6. Masukkan ke dalam alat pembanding, encerkan dengan aquadest tetes demi tetes sampai warna larutan setelah diaduk sampai homogen sama dengan
warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca kadar hemoglobin pada skala tabung.
b. Prosedur pemeriksaan dengan metode cyanmethemoglobin Reagnesia :
1. Larutan kalium ferrosianida K3FeCN6 0.6 mmoll 2. Larutan kalium sianida KCN 1.0 mmoll
Alatsarana : 1. Pipet darah
2. Tabung cuvet 3. Kolorimeter
Prosedur kerja : 1. Masukkan campuran reagen sebanyak 5 ml ke dalam cuvet
2. Ambil darah kapiler seperti pada metode sahli sebanyak 0,02 ml dan masukkan ke dalam cuvet di atas, kocok dan diamkan selama 3 menit
3. Baca dengan kolorimeter pada lambda 546. Perhitungan :
1. Kadar Hb = absorbs x 36,8 grdl100 ml 2. Kadar Hb = absorbs x 22,8 mmoll
2.1.5. Waktu Pemeriksaan Hemoglobin pada Ibu Hamil
Pemeriksaan hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan cara metode Sahli dan Sianmethemoglobin, dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu
Universitas Sumatera Utara
trimester I umur kehamilan sebelum 12 minggu dan trimester III umur kehamilan 28 sampai 36 minggu. Bila kadar Hb 11gr pada kehamilan, dinyatakan termasuk
anemia dan harus diberi suplemen tablet zat besi yang berisi 60 mg zat besi dan 0,5 mg asam folat, diminum secara teratur 1 tablethari selama 90 hari berturut-turut, bila
kadar Hb masih 11 gr pemberian tablet Fe dilanjutkan Manuaba, 2008.
2.1.6. Akibat Kurangnya Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil
Kurangnya kadar hemoglobin dalam kehamilan dapat menyebabkan terjadinya :
1. Abortus keguguran 2. Partus imatur prematur kelahiran belum cukup bulan
3. Kelainan kongenital kelainan bentuk tubuh bayi 4. Perdarahan anterpartum.
5. Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim 6. Menurunnya kecerdasan setelah bayi dilahirkan
7. Kematian perinatal Wiknjosastro, 2005.
2.1.7. Faktor yang Memengaruhi Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh: 1. Kekurangan Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan
hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke
Universitas Sumatera Utara
jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase,
dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan ± 0,004 berat tubuh 60-70
terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa dan sumsum tulang Zarianis, 2006.
Kurang lebih 4 besi di dalam tubuh berada sebagai mioglobin dan senyawa-senyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein.
Walaupun jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membran
masuk kedalam sel-sel otot. Sitokrom, flavoprotein, dan senyawa-senyawa mitokondria yang mengandung besi lainnya, memegang peranan penting dalam
proses oksidasi menghasilkan Adenosin Tri Phosphat ATP yang merupakan molekul berenergi tinggi. Sehingga apabila tubuh mengalami anemia gizi besi
maka terjadi penurunan kemampuan bekerja. Zarianis, 2006. Menurut Kartono J dan Soekatri M dalam Zarianis 2006, kecukupan besi
yang direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang berasal dari makanan yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada 95
populasi, sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi. 2. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Menurut Wirakusumah, besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah
Universitas Sumatera Utara
merah atau hemoglobin lebih dari 2,5 g, myoglobin 150 mg, phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang 200-1500 mg. Ada dua bagian besi
dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim
hem dan nonhem adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mgkg berat badan. Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-
fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mgkg berat badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan
sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran Zarianis, 2006.
3. Kehilangan banyak darah baik akut maupun kronis Banyaknya darah yang keluar berperan pada kejadian anemia karena wanita tidak
mempunyai persediaan Fe yang cukup dan absorbsi Fe ke dalam tubuh tidak dapat menggantikan hilangnya Fe saat menstruasi. Perdarahan patologis akibat
penyakitinfeksi parasit dan saluran pencernaan berhubungan positif terhadap terjadinya anemia Manuaba, 2002.
4. Peningkatan kebutuhan fisiologi akan zat besi Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang
lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi kebutuh-
an Fe akibat peningkatan volume darah, untuk menyediakan Fe bagi janin dan plasenta dan untuk menggantikan kehilangan darah saat bersalin Arisman, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Tablet Fe