Sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi

Jenjang Sarjana

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Oleh: AndriSetiana

1.05.07.264

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(6)

Assalamualaikum Wr, Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini.

Adapun tujuan dari penulisan laporan skripsi ini adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang telah kami peroleh dan menerapkannya pada dunia kerja nyata sekaligus membina kami dalam profesionalisme dunia kerja. Sejalan dengan itu perkembangan sistem informasi yang semakin pesat, mendorong perusahaan – perusahaan atau instansi tertentu baik skala kecil atau skala besar untuk memanfaatkan teknologi tersebut. Sekertariat Komisi Informasi Jawa Barat sebagai suatu instansi yang bergerak di bidang penyelesaian sengketa publik ingin menerapkan sistem informasi untuk mempermudah kinerja pegawai Sekertariat Komisi Informasi Jawa Barat.

Dengan permasalahan diatas, maka penulis mengambil judul “ Sistem Informasi

Pengelolaan Sengketa Informasi Publik Pada Sekertariat Komisi Informasi Jawa Barat ”

Sehubungan dengan selesainya laporan ini, penulis berkeyakinan bahwa laporan ini tidak

akan terselesaikan tanpa do’a serta bimbingan, petunjuk dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan YME, yang telah memberikan karunia dan rahmatnya pada kami melalui ibu bapak kami yang selalu memberi dukungan baik secara moril maupun materil. 2. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan bagi penulis baik secara


(7)

4. Bapak Prof . Dr. H. Dennye Kusnaidie, Ir, M Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik & Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Syahrul Mauliddin, S,Kom M, Kom, selaku Ketua Jurusan manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia.

6. Ibu Wartika, S.Kom., MT. selaku dosen pembimbing penulis dalam penyusunan laporan skripsi ini.

7. Ibu Citra Noviyasari, S.Si., MT. selaku dosen wali penulis dalam penyusunan laporan skripsi ini.

8. Bapak Adi Setiadi Ramdhani selaku pembimbing di Komisi Informasi Jawa Barat. 9. Adik – adikku tercinta yang selalu memberi dorongan dan semangat dalam

penyelesaian laporan skripsi ini.

10.Semua teman – teman yang selalu memberikan semangat dan dorongan baik langsung atau tidak langsung kepada penulis untuk menyelesaikan laporan skripsi ini, yang mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu.

Bandung, 2013


(8)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah...3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...4

1.4Kegunaan Penelitian...5

1.4.1 Kegunaan Praktis...5

1.4.2 Kegunaan Akademis...5

1.5 Batasan Masalah...6

1.6 Lokasi dan Waktu...6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem...8

2.1.1 Elemen Sistem...8


(9)

vii

2.1.3 Klasifikasi Sistem...12

2.2 Konsep Dasar Informasi...15

2.2.1 Data...15

2.2.2 Pengolahan Data...15

2.3 Pengertian Informasi...16

2.3.1 Siklus Informasi...17

2.3.2 Kualitas Informasi...18

2.3.3 Nilai Informasi...20

2.4 Pengertian Sistem Informasi...20

2.4.1 Manfaat Sistem Informasi...20

2.4.2 Pemakaian Sistem Informasi...20

2.4.3 Komponen Sistem Informasi...21

2.4.4 Kegiatan Sistem Informasi...21

2.5 Arsitektur Aplikasi...22

2.5.1 Pengertian Jaringan Komputer...22

2.5.2 Jenis-Jenis Jaringan...22

2.5.3 Topologi Jaringan...24

2.5.4 Manfaat Jaringan Komputer...26

2.6 Pengertian Client Server...27

2.6.1 Pengertian Client...27

2.6.2 Pengertian Server...28

2.7. Perangkat Lunak Pendukung...28


(10)

viii

2.7.2 PHP...29

2.7.3 MySQL...30

2.8. Sengketa 2.8.1. Pengertian Sengketa……….30

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian...33

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan...33

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan...34

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan...35

3.1.4. Deskripsi Tugas...36

3.2. Metode Penelitian...37

3.2.1. Desain Penelitian...37

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data...38

3.2.2.1. Sumber Data Primer...38

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder...40

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem...40

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem...41

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem...42

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan...45

3.2.4. Pengujian Software...47

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan...49


(11)

ix

4.1.2. Pemodelan Sistem yang Berjalan...56

4.1.2.1. Aktor...56

4.1.2.2. Diagram Use Case...57

4.1.2.3. Skenario Use Case...58

4.1.2.4. Diagram Aktivitas...63

4.1.3 Evaluasi Sistem Berjalan...69

4.2. Peracangan Sistem yang Diusulkan...70

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem...71

4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan... 72

4.2.3. Pemodelan Sistem yang Diusulkan...73

4.2.3.1. Aktor...74

4.2.3.2. Diagram Use Case...74

4.2.3.3. Skenario Use Case...75

4.2.3.4. Diagram Aktivitas...82

4.2.3.5. Perancangan Data...87

4.2.3.5.1. Diagram Kelas...87

4.2.3.5.2. Struktur File...89

4.2.3.5.2. Kodifikasi...97

4.2.3.6. Diagram Deployment...100

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implement Sistem...101


(12)

x

5.1.2. Implementasi Perangkat Lunak...102

5.1.3. Implementasi Perangkat Keras...103

5.1.4. Implementasi Basis Data...103

5.1.5. Implementasi Antar Muka...112

5.1.5.1. Antar Muka Login...113

5.1.5.2. Halaman Utama Admin Setelah Login...114

5.1.5.3. Halaman Data Master Jabatan………...114

5.1.5.4. Halaman Input Data Jabatan………...115

5.1.5.5. Halaman Data Master Pegawai………115

5.1.5.6. Halaman Tambah Data Pegawai………...116

5.1.5.7. Halaman Data Master Badan Publik………..116

5.1.5.8. Halaman Tambah Data Master Badan Publik………117

5.1.5.9. Halaman Data Master Lembaga……….117

5.1.5.10. Halaman Tambah Master Lembaga……….118

5.1.5.11. Halaman Data File Download………..118

5.1.5.12. Halaman Tambah File Download………119

5.1.5.13. Halaman Data Pendaftaran………..119

5.1.5.14. Halaman Tambah Pendaftar.………...120

5.1.5.15. Halaman Data Pendaftar………..121

5.1.5.16. Halaman Detail Data Pendaftar………...122

5.1.5.17. Surat Kronoli kasus……….122

5.1.5.18. Surat Pengajuan Permohonan Sengketa………..123


(13)

xi

5.1.5.20. Halaman Informasi Status MPP………...124

5.1.5.21. Surat Penolakan……….125

5.1.5.22. Halaman Data MPP yang Sukses………..125

5.1.5.23. Halaman Data Kaukus………..126

5.1.5.25. Halaman Penjadwalan Kaukus………...127

5.1.5.26. Halaman Pencetakan Undangan Kaukus………..127

5.1.5.27. Udangan Kaukus Kepada Pemohon……….128

5.1.5.28. Undangan Kaukus kepada Termohon………..128

5.1.5.29. Halaman Kaukus Status Sukses………...129

5.1.5.30. Halaman Data Mediasi……….………129

5.1.5.31. Halaman Penjadwalan Mediasi……….……130

5.1.5.32. Halaman Penyelesaian Mediasi……….………131

5.1.5.33. Surat Undangan Mediator……….132

5.1.5.34. Surat Undangan Mediasi Pemohon dan Termohon…..132

5.1.5.35. Halaman Data Mediasi Status Sukses………..133

5.1.5.36. Halaman Data Adjudikasi……….…133

5.1.5.37. Halaman Penjadwalan Adjudikasi………...134

5.1.5.38. Halaman Proses Adjudikasi……….…134

5.1.5.39. Undangan Adjudikasi………...135

5.1.5.40. Undangan Penetapan Adjudikator………...136

5.1.5.41. Halaman Menulis Hasil Putusan………..136

5.1.5.42. Halaman Adjudikasi Status Sukses……….137


(14)

xii

5.1.5.44. Cetak Surat Putusan……….138

5.1.5.45. Halaman Profil Anggota………..138

5.1.5.46. Halaman User Bidang Sengketa………..139

5.1.5.47. Halaman User Sekertariat………139

5.1.6. penggunaan program...………...140

5.2. Pemgujian Sistem………..140

5.2.1. Rencana Pengujian………....141

5.2.2. Kasus dan Hasil Pengujian………141

5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian……….141

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………....143

6.2 Saran………..144

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Biodata………. Surat keterangan Penyerahan Hak Eksklusif…………...……….. Surat Pengajuan Penelitian……….. Surat Balasan dari Objek Penelitian………... Dokuemen Terkait………


(15)

Ilmu. Yogyakarta.

Bambang Harianto. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Informatika. Bandung.

Iwan Sofana.2008.Membangun Jaringan Komputer.Informatika. Bandung

Jack Febrian.2007.Kamus Komputer & Teknologi Informasi.Informatika. Bandung.

Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Design Sistem Informasi Pendekatan Terstruktr dan Aplikasi Bisnis. Andi. Yogyakarta.

Roger S. Pressman, Ph.D, 2002, Rekayasa Perangkat Lunak, praktisi Buku I, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML.

Graha Ilmu. Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2008 dan No.43 Tahun 2009 Serta peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.61 Tahun 2010. Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Barat.

UU N0.14 Tahun 2008 Tentang “KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK”, Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Badan Informasi Publik, Pusat Informasi Politik Hukum Dan Keamanan, 2010. Wahidin. 2007. Jaringan Komputer Untuk Orang Awam. Maxikom. Palembang.


(16)

1

1.1. Latar Belakang Penelitian

Teknologi Informasi adalah hal yang tengah berkembang pesat dinegara kita. Disadari atau tidak, teknologi informasi telah mengubah cara kerja di segala bidang menjadi lebih efisien, praktis dan dinamis. Perkembangan ini juga memiliki pengaruh yang cukup besar bagi suatu perusahaan atau organisasi. Karena dengan meningkatkan teknologi informasi yang ada pada suatu perusahaan atau organisasi, maka hasil yang ingin dicapai oleh perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting, selama informasi tersebut merupakan informasi yang jelas, akurat, dan selalu siap saat diperlukan. Terutama pada sebuah instansi, lembaga, organisasi, perusahaan; kemudahan serta kecepatan dalam menghasilkan informasi yang berkualitas adalah hal yang sangat penting.

Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat yang merupakan lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik dan peraturan pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi. Kegiatan pengolahan data yang selama ini dilakukan oleh lembaga tersebut masih menggunakan sistem pengarsipan. Hal ini menyebabkan berbagai masalah yang


(17)

timbul yaitu kebutuhan media penyimpanan data yang cukup besar; menyebabkan kemungkinan hilangnya arsip; dan menyulitkan dalam proses pencarian.

Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat berfungsi untuk melakukan pengelolaan sengketa informasi publik. Atas dasar ini, maka layanan yang diberikan oleh lembaga tersebut adalah menyelesaikan sengketa informasi publik yang terjadi di daerah Provinsi Jawa Barat. Pada kenyataannya, saat ini banyak kasus yang terjadi mengenai sengketa informasi publik. Akan tetapi di satu sisi, proses pengelolaan sengketa informasi publik yang dilakukan pada lembaga ini hanya mengunakan bantuan komputer; tanpa adanya penggunaan sistem aplikasi terkomputerisasi yang secara khusus digunakan untuk proses tersebut. Hal tersebut menyebabkan proses pengelolaan kurang lancar dan memakan banyak waktu atau dapat dikatakan kurang efektif. Seiring dengan kebutuhan akan kemudahan dan kecepatan dalam mengakses suatu informasi, maka dibutuhkan pembangunan sistem informasi pada lembaga tersebut.

Masalah lain yang timbul pada sistem pengelolaan sengketa informasi publik di Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat adalah mengenai estimasi waktu untuk setiap pengelolaan kasus sengketa informasi. Permasalahannya adalah tidak adanya sistem pemberitahuan yang bekerja secara otomatis untuk setiap tahapan proses pengelolaan sengketa. Pembuatan estimasi waktu berfungsi supaya setiap pengelolaan kasus sengketa dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan. Akan tetapi pada kenyataannya, sering terjadi proses pengelolaan sengketa yang tidak sesuai dengan estimasi waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut disebabkan karena


(18)

tidak adanya sistem pengingat yang beroperasi secara otomatis untuk setiap tahapan proses pengelolaan sengketa.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan bahwa Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat membutuhkan sebuah solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan pengelolaan sengketa informasi publik. Atas dasar itu, solusi yang ditawarkan adalah pembangunan sebuah sistem informasi yang terkomputerisasi; serta berbasis web pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat yang dapat mengoptimalkan sistem pengelolaan sengketa informasi publik. Solusi tersebut akan penulis realisasikan dalam bentuk penelitian dengan judul “Sistem Informasi Pengelolaan Sengketa Informasi Publik Pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang muncul pada sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang sedang berjalan di Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:

1. Sistem penyimpanan data dan informasi masih berupa pengarsipan, sehingga membutuhkan media penyimpanan yang cukup besar; menyebabkan kemungkinan hilangnya arsip; dan menyulitkan dalam proses pencarian. 2. Pembuatan dokumen-dokumen pada proses pengelolaan sengketa informasi

publik tidak efektif karena belum adanya sistem aplikasi terkomputerisasi yang secara khusus digunakan untuk proses tersebut.


(19)

3. Proses estimasi waktu pada setiap pengelolaan kasus sengketa informasi masih dilakukan secara manual sehingga tidak adanya sistem pemberitahuan yang bekerja secara otomatis untuk setiap tahapan proses pengelolaan sengketa.

Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang sedang berjalan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. 2. Bagaimana perancangan sistem informasi pengelolaan sengketa informasi

publik yang diusulkan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

3. Bagaimana implementasi sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang diusulkan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

4. Bagaimana pengujian sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang diusulkan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang lebih efektif dalam mengelola data dan informasi pada sistem tersebut.

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan di Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat, yaitu diantaranya:


(20)

1. Untuk mengetahui sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang sedang berjalan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. 2. Untuk membangun perancangan sistem informasi pengelolaan sengketa

informasi publik yang diusulkan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

3. Untuk melakukan pengujian sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang diusulkan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

4. Untuk mengimplementasikan sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang diusulkan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

1.4. Kegunaan Penelitian

Sebuah penelitian harus dapat berguna bagi banyak kalangan dalam penggunaannya. Adapun kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1.4.1.Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat adalah dengan dibangunnya sistem informasi yang diusulkan, diharapkan terdapat perbaikan dan peningkatan kualitas khususnya dalam proses pengelolaan sengketa informasi publik.

1.4.2.Kegunaan Akademis

Kegunaan akademis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat menambah wawasan khususnya ilmu pengetahauan mengenai sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik.


(21)

1.5. Batasan Masalah

Untuk dapat menghasilkan penelitian yang lebih terarah sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan, serta memudahkan dalam pengumpulan dan pengolahan data, juga kegiatan analisis dan perancangan, maka ruang lingkup penelitian dibatasi dan diasumsikan sebagai berikut:

1. Penulis hanya membahas permasalahan yang ada pada pengelolaan sengketa informasi publik di Sekrertariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

2. Sistem hanya memproses dokumen-dokumen yang terkait dalam pengelolaan sengketa informasi publik di Sekrertariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian pada Sekrertariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat, Jl. Ehrlich No. 3, Bandung 40171.

Aktivitas yang dilakukan untuk setiap tahapan dalam penilitian disesuaikan dengan metode pengembangan sistem yang digunakan, yakni metode pengembangan RUP (Rational Unified Process). Adapun rencana waktu penelitian ini akan dilakukan selama 5 bulan dimulai pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2012, dengan tahapan penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1.


(22)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitan

No Aktivitas

Waktu (Tahun 2012)

Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Insepsi

1.1 Observasi 1.2 Wawancara

2 Elaborasi 2.1 Analisis 2.2 Perancangan

3 Konstruksi 3.1 Coding

4 Transisi 4.1 Pengujian


(23)

8 2.1. Pengertian Sistem

Menurut Jack Febrian (2007:398) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Esensinya sistem terdiri dari pertama, Komponen-komponen dalam sistem tersebut mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur (procedure), perangkat manusia (brainware), informasi (information) itu sendiri, dan kedua, fungsi-fungsi teknologi di dalamnya yaitu : input, proses (process), output, penyimpanan (storage) dan komunikasi (communication). 2.1.1.Elemen Sistem

Terdapat beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian, umpan balik dan lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem.

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), baik itu satu atau mungkin lebih. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa tujuan, sistem akan menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.


(24)

2. Masukan ( input )

Masukan (input) sistem merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan pada tahap selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal- hal yang berwujud (fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi.

3. Proses

Proses merupakan suatu tahapan dimana dalam tahapannya melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah.

4. Keluaran ( output )

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan yang pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas ( boundary )

Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem. Batas dari suatu sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem yang sudah ada. Sebagai contoh, dengan menjual saham yang ada ke publik, maka dari itu perusahaan tersebut dapat mengurangi keterbatasan dana.


(25)

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback). Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses dengan tujuan untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang memberikan kerugian tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang memberikan keuntungan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2.Karakterisitik Sistem

Menurut Al-Bahra (2005 : 3) Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain :

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagianbagian dari sistem.Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.


(26)

2. Batasan Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar sistem dari suatu sistem adalah apaun diluar batas dari system yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energy dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengangu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainya. Melalui penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainya melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal maintenance input adalah energy yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Sinyal input adalah energy yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem.


(27)

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. 8. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak aka nada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

2.1.3.Klasifikasi Sistem

Menurut Al-Bahra (2005 : 6) Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainya. Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang. Seperti contoh sistem yang bersifat abstrak, sistem alamiah, sistem yang bersifat deterministic dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup. Adapun penjelasan lebih detail dan rinci akan dipaparkan dibawah ini.

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak


(28)

secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem computer, sistem operasi, sistem penjualan, dan lain sebagainya.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang pencipta alam). Misalnya sistem perputaran bumi, sistem pergantian siang dengan malam, sistem kehidupan umat manusia. SIstem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system. Karena menyangkut penggunaan computer yang berinteraksi dengan manusia. 3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantra bagian-bagianya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tertentu relatif stabil /konstan dalam jangka waktu yang lama. Sistem komputer adalah contoh dari system tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program yang dijalankan, Sehingga dapat dikatakan sistem yang deterministic adalah system yang tidak pernah mengenal dan menganut prinsip demokrasi ( suara terbanyak adalah suara Tuhan), karena dalam sistem komputer misalnya seberapa banyaknya data yang salah yang dimasukan (menjadi input), maka hasilnya tetap akan salah, sebaliknya satu data


(29)

saja yang benar dimasukan (menjadi input) diantara sekian juta data yang salah, maka hasilnya satu data tersebut akan menjadi benar. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depanya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Sistem sosial, sistem politik, dan sistem demokrasi merupakan sistem yang probabilistik /tak tentu, dalam sistem politik kondisi masa depannya tidak bisa diprediksi bahkan dalam beberapa jam saja sudah berubah, kawan menjadi lawan dan lawan yang selalu dihujat berubah menjadi kawan dan didukung habis-habisan.

4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa danya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis system tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka untuk pengaruh yang baik saja.


(30)

2.2. Konsep Dasar Informasi

Merupakan konsep yang mendasari timbulnya informasi, maka penjabaran untuk mengetahui apa itu informasi dan elemen yang terkandungnya adalah sebagai berikut:

2.2.1.Data

Menurut Al-Bahra(2005 : 8) Data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi (the description of things and events that we face). Sementara data bisnis (business data) didefinisikan sebagai deskripsi organisasi tentang suatu (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi (business data is an organization’s descriptions of things (resources) and events (transactions) that I face).

Definisi data yang lain adalah data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kesatuan nyata (fact and entity) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Untuk pengambilan keputusan bagi manajemen, maka faktor-faktor tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu informasi. Sesudah diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu informasi.

2.2.2.Pengolahan Data (Data Processing)

Pengolahan data adalah masa atau waktu yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk data menjadi informasi yang memiliki kegunaan. Ada beberapa operasi yang dilakukan dalam pengolahan data, antara lain :


(31)

1. Data Masukan

Kumpulan data transaksi kesebuah pengolahan data medium, merupakan data masukan. Contoh lain dari data masukan adalah pengkodean data transaksi kedalam bentuk lain (contoh, converting atribut kelamin female ke huruf F), dan penyortiran data atau informasi untuk pengambilan keputusan (potential information for future).

2. Data Transformasi

Beberapa bentuk data transformasi diantaranya adalah sebagai berikut : a. Kalkulasi operasi aritmatik terhadap data field.

b. Menyimpulkan proses akumulasi beberapa data, misalkan, menjumlah jumlah jam kerja setiap hari dalam seminggu menjadi nilai total jam kerja per minggu.

2. Informasi Keluaran

Menampilkan hasil merupakan kegiatan untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan pemakai melalui monitor atau cetakan, sedangkan reproducing (memproduksi ulang) merupakan kegiatan penyimpanan data yang digunakan untuk pemakai lain yang membutuhkan. Telecommunicating (Telekomunikasi) adalah kegiatan penyimpanan data secara elektronik melalui saluran komunikasi. 2.3. Pengertian Informasi

Menurut Al-Bahra (2005 : 8) Dalam menganalisis dan merencanakan perancangan suatu sistem harus mengerti terlebih dahulu komponen-komponen yang ada dalam sistem tersebut. Darimana data dan informasi tersebut diperoleh dan kemana hasil pengolahan data dan informasi tersebut diperlukan. Kedua


(32)

menurut Gordon. B. Davis (1985) yang dikutip oleh Al-Bahra (2005 :8), mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang. Informasi mempunyai ciri benar atau salah, baru, tambahan, dan korektif. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Inforamsi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Informasi digunakan tidak hanyaoleh satu pihak didalam organisasi. Nilai sebuah informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

2.3.1.Siklus Informasi

Menurut Al-Bahra (2005 : 11) Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi. Siklus informasi atau siklus pengolahan data adalah sebagai berikut.


(33)

(Sumber : Al-Bahra Bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta)

2.3.2.Kualitas Informasi

Menurut Al-Bahra (2005 : 11) Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh hal- hal sebagai berikut :

1. Relevan (relevancy)

Seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan benag merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktifitas yang konkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (accuracy)

Suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (Completeness), seluruh pesan telah benar/sesuai (Correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya system yang diinginkan oleh user (Security).

3. Tepat Waktu (Timeliness)

Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, Laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

4. Ekonomis (economy)

Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut


(34)

juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.

5. Efisien (efficiencys)

Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana (tidak berbelit-belit, tidak juga puitis, bahkan romantic), namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam, atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang menerimanya.

6. Dapat dipercaya (reliability)

Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya. Misalkan output suatu program komputer, bisa dikategorikan sebagai reliability, karena program komputer akan memberikan output sesuai dengan input yang diberikan, dan outputnya tidak pernah dipengaruhi oleh iming-iming jabatan, ataupun setumpuk nilai rupiah.

Gambar 2.2. Kualitas Informasi

(Sumber : Jogiyanto HM. 2005.Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi Yogyakarta. 2005)


(35)

2.3.3.Nilai Informasi

Menurut Al-Bahra (2005 : 12) Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih effektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya. Pengukurannya dapat menggunakan analisis cost effectiveness atau cost benefit.

2.4. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Al-Bahra (2005 : 13) Definisi sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/mengendalikan organisasi.

2.4.1.Manfaat Sistem Informasi

Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

2.4.2.Pemakai Sistem Informasi

Sebagian besar sistem informasi berlandaskan komputer terdapat didalam suatu organisasi dalam berbagai jenis. Anggota organisasi adalah pemakai informasi yang dihasilkan sistem tersebut termasuk manajer yang bertanggung jawab atas pengalokasian sumber daya untuk pengembangan dan pengoperasian perusahaan.


(36)

2.4.3.Komponen Sistem Informasi

Kita dapat mengilustrasikan 5 komponen dalam sistem informasi dalam uraian gambar 2.3. Kelima komponen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.

2. People dan procedures yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan mesin,

3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar menjadi suatu proses pengolahan data.

Gambar 2.3. Lima Komponen Sistem Informasi

(Sumber: Al-Bahra Bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta)

2.4.4.Kegiatan Sistem Informasi

1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses.

2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.


(37)

3. Output, Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut.

4. Penyimpanan, Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.

5. Control, Suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.5. Arsitektur Aplikasi

Arsitektur aplikasi terdiri dari pengertian jaringan komputer, Jenis-jenis jaringan komputer, topologi jaringan komputer, dan manfaat jaringan komputer. 2.5.1. Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Iwan Sofana (2008:3) menurut definisi, yang dimaksud dengan jaringan komputer (computer networks) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Dalam bahasa yang popular dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel).

2.5.2 Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Menurut Iwan Sofana (2008:4), berdasarkan skala atau area jaringan komputer dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:

1. LAN

LAN (Local Area Network) adalah jaringan local yang dibuat pada area tertutup. Misalkan dalam satu gedung atau dalam satu ruangan. Kadangkala jaringan disebut juga jaringan privat.


(38)

Gambar 2.4. Local Area Network (LAN)

(Sumber : Wahidin. 2007 . Jaringan Komputer Untuk Orang Awam. Maxikom. Palembang)

2. MAN

MAN (Metropolitan Area Network) menggunakan metode yang sama dengan LAN namun daerah cakupannya lebih luas. Daerah cakupan MAN bisa satu RW, beberapa kantor yang berada dalam kompleks yang sama, satu kota, bahakan satu provinsi.

Gambar 2.5. Metropolitan Area Network (MAN)

(Sumber: Wahidin. 2007 . Jaringan Komputer Untuk Orang Awam. Maxikom. Palembang)

3. WAN

WAN (Widel Area Network) cakupannya lebih luas daripada MAN. Cakupan WAN meliputi satu kawasan, satu negara, satu pulau, bahkan satu benua. Metode yang digunakan WAN hampir sama dengan LAN dan MAN.


(39)

4. Internet

Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang ada di dunia. Sehingga cakupannya sudah mencapai satu planet. Koneksi antarjaringan komputer dapat dilakukan berkat dukungan protocol yang khas, yaitu Internal Protocol (IP).

2.5.3. Topologi Jaringan Komputer

Menurut Iwan Sofana (2008:7), topologi jaringan adalah suatu aturan/rules bagaimana menghubungkan komputer (node) satu sama lain secara fisik dan pola hubungan antara komponen-komponen yang berkomunikasi melalui media/peralatan jaringan, seperti: server, workstation, hub/switch, dan pengabelannya (media transmisi data). Terdapat tiga macam topologi jaringan yang umum digunakan, yaitu topologi Bus, topologi Star topologi dan Ring. 1. Topologi Bus

Topologi bus sering juga disebut daisy chain atau ethernet bus topologies. Sebutan terakhir diberikan karena pada topologi bus digunakan seperangat jaringan atau network interface card (NIC) bernama Ethernet. Jaringan yang menggunakan topologi bus dapat dikenali dari penggunaan sebuah kabel backbone (kabel utama) yang menghubungkan semua peralatan jaringan (device). Akantetapi topologi bus dapat berjalan dengan baik jika komputer yang terhubung terhadap jaringan sedikit.


(40)

Gambar 2.6. Topologi BUS

(Sumber : Wahidin. 2007 . Jaringan Komputer Untuk Orang Awam. Maxikom. Palembang)

2. Topologi Star

Topologi star dikenali dengan keberadaan sebuah sentral berupa hub yang menghubungkan semua node. Setiap node menggunakan sebuah kabel UTP atau STP yang dihubungkan dari ethernet card ke hub.

Gambar 2.7. Topologi STAR

(Sumber: Wahidin. 2007 . Jaringan Komputer Untuk Orang Awam. Maxikom. Palembang)

3. Topologi Ring

Topologi ring sangat berbeda dengan topologi bus. Sesuai dengan namanya, jaringan yang menggunakan topologi ini dapat dikenali dari kabel


(41)

backbone yang membentuk cincin. Setiap komputer terhubung dengan kabel backbone.

Gambar 2.8. Topologi RING

(Sumber: Wahidin.2007 . Jaringan Komputer Untuk Orang Awam.Maxikom. Palembang)

2.5.4. Manfaat Jaringan Komputer

Manfaat yang didapat dari membangun jaringan komputer adalah sebagai berikut:

1. Sharing Resources

Pembagian sumber atau sharing resources memungkinkan pengguna (user) dapat mengakses satu komputer atau printer atau harddisk dan peralatan lainnya secara bersama-sama.

2. Media Komunikasi

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya suatu komunikasi antara pengguna, baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan/informasi yang penting lainnya.


(42)

3. Integrasi Data

Proses pertukaran data dengan menggunakan jaringan komputer memungkinkan pengolahan data dapat dilakukan dan didistribusikan ke beberapa komputer. Adanya proses ini mengakibatkan terjadinya integrasi data yang dapat diakses secara cepat, tepat,dan akurat.

4. Keamanan Data

Tidak dipungkiri bahwa adanya jaringan komputer dapat menyebabkan penyebaran virus secara merata ke semua komputer. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan antivirus terbaru.

5. Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini

Dengan adanya pemakaian sumber daya secara bersama-sama maka pemakai bisa mendapatkan hasil dengan maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data atau informasi yang di akses selalu terbaru, karena setiap ada perubahan yang terjadi dapat secara langsung di ketahui oleh setiap pemakai.

2.6. Pengertian Client Server

Menurut Iwan Sofana (2008:6), Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih) komputer difungsikan sebagai server atau induk bagi komputer lain. Server melayani komputer lain yang disebut client. Layanan yang diberikan bisa berupa akses web, e-mail, file, atau yang lain. Client Server banyak dipakai pada internet. Namun LAN atau jaringan lainpun bisa mengimplementasikan client server. Hal ini sangat bergantung pada kebutuhan masing-masing.


(43)

2.6.1. Pengertian Client

Menurut Jack Febrian (2007:96), didalam komputer jaringan, merupakan komputer yang memanfaatkan sumber daya dalam jaringan yang disediakan oleh kompter lainnya, yang disebut dengan server. Juga merupakan sebuah aplikasi atau proses yang meminta pelayanan dari komponen atau proses lainnya. Adanya client ini, memudahkan koneksi ke komputer server, dan mengatur serta menjaga hubungan dari sumber daya lainnya.

2.6.2. Pengertian Server

Menurut Jack Febrian (2007:398), server merupakan komputer yang bertugas sebagai (pelayan) jaringan komputer. Server mengatur lalu lintas data dalam sebuah jaringan dan menyediakan resource yang dapat dipakai oleh komputer lain yang terhubung dalam jaringannya. Server merupakan piranti khusus dalam jaringan komputer yang menjadi tempat bagi semua nodes di dalam jaringan untuk bisa melakukan resource sharing. Server melayani semua nodes jika nodes membutuhkan.

2.7. Perangkat Lunak Pendukung 2.7.1. Xampp Web Server

Web Server Xampp merupakan program aplikasi yang berjalan diserver berfungsi untuk menjalan aplikasi web sehingga bisa akses oleh client baik melalui jaringan secara intranet maupun internet. Xampp yang bersifat free sehingga xampp dapat di download gratis pada alamat http:// www.apachefriends.org/en/xampp.html. saat ini xampp banyak digunakan sebagai web server untuk portal-portal besar dengan pertimbangan sebagai berikut :


(44)

1. Apache termasuk dalam kategori free software (software gratis). 2. Instalasi Xampp sangat mudah.

3. Mampu beroperasi pada banyak platform sistem operasi seperti Linux, Solaris, Windows, dan lain-lain.

Xampp mudah dalam penambahan peripheral lainnya ke dalam platform web server, misalkan menambah modul. Kasiman (2006:15).

2.7.2. PHP

PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang di gunakan sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan Web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan Web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs Web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. PHP merupakan software Open-Source yang disebarkan dan d lisensikan secara gratis serta dapat didownload secara bebas dari situs resminya http://www.php.net. Kasiman (2006:2).

PHP dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994, pada awalnya tidak untuk didistribusikan dan hanya digunakan pada homepage pribadinya. Pada tahun 1995 dikeluarkan versi pertama yang dapat digunakan oleh umum dengan nama Personal Home Page Tools. Ditulis kembali pada pertengahan-1995 dan diberi nama sebagai PHP/FI Version 2. FI berasal dari paket Rasmus yang mana merupakan html interpreter untuk data form. Pada hasil kombinasi tersebut juga ditambah dukungan terhadap mSQL. PHP/FI terus berkembang dan banyak orang mulai memberikan kontribusi dalam pengembangannya.


(45)

Pada tahun 1996 PHP/FI diperkirakan telah digunakan 15,000 situs web didunia, dan pada pertengahan 1997 jumlah ini berkembang melebihi 50,000. Pada pertengahan 1997 juga terjadi perubahan pada PHP dimana berubah menjadi proyek yang didukung oleh team yang lebih terorganisasi. Parsernya ditulis ulang oleh Zeev Suraski dan Andi Gutmans dan parser baru inilah yang membentuk basis untuk PHP versi 3. Banyak kode utility dari PHP/FI yang di masukkan ke PHP dan banyak diantaranya telah selesai ditulis kembali.Sekarang baik PHP/FI atau PHP telah diikutsertakan dalam sejumlah produk komersil seperti C2's StrongHold web server dan RedHat Linux.

Suatu perkiraan yang konservatif didasarkan dari hasil ekstrapolasi terhadap angka yang diperoleh dari NetCraft,PHP diperkirakan telah digunakan oleh lebih dari 150,000 situs diseluruh dunia. Dan secaraperspektif, angka ini lebih besar dibandingkan dengan server yang menjalankan Netscape's flagship Enterprise server di Internet. Taryana (2004:10).

2.7.3. MySQL

MySQL adalah multiuser database yang merupakan suatu Relational Database Management Sistem (RDBMS) Client/Server yang berbasis SQL buatan T.c.X Data Consultan AB, Swedia. Database MySQL banyak digunakan di internet karena kehandalannya. MySQL tidak membutuhkan ruang harddisk yang besar untuk aplikasinya, dan mudah digunakan pada database server, sangat ideal untuk aplikasi kecil dan menengah Alasan digunakannya MySQL sebagai database server :


(46)

1. Mendukung standar yang telah ada.

2. Dukungan terhadap berbagai bahasa pemrograman. 3. Mampu membuat tabel berukuran sangat besar.

4. Kecepatan, kehandalan dan kemudahan dalam penggunaannya. 2.7.4. Adobe Dreamweaver CS5

Adobe Dreamweaver CS5 merupakan salah satu software yang digunakan untuk perancangan program aplikasi berbasis web. Software ini sangat membantu dalam mengatur halaman dan file-file sehingga memungkinkan program yang dibuat dapat dikerjakan dengan lebih sempurna. Aplikasi ini akan memberikan kebebasan pada para designer web juga pengembang web untuk membuat sebuah website yang menarik. Adobe Dreamweaver CS5 menyajikan layanan Adobe CS Live online yang baru serta layanan CS Live untuk waktu yang dibatasi.

Adapun kelebihan-kelebihan dari Adobe Dreamweaver CS5 sendiri, adalah : 1. Adobe Dreamweaver CS5 dapat mendesain web secara visual.

2. Adobe Dreamweaver CS5 memungkinkan anda untuk membuat web dengan update halaman berbasis CSS.

3. Adobe Dreamweaver CS5 memungkinkan anda untuk mendesain langsung tampilan web, memeriksa detil-detil seperti margin dan padding yang tepat. 4. Adobe Dreamweaver CS5 menjamin kompatibilitas lintas browser, anda

dapat melakukan pengujian pada website anda dengan menggunakan Adobe BrowserLab pada beberapa browser dan sistem operasi.

5. Dengan Adobe Dreamweaver CS5, anda dapatmembandingkan browser dengan cara dilihat bersisian, tunggal atau bertumpukan satu sama lain


(47)

(disebut juga tipe lapisan kulit bawang) untuk dapat mencocokkan pixel yang tepat.

6. Adobe Dreamweaver CS5 dapat mengintegrasikan video FLV, dapat mengimpor format file FLV secara langsung ke Dreamweaver dan mengintegrasikan dengan skin yang anda pilih sendiri.

2.7.5. Pengertian Sengketa

Sengketa adalah perilaku pertentangan antara kedua orang atau lembaga atau lebih yang menimbulkan suatu akibat hukum dan Karenanya dapat diberikan sangsi hukum Bagi salah satu diantara keduanya.


(48)

33

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah Sekertariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat, Jl. Ehrlich No. 3 Kota Bandung 40171.

3.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan

Kebutuhan akan keterbukaan dalam memperoleh informasi semakin mendesak seiring dengan telah disahkannya undang undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang sudah mulai berlaku secara efektif pada bulan april 2010. Dalam undang-undang keterbukaan informasi publik disebutkan bahwa pada dasarnya setiap informasi bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi public, kecuali informasi publik yang di kecualikan sebagaimana mana tertuang pada pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008. Hal ini tentunya sejalan dengan salah satu pilar informasi yaitu transparansi menuju “Clean Government dan Good Governance”. Adapun sejarah singkat tentang UU KIP :

1. Inisiatif DPR dengan awal RUU Kebebasan memperoleh informasi publik (KMIP).

2. Tahun 2005, RUU KMIP diajukan kepada pemerintahan untuk dimintakan tanggapan dan penyusunan daftar inventarisasi masalah (DMI). Mentri Komunikasi dan Informasi dan Mentri Hukum dan HAM ditunjuk oleh presiden untuk membahas RUU tersebut bersama DPR.


(49)

3. Disahkan pada Sidang Paripurna DPR pada tanggal 30 April 2008 menjadi UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang KIP.

4. Diundangkan pada tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4846 dan berlaku dua tahun sejak di undangkan.

3.1.2.Visi dan Misi Perusahaan

Menjadi Lembaga yang mandiri dan kredibel serta sebagai ikon pengembangan budaya transparasi di Indonesia.

Demikianlah visi Sekertariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat yang sedang dirintis melalui misi sebagai berikut:

1. Optimalisasi Komisi Informasi Pusat sebagai Pusat Penyelesaian Sengketa-dimana lembaga ini akan mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mampu menjadi titik dari kasus-kasus sengketa informasi yang ditangani dengan berpedoman pada kepuasan para pihak yang bersengketa dan aturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Penyelenggara Palayanan secara Prima-dimana lembaga ini akan mendorong terciptanya pelayanan yang P (Positif- menanggapi segala keluhan yang diterima sebagai hal yang positif non diskriminatif serta tidak memihak),R (Rinci-memberikan informasi yang diberikansecara rinci,detail dan menyeluruh sesuai dengan tata aturan yang berlaku), I (I- Imbang memberikan pelayanan yang dikehendaki secara seimbang bahkan pada pihak- pihak yang bersengketa sekali pun). M (Mandiri-bebas tidak terikat dan berafiliasi dengan lembaga-lembaga lain selama terkait dengan sengketa yang dihadapi) dan A (Atraktif-memberi pelayanan secara menarik dengan


(50)

tetap mengacu pada keterbukaan, kecepatan dan ketepatan atas informasi yang digunakan).

Edukasi Publik-Dimana lembaga ini akanm mendorong terwujudnya masyarakat yang terbuka terhadap informasi, baik yang dibutuhkan (yang sesuai kebutuhan sendiri) maupun yang diharapkan (yang sesuai dengan kebutuhan publik).

3.1.3.Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan bagian dari manajemen perusahaan atau instansi. Dengan adanya struktur organisasi yang baik, maka akan memudahkan pimpinan dan para karyawan untuk mengetahui batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab, serta hubungan kerja pada tiap personilnya. Adapun struktur organisasi Sekertariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat yang sedang berjalan saat ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat GUBERNUR

KOMISIONER

SEKERTARIAT

KEPALA DINAS DISKOINFO

Keuangan


(51)

3.1.4.Deskripsi Tugas

Deskripsi tugas adalah pernyataan-pernyataan tertulis yang meliputi tugas-tugas, wewenang, tenggung jawab dan hubungan kerja harus dilaksanakan dengan baik dan benar dalam suatu organisasi. Berikut ini deskripsi tugas dari masing-masing fungsi atau divisi pada Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik:

1. Komisi informasi bertugas:

a. Menerima, memeriksa, dan memutuskan permohonan penyelesaian sengketa informasi public melalui mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi yang diajukan oleh setiap pemohon informasi public berdasarkan alas an sebagaimana dimaksud dalam undang-undang.

b. Menetapkan kebijakan umum pelayanan informasi public c. Menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. 2. Komisi informasi pusat bertugas:

a. Menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.

b. Menerima, memeriksa, dan memutuskan sengketa informasi public di daerah selama komisi informasi provinsi dan komisi informasi kabupaten/kota belum terbentuk.

c. Memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya berdasarkan undang-undang kepada presiden dan dewan perwakilan rakyat republic Indonesia setahun sekali atau sewaktu-waktu jika diminta.


(52)

3. Komisi informasi dan komisi informasi kabupaten/kota bertugas menerima, memeriksa, dan memutus sengketa informasi public di daerah melaui mediasidan ajudikasi nonlitigasi. Bagian kelima wewenang.

3.2. Metode Penelitian

Metode ialah suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks, yang terkait (relevant) dengan maksud dan tujuan.

Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan tujuan dan kegunaan tertentu. Seorang peneliti harus menentukan metode yang akan dipergunakan, serta dengan ditentukannya metode penelitian, maka akan memandu seseorang peneliti mengenai urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan.

Metode penelitian merupakan suatu mekanisme, teknik atau tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Metode penelitian dianggap sebagai seperangkat pendekatan menyeluruh untuk mengumpulkan data dan menganalisis masalah-masalah tertentu mencakup teknik dan alat.

3.2.1.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam hal ini berupa sistem informasi yang sedang berjalan serta entitas-entitas yang terkait dalam perusahaan atau instansi yang menjadi objek penelitian. Metode deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi aktual secara rinci mengenai masalah yang akan diteliti.


(53)

Berdasarkan uraian di atas penulis beranggapan bahwa metode deskriptif sesuai digunakan dalam penelitian tentang pembangunan sistem informasi perkantoran berbasis web pada Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dikarenakan metode deskriptif dapat mendeskripsikan data yang aktual berupa gambaran dari masalah yang diteliti dan dapat mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi pada sistem informasi yang berjalan di perusahaan atau instansi.

3.2.2.Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data dan informasi penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode tertentu dan dipilah berdasarkan jenis data yang diperlukan.

3.2.2.1. Sumber Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu yang dibuat khusus untuk itu.

Teknik pengumpulan data dalam rangka pembentukan informasi mengenai objek penelitian ini, dilakukan dengan cara:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data atau informasi secara sistematis. Observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer (dalam hal ini adalah peneliti) berada bersama objek atau pada lingkungan objek yang ditelitinya.


(54)

b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya dilakukan melalui audio, video atau visual yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

Obeservasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung karena peneliti mengadakan pengamatan langsung kelapangan untuk memperoleh data atau informasi yang akurat mengenai sistem informasi perkantoran di Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Hasil dari kegiatan obeservasi ini adalah peneliti dapat mengetahui proses-proses yang terjadi pada sistem informasi perkantoran di Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

2. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara ditetapkan terlebih dahulu dengan tujuan untuk menjawab fokus penelitian atau tidak keluar dari maksud dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap beberapa divisi di Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat yang dianggap mempunyai wewenang untuk memberikan data dan informasi.

Wawancara ini berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem informasi perkantoran yang berjalan di Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Sehingga diidentifikasi beberapa permasalahan mengenai sistem tersebut.


(55)

3. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dan informasi melalui buku-buku dan sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan bidang penelitian, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian yang dilaksanakan. Studi pustaka yang digunakan pada penelitian ini adalah karya-karya ilmiah dan buku-buku yang membahas tentang sistem informasi akademik.

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer dan merupakan jenis data yang sudah diolah terlebih dahulu oleh pihak pertama (pihak perusahaan atau instansi yang bersangkutan). Dengan data sekunder yang ada, peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk mengolah data tersebut. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.

Peneliti menganalisa dokumen-dokumen yang terlibat pada sistem informasi perkantoran di Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Hasil dari analisa dokumen-dokumen tersebut akan digunakan dalam menentukan kebutuhan sistem pada pembangunan sistem informasi perkantoran berbasis web pada Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.

3.2.3.Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Dalam penelitian ini akan dilaksanakan kegiatan analisis sistem informasi yang sedang berjalan dan perancangan sistem informasi yang diusulkan terhadap perusahaan atau instansi, yang nantinya akan dibuatkan atau menghasilkan sebuah produk sistem informasi berupa sistem aplikasi. Untuk itu diperlukan penggunaan


(56)

metode pendekatan dan pengembangan sistem, serta alat bantu analisis dan perancangan.

Adapun pendekatan sistem yang dilakukan penulis adalah pendekatan berorientasi objek (object oriented) dan pengembangan sistem menggunakan model RUP (Rational Unified Process), serta alat bantu analisis dan perancangan menggunakan diagram-diagram UML (Unifield Modeling Language).

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem

Menurut Bambang Harianto (2004 : 269) pendekatan berorientasi objek adalah cara memandang persoalan menggunakan model-model yang diorganisasikan seputar konsep objek yang mengkombinasikan struktur data dan perilaku suatu entitas.

Pendekatan sistem berorientasi objek berbeda dengan pendekatan konvensional yang memandang perangkat lunak sebagai fungsi dan data yang terisolasi. Pada pendekatan konvensional kebanyakan berfokus pada data terutama pada basis data dan pemodelan informasi. Sementara pada pendekatan berorientasi objek berpusat pada objek yang mengkombinasikan data dan fungsionalitas.

Metode pendekatan sistem yang di gunakan adalah pendekatan dengan

Object Oriented yang divisualisasikan dengan UML dan diagram-diagram yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut: Diagram Use Case (Use Case Diagram), Diagram Aktivitas (Activity Diagram), Diagram Sekuensial (Sequence Diagram), Diagram Kelas (Class Diagram), Diagram Objek (Object Diagram), Diagram Komponen (Component Diagram), Diagram Deployment (Deployment Diagram).


(57)

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Sedangkan metodologi pengembangan sistem adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan dalam mengembangan suatu sistem informasi.

Adapun pengembangan sistem yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan metode pengembangan RUP (Rational Unified Process).

Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak. Keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP dapat dilihat pada Gambar 3.2.


(58)

[Sumber: http://sms.unikom.ac.id/taryana/download/metode_rup.doc/] RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language

(UML). Melalui gambar 3.2 dapat dilihat bahwa RUP memiliki 2 dimensi, yaitu: Dimensi pertama digambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu kerangka/tujuan utama yang menandakan akhir dari awal dari fase selanjutnya. Setiap fase dapat berdiri dari beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception,

Elaboration, Construction, dan Transition.

Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing,

what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan

Change Manegement, Project Management, Environtment.

Adapun manfaat-manfaat penggunaan kedua dimensi tersebut diantaranya: 1. Improve productivity

Standard ini dapat memanfaatkan kembali komponen-komponen yang telah tersedia/dibuat sehingga dapat meningkatkan produktifitas.


(59)

2. Deliver high quality system

Kualitas sistem informasi dapat ditingkatkan sebagai sistem yang dibuat pada komponen-komponen yang telah teruji (well-tested dan well-proven) sehingga dapat mempercepat delivery sistem informasi yang dibuat dengan kualitas yang tinggi.

3. Lower maintenance cost

Standard ini dapat membantu untuk menyakinkan dampak perubahan yang terlokalisasi dan masalah dapat dengan mudah terdeteksi sehingga hasilnya biaya pemeliharaan dapat dioptimalkan atau lebih rendah dengan pengembangan informasi tanpa standard yang jelas.

4. Facilitate reuse

Standard ini memiliki kemampuan yang mengembangkan komponen-komponen yang dapat digunakan kembali untuk pengembangan sistem aplikasi yang lainnya.

5. Manage complexity

Standard ini mudah untuk mengatur dan memonitor semua proses dari semua tahapan yang ada sehingga suatu pengembangan sistem informasi yang amat kompleks dapat dilakukan dengan aman dan sesuai dengan harapan semua manajer proyek IT/IS yakni deliver good quality software within cost and schedule time and the users accepted.


(60)

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Menurut Sholiq (2006 : 7) bahwa untuk mendapatkan banyak pandangan terhadap sistem informasi yang akan dibangun, UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai aspek dalam sistem.

Pada kegiatan analisis dan perancangan sistem informasi ini akan digunakan pemodelan berorientasi objek yaitu Unifield Modeling Language (UML). Ada banyak diagram yang disediakan oleh UML untuk menggambarkan berbagai aspek dan pandangan dalam sistem.

Berikut beberapa alat bantu analisis dan perancangan berorientasi objek yang digunakan, yaitu diantaranya:

1. Diagram Use Case

Diagram use case atau use case diagram menyajikan interaksi antara use case dan aktor. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.

2. Diagram Aktivitas

Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan aliran fungsionalitas sistem. Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal,

decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram

juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.


(61)

3. Diagram Sekuensial

Diagram sekuensial atau sequence diagram digunakan untuk menunjukkan aliran fungsionalitas dalam use case. Sequence diagram digunakan untuk memberikan gambaran detail dari setiap use case diagram yang telah dibuat sebelumnya. Setiap objects yang terlibat dalam sebuah use case digambarkan dengan garis putus-putus vertical, kemudian message yang dikirim oleh object digambarkan dengan garis horizontal secara kronologis dari atas ke bawah.

4. Diagram Kelas

Diagram kelas atau class diagram menunjukkan interaksi antara kelas dalam system. Class diagram dibangun berdasarkan use case diagram, sequence diagram yang telah dibuat sebelumnya.

Class memiliki tiga area pokok: a. Nama

b. Atribut b. Metoda

Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut:

a. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan

b. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan nak-anak yang mewarisinya

c. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja 5. Diagram Objek

Diagram objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek dan jalannyaobjek dalam sistem. Diagram objek juga merupakan diagram yang


(62)

memberikan gambaran struktur model sebuah sistem, dalam kurun waktu tertentu. Diagram objek lebih konkrit daripada kelas diagram, dan sering digunakan untuk memberikan contoh-contoh, ataupun dalam menguji kasus untuk diagram kelas. 6. Diagram Komponen

Diagram komponen atau component diagram menunjukkan model secara fisik komponen perangkat lunak pada sistem dan hubungannya antar mereka. Ada dua tipe komponen excutable dan kode pustaka (libraries code).

7. Diagram Deployment

Diagram deployment atau deployment diagram menampilkan rancangan fisik jaringan dimana berbagai komponen akan terdapat disana.

3.2.4.Pengujian Software

Pengujian perangkat lunak (software) adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean. Untuk pengujian software pada penelitian ini yang akan digunakan adalah menggunakan Black Box Test. Black Box Test dipergunakan untuk mendemonstrasikan bahwa fungsi software beroperasi, input dengan baik diterima, output dihasilkan dengan benar, dan integritas informasi eksternal terjaga. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pada metode ini data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Pengujian Black Box merupakan pendekatan komplementer dari teknik White Box, karena pengujian Black Box diharapkan mampu mengungkap kelas kesalahan yang lebih luas dibandingkan


(63)

teknik White Box. Pengujian Black Box berfokus pada pengujian persyaratan fungsional perangkat lunak, untuk mendapatkan serangkaian kondisi input yang sesuai dengan persyaratan fungsional suatu program. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori:

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2. Kesalahan interface

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan kinerja

5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi

Langkah-langkah dalam pengujian Black Box adalah: 1. Boundary Value Analysis

Analisis nilai batas adalah teknik desain proses yang melengkapi partisi ekuivalensi, dengan berfokus pada domain output.

2. Comparison Testing

Pengujian perbandingan adalah metode pembangkitan data uji yang dilakukan pada perangkat lunak yang dibuat redundansi. Perangkat lunak yang redundansi mempunyai dua tim pengembang yang masing-masing mengembangkan perangkat lunak sendiri-sendiri untuk spesifikasi yang sama.


(64)

49

4.1. Analisis Sistem yang Berjalan

Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses-proses dan pelaku proses dalam sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang kini sedang dijalankan di Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Selain itu juga pada analisis ini akan mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi, serta kebutuhan apa saja yang diharapkan dari sistem yang berjalan sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada sistem tersebut.

4.1.1.Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan kegiatan menganalisis seluruh dokumen dasar yang digunakan dan mengalir pada sebuah sistem informasi yang sedang berjalan. Adapun jenis-jenis dokumen yang digunakan dan mengalir pada sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang sedang berjalan yaitu formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi (PPSI), formulir Daftar Para Pemohon Penyelesaian Sengketa (DPPS), formulir Lanjutan Deskripsi Kronologis Permohonan (LDKP), dokumentasi pendukung, surat keterangan belum lengkap, surat Majelis Pemeriksaan Pendahuluan (MPP), jadwal Penyelesaian Sengketa Informasi (PSI), surat kaukus, kronologis kasus, surat penetapan mediator, surat undangan mediasi, surat kesepakatan mediasi, surat penetapan ajudikator, surat


(65)

pemberitahuan sidang ajudikasi, surat putusan. Rincian dari masing-masing dokumen tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Analisis Dokumen

1. Dokumen Formulir PPSI (Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi) Deskripsi Dokumentasi data permohonan penyelesaian sengketa

informasi.

Fungsi Untuk mendokumentasikan data permohonan penyelesaian sengketa informasi dengan ketentuan data yang diperlukan sudah ditentukan pada formulir tersebut.

Sumber Bidang Sengketa, Pemohon.

Atribut Nomor Pendaftaran, Nama Pemohon, Jenis Pemohon, Alamat Pemohon, Kecamatan Pemohon, Kabupaten/Kota Pemohon, Provinsi Pemohon, Kode Pos Pemohon, Tempat Lahir Pemohon, Tanggal Lahir Pemohon, Pekerjaan Pemohon, Agama Pemohon, Kewarganegaraan Pemohon, Telepon Pemohon Mudah Dihubungi, Telepon Rumah Pemohon, Telepon Kantor Pemohon, Faksimili Pemohon, HP Pemohon, Email Pemohon, Nama Tanda Bukti Identitas Pemohon, No Tanda Bukti Identitas Pemohon, Nama Kuasa, Jenis Kuasa, Alamat Kuasa, Kecamatan Kuasa, Kabupaten/Kota Kuasa, Provinsi Kuasa, Kode Pos Kuasa, Tempat Lahir Kuasa, Tanggal Lahir Kuasa, Pekerjaan Kuasa, Agama Kuasa, Kewarganegaraan Kuasa, Telepon Kuasa Mudah Dihubungi, Telepon Rumah Kuasa, Telepon Kantor Kuasa, Faksimili Kuasa, HP Kuasa, Email Kuasa, Nama Badan Publik, Unit Kerja, Alamat Badan Publik, Tanggal Permohonan Informasi, Tanggal Jawaban Petugas Informasi, Nama Petugas Panitera, Jabatan Petugas Panitera, Tanggal Keberatan, Tanggal Jawaban Atasan Petugas Panitera, Nama Petugas Atasan Panitera,


(66)

Jabatan Atasan Petugas Panitera, Informasi yang Diminta, Masalah yang Anda Hadapi, Jawaban PPID, Tuntutan Permohonan, Dokumentasi Pendukung, Keterangan.

Output Informasi permohonan penyelesaian sengketa informasi. 2. Dokumen Formulir DPPS (Daftar Para Pemohon Penyelesaian Sengketa)

Deskripsi Lampiran dari Formulir PPSI berupa dokumentasi data daftar para pemohon penyelesaian sengketa.

Fungsi Untuk mendokumentasikan data daftar para pemohon penyelesaian sengketa apabila jumlah pemohon lebih dari satu. Sumber Bidang Sengketa, Pemohon.

Atribut No Pemohon Tambahan, Nama Pemohon Tambahan, Alamat Pemohon Tambahan, Pekerjaan Pemohon Tambahan, Telepon Pemohon Tambahan.

Output Informasi daftar para pemohon tambahan.

3. Dokumen Formulir LDKP (Lanjutan Deskripsi Kronologis Permohonan) Deskripsi Lampiran dari Formulir PPSI berupa dokumentasi deskripsi

kronologis permohonan.

Fungsi Deskripsi tambahan mengenai kronologis permohonan apabila tidak muat paa kolom deskripsi permasalahan.

Sumber Bidang Sengketa, Pemohon. Atribut Deskripsi Kronologis Permohonan.

Output Informasi deskripsi kronologis permohonan (permasalahan sengketa).

4. Dokumen Dokumentasi Pendukung

Deskripsi Dokumen-dokumen pendukung (dokumen persyaratan) yang berkaitan dengan Formulir PPSI.

Fungsi Untuk melengkapi dokumen persyaratan pada proses permohonan penyelesaian sengketa informasi.

Sumber Bidang Sengketa, Pemohon.


(67)

Pendukung.

Output Informasi dokumen persyaratan. 5. Dokumen Surat keterangan belum lengkap

Deskripsi Surat yang mencantumkan daftar persyaratan yang belum lengkap berkaitan dengan proses permohonan penyelesaian sengketa informasi.

Fungsi Memberita informasi terhadap pemohon mengenai daftar persyaratan yang belum lengkap.

Sumber Bidang Sengketa.

Atribut No Surat, Perihal, Nama Pemohon, Alamat Pemohon, Nama Badan Publik, Tanggal Permohonan Informasi, Nama Dokumen Pendukung, Batas Waktu, Tempat Pembuatan Surat, Tanggal Pembuatan Surat, Nama Petugas Panitera, NIP Petugas Panitera.

Output Informasi daftar persyaratan yang belum lengkap. 6. Dokumen Surat MPP (Majelis Pemeriksaan Pendahuluan)

Deskripsi Dokumen yang menetapkan permohonan penyelesaian sengketa informasi, diterima atau tidak.

Fungsi Memberikan informasi terhadap pemohon mengenai penetapan atas permohonan penyelesaian sengketa informasi.

Sumber Bidang Sengketa.

Atribut No Surat, Perihal, Tanggal Permohonan Informasi, Nomor Registrasi Permohonan, Nama Pemohon, Alamat Pemohon, Nama Badan Publik, Alamat Badan Publik, Hasil Pembahasan Rapat MPP, Keterangan Penetapan, Hari Rapat MPP, Tanggal Rapat MPP, Nama Anggota Majelis, Nama Ketua Majelis. Output Informasi penetapan atas permohonan penyelesaian sengketa

informasi.

7. Dokumen Jadwal PSI (Penyelesaian Sengketa Informasi)


(1)

5.1.5.46. Halaman User Bidang Sengketa

Gambar 5.46 Halaman User Bidang Sengketa

Halaman ini adalah halaman User bidang sengketa yang di atur dari hak akses user terhadap sistem ini fungsi user bidang sengketa adalah memasukan sengketa dan melakukan proses data sengketa informasi.

5.1.5.47. Halaman User Sekertariat


(2)

140

Halaman ini adalah halaman User sekertariat yang di atur dari hak akses user terhadap sistem ini fungsi user sekertariat adalah melihat laporan sengketa informasi yang sedang berlangsung ataupun yang telah selesai.

5.1.6. Penggunaan Program

Tahapan penggunaan program ini bertujuan untuk menerangkan cara penggunaan atau bagaimana user menggunakan fungsionalitas dari sistem aplikasi yang dibangun. Penjelasan penggunaan program ini akan disesuaikan berdasarkan hak akses.

5.2. Pengujian Sistem

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem aplikasi yang sudah selesai melalui tahap implementasi. Pengujian sistem adalah proses untuk mencari kesalahan pada setiap item sistem, mencatat hasilnya, mengevaluasi setiap aspek pada setiap komponen sistem dan mengevaluasi semua fasilitas dari sistem yang dikembangkan.

Pengujian perangkat lunak bertujuan untuk menentukan apakah perangkat lunak yang diselesaikan setelah fase implementasi memenuhi kondisi spesifikasi atau fungsionalitas sistem yang telah ditetapkan pada fase perancangan. Apabila masih ditemukan beberapa kesalahan pada sistem yang diuji maka dilakukan evaluasi dan dilakukan pengujian ulang sampai pada kondisi sistem tersebut memenuhi fungsionalitas sistem yang dirancang.


(3)

5.2.1. Rencana Pengujian

Rencana pengujian yang akan digunakan pada sistem yang dibangun ini adalah metode pengujian black box. Definisi pengujian black box itu sendiri adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal sistem. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah sistem berfungsi dengan benar. Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi sistem. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada sistem dan kemudian keluaran dari sistem dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

Tahapan pengujian akan dilakukan setelah fase implementasi selesai dilakukan dan untuk faktor pengujian yang akan digunakan adalah authorization. Pengujian authorization yaitu pengujian yang dilakukan untuk menjamin data yang diproses sesuai dengan ketentuan proses bisnis. Authorization menyangkut proses transaksi secara umum dan khusus. Rencana pengujian berdasarkan faktor authorization dengan metode pengujian black box dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.

5.2.2. Kasus dan Hasil Pengujian

Pada tahap ini, kelas dan butir uji yang sudah ditentukan pada tahap rencana pengujian akan digunakan sebagai acuan dari kasus-kasus pengujian yang akan dilaksanakan, sehingga didapat hasil pengujian dari setiap kasus-kasus tersebut. 5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus dan hasil uji diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengujian berdasarkan faktor authorization dapat


(4)

142

dilakukan dengan baik dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu dapat dipastikan sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang diusulkan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat, sudah sesuai dengan fungsionalitas sistem yang ditentukan pada fase perancangan dan implementasi.


(5)

143 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang diusulkan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat ini diperlukan sebuah analisis sistem, perancangan sistem, kemampuan dalam mengimplementasikan hasil rancangan sistem dengan mengaplikasikan bahasa pemograman dan pembangunan sistem database, serta melakukan pengujian terhadap implementasi sistem tersebut. Sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik merupakan solusi yang ditawarkan untuk menunjang dan membantu Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa dalam menjalankan proses bisnis utamanya yakni pengelolaan sengketa informasi publik, sehingga dapat mengoptimalkan proses dan hasil bisnis di instansi tersebut. Untuk lebih jelasnya pembangunan pembangunan sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik dapat disimpulkan sebagai sarana untuk menjawab atau mengatasi beberapa permasalahan yang ada pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa, yang diantaranya:

1. Tersedianya sistem penyimpanan data berupa sistem database yang mampu menyimpan data-data yang digunakan dalam sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik; mampu melindungi data tersebut dan memudahkan dalam proses pencarian.


(6)

144

2. Tersedianya sistem aplikasi terkomputerisasi yang secara khusus digunakan untuk pembuatan dokumen-dokumen pada sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik.

3. Tersedianya sistem pemberitahuan yang dapat bekerja secara otomatis untuk setiap tahapan proses pengelolaan sengketa, sesuai estimasi waktu yang sudah ditentukan.

6.2. Saran

Berdasarkan aktivitas pembangunan sistem, maka dihasilkan sebuah sistem informasi pengelolaan sengketa informasi publik yang akan diterapkan pada Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa. Aktivitas pengembangan sistem belum cukup sampai disini karena kebutuhan informasi di Sekretariat Komisi Informasi Provinsi Jawa akan terus bertambah. Untuk itu penulis mencoba memberikan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, yaitu diantaranya:

1. Sistem database pada sistem informasi ini dapat terintegrasi dengan sistem database pada sistem informasi yang ada dipusat dan provinsi lainnya yang berada dibawah naungan Sekretariat Komisi Informasi.

2. Dapat ditambahkan fungsionalitas sistem informasi lainnya berupa penyediaan hak akses bagi pemohon dan termohon tanpa mengabaikan kebijakan dan regulasi yang berlaku di institusi.

3. Adanya pemanfaatan sistem Short Message Service (SMS) Gateway dalam beberapa proses penyampaian informasi terhadap user-user yang barsangkutan dengan sistem informasi.