13
batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Begitu dahsyatnya pengaruh dan efek gempa bumi yang berpotensi meluluhlantakkan konstruksi bangunan didaerah tersebut. Sehingga seharusnya
diperlukan perhitungan yang akurat terhadap perencanaan konstruksi bangunan tersebut. Bab ini juga akan menjelaskan tentang pengenalan menara air tangki, jenis
menara tangki air yang ada, pengaruh sloshing terhadap menara tangki air, dan uraian sederhana tentang hubungan antara menara tangki air dan tingkat teori
kebebasan.
2.2. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi lempeng bumi. Frekuensi pada suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi
yang dialami selama periode waktu.
Menurut teori tektonik lempeng, permukaan bumi tektonik berisi piring juga dikenal sebagai piring litosfer. Setiap lempeng terdiri dari kerak dan semakin kaku
bagian dari mantel atas. Gempa ini terkait dengan gerakan antara piring tersebut terhadap batas-batas dari tempat aslinya Robert, 2002.
Goncangan gempa bisa sangat hebat dan dampak yang ditimbulkannya juga tidak kalah dahsyat. Gempa merupakan salah satu fenomena alam yang
menimbulkan bencana. Akibat gempa bumi antara lain: bangunan roboh, kebakaran,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
16
2.3. Pengukuran Seismik
Ada dua cara dasar untuk mengukur beban gempa atau kekuatan sebuah gempa. Pertama didasarkan pada besarnya gempa dan kedua didasarkan pada
intensitas kerusakan. Besarnya diukur dengan mendapatkan jumlah energi yang dilepaskan dari gempa bumi, dan intensitas didasarkan pada kerusakan bangunan dan
reaksi manusia.
2.3.1. Kekuatan Gempa Bumi
Pada tahun 1935, Profesor Charles Richter, dari California Institute of Technology telah mengembangkan skala gempa berkekuatan gempa
dangkal dan lokal di California selatan. Ini skala besar sering disebut sebagai Richter, besaran skala yang dikembangkan untuk gempa dangkal dan lokal
Roberts, 2002. Magnitude adalah ukuran dari total energi yang dilepaskan selama
gempa bumi oleh menggunakan alat yang disebut seismograf. Richter telah merancang besarnya skala dari nilai terkecil akibat gempa bumi dapat
direkam dan tidak ada batas atas untuk mendapatkan besarnya nilai kekuatan gempa tersebut. Seringkali data dari seismograf yang terletak pada jarak yang
berbeda dari pusat gempa memiliki nilai yang berbeda dari besarnya Richter. Hal ini karena tempat yang berbeda memiliki berbagai jenis tanah dan kondisi
batuan yang berbeda pula dan juga karena gelombang seismik tidak melepaskan jumlah energi yang sama ke segala arah.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
18
2.4. Gempa di Indonesia
Sejumlah wilayah di Indonesia berualang kali dilanda gempa bumi. Dalam retang waktu yang terbilang singkat gempa mengguncang Tasikmalaya, Yogyakarta,
Aceh, Nusa Tenggara Barat, Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Akibat gempa tidak hanya merusakan bangunan, namun banyak menelan korban jiwa.
Potensi gempa di Indonesia memang terbilang besar, sebab berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak. Daerah rawan
gempa tersebut membentang di sepanjang batas lempeng tektonik Australia dengan Asia, lempeng Asia dengan Pasifik dari timur hingga barat Sumatera sampai selatan
Jawa, Nusa Tenggara, serta Banda. Kemudian interaksi lempeng India-Australia, Eurasia dan Pasifik yang bertemu di Banda serta pertemuan lempeng Pasifik-Asia di
Sulawesi dan Halmahera. Terjadinya gempa juga berkaitan dengan sesar aktif. Di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu, atau sesar di yang berada di Papua. Ada juga
sesar yang lebih kecil di Jawa seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat. Berhubung sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi baik
waktu, tempat dan intensitas gempa di Indonesia, maka zona-zona yang masuk rawan gempa harus mendapat perhatian. Ada dua pendekatan untuk mengantisipasi
terjadinya gempa agar tidak menimbulkan dampak yang besar. Pertama, pendekatan struktural yakni mengikuti kaidah-kaidah konstruksi
yang benar dan memasukan parameter kegempaan dalam mendirikan bangunan, seperti rumah tahan gempa. Rumah jenis ini tidak identik mahal namun dibangun
sederhana tapi memerhatikan parameter kegempaan. Kedua, pendekatan nonstruktural dengan membuat peta rawan bencana gempa. Informasi potensi gempa
ini dimasukan dalam perencanaan wilayah.
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 2.2. Daftar gempa Bumi besar di atas skala Richter 5 di Indonesia Diurutkan menurut tanggal paling lama hingga tahun 2010
Sumber Wikipedia Indonesia:
Tanggal kekuatan
Episentrum Area
Korban tewas
25 November 1833
8.8-9.2 Mw 2.5°LU-
100.5°BT Sumatera
20 September 1899
7.8 Kota Ambon
3.280 2 Februari 1938
8.5 5.05°LU-
131.62°BT Pulau Banda
dan Pulau Kai 14 Agustus 1968
7.8 Sulawesi Utara
392 26 Juni 1976
7.1 Papua
9.000 19 Agustus 1977
8.0 Kepulauan
Sunda 2.200
12 Desember 1992
7.5 Pulau Flores
2.100 2 Juni 1994
7.2 Banyuwangi
200 4 Mei 2000
6.5 Kepulauan
Banggai 54
4 Juni 2000 7.3
Bengkulu 100
12 November 2004
7.3 Alor
26 26 Desember
2004 9.3
Samudra Hindia
Nanggroe Aceh Darussalam dan
sebagian Sumatera Utara
131.028 tewas dan sekitar
37.000 orang hilang
28 Maret 2005 8.2
2.04°LU - 97°BT
Pulau Nias 27 Mei 2006
5.9 7.977°LS
110.318°BT Bantul,
Yogyakarta Daerah
Istimewa Yogyakarta dan
Klaten 6.234
17 Juli 2006 7.7
9.334°LS- 107.263°BT
Samudra Hindia
Ciamis dan Cilacap
400
11 Agustus 2006 6.0
2.374°LU- 96.321°BT
Pulau Simeulue 6 Maret 2007
6.4 Mw, 6.3 Mw
0.49°LS- 100.529°BT
Solok, Kota Solok, Tanah
Datar, dan Kota Bukittinggi
60
12 September 2007
7.7 4.517°LS-
101.382°BT Kepulauan
Mentawai 10
26 November 2007
6.7 8.294°LS-
118.36°BT Sumbawa
3 17 November
2008 7.7
Sulawesi Tengah
4
Universitas Sumatera Utara
20 4 Januari 2009
7.2 Manokwari
2 2 September 2009
7.3 8.24°LS-
107.32°BT Tasikmalaya
dan Cianjur 87
30 September 2009
7.6 Mw 0.725°LS-
99.856°BT Padang
Pariaman, Kota Pariaman, Kota
Padang, dan Agam
1.115
1 Oktober 2009 6.6 Mw
2.44°LS- 101.59°BT
Kerinci 2
9 November 2009 6.7
8.24°LS- 118.65°BT
Pulau Sumbawa 1 25 Oktober 2010
7.7 3.61°LS-
99.93°BT Sumatera Barat
408 orang tewas
2.5. Tangki