KONSTRUKSI MAJALAH PRIA TERHADAP PENCITRAAN PRIA METROSEKSUAL Analisis Framing Pada Majalah Esquire Edisi Oktober-November 2009

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Informasi kini semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, penyajian
informasi pun mulai berkembang sejak munculnya teknologi informasi yang
semakin komplek. Media cetak merupakan salah satu media komunikasi massa
yang berperan besar terhadap perubahan sosial dalam perkembangannya guna
menjangkau sasaran komunikan yang dituju. Untuk tetap selalu dibutuhkan oleh
masyarakat sebagai media penting dalam menerima informasi, media cetak
berusaha kerja keras untuk menjaga eksistensi di tengah perkembangan teknologi
komunikasi massa yang beragam.
Setiap media massa memiliki karakter tersendiri, baik dari sisi pengemasan
beritanya maupun isi berita. Bahkan latar belakang tujuan dasarnya pun memiliki
kepentingan yang berbeda-beda dari masing-masing perkembangan media massa
itu sendiri. Media cetak merupakan media massa yang paling bertahan lama dalam
penyajian informasi,karena media cetak memiliki kelebihan dapat dikonsumsi
berulang-ulang.
Kehadiran majalah merupakan salah satu bentuk dari media cetak yang paling

modern dalam pengemasan tulisan, isi berita, dan tampilannya lebih variatif
dibandingkan dengan koran. Adanya beragam kepentingan pada media cetak satu
ini, membuat majalah memiliki sifat komersial (dijual secara bebas). Berbeda
dengan koran yang terbit setiap hari. Penerbitan Majalah sendiri bekisar antara

1
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

mingguan dan bulanan. Majalah memiliki segmentasi pembaca yaitu majalah
khusus kalangan pebisnis, majalah remaja, majalah wanita, dan majalah pria
dewasa. Untuk distribusinya ada yang bersifat lokal, regional, dan internasional.
Ruang gerak majalah bersifat terbatas, karena konsumen pembaca ditentukan dari
faktor usia dan kebutuhan pembaca. Memahami keberadaan majalah pria dewasa
di Indonesia, dalam perspektif budaya media massa, hal ini tidak terlepas dari
munculnya lingkungan metropolis yang semakin hedonisme haus akan kebutuhan
informasi mengenai sifat ingin tampil terlihat glamour. Untuk mempertahankan
eksistensinya, media massa merupakan alat sub sistem dari sistem sosial yang
selalu bergantung dan berkaitan erat dengan kebutuhan informasi dimana ia
berada. Sedangkan budaya media adalah suatu kajian ilmiah terhadap hubungan
timbal balik antara media massa dan masyarakat. Jadi, yang dipelajari bagaimana

proses dan dinamika masyarakat mempengaruhi keberadaan media didalamnya,
begitu sebaliknya (Sutaryo,2005:13).
Dari perkembangan sistem sosial yang selalu muncul dalam benak dan
pikiran pria akibat informasi yang didapat, Memunculkan fenomena dalam gaya
hidup urban yaitu Metroseksual. Metroseksual pertama kali muncul di surat kabar
independent yang terbit di Inggris pada tahun 1994 dalam sebuah artikel yang
ditulis oleh mark simpson. Kata metroseksual sendiri lahir pertama kali dari
sebuah artikel yang berjudul “Here come the mirror men” yang ditulis oleh Mark
Simpson, seorang jurnalis asal Inggris, pada tanggal 15 November 1994. Menurut
Mark Simpson dalam artikelnya, “Metrosexual is the trait of an urban male of any
sexual orientation who has a strong aesthetic sense and spends a great amount of

2
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

time and money on his appreance and lifestyle” atau dapat diartikan bahwa
metroseksual adalah ciri dari seorang pria perkotaan yang memiliki suatu orientasi
seksual tertentu dengan rasa estetika yang tinggi, dan menghabiskan uang dan
waktu dalam jumlah yang banyak demi penampilan dan gaya hidupnya.
Hampir serupa dengan Mark Simpson, Hermawan Kartajaya seorang pakar

pemasaran Indonesia mendefinisikan metroseksual adalah pria dandy yang sangat
memperhatikan penampilannya. Pria metroseksual berani mengekspresikan
emosionalnya demi sebuah kepercayaan diri yang tinggi dari penampilannya.
Dapat diartikan pria metroseksual adalah pria yang hidup di tengah masyarakat
metropolitan dengan pendapatan diatas rata-rata, pria metroseksual sangat
menjaga

penampilannya

dan

lebih

mampu

berpikir

secara

emosional


dibandingkan pria pada umumnya. Pria metroseksual adalah mereka yang
menghabiskan

sebagian

besar

pendapatannya

untuk

mengikuti

fashion,

menghabiskan waktu berjam-jam di salon untuk merawat diri di tengah waktu
luangnya.
Pria metroseksual adalah pria yang tidak takut mengungkapkan emosinya, yang
selalu merasa nyaman berada di tengah-tengah wanita dan selalu menghargai

wanita, pria metroseksual juga betah bersosialisasi layaknya wanita. Dapat
dikatakan juga pria metroseksual adalah women-oriented man atau pria yang
kewanita-wanitaan. Pria metroseksual juga mempersepsi dirinya sebagai pria yang
modern, reformis, dan mencintai budaya pop(http://www.simpanse.blogspot.com
diakses tanggal 7 Oktober 2009). Tak heran, industri jasa yang memberikan
layanan untuk mempercantik penampilan (wajah, kulit tubuh, rambut) telah dan

3
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

akan terus tumbuh menjadi big business. Kini urusan bersolek tidak lagi menjadi
bagian milik wanita, tapi kaum pria pun sudah merasa tampil dandy. Perubahan
sensibilitas kaum pria dalam memandang penampilan dan citra diri agaknya telah
dilirik oleh industri kosmetika dan bisnis kecantikan atau ketampanan(David
Chaney,1996:17)
Namun dibalik itu semua, pria metroseksual bukanlah banci atau gay,
pria dalam kategori ini tidak harus serta merta kalangan gay atau homoseksual,
kebanyakan dari mereka adalah pria straight heteroseksual, normal dengan
keluarga yang bahagia, hanya saja sisi kewanitaannya tercemin dari kemampuan
komunikasinya yang lebih baik daripada sebagian besar pria, memilki perasaan

yang lebih sensitif, dan yang paling jelas adalah obsesi akan penampilannya
dalam menunjang kepercayaan diri di depan khalayak.
Berdasarkan pada beberapa definisi diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pria metroseksual adalah pria yang berpenampilan dandy juga
klimis yang cinta pada dirinya dan gaya hidupnya. Menurutnya, pria metroseksual
adalah ‘A dandyish narcissist in love not only himself but also his urban
listyle’,Pernyataan simpson tentang metroseksual menjadi landasan pengetahuan
pertama bagi perubahan wacana tubuh pria yang cinta setengah mati tak hanya
pada terhadap dirinya, tapi juga pada gaya hidup kota besar yang dijalaninya,
metroseksual hanyalah bentukan dari pengiklan majalah gaya hidup yang menjual
produk

mahal

dengan

mengeksploitasi

tubuh


pria

untuk

menjadi

konsumtif(Alfathri adlin,2006:189).

4
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Istilah metroseksual sendiri mulai dikenal pada penghujung abad ke-20 ini
nampaknya ramai diperbincangkan oleh berbagai media massa, pada awal
kemunculan trend pria metroseksual dianggap sebagai hal yang tidak normal, pria
metroseksual terbentuk karena adanya perilaku meniru terhadap model atau
contoh para selebriti melalui media dan diadopsi oleh masyarakat sehingga
menjadi meluas dan membudaya. Berawal dari trend yang hanya berada
dikalangan model, artis, kalangan media saja, namun fenomena trend
metroseksual ini terus meluas ke kalangan olahragawan, pengacara, pebisnis,
bahkan perlahan tapi pasti fenomena metroseksual telah menyebar ke seluruh

dunia, termasuk di beberapa kota-kota besar di Indonesia. Pria metroseksual
mayoritas berasal dari pekerja professional dan eksekutif muda. Tidak hanya dari
sisi perilaku dan gaya hidup mereka yang menganut gaya hidup metroseksual saja
yang menarik untuk dibicarakan dalam majalah pria dewasa, dari sisi sosial
budaya, fenomena ini dianggap sebagai salah satu bentuk keberhasilan gerakan
feminisme yang berhasil melakukan dekonstruksi terhadap nilai-nilai maskulinitas
tradicional(http://simpanse.blogspot.com diakses tanggal 7 Oktober 2009). Selain
itu, metroseksual dianggap sebagai manifestasi dari kelompok-kelompok ekonomi
tertentu dalam menggunakan media massa untuk menciptakan budaya konsumen.
Mark simpson, sang pencetus dari istilah Metroseksual. Simpson mengatakan;
untuk mengetahui sesorang itu metroseksual cukup dengan melihatnya(Al Fathri
Adlin,2006:191). Namun pada praktiknya, metroseksual dinilai dari penampilan
yang ia pakai seperti pakaian, sepatu, underwear, parfum, arloji bermerek ternama
atau konsumsi makanan yang dimakan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan

5
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

tujuannya menjaga proporsional tubuh. Untuk menjaga proposional tubuh, pria
metroseksual rajin merawat tubuh di fitness center, bahkan tak malu-malu lagi

berjam-jam di salon untuk creambath, facial, manicure, pedicure, bahkan body
waxing untuk menghilangkan bulu-bulu di lengan atau punggung. Pria
metroseksual juga rela mengeluarkan ratusan ribu rupiah untuk mengunjungi spa
untuk massage atau aromatheraphy treatment setelah penat seharian bekerja. Itu
semua sangatlah disadari oleh keinginan pria metro untuk membentuk citra positif
pada dirinya. Mereka adalah pria yang tidak takut mengungkapkan emosinya.
Bagi mereka, penampilan yang segar dan prima sangatlah menunjang kegiatan
karir yang mereka lakukan sehari-hari.
Dalam masyarakat modern, semua manusia adalah performer. Setiap orang
dimintai untuk bisa memainkan dan mengontrol peranan mereka sendiri. Gaya
pakaian, dandanan rambut, segala macam asesosris yang menempel, atau pilihanpilihan kegiatan yang dilakukan sehari-hari adalah bagian dari pertunjukan
budaya, identitas dan kepribadian. Lahirnya pria metroseksual terbentuk dari
media massa yang menjadi acuan dalam diri pria metroseksual itu sendiri dan
diadopsi untuk lebih peduli akan penampilannya
Majalah pria menjadi salah satu media acuan khusus untuk mengetahui hal-hal
baru agar penampilan dari pria metroseksual selalu tampil fresh dan memiliki
image beda terlihat modern. Modernisasi sekarang ini, konstruksi majalah pria
kini memberikan space rubrik tertentu ditujukan untuk menunjang penampilan
dari pria metroseksual. Perkembangan saat ini banyak hal yang mempertanyakan
gaya hidup dari kategori pria baru ini mengidentifikasikan dirinya seperti gay atau


6
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

banci bahkan ada yang menghubungkan gejala metroseksual sebagai salah satu
bentuk konsekuensi nyata dari keberhasilan Simpson yang mengubah nilai-nilai
metroseksual menjadi budaya pop. Pemahaman pria metroseksual adalah gay
merupakan citra buruk yang dirasakan para pria metroseksual. Hal ini disebabkan
karena khalayak kurang paham mengenai apa yang menjadi dasar pemikiran dari
pria metroseksual sehingga mereka berpenampilan seperti itu, dan yang menjadi
pembeda adalah pria metroseksual belum tentu selalu gay atau banci, tetapi pada
umumnya gay atau banci adalah pria metroseksual.
Spesifikasi dari pria metroseksual sendiri lahir dari konstruksi media yang
diciptakan dari lingkungan dan beberapa macam pengetahuan, antara lain
pengetahuan dari kultur gay, seksualitas, anti-esensialisme, dan kritik budaya.
Dari pengetahuan tersebut membentuk kekuatan eksistensi pria metroseksual.
Kekuatan itu berbentuk kekuatan untuk dilihat (to be seen), kecantikan atau
keindahan hadir untuk dilihat, kekuatan narsis untuk melihat dan dilihat dirinya
sendiri, mendeskripsikan sisi lain dari pria metroseksual yaitu pertama, pria
metroseksual adalah pria berpenampilan menarikyang narsis, mencintai dirinya

sendiri dan gaya hidup perkotaannya, kedua, dia harus memiliki uang untuk
dibelanjakan demi penampilannya, ketiga, dia hidup di perkotaan karena akses ke
berbagai fasilitas yang mampu menunjang penampilannya, keempat, pria
metroseksual adalah bentuk identitas seksual yang meliputi semua aspek
seksualitas termasuk orientasi seksual, preferensi seksual dan kenikmatan seksual
yang didapatnya dan terpusat pada eksplorasi dari tubuhnya sendiri, dan pria
metroseksual bisa berprofesi sebagai apa pun dengan akses yang mencukupi untuk

7
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

mempercantik dirinya dengan mengkonsumsi produk-produk mahal (Al Fathri
Adlin, 2006:195).
Pria metroseksual peduli dalam berpenampilan. Namun dibalik itu semua, pria
metroseksual memiliki cara berfikir liberal. Mereka tidak membeda-bedakan
gender, sangat perhatian ke sosial, mampu bersosialisasi dan selalu mengikuti
perkembangan gaya hidup urban. Tidak mudah untuk merubah image menjadi
pria metroseksual, karakter seperti ini tidaklah banyak, karena itulah mereka harus
memilih nama sendiri, metroseksual.
Media massa mampu menciptakan citra pada segala sesuatu yang ada di dunia.
Citra pria metroseksual yang diciptakan oleh media massa akan turut
mempengaruhi pembentukan persepsi dan pencitraan pada khalayaknya.
Berangkat dari itulah, peneliti membingkai citra pria metroseksual dikonstruksi
oleh media massa khususnya majalah pria.
Kehadiran pria metroseksual membawa citra tersendiri didalam majalah
pria. Bagi pria metroseksual, pembentukan citra positif dapat membantu untuk
melakukan sosialisasi pada siapapun dan dimanapun. Dorongan kebutuhan untuk
memperhatikan penampilan dan sikap diri dibutuhkan referensi guide to style.
Contohnya majalah Esquire Indoenesia menjawab kebutuhan perkembangan gaya
hidup kaum pria metroseksual. Para pria metroseksual tidak pernah menjadi budak
mode atau korban citra publik yang mereka perlihatkan. Sebaliknya, mereka
adalah pria yang memahami kekuatan citra yang mereka tampilkan dan tahu
bagaimana cara memainkannya (Michael Flocker,2003:Pengantar xvii).Tren
metroseksual, sebagaimana tren-tren lainnya, mungkin akan berlalu. Tren

8
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

metroseksual memberikan gambaran sisi lain dari pria sebenarnya. Namun, jejakjejak yang ditinggalkannya akan membekas dan terjadi perubahan yang berbeda
setiap perkembangan waktu.
Dalam abad gaya hidup, penampilan adalah segalanya. Penampilan tubuh /diri
(body/self) akan mengalami estetisisasi kehidupan sehari-hari dalam sebuah
proyek gaya hidup. “Kamu bergaya maka kamu ada” adalah ungkapan yang cocok
untuk melukiskan gaya hidup manusia modern. Itulah sebabnya pria metroseksual
perlu bersolek atau berias diri. Tak heran, industri jasa yang memberikan layanan
untuk mempercantik penampilan (wajah, kulit tubuh, rambut) telah dan akan terus
tumbuh menjadi big business. Kini urusan bersolek tidak lagi menjadi bagian
milik wanita, tapi kaum pria pun sudah merasa tampil dandy. Perubahan
sensibilitas kaum pria dalam memandang penampilan dan citra diri agaknya telah
dilirik oleh industri kosmetika dan bisnis kecantikan atau ketampanan (David
Chaney,1996:15&17).
Gaya hidup pria metroseksual kini menjadi pembahasan yang menarik untuk
dijadikan nama kolom atau rubrik di media atau tabloid dan majalah populer pria
dewasa. Gaya hidup yang seperti ini merupakan potret kehidupan pria
metroseksual berada di kelas kalangan menengah atas. Itulah sebabnya gaya hidup
di kalangan pria metroseksual merupakan bagian indusri penampilan yang
menguntungkan bagi indusri media cetak khususnya majalah populer pria
Mempertahankan eksistensi metroseksual, keberadaan majalah pria di
Indonesia yaitu Esquire, media cetak ini berperan besar dalam memperkuat
eksistensi keberadaan metroseksual dan memberikan informasi gaya hidup urban

9
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

yang terus berkembang dan juga menentukan bagaimana masyarakat memahami
realitas citra dari keberadaan pria metroseksual yang dikonstruksi oleh media
massa. Karena, media massa sendiri adalah bagian dari hubungan timbal balik
antara media massa dan masyarakat.
Persepsi masyarakat tentang pria metroseksual menjadi representasi kebijakan
media massa yang ada. Namun, bagaimanapun juga media massa tetap
mempunyai peranan yang strategis dalam membentuk citra yang dikonstruksi oleh
media tentang keberadaan pria metroseksual di masyarakat.
Sesuatu hal yang menarik untuk melihat bagaimana media seperti majalah Esquire
mengkaji gaya hidup urban untuk menjadikan objek pria metroseksual melalui
rubrik sajiannya dengan ideology yang berbeda-beda. Dengan melihat frame dari
majalah Esquire dibeberapa rubriknya, maka kita akan mengetahui bagaimanakah
citra pria metroseksual dikonstruksi oleh media melalui tampilan teori-teori
pendekatan analisis framing dan beberapa variable penelitian yang mendukung
dalam proses penelitian.
Dari latar belakang yang digambarkan, peneliti tertarik menggunakan judul
KONSTRUKSI MAJALAH PRIA TERHADAP PENCITRAAN PRIA
METROSEKSUAL (Analisis Framing Pada Majalah Esquire IndonesiaEdisi
Oktober-November 2009)”.

B. Rumusan Masalah

10
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka peneliti merumuskan masalah yang
dikaji dalam penelitian, yaitu: Bagaimana citra pria metroseksual dikonstruksi
oleh majalah Esquire Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menemukancitra pria metroseksual melalui
konstruksi majalah Esquire Indonesiadengan menggunakanmetode framing
Zhongdang Pan dan Kosicki ?

D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Akademis
a.

Mengembangkan

kajian

ilmu

komunikasi

dalam

memberikan

kontribusidalam bidang jurnalistik tentang penelitian isi dari media cetak.
b. Menambah dan melengkapi objek penelitian komunikasi dalam studi analisis
framing mengenai pemberitaan media cetak dalam teori Zhongdang Pan
dan Kosicki.
2) Manfaat Praktis
a.

Memberikan pandangan baru dalam menyajikan objektivitas berita dalam
media cetak.

b.Memberikan pengetahuan baru tentang karakteristik dari pria metroseksual saat
ini yang disajikan dalam media cetak pria dewasa.
c. Sebagai bahan refrensi terhadap para peneliti lain dalam melakukan
penelitian sejenis.
3). Keterbatasan Proses Penelitian

11
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

a. Kurangnya kerjasama antara peneliti dengan redaksi majalah esquire
b. Sulitnya mendapat informasi yang akurat langsung antara peneliti dengan
redaksi majalah esquire.
c. Kurang tersedianya refrensi khusus mengenai pria metroseksual.

12
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

KONSTRUKSI MAJALAH PRIA
TERHADAP PENCITRAAN PRIA METROSEKSUAL
Analisis Framing Pada Majalah Esquire
Edisi Oktober-November 2009

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Kresnantia Ikrar Negara
05220243

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2010

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum W r.W b.

Puji syukur alhamdulilah penulis panjat kan kehadirat

Allah SWT yang t elah

melimpahkan Rahmat , Hidayah, Barokah sert a Inayah-Nya sehingga at as ijin dan Ridho’Nya
penulis dapat menyelesaikan skrispi yang berjudul “ Konst ruksi majalah pria t erhadap
pencit raan pria met roseksual (analisis framing pada majalah Esquire edisi Okt oberNovember 2009).
Skripsi ini disusun sebagai salah sat u syarat unt uk meraih gelar sarjana (S1) di fakult as
Ilmu Sosial dan Ilmu Polit ik Universit as M uhammadiyah M alang. Dalam penyusunan skripsi
ini, penulis banyak memperoleh bantuan baik berupa moril maupun materiil dari berbagai
pihak. Oleh karena itum penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.Papa dan mama, at as doa, nasehat dan dukunganya yang sangat t ulus dan t erus
membimbing t iada hent inya, Terimakasih at as segala kepercayan yang diberikan.
2.Bapak Drs.Wahyudi, selaku dekan Fakult as Ilmu Sosial dan Ilmu Polit ik Universit as
M uhammadiyah M alang.
3.Ibu Dra.Frida Kusumawat i, M .Si ,selaku ket ua jurusan ilmu komunikasi Universit as
M uhammadiyah M alang.
4.Bapak Nurudin, M .Si dan Bapak Drs, Joko Susilo, M .Si selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan w akt u, mencurahkan t enagam pikiran dan dengan sabar membimbing penulis
sehingga skripsi ini dapat t erselesaikan.
5.Redaksi majalah Esquire atas bantuan dan kerjasamanya dengan penulis dalam mencari
informasi dalam penelit ian.
6.Keluarga besar Drs.M uhammad Fuad, kakak-kakaku t ersayang , sahabat -sahabat ku
t ersayang dan my lovely “ si Unyu” t ercint a ,t erimakasih at as doa dan dorongan yang selama
ini .
7.Teman-t eman komunikasi 2005 at as kebersamaan dan kekompakan kit a selama kuliah
.Terimakasih dan sukses selalu.
Akhir kat a, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kit a semuanya, Amin.
Wassalamualaikum w r.wb
M alang, 22 Januari 2011
Penulis

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Lat ar Belakang…………………………………………………………………………................................... 1
B. Rumusan M asalah……………………………………………………………………………………………………. 11
C. Tujuan Penelit ian……………………………………………………………………………………………………… 11
D. M anfaat Penelit ian…………………………………………………………………………………………………… 11
BAB II. KERANGKA PEM IKIRAN

A. KERANGKA PEM IKIRAN
A.1 Konst ruksi Realit as Sosial……………………………………………………………………………………...... 13
A.2 Konst ruksi M edia At as Realit as……………………………………………………………………………….. 18
A.2.1 Individual Level………………………………………………………………………………………………. 20
A.2.2 M edia Routines Level (Tingkat Rutinitas M edia)……………………………………………………….. 22
A.2.3 Organization Level (Tingkat Organisasi)........................................................................
A.2.4 Extramedia Level (Tingkat Ekstramedia)..................................................................

23

23

A.2.5 Ideologi Level (Tingkat Ideologi)....................................................................................

25

A.3 M edia M assa dan Pembentukan Citra………………………………………………………………………………...

28

A.4 M ajalah dan Citra Pria M etroseksual…………………………………………………………………………………….

30

A.5 Ukuran-ukuran Pria disebut M etroseksual…………………………………………………………………………..

33

A.5.1 Karakteristik Pria M etroseksual…………………………………………………………………………………… 34
A.6 Jenis-jenis Jurnalistik…………………………………………………………………………………………………………… 36
B. Definisi Konseptual………………………………………………………………………………………………………………… 37
B.1 Konstruksi M edia…………………………………………………………………………………………………………………. 37
B.2 Citra…………………………………………………………………………………………………………………………………….. 38
B.3 Pria M etroseksual……………………………………………………………………………………………………………….

39

C. Tipe dan Dasar Penelitian……………………………………………………………………………………………………..

40

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

C.1 Efek Framing…………………………………………………………………………………………………………….............

44

D. M etode Penelitian………………………………………………………………………………………………………………..

46

D.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………………………………………………………………..

47

D.2 Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………………………………………………………………..

48

D.3 Tekhnik Penelitian Data……………………………………………………………………………………………………..

50

D.4 Tekhnik Analisa Data…………………………………………………………………………………………………………

50

BAB III. GAM BARAN OBJEK PENELITIAN
A.Sejarah Perkembangan Esquire…………………………………………………………………………………………..

55

B.Perkembangan M ajalah Esquire Di Indonesia…………………………………………………………………….

56

C.Visi dan M isi………………………………………………………………………………………………………………………..

57

C.1 Visi……………………………………………………………………………………………………………………………………

57

C.2 M isi………………………………………………………………………………………………………………………………….

58

D.Pola Jaringan dan Wilayah Peredaran………………………………………………………………………………..

58

E.Rubrikasi dan Pembagian Halaman…………………………………………………………………………………….

59

F.Kerjasama dan Promosi………………………………………………………………………………………………………

62

F.1 Above The Line………………………………………………………………………………………………………………..

62

F.2 Below The Line………………………………………………………………………………………………………………….

63

G.Sekilas Tampilan Esquire…………………………………………………………………………………………………….

66

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEM BAHASAN
A.M usuh Sinar UV dan Active Life Boaster………………………………………………………………………….

70

B.Warta Perancang M ode…………………………………………………………………………………………………..

79

C.Bermain M antel………………………………………………………………………………………………………………

87

D.Profil Rico J.H. Kusumo dan Profil Evan Wibaw a……………………………………………………………

99

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

E.Paris Yang Kontras………………………………………………………………………………………………………… 107

F.M elaw an M inyak………………………………………………………………………………………………………….

G.M ari Berkemas,November Kelabu..........................................................................

125

H.Formal Pants..........................................................................................................

134

I. Profil Indra Septiadi................................................................................................

146

J.Semarak M ilan........................................................................................................

153

K. Temuan Penelitan.................................................................................................

161

BAB V. PENUTUP

A.KESIM PULAN.........................................................................................................

164

B. SARAN................................................................................................................

165

B.1 Saran Praktis.......................................................................................................

165

B.2 Saran Akademik..................................................................................................

166

B.3 Kritik Sosial........................................................................................................

166

LAM PIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

115

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Pemilihan Elemen Framing………………………………………………………………………………………..

Tabel 1.1 Art ikel M ajalah Esquire edisi Okt ober 2009 yang akan dianalisis……………………………

Tabel 1.2 Art ikel M ajalah Esquire edisi November yang akan dianalisis.............................................

Tabel 1.3 Kerangka Analisis..................................................................................................................

Tabel 2. Inst rumen Penelit ian Unt uk M ajalah Bulanan esquire...........................................................

Tabel 3. Sinar UV…………………………………………………………………………………………………………………………….

Tabel 4. Warta Perancang M ode…………………………………………………………………………………………………………………

Tabel 5. Bermain M antel……………………………………………………………………………………………………………………………..

Tabel 6. Profil Rico J.H. Kusumo dan Profil Evan Wibawa………………………………………………………………………………

Tabel 7. Paris Yang Kontras……………………………………………………………………………………………………………………………

Tabel 8. M elaw an M inyak……………………………………………………………………………………………………………………………..

Tabel 9. M ari Berkemas, November Kelabu, Seputar Perancang M ode…………………………………………………………

Tabel 10. Formal Pants…………………………………………………………………………………………………………………………………..

Tabel 11. Profil Indra Septiadi………………………………………………………………………………………………………………………..

Tabel 12. Semarak M ilan………………………………………………………………………………………………………………………………..

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR PUSTAKA

Alfathri. Adlin, 2006. Resistensi Gaya Hidup: Teori dan Realitas. Yogyakarta : Jalasutra.

Barnard, Malcom. 1996. Fashion Sebagai Komunikasi: Cara Mengkomunikasikan Identias
Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender. Yogyakarta : Jalasutra.

Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan
Televisi, Dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhdap Peter L.Berger Thomas
Luckman. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Chaney, David. 1996. Lifestyles: Sebuah Pengantar Komprohensif. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.

Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, ideology, dan Politik Media. Yogyakarta:
LKIS.

Flocker, Michael. 2003. The Metrosexual Guide To Style. Bandung : B-first anggota
IKAPI.Sutaryo. 2005. Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta : Arti Bumi Intaran.

Hamad, Ibnu. 2004. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kartajaya, Hermawan dkk. 2004. Metrosexual In Venus. Jakarta: MarkPlus&Co.

Kurnia, Septiawan Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.Winarso puji, Heru.2005. Sosiologi Komunikasi Massa . Jakarta : Prestasi
Pustaka.

McQuail, Dennis. 1989. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

M.Romli, Asep Syamsul. 2001. Jurnalistik Untuk Pemula. Bandung: PT Rosdakarya.
Moleong, J Lexi. 2005. Metode penelitian Kualitatif. Bandung.Penerbit PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Massa Kontrofersi, Teori, dan Aplikasi. Bandung:
Widya Padjadjaran.

Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur

Oliver, Sandra. 2001. Strategi PR. Jakarta: Erlangga.

Rivers, William. Jensen Jay. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern Edisi Kedua.
Jakarta : Prenada Media Group.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sudiyo, Agus. 2001. Politik Media Dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: LKIS.

Sumber Non-Buku :
http:// www.simpanse.blogspot.com diakses tgl 7 oktober 2009 (Blog milik Adya)
http://www.google.co.id/eksis dijalur maskulin.htm diakses tgl 8 november 2009
http://www.google.metroseksual.com/pria metroseksual: walau berjuta-juta yang penting
penampilan. Diakses tgl 8 november 2009
Mardhiah Elza Prasanty, Skripsi S-1, Fakultas Psikologi, UMM, 2007, Body Image Pada Pria
Metroseksual.
Agus Saifuddin Amin, Skripsi S-1, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, UMM, 2008,
Laki-laki Dalam Konstruksi Media (Analisis Framing Terhadap Rubrik Jendela Keluarga”
Pada Majalah Suara Hidayatullah” (Edisi Oktober 2003/Sya’ban 1424 H dan Maret
2004/Muharam 1425 H)

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)