah karena Badan Pertanahan Nasional memiliki informasi tentang data-data pertanahan maupun praktisi yang dapat dijadikan responden untuk diwawancara dan observasi di beberapa desa yang merupakan desa yang terkena dampak Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang dan data yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.

3. Sumber Data : 1) Data Primer :

Data primer adalah data yang diperoleh oleh penulis langsung dari lokasi penelitian, dimana nantinya sumber ini akan dijadikan sumber utama dalam penulisan penelitian ini. Data primer penelitian ini didapat dari lokasi penelitian yang dilakukan mulai November 2015 s/d Juni 2016 di wilayah hukum Kabupaten Malang. Data primer terkait tinjauan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf ini meliputi :


(2)

11

a. Data tertulis dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang

dari tahun 2012 s/d 2014 dan data pendukung dari lokasi observasi di beberapa desa yang terdampak proyek di Kabupaten Malang.

b. Hasil wawancara dari pihak-pihak terkait di Badan Pertanahan

Nasional Kabupaten Malang untuk mengetahui kasus dan perspektif Hukum Positif. Serta pendapat dari beberapa ulama untuk diminta pendapat terkait permasalahan dalam perspektif Hukum Islam.

2) Data Sekunder :

Data sekunder merupakan data yang penulis dapat dari buku, kitab-kitab, penelitian-penelitian sebelumnya dan jurnal-jurnal ilmiah yang membahas tentang pengadaan tanah, tanah wakaf, data dari internet, media cetak atau elektronik maupun sumber lain yang mendukung yang dapat digunakan dalam penelitian ini, yang dapat peneliti gunakan sebagai rujukan.


(3)

12

4. Teknik Pengumpulan Data :

Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.15 Pengumpulan data

yang digunakan penulis antara lain melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Observasi dilakukan di Wilayah Hukum Kabupaten Malang sebagai wilayah administrasi dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang, wawancara kepada responden dan studi dokumen dari lapangan.

1) Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan

maknanya dalam suatu topik tertentu.16 Tehnik wawancara digunakan

untuk mencari berbagai informasi yang terkait dengan penelitian ini. Adapun pihak-pihak yang nantinya akan menjadi informan terkait dengan penelitian ini adalah :

a. Bapak Kamdani, A.Ptnh. (Kepala sub seksi pendaftaran tanah

Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang).

b. Ibu Titik Mega Hardiati, A.Ptnh. (Kepala sub seksi pengadaan

tanah instansi pemerintah (PTIP) Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang).

c. Ustad Nadhif, S.Sy., M.PdI. (Direktur Pondok Pesantren

Muhammadiyah Kudus).

15 Sugiyono. 2010. “Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”.

Bandung. Halaman 3.


(4)

13

d. Bapak Drs. Suali (Kabag haji dan umroh Kemenag Kabupaten

Demak).

e. Ustad Muzaidi, Lc. (Wakil direktur Pondok Pesantren Al-Muttaqin

Soan Jepara).

Hasil dari wawancara ini kemudian oleh penulis tidak dengan begitu saja diterima, tapi akan dilakukan pengecekan melalui pengamatan.

2) Observasi

Metode pengumpulan data dengan cara observasi pada dasarnya adalah dengan melakukan pengamatan yang terfokus terhadap kejadian

suatu hal, dengan ikut berperan serta di dalam masyarakat.17 Dalam hal ini

penulis akan melakukan pengamatan dan pendataan terhadap tanah wakaf yang terdampak Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Wilayah Hukum Kabupaten Malang. Yang penulis lakukan di Desa Bedali, Desa Sidodadi, Desa Baturetno, Desa Tirtomoyo dan Desa Asrikaton.

3) Studi Dokumen

Studi dokumen yaitu melakukan tambahan pemahaman atau informasi terhadap penelitian melalui data-data yang bersumber dari data

tertulis atau data gambar.18 Dalam hal ini penulis akan mencari di

Lapangan data-data yang diperlukan terkait penelitian ini.

17 Emzir. 2010. “Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data”. Jakarta. Rajawali Press.

Halaman 3,


(5)

14

5. Teknik Analisa Data :

Setelah melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka selanjutnya penulis akan melakukan analisa terhadap data-data yang didapat tersebut dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael mengatakan yang dimaksud metode deskriptif adalah mendeskripsikan situasi atau kawasan secara sistematis, factual dan

actual.19 Dalam hal ini penulis akan menganalisa data yang didapat melalui

wawancara, observasi dan studi dokumen kemudian akan dianalisa sesuai dengan teori-teori yang ada dan mendeskripsikan apa yang penulis temui dalam data yang sudah didapat dalam hasil penelitian.

19 Hasan Bisri. 2004. “Pilar-Pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial”. Jakarta.


(6)

15

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Berisi Pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : Berisi Tinjauan Pustaka yang di dalamnya memuat penelitian terdahulu dan kajian teori. Adapun kajian teori berisi tentang pengertian dan teori-teori tentang pengadaan tanah serta pengertian dan teori-teori tentang wakaf.

BAB III : Berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan yang membahas tentang penelitian lapangan mulai dari cara memperoleh data, kendala penelitian, data-data dari lapangan maupun hasil wawancara kepada responden.

BAB IV : Berisi Penutup yang di dalamnya memuat kesimpulan yang berisi tentang jawaban dari rumusan masalah dan saran tentang harapan penulis terhadap penelitian selanjutnya.


Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pihak Yang Berhak Atas Tanah Dalam Hal Ganti Rugi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

16 243 135

Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Dan Pengelolaan Perwakafan Tanah Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu

2 45 103

Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

0 22 2

Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (Studi Mengenai Ganti Rugi Pengadaan Tanah Proyek Kanal...

1 26 5

Implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Terkait Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Berasal Dari Tanah Wakaf Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi Kasus Proyek Pengadaan Tanah

1 16 32

Perbuatan Menjual Tanah Wakaf Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor Perkara : 995 K/Pdt/2002)

3 14 87

Penyelesaian Sengketa Wakaf Menurut Hukum Islam dan Undana-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf : Studi Kasus Yayasan Raudhatul Muta'allimin Kuningan Barat Jakarta

0 10 75

Permasalahan Yuridis Pasal 41 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

0 3 10

Perlindungan Hukum Terhadap Pihak Yang Berhak Atas Tanah Dalam Hal Ganti Rugi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Terhadap Pihak Yang Berhak Atas Tanah Dalam Hal Ganti Rugi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

0 0 23