Proses Transesterifikasi Metode Alkohol Supercritical Metode Pirolisis

Ali and Cadence, 2012 Menurut SNI, biodiesel memiliki densitas sebesar 0,85 – 0,89 gcm 3 , viskositas sebesar 2,3 – 6,0 cSt, kadar air sebesar 0,05 dan bilangan setana minimal 51 Damayanti, 2011 . 2.2 Proses-Proses Pembuatan Biodiesel 2.2.1 Proses Esterifikasi Minyak jelantah minyak goreng bekas mempunyai kandungan asam lemak bebas yang tinggi hingga 5-30 bb atau 3-40 bb. Kadar asam lemak bebas ini akan menimbulkan reaksi penyabunan apabila bereaksi dengan kalium atau natrium hidroksida, sehingga menghambat pembentukan biodiesel. Salah satu metode untuk mengatasinya yaitu melakukan esterifikasi pra-transesterifikasi terhadap minyak jelantah untuk mengurangi kadar asam lemak bebas sebelum dilakukan transesterifikasi. Tujuan esterifikasi mengubah asam lemak bebas menjadi alkil ester biodiesel. Kartika dan Senny 2012.

2.2.2 Proses Transesterifikasi

Minyak nabati memiliki viskositas yang terlalu tinggi untuk digunakan dalam kebanyakan mesin diesel sebagai pengganti bahan bakar minyak. Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk mengurangi viskositas minyak di industri biodiesel disebut transesterifikasi untuk produksi biodiesel. Studi ini menunjukkan bahwa reaksi transesterifikasi terdiri dari sejumlah reaksi reversibel. Pertama trigliserida direduksi menjadi digliserida, selanjutnya digliserida direduksi menjadi monogliserida. Katalis konvensional yang digunakan untuk transesterifikasi adalah asam dan alkali, baik cair maupun heterogen tergantung pada jenis minyak yang digunakan untuk produksi biodiesel. Penggunaan katalis asam diketahui berguna untuk tahap awal menangani bahan baku yang mengandung kadar asam lemak yang tinggi tetapi laju reaksi untuk mengkonversi trigliserida menjadi metil ester sangat lambat Mansourpoor and Ahmad, 2012.

2.2.3 Metode Alkohol Supercritical

Umumnya, produksi biodiesel disertai dengan katalis yang bersifat basa, tetapi sangat sulit untuk menggunakan proses ini untuk bahan baku minyak bekas dan lemak. Katalis enzimatik membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah minyak dan lemak menjadi biodiesel. Biodiesel dapat diperoleh dari minyak dengan metode transesterifikasi non-katalitik dengan alkohol superkritis. Proses yang dikembangkan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Perlakuan superkritis secara signifikan dapat mengurangi waktu reaksi dan sifat produk juga memenuhi standar internasional. Minyak atau lemak dengan kadar asam lemak bebas yang tinggi dapat dikonversi menjadi biodiesel oleh alkohol superkritis Wei, et al., 2012.

2.2.4 Metode Pirolisis

Pirolisis adalah konversi bahan organik dengan pemanasan dengan bantuan katalis. Minyak nabati, lemak hewani, minyak alga dapat di pirolisis. Meskipun metode ini tidak murah, tetapi bahan bakar dapat diproduksi tanpa mengekstraki lipid atau hidrokarcon. Produk yang lebih seragam dapat diperoleh dan menghasilkan yield yang lebih tinggi daripada proses transesterifikasi. Dari segi kimia produk yang dihasilkan sama dengan bensin dan solar. Proses pirolisis sangat efektif dan tidak menghasilkan polusi dan juga hasil dari pirolisis memiliki viskositas yang rendah dan bilangan setana yang tinggi Ozcimen, et al., 2013.

2.2.5 Metode Pengenceran