EKSISTENSI KOMISI PELAYANAN PUBLIK DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada Komisi Pelayanan Publik Provinsi Jawa Timur)

EKSISTENSI KOMISI PELAYANAN PUBLIK DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada Komisi Pelayanan Publik
Provinsi Jawa Timur)
Oleh: DEDI MUHLAS NAUVAL MIZWAR ARITONANG ( 03230109 )
Goverment Science
Dibuat: 2008-04-23 , dengan 2 file(s).

Keywords: Eksistensi, Transparansi, Akuntabilitas, Pelayanan Publik
Melambangkan konsep Good Governance dalam pelaksanaan administrasi negara di seluruh
dunia pada umumnaya dan Indonesia pada khususnya mendorong setiap instansi pemerintah
untuk mulai mengadakan perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perlunya akuntabilitas,
transparansi, dan keperpihakan pada masyarakat dengan salah satu bentuk nyata adalah
pemenuhan layanan publik secara maksimal. Setiap daerah terus berusaha untuk dapat
mewujudkan itu secepatnya begitu juga dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Langkahlangkah nyata telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam usahanya
mewujudkan Good Governance melalui pelayanan publik.
Transformasi pelayanan publik yang lebih demokratis, transparan, dan partisipatif menjadi
amanat dalam Peraturan Daerah No. 11 tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Jawa Timur,
maka dalam hal ini Komisi Pelayanan Publik (KPP) akan menjadi mata dan telinga terhadap
berbagai keluhan, protes, pengaduan dan ketidakpuasan masyarakat. Seiring dengan hal itu
tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari waktukewaktu. Tantangan dalam memberikan pelayanan publik bukan hanya menciptakan sebuah
pelayanan yang efisien, namun juga bagaimana pelayanan di berikan tanpa membeda-bedakan

status dari masyarakat yang dilayani.
Keberadaan Komisi Pelayanan Publik merupakan penerjemahan dari Peraturan Daerah (PERDA)
No 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik, dimana dalam Peraturan Daerah itu mengajak pada
masyarakat untuk ikut berperan, mengawasi dan melaporkan jika ditemukan adanya pelayanan
publik yang kurang maksimal, mengecewakan dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Ada
beberapa syarat dasar dalam pelayanan publik yang harus dimiliki birokrasi pelayanan publik
yakni kejelasan waktu pelayanan, penyelesaian pengurusan dan biaya. Jika beberapa syarat itu
tidak dimiliki oleh instansi yang berwenang dalam melakukan pelayanan, maka Komisi
Pelayanan Publik akan melakukan tindakan dan bila perlu akan diberikan sanksi. Hal ini
dikarenakan kepentingan masyarakat menjadi konsumen pertama yang harus diutamakan.
Komisi Pelayanan Publik berfungsi sebagai pengawal agar pelaksanaan Peraturan Daerah ini
bisa efektif, artinya siapa saja masyarakat yang tidak terlayani dengan baik silakan mengadukan
pada Komisi Pelayanan Publik.
Dengan memperhatikan penjelasan tersebut maka peneliti berminat atau tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: Eksistensi Komisi Pelayanan Publik dalam Penyelesaian
Sengketa Pelayanan Publik. Dari uraian permasalahan pelayanan publik di Indonesia dan
khususnya di Jawa Timur seperti yang telah penulis uraikan diatas maka permasalahan yang
akan menjadi pokok masalah adalah sebagai berikut:
Bagaimana Eksistensi Komisi Pelayanan Publik Jawa Timur Dalam Penyelesaian Sengketa
Pelayanan Publik? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana Eksistensi Komisi

Pelayanan Publik Dalam Penyelesaian Sengketa Pelayanan Publik di Jawa Timur.
Metode Penelitian yang digunakan penulis adalah diskritif yang bertujuan atau bermaksud untuk

melukiskan atau memberikan gambaran mengenai suatu fenomena yang menjadi pokok
permasalahan yang timbul di lapangan. Sehingga penelitian ini berusaha untuk mendiskripsikan
tentang Eksistensi Komisi Pelayanan Publik Dalam Penyelesaian Sengketa Pelayanan Publik.
Teknik Pengumpulan data dengan observasi, interview dan dokumentasi dengan mengunakan
analisa data kualitatif.
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa Eksistensi Komisi Pelayanan publik Dalam
Penyelesaian Sengketa Pelayanan publik telah sesuai dengan Tugas Komisi Pelayanan Publik,
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 22 (1 dan 2) perda Jawa Timur no 11 tahun 2005 yang
menyebutkan bahwa tugas Komisi Pelayanan Publik Menerima pengaduan, memeriksa dan
menyelesaikan setiap sengketa Pelayanan Publik yang memenuhi syarat. Membuat pengaturan
mengenai mekanisme, teknis dan prosedur penyelesaian sengketa pelayanan publik, melakukan
verifikasi dan mediasi antara para pihak yang bersengketa dalam pelayanan publik, menindak
lanjuti keluhan dan ketidakpuasan pelayanan publik, baik yang disampaikan secara langsung
maupun tidak langsung oleh masyarakat kepada Komisi Pelayanan Publik.
Sehingga langkah awal dari Eksistensi Komisi Pelayanan publik adalah melakukan kegiatan
pembenahan pelayanan publik di Jawa Timur dengan memperbaiki Standar Pelayanan Publik
(SPP) karena dengan adanya Standar Pelayanan Publik (SPP) maka proses pelayanan publik

akan dapat terukur. Kegiatan Komisi Pelayanan Publik sesuai dengan fungsinya yaitu
menyelesaikan sengketa pelayanan publik karena pada dasarnya harus diawali dengan
tersedianya Standar Pelayanan Publik di setiap instansi penyelenggara pelayanan publik.

The Presence of Good Governance concept in country administration application in the whole
world, especially Indonesia, force all government’s institutions to create a change. The changes
were accountability, transparency, and supports for people as a maximum public service
commitment. All regions tried hard to fulfill the steps. There also the government of East Java
Province. Real action has been done by East Java Province Government in order to form Good
Governance program through public service.
More democratic, transparent, and participative Public Service transformation became the major
focus on Regional Rule No.11 / 2005 about Public service in East Java. Public Service
Commission (Komisi Pelayanan Publik - KPP) would be people’s eyes and ears in every protest,
report, and people disatisfaction. People’s protest to get better quality service has increased time
to time. The challenge in giving public service not just creating an efficient service, but also how
the service was given without differ the people’s status.
The existence of Public Service Commission was the real action of Regional Rule no.11 / 2005
about Public Service, which asked people to participate, watch, and report the lack quality of
public service. There are some basic condition in public service which have to be owed by public
service bureau. They are time service, processing and cost. If those conditions didn’t fulfill, the

commission would take actions and give sanctions. People needs became the major consumer.
Public Service Commission functioned as guard to create more effective regional rule, which
means that every un-serviced people could make protest to Public Service Commission. The
writer has interest to make a research titled : Existence of Public Service Commission in Public
Service Clash Arrangement (Case Study at Public Service Commission East Java). The statement
of problem were : How the existence of Public Service Commission in processing the problem of
Public Service Clash ? The research aimed to find how far the existence of Public Service

Commission in processing the public service clash in east Java.
Research method used was descriptive which aimed to describe or 1)description about a
phenomena exist in field. This research tried to describe about the existence of Public Service
Commission in Public Service Clash arrangement. Data collection was by observation, interview,
and documentation using qualitative data analysis.
This research showed that the existence of Public Service Commission in Public Service clash
arrangement has fulfilled the duty of Public Service Commission, as stated in section 22 (1 and
2) East Java Regional Rule No.11 / 2005 which stated that Public Service Commission’s duties
were accepting protest, checking and finishing every public service clash which fit the condition.
Making rule about mechanism, technique, and procedure of public service clash arrangement,
verification and mediation between all clashing parties in public service, processing the protest,
and public service dissatisfaction, whether stated directly or indirectly by the people to the public

service commission.
The first step was by restructuring the public service in east Java by fixing Public Service
Standard (Standar Pelayanan Publik - SPP) so that the public service process would be measured.
The activity of Public Service Commission has to be fit the function, that was finishing the
public service clash since basically the public service should be started by public service
standard in each institutions held the public service.