Penyelesaian Sengketa Wakaf Menurut Hukum Islam dan Undana-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf : Studi Kasus Yayasan Raudhatul Muta'allimin Kuningan Barat Jakarta
PENYELESAIAN SENGKETA WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
(Studi Kasus Yayasan Raudhatul Muta'allimi!J Kuningan Barat Jakarta)
,
Oleh:
MUHAMMAD MUCHLIS
KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM
PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIDYAH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAMNEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 Hl2008 M
PENYELESAIAN SENGKETA WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
(Studi Kasus Yayasan Raudhatul Muta'allimin Kuningan B:Ilrat Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh:
MUHAMMAD MUCHLIS
NIM,103044228117
Di Bawah Bimbingan
P bimbing
Q
Drs.
• Hamid Far' i MA
NIP. 150268 187
\
KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATA)lN ISLAM
PROGRAM STOOl AHWAL AL-SYAKHSIDrYAH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IDDAYATULLAH
JAKARTA
1429 HJ2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PENYELESAIAN SENGKETA WAKAF MENURUT
HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004
TENTANG WAKAF (Studi Kasus Yayasan Raudhatul Muta'allimin Kuningan
Barat Jakarta) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal II
Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Hukum Islam pada Program Studi Ahwal AI-Syakhshiyah.
Jakarta, II Mare
'""'Y'U/
,G\
:
2
masyarakat. Selain itu kesadaran berwakaf menjadi perekat kohesi sosial bangsa
kita.
Di Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak
agama Islam masuk di Indonesia. Sebagai suatu lembaga Islam, wakaf telah
menjadi salah satu penunjang perkembangan masyarakat Islam. Jumlah tanah
wakaf di Indonesia sangat banyak. Menurut data yang ada di Departemen Agama
Republik Indonesia, sampai dengan September 2002 jumlah seluruh tanah wakaf
di Indonesia sebanyak 362.47 J lokasi dengan luas J.538. J98.586 km2 .
Berdasarkan data yang ada dalam masyarakat, pada umumnya wakaf di
Indonesia digunakan untuk masjid, musholla, sekolah, ponpes, rumah yatim piatu,
makam dan sedikit sekali tanah wakaf yang dikelola secara produktif dalam
bentuk suatu usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang
memerlukan, khususnya fakir miskin.
PengeJolaan wakaf tidak statis, melainkan selalu berkembang sejalan
dengan dinamika dan perubahan dalam masyarakat. Dalam kaitannya dengan
bidang wakaf, Pemerintah memfokuskan perhatian pada penataan administrasi
wakaf yang memberi kepastian hukum bagi pewakaf, nadzir (pengelola wakaf)
dan objek wakaf, serta mendorong pemanfaatan aset-aset wakaf yang tidak
produktif menjadi produktif.
Wakaf termasuk di dalamnya perwakafan tanah merupakan ibadah sosial
yang amat bermanfaat bagi masyarakat. KeJembagaannya begitu kuat dalam
Hukum Islam. Bahkan ia, oJeh politik Hukum Agraria NasionaJ teJah
3
ditransformasikan ke dalam sistem tata hukum di Indonesia.. Hal ini antara lain
tertuang di dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria, Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 Tentang
Perwakafan Tanah Milik, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 1977
Tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah Mengenai Perwakafan Tanah Milik dan
Peraturan Menteri Agama No. I Tahun 1978 Tentang Peraturan Pelaksana PP No.
28 Tahun 1977 serta yang terbaru yaitu Undang-undang No. 41 Tahun 2004
Tentang Wakae
Definisi wakaf ialah menyerahkan harta benda yang tidak boleh dimiliki
kepada seseorang atau lembaga untuk dikelola, dan manfaatnya didennakan
kepada orang fakir, miskin atau untuk kepentingan publik. Dalam sejarah Islam
wakafdikenal sejak masa Rasulullah saw karena wakafdisyari'atkan setelah Nabi
Muhammad saw berhijrah ke Madinah, pada tahun kedua Hijriyah. 3
Secara teks dan jelas wakaf tidak terdapat dalam al-Qur' an dan as-Sunnah,
namun makna dan kandungan wakaf terdapat dalam dua sumber Hukum Islam
tersebut. Di dalam al-Quran sering wakaf dinyatakan dengan ungkapan tentang
derma harta (infaq) demi kepentingan umum. Sedangkan dalam hadits sering kita
temui ungkapan wakaf dengan ungkapan "tahan" (habs).
2 H. Taufiq Hamami, Perwakafan Tanah dalam Palitik HlIkllm Agraria Nosianal, (Jakarta:
Tatanusa,2003), h.3
3 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf; Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam dan Bimbingan Haji, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 2005), h. 4
4
Landasan hukum yang menganjurkan wakaf ialah firman Allah SWT
dalam surat Ali Imran ayat 92:
Artinya: "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna)
sebelum kamu mencifkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa
yang kamu najkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (Q.S.
Ali Imran: 92)
Ayat lain yang menganjurkan syari'at wakaf:
Artinya: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menajkahkan hartanya di jalan Allah, adalah seperti sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bullr, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus
biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunla-Nya) dan Maha
Mengetahui." (Q.S. al-Baqarah: 261)
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad saw disebutkan bahwa
Artinya: "Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia maka putuslah
amalnya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, iimu yang berman/aat
dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya". (HR. Muslim)
4 Muhammad Nashiruddin al-Albaoi, Mukhtashar Shahih Muslim, (Beirut: al-Maktab alIslami, t.tl, Nomor Hadits 1004, h. 702
5
Adapun penafsiran shadaqah jariyah dalam hadits tersebut dikemukakan
di dalam bab wakaf, karena para ulama menafsirkan shadaqah jariyah dengan
wakaf. 5
Ada hadits Nabi Muhammad saw yang lebih tegas dianjurkannya ibadah
wakaf, yaitu perintah Nabi Muhammad saw kepada Vmar bin Khattab ra. untuk
mewakafkan tanahnya yang ada di Khaibar:
Artinya: "Dari lbnu Umar ra. berkata, bahwa sahabat Umar ra. memperoleh
sebidang tanah di Khaibar, kemudian dia menghadap kepada
Rasulullah untuk memohon petunjuk tentang cara pengelolaannya.
Umar berkata: Ya Rasulullah, soya mendapatkan sebidang tanah di
Khaibar, saya belum pernah mendapatkan haria sebaik itu, maka
apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah menjawab: Bila
kamu suka, kamu tahan (pokoknya) tanah itu, dan kamu sedekahkan
(hasilnya). Kemudian Umar mengeluarkan sedekah hasil tanah tersebut
dengan syarat tanahnya tidak boleh dijual, tidak boleh dibeli, tidak
dihibahkan dan tidak pula diwariskan. Berkata lbnu Umar: Umar
menyedekahkan hasilnya kepada orang-orang fakir, kaum kerabat,
memerdekakan hamba sahaya, jihad fi sabilillah, ibnu sabil dan tamu.
Dan tidak mengapa atau tidak dilarang bagi orang yang menguasai
tanah wakaf itu (pengul'usnya) makan dari hasilnya dengan cara baik
Imam Muhammad Ismail Kahlani, SlIbll/lis Salam, (Bandung: Dahlan, 1982), Jilid III, h. 87
Muhammad Nashiruddin al-Albani, MlIkhtashar Shahih Muslim, (Beirut: al-Maktab alIslami, t.t), Nomor Hadits 1003, h. 701
5
6
6
(sepantasnya) atau makan dengan tidak bermaksud menumpuk harta
dan memberi makan kepada temannya sekedarnya". (HR. Muslim)
Sedikit sekali memang ayat al-Qur'an dan as-SlInnah yang menyinggllng
tentang wakaf. Karena itu sedikit juga hukum-hukum wakaf yang ditetapkan
berdasarkan kedua sllmber hukllm tersebut. Oleh sebab itu sebagian hllkllmhllkum wakaf dalam Islam ditetapkan sebagai hasil ijtihad, dengan menggunakan
metode ijtihad yang bermacam-macam.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kebanyakan wakaf di
Indonesia digunakan untllk masjid, musholla, sekolah, ponp
UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
(Studi Kasus Yayasan Raudhatul Muta'allimi!J Kuningan Barat Jakarta)
,
Oleh:
MUHAMMAD MUCHLIS
KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM
PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIDYAH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAMNEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 Hl2008 M
PENYELESAIAN SENGKETA WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
(Studi Kasus Yayasan Raudhatul Muta'allimin Kuningan B:Ilrat Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh:
MUHAMMAD MUCHLIS
NIM,103044228117
Di Bawah Bimbingan
P bimbing
Q
Drs.
• Hamid Far' i MA
NIP. 150268 187
\
KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATA)lN ISLAM
PROGRAM STOOl AHWAL AL-SYAKHSIDrYAH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IDDAYATULLAH
JAKARTA
1429 HJ2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PENYELESAIAN SENGKETA WAKAF MENURUT
HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004
TENTANG WAKAF (Studi Kasus Yayasan Raudhatul Muta'allimin Kuningan
Barat Jakarta) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal II
Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Hukum Islam pada Program Studi Ahwal AI-Syakhshiyah.
Jakarta, II Mare
'""'Y'U/
,G\
:
2
masyarakat. Selain itu kesadaran berwakaf menjadi perekat kohesi sosial bangsa
kita.
Di Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak
agama Islam masuk di Indonesia. Sebagai suatu lembaga Islam, wakaf telah
menjadi salah satu penunjang perkembangan masyarakat Islam. Jumlah tanah
wakaf di Indonesia sangat banyak. Menurut data yang ada di Departemen Agama
Republik Indonesia, sampai dengan September 2002 jumlah seluruh tanah wakaf
di Indonesia sebanyak 362.47 J lokasi dengan luas J.538. J98.586 km2 .
Berdasarkan data yang ada dalam masyarakat, pada umumnya wakaf di
Indonesia digunakan untuk masjid, musholla, sekolah, ponpes, rumah yatim piatu,
makam dan sedikit sekali tanah wakaf yang dikelola secara produktif dalam
bentuk suatu usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang
memerlukan, khususnya fakir miskin.
PengeJolaan wakaf tidak statis, melainkan selalu berkembang sejalan
dengan dinamika dan perubahan dalam masyarakat. Dalam kaitannya dengan
bidang wakaf, Pemerintah memfokuskan perhatian pada penataan administrasi
wakaf yang memberi kepastian hukum bagi pewakaf, nadzir (pengelola wakaf)
dan objek wakaf, serta mendorong pemanfaatan aset-aset wakaf yang tidak
produktif menjadi produktif.
Wakaf termasuk di dalamnya perwakafan tanah merupakan ibadah sosial
yang amat bermanfaat bagi masyarakat. KeJembagaannya begitu kuat dalam
Hukum Islam. Bahkan ia, oJeh politik Hukum Agraria NasionaJ teJah
3
ditransformasikan ke dalam sistem tata hukum di Indonesia.. Hal ini antara lain
tertuang di dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria, Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 Tentang
Perwakafan Tanah Milik, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 1977
Tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah Mengenai Perwakafan Tanah Milik dan
Peraturan Menteri Agama No. I Tahun 1978 Tentang Peraturan Pelaksana PP No.
28 Tahun 1977 serta yang terbaru yaitu Undang-undang No. 41 Tahun 2004
Tentang Wakae
Definisi wakaf ialah menyerahkan harta benda yang tidak boleh dimiliki
kepada seseorang atau lembaga untuk dikelola, dan manfaatnya didennakan
kepada orang fakir, miskin atau untuk kepentingan publik. Dalam sejarah Islam
wakafdikenal sejak masa Rasulullah saw karena wakafdisyari'atkan setelah Nabi
Muhammad saw berhijrah ke Madinah, pada tahun kedua Hijriyah. 3
Secara teks dan jelas wakaf tidak terdapat dalam al-Qur' an dan as-Sunnah,
namun makna dan kandungan wakaf terdapat dalam dua sumber Hukum Islam
tersebut. Di dalam al-Quran sering wakaf dinyatakan dengan ungkapan tentang
derma harta (infaq) demi kepentingan umum. Sedangkan dalam hadits sering kita
temui ungkapan wakaf dengan ungkapan "tahan" (habs).
2 H. Taufiq Hamami, Perwakafan Tanah dalam Palitik HlIkllm Agraria Nosianal, (Jakarta:
Tatanusa,2003), h.3
3 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf; Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam dan Bimbingan Haji, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 2005), h. 4
4
Landasan hukum yang menganjurkan wakaf ialah firman Allah SWT
dalam surat Ali Imran ayat 92:
Artinya: "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna)
sebelum kamu mencifkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa
yang kamu najkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (Q.S.
Ali Imran: 92)
Ayat lain yang menganjurkan syari'at wakaf:
Artinya: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menajkahkan hartanya di jalan Allah, adalah seperti sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bullr, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus
biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunla-Nya) dan Maha
Mengetahui." (Q.S. al-Baqarah: 261)
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad saw disebutkan bahwa
Artinya: "Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia maka putuslah
amalnya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, iimu yang berman/aat
dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya". (HR. Muslim)
4 Muhammad Nashiruddin al-Albaoi, Mukhtashar Shahih Muslim, (Beirut: al-Maktab alIslami, t.tl, Nomor Hadits 1004, h. 702
5
Adapun penafsiran shadaqah jariyah dalam hadits tersebut dikemukakan
di dalam bab wakaf, karena para ulama menafsirkan shadaqah jariyah dengan
wakaf. 5
Ada hadits Nabi Muhammad saw yang lebih tegas dianjurkannya ibadah
wakaf, yaitu perintah Nabi Muhammad saw kepada Vmar bin Khattab ra. untuk
mewakafkan tanahnya yang ada di Khaibar:
Artinya: "Dari lbnu Umar ra. berkata, bahwa sahabat Umar ra. memperoleh
sebidang tanah di Khaibar, kemudian dia menghadap kepada
Rasulullah untuk memohon petunjuk tentang cara pengelolaannya.
Umar berkata: Ya Rasulullah, soya mendapatkan sebidang tanah di
Khaibar, saya belum pernah mendapatkan haria sebaik itu, maka
apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah menjawab: Bila
kamu suka, kamu tahan (pokoknya) tanah itu, dan kamu sedekahkan
(hasilnya). Kemudian Umar mengeluarkan sedekah hasil tanah tersebut
dengan syarat tanahnya tidak boleh dijual, tidak boleh dibeli, tidak
dihibahkan dan tidak pula diwariskan. Berkata lbnu Umar: Umar
menyedekahkan hasilnya kepada orang-orang fakir, kaum kerabat,
memerdekakan hamba sahaya, jihad fi sabilillah, ibnu sabil dan tamu.
Dan tidak mengapa atau tidak dilarang bagi orang yang menguasai
tanah wakaf itu (pengul'usnya) makan dari hasilnya dengan cara baik
Imam Muhammad Ismail Kahlani, SlIbll/lis Salam, (Bandung: Dahlan, 1982), Jilid III, h. 87
Muhammad Nashiruddin al-Albani, MlIkhtashar Shahih Muslim, (Beirut: al-Maktab alIslami, t.t), Nomor Hadits 1003, h. 701
5
6
6
(sepantasnya) atau makan dengan tidak bermaksud menumpuk harta
dan memberi makan kepada temannya sekedarnya". (HR. Muslim)
Sedikit sekali memang ayat al-Qur'an dan as-SlInnah yang menyinggllng
tentang wakaf. Karena itu sedikit juga hukum-hukum wakaf yang ditetapkan
berdasarkan kedua sllmber hukllm tersebut. Oleh sebab itu sebagian hllkllmhllkum wakaf dalam Islam ditetapkan sebagai hasil ijtihad, dengan menggunakan
metode ijtihad yang bermacam-macam.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kebanyakan wakaf di
Indonesia digunakan untllk masjid, musholla, sekolah, ponp