Pengaruh Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

(1)

PENGARUH KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Fe TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KOTA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012

TESIS

Oleh NIRDAYANI 107032205/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

THE INFLUENCE OF COMPLIANCE IN CONSUMING Fe TABLET ON THE HEMOGLOBIN CONTENT (Hb) OF PREGNANT MOTHERS IN

THE WORKING AREA OF PUSKESMAS KOTA, ACEH TENGAH DISTRICT

IN 2012

THESIS

By

NIRDAYANI 107032205/IKM

MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PENGARUH KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Fe TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KOTA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Kesehatan Reproduksi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh NIRDAYANI 107032205/IKM

PROGRAM MAGISTER KESEHATAN REPRODUKSI PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(4)

Judul Tesis : PENGARUH KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Fe TERHADAP KADAR

HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012 Nama Mahasiswa : Nirdayani

Nomor Induk Mahasiswa : 107032205

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Kesehatan Reproduksi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes) (dr. Ria Masniari Lubis, M.Si

Ketua Anggota

)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)


(5)

Telah diuji

Pada Tanggal : 30 Agustus 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes Anggota : 1. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si

2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M 3. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes


(6)

PERNYATAAN

PENGARUH KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Fe TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KOTA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2012

Nirdayani 107032205


(7)

ABSTRAK

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2010 adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia. Persentase ibu yang melaporkan minum tablet Fe berdasarkan jumlah hari minum di Indonesia yaitu, minum selama 30 hari hanya 36,3%, yang minum 31-59 hari hanya 2,8%, minum 60-89 hari berjumlah 8,3% dan ibu hamil yang minum tablet Fe selama 90 hari sebanyak 18%. Rendahnya jumlah tersebut diduga karena kurangnya kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan menganalisis pengaruh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil. Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kota Kecamatan Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012-awal Juni 2012. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda.

Hasil penelitian kepatuhan minum tablet Fe baik dalam hal jumlah maupun cara minum menunjukkan bahwa variabel yang diuji berpengaruh signifikan terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil yaitu variabel jumlah tablet Fe dengan koefisien regresi = 4,852, sig.= 0,000, dan variabel cara minum tablet Fe dengan koefisien regresi = 3,477, sig.= 0,001, dan nilai konstanta sebesar -4,234. Jika ibu hamil patuh mengkonsumsi jumlah tablet Fe dan patuh cara minum tablet Fe, meningkatnya kadar hemoglobin ≥ 11 gr% sebesar 98,36%.

Disarankan kepada petugas kesehatan memberikan penyuluhan lebih intensif kepada ibu hamil terutama tentang cara mengkonsumsi tablet Fe berkaitan dengan jumlah tablet Fe yang harus dihabiskan maupun cara minum yang benar tablet Fe agar zat besi dapat diserap tubuh lebih maksimal dan dapat menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil.


(8)

ABSTRACT

The prevalence of anemia in pregnant mothers in Indonesia in 2010 was 70% or 7 out of 10 pregnant mothers were suffering from anemia. The number of days on which pregnant mothers took Fe tablet in Indonesia was for 30 days (only 36.3%), for 31 – 59 days (only 2.8%), for 60 – 89 days (8.3%) and for 90 days (18%). This low percentage of pregnant mothers taking Fe tablet was assumed to have been due to their less compliance with taking Fe tablets.

The purpose of this analytical survey study with cross-sectional design conducted in the working area of Puskesmas Kota, Laut Tawar Subdistrict, Aceh Tengah District from April 2012 to early June 2012 was to analyze the influence of compliance with taking Fe tablet on the content of hemoglobin in pregnant mothers. The data obtained were analyzed through univariate analysis, bivariate analysis with Chi-square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression tests.

The result of this study on the compliance with taking Fe tablet either in terms of the number or the way of taking it showed that the variables tested had a significant influence on the content of hemoglobin in pregnant mothers, namely, the number of Fe tablet taken with regression coefficient = 4.852, sig. = 0.000; the way of taking Fe tablet with regression coefficient = 3.477, sig. = 0.001; and the Constanta value of -4.234. If the pregnant mothers comply with the number of Fe tablet taken and the way of taking Fe tablet, their content of hemoglobin increases ≥ 11 gr for 98.36%.

The health workers are suggested to provide a more intensive extension to the pregnant mothers especially about how to consume Fe tablet related to the number of Fe tablet they should take and the correct way of taking Fe tablet so that the iron in the tablet can be more optimally absorbed by the body and decrease the incident rate of anemia in pregnant mothers.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012.”

Penulis menyadari penulisan tesis ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes, selaku Ketua Komisi Pembimbing dengan ketelitiannya memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, hingga selesainya penulisan Tesis ini.

6. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si, selaku Pembimbing Kedua yang memberikan masukan dan saran-saran perbaikan.


(10)

7. Seluruh Tim Pembanding yang telah bersedia menguji serta memberikan masukan dan saran-saran yang membangun guna penyempurnaan tesis ini.

8. Seluruh staf pengajar Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.

9. Keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi tanpa henti, memberikan dukungan pada penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan penyusunan tesis. 10.Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara yang telah menyumbangkan masukan dan saran serta kritikan untuk kesempurnaan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan kesehatan.

Medan, September 2012 Penulis

Nirdayani 107032205/IKM


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nirdayani, lahir di Takengon tanggal 3 April 1966 dari pasangan M. Yusuf Hakim dan Fatimah. Penulis beragama Islam dan status menikah dengan Said Usman, SE. Hingga saat ini penulis telah dikaruniai 3 orang anak yaitu 2 orang putra dan satu orang putri bernama Said Fahrizmi Manda, Syaripah Sorayanti Manda, Said Fikrie Haiqal Manda.

Jenjang pendidikan formal penulis mulai tahun 1965 di SD Negeri 2 Matang Glp II dan tamat pada tahun 1970. Pada tahun 1970, penulis memasuki SMP Negeri Takengon dan tamat pada tahun 1982. Tahun 1982, penulis bersekolah di SMA Negeri Takengon, dan tamat pada tahun 1985. pada tahun 1986-1989 penulis memasuki Akademi Keperawatan Pemerintah Daerah Aceh Tengah. Pada tahun 2005-2008 penulis menempuh pendidikan Program S-1 Ilmu Keperawatan USU Medan. Pada tahun 2010-2012, penulis memasuki program Studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Pengalaman bekerja penulis pada tahun 2000 sampai sekarang penulis bekerja sebagai staf pengajar di akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Takengon.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Permasalahan ... 6

1.3.Tujuan Penelitian ... 6

1.4.Hipotesis ... 7

1.5.Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Hemoglobin (Hb) ... 8

2.2. Tablet Fe ... 16

2.3. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe ... 21

2.4. Anemia ... 25

2.5. Landasan Teori ... 27

2.6. Kerangka Konsep ... 28

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Jenis Penelitian ... 29

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.3. Populasi dan Sampel ... 29

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ... 31

3.6. Metode Pengukuran ... 31

3.7. Metode Analisis Data ... 32

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 34

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34


(13)

4.3. Pengaruh Kepatuhan Minum Jumlah Tablet Fe terhadap

Kadar Hemoglobin ... 39

4.4. Analisis Multivariat ... 41

BAB 5. PEMBAHASAN ... 45

5.1. Kepatuhan Mengkonsumsi Jumlah Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil ... 45

5.2. Kepatuhan Cara Minum Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil ... 49

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

6.1. Kesimpulan ... 54

6.2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Identitas di Wilayah kerja

Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012 ... 36 4.2. Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Hemoglobin di Wilayah kerja

Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012 ... 37 4.3. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Tablet Fe Berdasarkan

Jumlah di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh

Tengah Tahun 2012 ... 38 4.4. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Cara Minum Tablet Fe di Wilayah

Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012... 38 4.5. Distribusi Frekuensi Kadar Hemoglobin pada Pemeriksaan Akhir

di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun

2012 ... 39 4.6. Tabel Silang Kepatuhan Minum Jumlah Tablet Fe terhadap Kadar

Hemoglobin Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota

Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012 ... 40 4.7. Tabel Silang Kepatuhan Cara Minum Tablet Fe terhadap Kadar

Hemoglobin Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota

Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012 ... 41 4.8. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda ... 42 4.9. Nilai Probabilitas Ibu Hamil yang Patuh Meningkat Kadar

Hemoglobinnya di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten


(15)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 59

2. Master Data ... 61

3. Output SPSS Master Data ... 63

4. Tabel Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Hemoglobin ... 70


(17)

ABSTRAK

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2010 adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia. Persentase ibu yang melaporkan minum tablet Fe berdasarkan jumlah hari minum di Indonesia yaitu, minum selama 30 hari hanya 36,3%, yang minum 31-59 hari hanya 2,8%, minum 60-89 hari berjumlah 8,3% dan ibu hamil yang minum tablet Fe selama 90 hari sebanyak 18%. Rendahnya jumlah tersebut diduga karena kurangnya kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan menganalisis pengaruh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil. Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kota Kecamatan Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012-awal Juni 2012. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda.

Hasil penelitian kepatuhan minum tablet Fe baik dalam hal jumlah maupun cara minum menunjukkan bahwa variabel yang diuji berpengaruh signifikan terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil yaitu variabel jumlah tablet Fe dengan koefisien regresi = 4,852, sig.= 0,000, dan variabel cara minum tablet Fe dengan koefisien regresi = 3,477, sig.= 0,001, dan nilai konstanta sebesar -4,234. Jika ibu hamil patuh mengkonsumsi jumlah tablet Fe dan patuh cara minum tablet Fe, meningkatnya kadar hemoglobin ≥ 11 gr% sebesar 98,36%.

Disarankan kepada petugas kesehatan memberikan penyuluhan lebih intensif kepada ibu hamil terutama tentang cara mengkonsumsi tablet Fe berkaitan dengan jumlah tablet Fe yang harus dihabiskan maupun cara minum yang benar tablet Fe agar zat besi dapat diserap tubuh lebih maksimal dan dapat menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil.


(18)

ABSTRACT

The prevalence of anemia in pregnant mothers in Indonesia in 2010 was 70% or 7 out of 10 pregnant mothers were suffering from anemia. The number of days on which pregnant mothers took Fe tablet in Indonesia was for 30 days (only 36.3%), for 31 – 59 days (only 2.8%), for 60 – 89 days (8.3%) and for 90 days (18%). This low percentage of pregnant mothers taking Fe tablet was assumed to have been due to their less compliance with taking Fe tablets.

The purpose of this analytical survey study with cross-sectional design conducted in the working area of Puskesmas Kota, Laut Tawar Subdistrict, Aceh Tengah District from April 2012 to early June 2012 was to analyze the influence of compliance with taking Fe tablet on the content of hemoglobin in pregnant mothers. The data obtained were analyzed through univariate analysis, bivariate analysis with Chi-square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression tests.

The result of this study on the compliance with taking Fe tablet either in terms of the number or the way of taking it showed that the variables tested had a significant influence on the content of hemoglobin in pregnant mothers, namely, the number of Fe tablet taken with regression coefficient = 4.852, sig. = 0.000; the way of taking Fe tablet with regression coefficient = 3.477, sig. = 0.001; and the Constanta value of -4.234. If the pregnant mothers comply with the number of Fe tablet taken and the way of taking Fe tablet, their content of hemoglobin increases ≥ 11 gr for 98.36%.

The health workers are suggested to provide a more intensive extension to the pregnant mothers especially about how to consume Fe tablet related to the number of Fe tablet they should take and the correct way of taking Fe tablet so that the iron in the tablet can be more optimally absorbed by the body and decrease the incident rate of anemia in pregnant mothers.


(19)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas, dan status gizi. Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Untuk mengukur derajat kesehatan ibu salah satunya melalui Angka Kematian Ibu (AKI).

AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target dalam Millennium Development Goals (MDGs) yaitu sebesar 125 pada tahun 2015. Salah satu masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh anemia (Kemenkes RI, 2011).

Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh seseorang. Anemia dapat terjadi karena kurangnya hemoglobin yang berarti juga minimnya oksigen ke seluruh tubuh (Arisman, 2004). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl pada trimester I, trimester II dan trimester III. Anemia dalam kehamilan paling sering dijumpai adalah anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang intake unsur zat besi ke dalam tubuh melalui makanan, karena gangguan absorbsi, gangguan penggunaan atau terlalu banyak zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan zat besi akan bertambah


(20)

dalam kehamilan, terutama dalam trimester II hal ini disebabkan meningkatnya kebutuhan janin yang dikandung oleh ibu (Soebroto, 2009).

Anemia dalam kehamilan akan memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu selama kehamilan, persalinan maupun dalam masa nifas (Wahyuni, 2000). Ibu hamil yang mengalami anemia dapat menyebabkan terjadinya keguguran, melahirkan sebelum waktunya, bayi berat badan lahir rendah, perdarahan sebelum dan selama persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian ibu dan janinnya (Tarwoto dan Wasnidar, 2007).

Sebagian besar anemia di Indonesia selama ini dinyatakan sebagai akibat kekurangan besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga pemerintah Indonesia mengatasinya dengan mengadakan pemberian suplemen besi untuk ibu hamil mulai tahun 1974, namun hasilnya belum memuaskan (Depkes, 2003). Oleh karenanya perlu dilakukan upaya untuk menurunkan prevalensi anemia gizi besi pada kehamilan. Departemen Kesehatan pada tanggal 1 Maret 2007 telah meluncurkan Kampanye Indonesia Bebas Anemia (Medicastore, 2007).

Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2005 melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global sebesar 55% dan pada umumnya terjadi pada trimester ketiga. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2010 adalah 70% atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia (Sunita, 2011).

Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 dalam Profil Kesehatan Kota Bogor (2002) angka anemia ibu hamil yaitu 51,8% pada trimester I, 58,2% pada trimester II dan 49,9% pada trimester III. Adapun penyebab tak langsung kesakitan dan kematian ibu adalah kejadian anemia pada ibu hamil sekitar 51% dan pada ibu nifas 45% serta karena kurang energi protein (Depkes, 2003).

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tahun 2010 bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi NAD sebesar 200/100.000 kelahiran hidup (KH). Sedangkan distribusi cakupan pemberian tablet Fe1 sebesar 70,18% dan cakupan pemberian tablet Fe3 sebesar 63,27%. Cakupan terendah berada pada Kabupaten Aceh Tengah yaitu 12,40% untuk Fe1 dan 10,56% untuk Fe3, AKI sebesar 140/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Aceh, 2011).

Berdasarkan data laporan PWS-KIA Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah bahwa cakupan pemberian Fe1 sebesar 86,9% sedangkan pemberian Fe3 sebesar 84%. Sedangkan jumlah ibu hamil yang menderita anemia atau mempunyai


(21)

kadar Hb <11gr% pada bulan Maret 2012 sebanyak 133 orang yaitu di Desa Takengon Kenawat 17 orang, Desa One-One 6 orang, Desa HBD 12 orang, Desa Pedemun 6 orang, Desa Kuteni Reje 9 orang, Desa Bujang 4 orang, Desa Gunung Suku 6 orang, Desa Takengon Barat 15 orang, Desa Rawe 4 orang, Desa Toweren Musara 4 orang, Desa Toweren Toa 7 orang, Desa Asir-Asir Asia 8 orang, Desa Toweren Oken 3 orang, Desa Toweren antara 9 orang, Desa Asir-Asir Atas 23 orang, Desa Bale Atu 4 orang, Desa Mereah Mersa 7 orang, dan desa Takengon Timur 5 orang (Puskesmas Kota, 2012).

Jika dikaitkan tingginya kejadian anemia dengan pemberian Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil yang sudah baik (Fe1 = 86,9%, dan Fe3 =84%), maka terjadi

ketidaksesuai angka tersebut yang seharusnya semakin tinggi pemberian Fe1 dan Fe3 maka kejadian anemia semakin rendah. Peneliti menduga terjadi ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sehingga absorbsi zat tersebut oleh tubuh tidak maksimal.

Pemberian zat besi secara oral merupakan salah satu pendekatan untuk pencegahan dan pengendalian anemia defisiensi zat besi. Tablet besi disarankan diberikan perhari untuk semua wanita hamil tanpa memandang status besi oleh karena manfaatnya bagi kesehatan ibu hamil dan kesulitan biaya untuk menetapkan diagnosa defisiensi besi selama kehamilan. Suplementasi harus diberikan pada trimester ke 2 dan 3, saat efisiensi absorbsi meningkat dan risiko terjadinya mual muntah berkurang. Di Indonesia, Departemen Kesehatan menyarankan pemberian tablet besi pada semua wanita hamil sekitar 60 mg perhari selama 90 hari (Paath, 2005).

Wanita hamil merupakan kelompok yang diprioritaskan untuk memperoleh suplemen zat besi. Karena ibu hamil mentransportasi darah ke janin dan plasenta. Oleh karena itu salah satu upaya pemerintah yaitu mengambil langkah untuk pemberian zat besi melalui puskesmas, posyandu dan klinik untuk mengurangi kejadian anemia pada ibu hamil. Ditekankan juga bahwa gizi ibu hamil harus diperhatikan dan ibu hamil perlu memeriksakan kehamilan secara teratur (Wijaya, 1999). Gibney, et.al. (2009) memastikan bahwa distribusi suplemen zat besi dalam jumlah yang adekuat dan kepatuhan ibu hamil terhadap program pengobatan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan program tersebut.

Persentase ibu yang melaporkan minum tablet Fe berdasarkan jumlah hari minum di Indonesia yaitu, minum selama 30 hari hanya 36,3 persen, yang minum 31-59 hari hanya 2,8 persen, minum 60-89 hari berjumlah 8,3 persen dan ibu hamil yang minum tablet Fe selama 90 hari sebanyak 18 persen (Riskesdas, 2010).

Sesuai dengan pendapat Gillispi (1998) bahwa kadar hemoglobin akan

meningkat 1 gram/dl jika dalam waktu 1-2 bulan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi 60 mg. Sedangkan secara khusus, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil meminum tablet Fe yaitu pengetahuan ibu hamil, pendidikan dan kunjungan antenatal care. Petugas kesehatan memegang peranan penting dalam setiap

kunjungan antenatal care, petugas kesehatan harus mengenal kehamilan risiko tinggi khususnya anemia kurang gizi dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil (Niven, 2002).


(22)

Dari survei pendahuluan yang peneliti lakukan pada ibu hamil yang berjumlah 15 orang hanya 5 (33,3%) orang yang menghabiskan tablet Fe satu bungkus dalam waktu 30 hari, dan hal ini diperkuat oleh pernyataan yang diungkapkan oleh petugas kesehatan wilayah kerja puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah bahwa

pendistribusian tablet Fe terhadap ibu hamil telah dilaksanakan tetapi diperoleh gambaran tentang ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan paparan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dan pengaruhnya terhadap Kadar Hb di wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah.

1.2. Permasalahan

Defisiensi zat besi merupakan masalah yang cukup banyak ditemukan di masyarakat dan merupakan penyebab utama terjadinya anemia pada ibu hamil, akibat kekurangan zat besi tersebut dapat terjadi kematian janin, berat badan lahir rendah serta kematian ibu (Arisman, 2004).

Ibu hamil yang sudah mendapatkan tablet Fe dari petugas kesehatan seharusnya terjadi peningkatan kadar Hb sehingga tidak terjadi anemia, tetapi kenyataannya tidak semua ibu hamil tersebut meningkat kadar Hb-nya. Hal ini kemungkinan disebabkan ketidakpatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan permasalahan di atas, perumusan masalah penelitian ini adalah “bagaimanakah kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dan pengaruhnya terhadap Kadar Hb pada ibu hamil di wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe terhadap kadar Hb di Wilayah Kerja Puskesmas Kota di Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012”.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe terhadap kadar Hb di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012”.


(23)

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe sehingga dapat menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah tentang kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe.


(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hemoglobin (Hb)

2.1.1. Definisi Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah (Tarwoto dan Wasnidar, 2007). Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah yang mengantarkan oksigen dari paru-paru ke jaringan di seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke paru untuk dibuang ke udara bebas (Zacky, 2009).

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Fungsi dari hemoglobin adalah pengangkutan O2 dari organ respirasi ke jaringan perifer dan pengangkutan CO2

Hemoglobin terbuat dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains. (Zacky, 2009).

, berbagai proton dari jaringan perifer ke organ respirasi untuk selanjutnya diekskresikan keluar. Hemoglobin dibentuk di dalam sel darah merah ketika sel darah merah berada pada sumsum tulang belakang. Kegagalan pembentukan dapat disebabkan kekurangan protein dalam makanan (Manuaba, 2008).


(25)

Kadar hemoglobin ialah banyak gram hemoglobin per 100 ml darah merah. Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO dalam Arisman, 2004).

Fungsi hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen: menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin (Sunita, 2011).

2.1.2. Kandungan Hemoglobin

Hemoglobin mengandung protein globin yang berkaitan dengan hem (senyawa besi protein). Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 submit protein), yang terdiri dari masing-masing dua sub unit alfa dan beta yang terikat secara non kovalen (Rochmat, 2009).

Pada setiap tetramer Hb mampu mengikat 4 atom oksigen yang terikat pada atom ferro (Fe 2+) dalam hem. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen disebut oksihemoglobin (HbO2) sedang yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (HbCO) jika Hb mengikat gas CO hasil pembakaran yang tidak sempurna. Ikatan Hb dengan CO, 200 kali lebih kuat dibanding ikatan Hb dengan oksigen. Dalam keadaan tertentu, Hb juga dapat berikatan oksigen sehingga besi


(26)

teroksidasi (Fe3+) membentuk methemoglobin (Met Hb atau Hb (Fe3+

2.1.3. Manfaat Hemoglobin

). Hb dalam bentuk MetHb akan menyebabkan kemampuan mengikat oksigennya menjadi hilang. Beberapa derivate hemoglobin satu sama lain dapat dibedakan dengan cara pengenceran. HbO2 pada pengenceran terlihat berwarna merah kekuningan, HbCO berwarna merah terang (carmine tint) sedang deoksihemoglobin (Hb) berwarna kecoklatan (Rochmat, 2009).

Menurut Depkes RI (2008) adapun guna hemoglobin antara lain :

1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.

2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia.

2.1.4. Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)

Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih akurat adalah metode cyanmethemoglobin (Bachyar, 2002).


(27)

Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat berpengaruh (Depkes, 2001)

Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman, penyinaran dapat memengaruhi hasil pembacaan. Meskipun demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan di lapangan, metode sahli ini masih memadai dan bila pemeriksaannya telat terlatih hasilnya dapat diandalkan (Depkes, 2001)

Metode yang lebih akurat adalah metode cyanmethemoglobin. Pada metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida membentuk cyanmethemoglobin yang berwarna merah. Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar. Karena yang membandingkan alat elektronik, maka hasilnya lebih objektif. Namun, fotometer saat ini masih cukup mahal, sehingga belum semua laboratorium memilikinya (Depkes, 2001).


(28)

a. Prosedur pemeriksaan dengan metode sahli Reagensia :

1. HCl 0,1 N 2. Aquadest Alat/sarana :

1. Pipet hemoglobin 2. Alat sahli

3. Pipet pastur 4. Pengaduk Prosedur kerja :

1. Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli sampai angka 2

2. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan desinfektan (alkohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk dengan lancet atau alat lain

3. Isap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan ujung pipet, kemudian teteskan darah sampai ke tanda batas dengan cara menggeserkan ujung pipet ke kertas saring/kertas tisu.

4. Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung hemoglobin, sampai ujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup pelan-pelan. Usahakan agar tidak timbul gelembung udara. Bilas sisa darah yang menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl dan meniupnya lagi sebanyak 3-4 kali. 5. Campur sampai rata dan diamkan selama kurang lebih 10 menit.


(29)

6. Masukkan ke dalam alat pembanding, encerkan dengan aquadest tetes demi tetes sampai warna larutan (setelah diaduk sampai homogen) sama dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca kadar hemoglobin pada skala tabung.

b. Prosedur pemeriksaan dengan metode cyanmethemoglobin Reagnesia :

1. Larutan kalium ferrosianida (K3Fe(CN)6 0.6 mmol/l 2. Larutan kalium sianida (KCN) 1.0 mmol/l

Alat/sarana : 1. Pipet darah 2. Tabung cuvet 3. Kolorimeter Prosedur kerja :

1. Masukkan campuran reagen sebanyak 5 ml ke dalam cuvet

2. Ambil darah kapiler seperti pada metode sahli sebanyak 0,02 ml dan masukkan ke dalam cuvet di atas, kocok dan diamkan selama 3 menit

3. Baca dengan kolorimeter pada lambda 546. Perhitungan :

1. Kadar Hb = absorbs x 36,8 gr/dl/100 ml 2. Kadar Hb = absorbs x 22,8 mmol/l

2.1.5. Waktu Pemeriksaan Hemoglobin pada Ibu Hamil

Pemeriksaan hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan cara / metode Sahli dan Sianmethemoglobin, dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu


(30)

trimester I (umur kehamilan sebelum 12 minggu dan trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu). Bila kadar Hb <11gr% pada kehamilan, dinyatakan termasuk anemia dan harus diberi suplemen tablet zat besi yang berisi 60 mg zat besi dan 0,5 mg asam folat, diminum secara teratur 1 tablet/hari selama 90 hari berturut-turut, bila kadar Hb masih <11 gr% pemberian tablet Fe dilanjutkan (Manuaba, 2008).

2.1.6. Akibat Kurangnya Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil

Kurangnya kadar hemoglobin dalam kehamilan dapat menyebabkan terjadinya :

1. Abortus (keguguran)

2. Partus imatur / prematur (kelahiran belum cukup bulan) 3. Kelainan kongenital (kelainan bentuk tubuh bayi) 4. Perdarahan anterpartum.

5. Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim 6. Menurunnya kecerdasan setelah bayi dilahirkan 7. Kematian perinatal (Wiknjosastro, 2005).

2.1.7. Faktor yang Memengaruhi Kadar Hemoglobin Kadar hemoglobin dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh: 1. Kekurangan Besi dalam Tubuh

Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke


(31)

jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan ± 0,004% berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa dan sumsum tulang (Zarianis, 2006).

Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada sebagai mioglobin dan senyawa-senyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membran masuk kedalam sel-sel otot. Sitokrom, flavoprotein, dan senyawa-senyawa mitokondria yang mengandung besi lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan Adenosin Tri Phosphat (ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi. Sehingga apabila tubuh mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan bekerja. (Zarianis, 2006).

Menurut Kartono J dan Soekatri M dalam Zarianis (2006), kecukupan besi yang direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang berasal dari makanan yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada 95% populasi, sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi.

2. Metabolisme Besi dalam Tubuh

Menurut Wirakusumah, besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah


(32)

merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan nonhem adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran (Zarianis, 2006). 3. Kehilangan banyak darah baik akut maupun kronis

Banyaknya darah yang keluar berperan pada kejadian anemia karena wanita tidak mempunyai persediaan Fe yang cukup dan absorbsi Fe ke dalam tubuh tidak dapat menggantikan hilangnya Fe saat menstruasi. Perdarahan patologis akibat penyakit/infeksi parasit dan saluran pencernaan berhubungan positif terhadap terjadinya anemia (Manuaba, 2002).

4. Peningkatan kebutuhan fisiologi akan zat besi

Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui. Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi kebutuh-an Fe akibat peningkatkebutuh-an volume darah, untuk menyediakkebutuh-an Fe bagi jkebutuh-anin dkebutuh-an plasenta dan untuk menggantikan kehilangan darah saat bersalin (Arisman, 2004).


(33)

2.2. Tablet Fe

Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan, kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan npenyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah (Depkes RI, 2001).

Zat besi (Fe) merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam sintesa haemoglobin (Hb). Seorang ibu yang pada masa hamil menderita kekurangan zat besi tidak dapat memberi cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah yang cukup untuk beberapa bulan pertama. Meskipun bayi itu mendapat air susu dari ibunya, tetapi susu bukanlah bahan makanan yang banyak mengandung zat besi karena itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak menderita anemia (Moehji, 2007).

2.2.1. Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil

Kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah 200-600 mg untuk memenuhi masa sel darah merah, 200-370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahir, 150-200 mg untuk kehilangan eksternal, 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta, 90-310 mg untuk menggantikan darah yang hilang saat persalinan. Kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 580-1.340 mg dan 440-1.050 mg diantaranya akan hilang dalam tubuh ibu saat melahirkan (Jordan, 2003).

Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5-4 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan dalam trimester terakhir yaitu rata-rata 2,5 mg/hari pada awal kehamilan menjadi 6,6 mg/hari. Zat besi yang tersedia dalam makanan berkisar dari 0,9 hingga 1,8 mg/hari dan


(34)

ketersediaan ini bergantung pada kecukupan dietnya. Karena itu, pemenuhan kebutuhan pada kehamilan memerlukan simpanan zat besi dan peningkatan absorbsi zat besi. Meskipun absorbsi zat besi meningkat cukup besar selama kehamilan, namun bila simpanan zat besinya rendah, maka asupan zat besi yang cukup hanya dapat dipenuhi lewat suplemen. Wanita dengan simpanan zat besi yang tidak memadai harus menyerap tambahan 2-5 mg zat besi per hari. Penyerapan tambahan ini memerlukan suplemen 15-30 mg zat besi per hari atau suplemen 65 mg/hari sejak kehamilan berusia 20 minggu (Jordan, 2003).

2.2.2. Dampak Kekurangan Zat Besi pada Ibu dan Janin

Anemia defenisi besi pada wanita hamil mempunyai dampak yang jelek, baik pada ibunya maupun terhadap janinnya. Ibu hamil dengan anemia berat lebih memungkinkan terjadinya partus-fermaturus dan memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah serta dapat meningkatkan kematian perinatal.

1. Bahaya pada ibu

Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dan rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%), molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum.

2. Bahaya pada janin

Bahaya anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sehingga dapat terjadi gangguan dalam bentuk abortus, terjadi kematian intrauterin, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran


(35)

dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, inteligensi rendah.(Manuaba 2008).

2.2.3. Tujuan Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil

Tujuan pemberian zat besi selama kehamilan adalah selain untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi ibu tetapi juga untuk mencegah kehilangan atau kekurangan zat besi pada ibu hamil. Diperkirakan bahwa ibu yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak mendapat suplemen memerlukan 2 tahun mengisi kembali simpanan zat besi mereka dari sumber-sumber makanan. Banyak wanita di Indonesia mempunyai jarak kehamilan kurang dari dua tahun dan tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi. Suplemen zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (JHPIEGO, 2003).

Sebaiknya ibu mengkonsumsi zat besi diantara waktu makan malam menjelang tidur bersama dengan jus jeruk dan air putih serta menghindari meminum zat besi dengan teh, kopi susu karena akan mengurangi absorbsi zat besi (Varney, 2002). 2.2.4. Makanan yang Banyak Mengandung Zat Besi

Sejumlah makanan yang banyak mengandung zat besi ditemukan pada buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan daging yang dimakan sehari-hari. Disamping tablet zat besi ada tambahan makanan yang mengandung zat besi diantaranya : dedaunan hijau seperti kangkung, bayam, lobak, labu air, labu kuning, kentang bersama kulitnya, rumput laut, kadang kedelai dan buah-buahan kering (Kompas, 2005).


(36)

2.2.5. Cara Pemberian Zat Besi pada Ibu Hamil

Dosis pemberian zat besi dibedakan atas dosis pencegahan dan dosis pengobatan. Dosis pencegahan diberikan kepada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan kadar Hb. Dosis yang dianjurkan untuk ibu hamil sampai masa nifas adalah sehari satu tablet (60 mg besi elemental) dan 0,25 mg asam folat. Berturut-turut selama 90 hari masa kehamilannya dan sampai 42 hari setelah melahirkan. Mulai pemberian pada waktu pertama kali ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Kunjungan pertama atau K1) (Depkes RI, 1999).

Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di Puskesmas (Manuaba, 2008). Beri tablet Fe pada semua ibu hamil 1 tablet selama 90 hari berturut-turut. Bila Hb kurang dari 11 gram/dl teruskan pemberian tablet Fe (IBI, 2005).

Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan, maka ibu hamil dengan anemia perlu ditangani segera dengan asupan nutrisi yang baik sesuai dengan kebutuhan antara lain makanan yang mengandung zat besi dan protein cukup (bahan pangan hewani dan nabati seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan) dan sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin (Paath, 2005).

Kebutuhan suplemen zat besi pada ibu hamil menurut Hilman et.al dalam Mandriwati (2008) adalah 65 mg perhari sejak umur kehamilan 20 minggu. Dalam kemasan suplemen zat besi mengandung tablet sulfat ferosis. Penyerapan zat besi bisa meningkat bila ada zat asam dalam lambung dan bisa terhambat bila diminum


(37)

bersamaan dengan minuman yang mengandung teh, kopi. Cara minum yang baik adalah bersamaan dengan minum vitamin C, air putih atau jus buah.

Biasanya ibu hamil diberikan tablet zat besi untuk mencukupi kebutuhan zat besi, untuk perkembangan otak janin dan pembentukan sel darah merah. Namun sebaiknya ibu hamil tidak berlebihan dalam mengkonsumsi zat besi, sebab hal itu akan menyebabkan peningkatan tekanan darah, padahal tekanan darah yang tinggi akan menyulitkan proses persalinan. Kelebihan zat besi berpengaruh buruk pada janin dan ibunya. Anemia memang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau lahir prematur, tapi bukan berarti wanita hamil mengkonsumsi pil vitamin secara membabi buta atau sembarangan (Sunita, 2011).

2.3. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

Sarfino (1990) mendefinisikan kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau yang lain. Menurut Degrest, et.al, (1998) kepatuhan adalah prilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi.

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang


(38)

dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004).

Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah atau aturan. Sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Seseorang dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas (Lukman Ali et al, 1999).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan merupakan respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya (Notoatmojo, 2007).

Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Gejala kejiwaan yang yang dimaksud dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosial budaya, masyarakat dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

Perilaku mengonsumsi obat merupakan perilaku peran sakit yaitu tindakan atau kegiatan yang dilakukan penderita agar dapat sembuh. Kepatuhan menjalankan aturan pengobatan sangat penting untuk mencapai kesehatan secara optimal. Perilaku kepatuhan dapat berupa perilaku patuh dan tidak patuh yang dapat diukur melalui


(39)

dimensi kemudahan, lama pengobatan, mutu, jarak dan keteraturan pengobatan. Kepatuhan akan meningkat bila instruksi pengobatan jelas, hubungan obat terhadap penyakit jelas dan pengobatan teratur serta adanya keyakinan bahwa kesehatan akan pulih, petugas kesehatan yang menyenangkan dan berwibawa, dukungan sosial keluarga pasien dan lain sebagainya (Medicastore, 2007).

Menurut Kelman dalam Sarwono (2007) perubahan sikap dan perilaku individu dimulai dengan tahap kepatuhan, identifikasi, kemudian baru internalisasi. Kepatuhan individu yang berdasarkan rasa terpaksa atau ketidakpahaman tentang pentingnya perilaku yang baru itu, dapat disusul dengan kepatuhan yang berbeda jenisnya yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan petugas kesehatan atau tokoh yang menganjurkan perubahan tersebut.

Pada tahap identifikasi, kepatuhan timbul karena individu merasa tertarik atau mengagumi petugas kesehatan atau tokoh tersebut. Pada tahap ini belum dapat menjamin kelestarian perilaku itu karena individu belum dapat mengkaitkan perilaku tersebut dengan nilai-nilai lain dalam hidupnya, sehingga jika ia ditinggalkan oleh tokohnya idolanya, maka ia tidak merasa perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut. Sedangkan pada tahap internalisasi, perubahan perilaku baru dapat optimal dimana perilaku yang baru tersebut dianggap bernilai positif bagi diri individu itu sendiri dan diintegrasikan dengan nilai-nilai lain dari hidupnya (Sarwono, 2007).

Menurut Medicastore (2007), medication compliance (kepatuhan pengobatan) adalah mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lain sesuai dengan waktu dan dosis yang tepat. Pengobatan hanya akan efektif apabila


(40)

pasien mematuhi aturan dalam penggunaan obat. Apabila ada anjuran untuk menghabiskan obat tersebut, maka harus mengkonsumsi obat tersebut sampai habis.

Lebih lanjut Medicastore (2007) menjelaskan ada beberapa tips untuk membantu ibu hamil atau pasien mengkonsumsi obat tepat pada waktunya, seperti: 1. Menyesuaikan waktu minum obat dengan rutinitas sehari-hari, misalnya pada

pagi hari saat sarapan, siang hari saat makan siang, malam hari saat makan malam atau sebelum tidur.

2. Pasang alarm pada jam-jam yang sama untuk mengingatkan waktu minum obat. 3. Gunakan pot-pot obat atau kantung-kantung obat dan isi dengan obat-obat yang

harus diminum pada waktu yang tertentu, lalu beri label dan simpan kantung-kantung tersebut dalam wadah yang mudah dijangkau.

4. Penting untuk menyimpan obat-obatan di tempat yang diketahui secara pasti, supaya tidak harus menghabiskan waktu mencari-cari saat datangnya waktu minum obat.

5. Yang terpenting adalah jangan pernah menghentikan penggunaan obat atas keinginan sendiri karena merasa lebih sembuh dan jangan pernah menyembunyikan ketidakpatuhan dari petugas kesehatan.

Ada beberapa faktor yang mendukung kepatuhan pasien dalam pengobatan yaitu: (1) pengetahuan yang diperoleh pasien, misalkan membaca buku-buku, mendengarkan kaset tentang kesehatan; (2) memahami kepribadian pasien, sehingga menimbulkan empati perasaan pasien; (3) adanya dukungan sosial dari keluarga atau


(41)

teman-teman; (4) perawatan dibuat sederhana; dan (5) meningkatkan interaksi profesional antara pasien dengan petugas kesehatan (Medicastore, 2007).

Untuk monitoring kepatuhan konsumsi tablet Fe dapat diukur dengan cara : (1) terjadinya perubahan warna hitam pada tinja menunjukkan bahwa sasaran minum tablet Fe. Adanya Fe dalam tinja juga dapat diketahui dengan tes Afifi; (2) melihat kemasan bungkus tablet Fe, untuk memantau jumlah tablet Fe yang telah di konsumsi; (3) supervisi dan monitoring untuk melihat apakah tablet Fe benar-benar di konsumsi oleh ibu hamil; (4) melihat perkembangan kesehatan ibu hamil apakah sasaran mengkonsumsi tablet Fe (Depkes RI, 1999).

2.4. Anemia

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Anemia pada kehamilan juga disebut sebagai “potensial yang membahayakan ibu dan anak (potensial danger to mother and child). Oleh karena itu anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak baik ibu dan keluarga serta pelayanan kesehatan (Prawiroharjo, 2002)

Anemia kebanyakan diderita karena masyarakat kekurangan zat besi tapi dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi. Anemia juga dapat terjadi :

1. Karena kekurangan gizi (malnutrisi) Hb menurun


(42)

3. Ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah (Widjaya, 2000).

Menurut Depkes RI (1999) ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan zat besi yaitu :

1. Meningkatkan program penyuluhan tentang konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan sumber hewani (heme-iron) yang mudah diserap seperti hati, daging, ikan dan lain-lain. Selain itu juga perlu ditingkatkan makanan yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin A (buah-buahan dan sayur-sayuran) untuk membantu penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan haemoglobin.

2. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi yaitu menambahkan zat besi asam folat, vitamin A dan asam amino essensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya dilakukan pada bahan makanan hasil produksi industri pangan. Untuk mengetahui bahan makanan yang mengandung zat besi dianjurkan membaca label pada kemasannya.

3. Suplementasi besi folat secara rutin selama jangka waktu tertentu adalah untuk meningkatkan kadar haemoglobin secara cepat. Dengan demikian suplementasi zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang perlu diikuti dengan cara lainnya.

Menurut Gibney, et.al (2009), ada empat pendekatan utama untuk pencegahan dan pengendalian anemia karena defisiensi zat besi yaitu (1) penyediaan suplemen zat


(43)

besi, (2) fortifikasi bahan pangan yang bisa dikonsumsi dengan zat besi, (3) edukasi gizi dan (4) pendekatan berbasis hortikultur untuk memperbaiki ketersediaan hayati zat besi pada bahan pangan yang umum.

Upaya Depkes lainnya seperti yang tercantum pada Amiruddin (2007) adalah (1) penggunaan Buku pedoman pemberian zat besi bagi petugas tahun 1999, dan poster-poster mengenai tablet besi sudah dibagikan, (2) Buku Pedoman Operasional Penanggulangan Anemia Gizi bagi petugas sejak tahun 1993 sampai sekarang, (3) kemasan Fe yang tadinya menimbulkan bau kurang sedap sekarang sudah mengalami perbaikan yaitu tablet salut yang dikemas sebanyak 30 tablet per bungkus aluminium dengan komposisi yang sama. Namun program di lapangan menunjukkan bahwa belum semua ibu hamil mendapatkan tablet besi sesuai yang diharapkan program yaitu 90 tablet.

2.5. Landasan Teori

Kepatuhan akan memengaruhi hasil pengobatan. Seseorang di katakan patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah di tentukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas (Lukman Ali, et.al, 1999). Gibney, et.al. (2009) memastikan bahwa distribusi suplemen zat besi dalam jumlah yang adekuat dan kepatuhan ibu hamil terhadap program pengobatan merupakan faktor yang memengaruhi keberhasilan program tersebut.


(44)

Ada beberapa faktor yang mendukung kepatuhan pasien dalam pengobatan yaitu: (1) pengetahuan yang diperoleh pasien, misalkan membaca buku-buku, mendengarkan kaset tentang kesehatan; (2) memahami kepribadian pasien, sehingga menimbulkan empati perasaan pasien; (3) adanya dukungan sosial dari keluarga atau teman-teman; (4) perawatan dibuat sederhana; dan (5) meningkatkan interaksi profesional antara pasien dengan petugas kesehatan (Medicastore, 2007).

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004).

2.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep di atas menunjukkan bahwa peningkatan kadar Hb ibu hamil diduga disebabkan oleh kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe berdasarkan dosis / jumlah tablet Fe dan cara minum tablet Fe.

Kepatuhan Ibu Mengkon-sumsi Tablet Fe:

1. Dosis Tablet Fe

2. Cara Minum Tablet Fe


(45)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan desain cross-sectional (potong lintang) yang bertujuan untuk menganalisis kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi dengan terjadinya anemia pada ibu hamil secara bersamaan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di wilayah kerja Puskesmas Kota Kecamatan Laut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012–Juni 2012.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah dan dari hasil pemeriksaan metode sahli dinyatakan mengalami anemia atau mempunyai kadar Hb <11 gr%, dan mendapat 3 bungkus tablet Fe yang dibagikan pada ibu hamil trimester II oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Kota pada awal bulan April 2012 berjumlah 43 orang.


(46)

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu 43 orang, dengan kriteria inklusi subyek dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :

a. Ibu hamil yang menderita anemia, usia kehamilan 6 bulan. b. Dilakukan pemeriksaan kadar Hb pertama pada awal April 2012. c. Dilakukan pemeriksaan kadar Hb kedua pada awal Juli 2012. d. Bersedia menjadi sampel.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Sebelum data digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas angket.

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner penelitian tentang kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Kota dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah berupa data ibu hamil, dan data-data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.


(47)

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen

a. Kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe adalah ketaatan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan oleh petugas kesehatan sesuai dengan dosis dan cara yang tepat.

b. Kepatuhan ibu hamil terhadap dosis tablet Fe adalah ketaatan ibu hamil mengkonsumsi 1 tablet Fe setiap hari selama 90 hari.

c. Kepatuhan ibu hamil terhadap cara minum tablet Fe adalah ketaatan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe bersamaan dengan air putih, Vitamin C, jus atau buah, dan tidak ada minum teh, kopi dan juga susu dalam interval waktu 1 jam sebelum dan sesudah minum tablet Fe.

3.5.2 Variabel Dependen

Kadar hemoglobin adalah banyaknya gram hemoglobin per 100 ml darah merah diukur dengan Hb meter dengan metode Sahli, dinyatakan dengan satuan gram%.

3.6. Metode Pengukuran

1. Kepatuhan terhadap jumlah/dosis

a. Patuh : Jika tidak ada sisa tablet Fe, atau menjawab ‘ya’ pada pertanyaan nomor 1 dan 2, menjawab ‘tidak’ pada pertanyaan nomor 3,4,5.


(48)

b. Tidak Patuh : Jika ada sisa tablet Fe, atau menjawab ‘tidak’ pada salah satu pertanyaan nomor 1 dan 2, menjawab ‘ya’ pada salah satu pertanyaan nomor 3,4,5.

2. Kepatuhan terhadap cara minum

a. Patuh : Jika tablet Fe dikonsumsi sesuai petunjuk petugas kesehatan, atau menjawab ‘ya’ pada pertanyaan nomor 6,7,8,12, dan menjawab ‘tidak’ pada pertanyaan nomor 9,10,11.

b. Tidak patuh : Jika tablet Fe dikonsumsi tidak sesuai petunjuk petugas kesehatan, atau menjawab ‘tidak’ pada salah satu pertanyaan nomor 6,7,8,12, dan menjawab ‘ya’ pada salah satu pertanyaan nomor 9,10,11.

3. Kadar Hemoglobin

a. Baik : Jika pada pemeriksaan kedua kadar Hb ibu hamil naik hingga ≥11 gr% (tidak anemia)

b. Kurang baik : Jika pada pemeriksaan kedua kadar Hb ibu hamil naik tetapi masih berada di bawah 11 gr% (anemia).

3.7. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini mencakup :

1. Analisis univariat, yaitu analisa untuk mendapatkan gambaran tentang masing-masing variabel independen dan dependen dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(49)

2. Analisis bivariat yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%.

3. Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen sekaligus terhadap variabel dependen dilakukan dengan uji regresi logistik ganda.

Dalam uji regresi logistik ganda ini digunakan metode seleksi forward stepwise (conditional). Model persamaan regresi logistik ganda yang dapat digunakan untuk peramalan probabilitas individu dalam kepatuhan ibu hamil dan terjadinya anemia yaitu :

γi 

     − p p 1

= ln = β0 + β1x1 + β2x

Dimana : p = probabilitas ibu hamil yang mengalami anemia 2

p = ( 0 1 1 2 2)

1

1

x x

e

− β +β +β

+

βi x

= 0, 1, 2 adalah parameter model regresi logistik. 1

x

= kepatuhan terhadap dosis 2


(50)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Kota merupakan salah satu Puskesmas induk yang ada di Kabupaten Aceh Tengah. Luas wilayah kerja Puskesmas Kota yaitu 99,56 km=2

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bintang

. Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Kota adalah sebagai berikut :

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bebesen

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bebesen dan Kebayakan 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pegasing dan Linge

Wilayah Kerja Puskesmas Kota terbagi menjadi 15 desa. Adapun kelimabelas desa tersebut adalah sebagai berikut :

1. Desa Asir-Asir Atas 2. Desa Toweren Antara 3. Desa Toweren Uken 4. Desa Asir-Asir Asia 5. Desa Toweren Tua 6. Desa Toweren Musara 7. Desa Rawe

8. Desa Takengon Barat 9. Desa Gunung Suku


(51)

10.Desa Bujang 11.Desa Kuteni Reje 12.Desa Pedemun 13.Desa HBD 14.Desa One-One

15.Desa Takengon Kenawat

Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk oleh BPS pada tahun 2011 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah adalah sebesar 18.602 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 4.367 KK, atau rata-rata jiwa/rumah tangga sebesar 4,25% sedangkan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,14%, dan rata-rata kepadatan penduduk wilayah kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah sebesar 43 jiwa/km2.

4.2. Identitas Responden

Identitas yang ditanyakan dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, umur kehamilan paritas, dan gravida. Umur ibu dibagi menjadi umur <20 tahun, 20-35 tahun, >35 tahun. Pendidikan ibu dibagi menjadi 3 yaitu SMP, SMA, dan D-3. Pekerjaan ibu dibagi menjadi ibu rumah tangga, pedagang, pegawai. Umur kehamilan ibu dibagi menjadi 6 bulan, 7 bulan. Paritas dibagi menjadi paritas 0, 1 orang, 2 orang, 3 orang, 4 orang. Gravida dibagi menjadi gravida 1, gravida 2, gravida 3, gravida 4, gravida 5. Hasil penelitian identitas responden dapat dilihat pada tabel berikut.


(52)

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Identitas di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

No Identitas Responden Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Umur

<20 tahun 1 2,3

20-35 tahun 39 90,7

>35 tahun 3 7,0

Total 43 100,0

2. Pendidikan

SMP 6 14,0

SMA 32 74,4

D-3 5 11,6

Total 43 100,0

3. Pekerjaan

Ibu rumah tangga 34 79,1

Pedagang 5 11,6

Pegawai 4 9,3

Total 43 100,0

4. Umur Kehamilan

6 bulan 28 65,1

7 bulan 15 34,9

Total 43 100,0

5. Paritas

0 12 27,9

1 orang 17 39,5

2 orang 10 23,3

3 orang 3 7,0

4 orang 1 2,3

Total 43 100,0

1. Gravida

Gravida 1 12 27,9

Gravida 2 17 39,5

Gravida 3 10 23,3

Gravida 4 3 7,0

Gravida 5 1 2,3

Total 43 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 21-35 tahun yaitu 39 orang (90,7%). Berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu 32 orang (74,4%). Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga yaitu 34 orang (79,1%).


(53)

Berdasarkan umur kehamilan, sebagian besar responden pada saat awal penelitian (April 2012) usia kehamilan 6 bulan yaitu 28 orang (65,1%), selebihnya usia kehamilan 7 bulan yaitu 15 orang (34,9%). Berdasarkan paritas, sebagian besar responden pada paritas 1 orang yaitu 17 orang (39,5%), sebagian kecil mempunyai anak sebanyak 4 orang yaitu 1 orang (2,3%). Berdasarkan gravida, sebagian besar responden dalam kehamilan yang ke-2 yaitu 17 orang (39,5%), sebagian kecil kehamilan yang kelima yaitu 1 orang (2,3%).

4.2.2. Kadar Hemoglobin

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin responden dengan menggunakan metode Sahli dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Hemoglobin di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

Kadar HB Pemeriksaan Awal Pemeriksaan Akhir

n % n %

8,0 - 8,9 9,0 - 9,9 10,0 - 10,9 11,0 - 11,9 12,0 - 12,9

10 33 0 0 0 23,3 76,7 0 0 0 0 3 9 24 7 0 6,9 20,9 55,8 16,4

Jumlah 43 100,0 43 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada pemeriksaan awal (awal bulan April 2012), kadar Hb terendah yaitu 8,4 sedangkan kadar Hb tertinggi 9,8. Pada pemeriksaan akhir (awal bulan Juli 2012) kadar Hb terendah yaitu 9,2 sedangkan kadar Hb tertinggi 12,5.


(54)

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada ibu hamil atau berda-sarkan pemeriksaan akhir (awal bulan Juli 2012), dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kadar Hemoglobin pada Pemeriksaan Akhir di

Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

No. Kadar Hemoglobin Jumlah Persentase

1. 2. Baik Kurang baik 31 12 72,1 27,9

Jumlah 43 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar kadar hemoglobin responden naik (meningkat menjadi ≥ 11 gr%) dalam kategori baik yaitu 31 orang (72,1%), selebihnya dalam kategori kurang baik (meningkat tetapi < 11 gr%) dalam kategori kurang baik yaitu 12 orang (27,9%).

4.2.3. Kepatuhan Minum Tablet Fe Berdasarkan Jumlah

Berdasarkan hasil penelitian kepatuhan minum tablet Fe berdasarkan jumlah tablet Fe dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Tablet Fe Berdasarkan Jumlah di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

No. Jumlah Tablet Fe Jumlah Persentase

1. 2. Patuh Tidak patuh 28 15 65,1 34,9

Jumlah 43 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam kategori patuh untuk jumlah tablet Fe yang diminum yaitu 28 orang (65,1%), dan masih ditemukan sebanyak 15 orang (34,9%) tidak patuh dalam mengkonsumsi jumlah tablet Fe.


(55)

4.2.4. Kepatuhan Cara Minum Tablet Fe

Berdasarkan hasil penelitian kepatuhan ibu hamil pada cara minum tablet Fe dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Tablet Fe Berdasarkan Cara Minum di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

No. Cara Minum Tablet Fe Jumlah Persentase

1. 2.

Patuh Tidak patuh

32 11

74,4 25,6

Jumlah 43 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam kategori patuh untuk cara minum tablet Fe yaitu 32 orang (74,4%), dan ditemukan sebanyak 11 orang (25,6%) ibu tidak patuh cara minum tablet Fe.

4.3. Pengaruh Kepatuhan Minum Jumlah Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin

Dalam penelitian ini kepatuhan minum jumlah tablet Fe oleh ibu hamil dihubungkan dengan terjadinya peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang diukur pada akhir pemberian tablet Fe. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kepatuhan minum jumlah tablet Fe terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada tabel berikut.


(56)

Tabel 4.6. Tabel Silang Kepatuhan Minum Jumlah Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

Kepatuhan Jumlah Tablet Fe

Kadar Hemoglobin

Jumlah p

Baik Kurang Baik

Jlh % Jlh % Jlh %

Patuh Tidak Patuh 28 3 100 20,0 0 12 0 80,0 28 15 100,0

100,0 0,0001

Total 31 72,1 12 27,9 43 100,0

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden yang patuh mengkonsumsi jumlah tablet Fe seluruhnya kadar hemoglobin dalam kategori baik (≥ 11gr%) yaitu 28 orang (100%). Responden yang tidak patuh, sebagian besar kadar hemoglobinnya dalam kategori kurang baik (<11 gr%) yaitu 12 orang (80,0%).

Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai probabilitas (p)=0,0001 <0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepatuhan mengkonsumsi jumlah tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012.

4.3.2. Pengaruh Kepatuhan Cara Minum Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin

Berdasarkan hasil penelitian tentang kepatuhan cara minum tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada tabel berikut.


(57)

Tabel 4.7. Tabel Silang Kepatuhan Cara Minum Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012

Kepatuhan Cara Minum Tablet Fe

Kadar Hemoglobin

Jumlah p

Baik Kurang Baik

Jlh % Jlh % Jlh %

Patuh Tidak Patuh 28 3 87,5 27,3 4 8 12,5 72,7 32 11 100,0

100,0 0,0001

Total 31 72,1 12 27,9 43 100,0

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden yang patuh cara minum tablet Fe sebagian besar kadar hemoglobinnya dalam kategori baik (≥ 11 gr%) yaitu 28 orang (87,5%). Responden yang tidak patuh, sebagian besar kadar hemoglobinnya dalam kategori kurang baik (<11 gr%) yaitu 8 orang (72,7%).

Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai probabilitas (p)=0,0001 <0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepatuhan cara minum tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012.

4.4. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe terhadap kadar hemoglobin (Hb) secara bersamaan dilakukan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression) melalui beberapa langkah yaitu:


(58)

1. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih sebagai kandidat atau yang dianggap signifikan berdasarkan hasil uji bivariat (uji chi-square). Dalam penelitian ini yang dijadikan kandidat model adalah variabel jumlah tablet Fe dan cara minum tablet Fe.

2. Kedua variabel (jumlah tablet Fe dan cara minum tablet Fe) dimasukkan dalam uji kandidat model uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression) karena mempunyai nilai signifikan <0,05.

3. Selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan metode forward stepwise (conditional) untuk mengidentifikasi faktor paling berpengaruh terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil.

Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh hasil bahwa kedua variabel yang diuji berpengaruh signifikan terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil yaitu variabel jumlah tablet Fe dengan koefisien regresi = 4,852, sig.= 0,000, variabel cara minum tablet Fe dengan koefisien regresi = 3,477, sig.= 0,001, dan nilai konstanta sebesar -4,234. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Pengaruh Kepatuhan Minum Jumlah Tablet Fe dan Kepatuhan Cara Minum Tablet Fe terhadap Kadar Hb Ibu Hamil

Variabel B S.E Wald Sig.

Patuh jumlah tablet Fe Patuh cara minum tablet Fe Constant

4,852 3,477 -4,234

1,725 1,357 1,635

12,848 5,231 8,770

0,000 0,001


(59)

Sehingga dapat dibuat model regresi logistik yaitu:

γi 

     − p p 1

= ln = -4,234 + 4,852(jumlah tablet Fe) + 3,477

Sedangkan nilai probabilitas ibu hamil yang patuh meningkat kadar hemoglobinnya yaitu:

(cara minum tablet Fe

p =

(

jumlahtabletFe cara umtabletFe

)

e

4,234 4,852 3,477 min

1

1

+ + − −

+

Selanjutnya dapat dibuat ramalan tentang probabilitas ibu hamil yang patuh meningkat kadar hemoglobinnya sebagai berikut :

Tabel 4.9. Nilai Probabilitas Ibu Hamil yang Patuh dan Tidak Patuh terhadap Kadar Hemoglobinnya di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah

Variabel Prediktor Proporsi Persentase

Patuh Jumlah tablet Fe dan

Patuh cara minum

0 0 0,9836 98,36%

0 1 0,6498 64,98%

1 0 0,3193 31,93%

1 1 0,0604 1,43%

Berdasarkan tabel di atas bahwa jika ibu hamil memiliki nilai variabel prediktor, sebagai berikut :

1. Jika ibu hamil patuh mengkonsumsi jumlah tablet Fe dan patuh cara minum tablet Fe (0), maka nilai probabilitas Hb meningkat ≥11 gr% sebesar 98,36%. 2. Jika ibu hamil patuh mengkonsumsi jumlah tablet Fe(0), tetapi tidak patuh cara

minum tablet Fe (1), maka nilai probabilitas Hb meningkat ≥11 gr% sebesar 64,98%.


(60)

3. Jika ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi jumlah tablet Fe(1), tetapi patuh cara minum tablet Fe (0), maka nilai probabilitas Hb meningkat ≥11 gr% sebesar 31,93%.

4. Jika ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi jumlah tablet Fe dan tidak patuh cara minum tablet Fe (1), maka nilai probabilitas Hb meningkat ≥11 gr% hanya sebesar 1,43%.


(61)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Kepatuhan Mengkonsumsi Jumlah Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil

Hasil penelitian dengan uji statistik regresi logistik ganda diperoleh nilai probabilitas (p)=0,0001 <0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepatuhan mengkonsumsi jumlah tablet Fe terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012. Responden yang patuh mengkonsumsi jumlah tablet Fe seluruhnya kadar hemoglobin dalam kategori baik (≥ 11 gr%) yaitu 28 orang (100%). Responden yang tidak patuh, sebagian besar kadar hemoglobinnya dalam kategori kurang baik (<11 gr%) yaitu 12 orang (80,0%).

Penelitian yang dilakukan Anggreni (2008), yang meneliti Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Terhadap Tingkat Kejadian Anemia di Puskesmas Pekan Heran Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2008 mendapatkan hasil bahwa tindakan ibu hamil dalam mematuhi mengkonsumsi tablet zat besi secara tepat dan benar, sebanyak 62,9% dikategorikan tindakan baik, sedangkan ibu yang tidak patuh sebanyak 37,1% dan cenderung mengalami anemia.

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari (Afnita, 2004). Dosis pemberian zat besi dibedakan atas dosis pencegahan dan dosis pengobatan. Dosis pencegahan diberikan kepada kelompok sasaran tanpa


(62)

pemeriksaan kadar Hb. Dosis yang dianjurkan untuk ibu hamil sampai masa nifas adalah sehari satu tablet (60 mg besi elemental) dan 0,25 mg asam folat. Berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan (Depkes RI, 2009). Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di Puskesmas (Manuaba, 2008).

Tablet Fe diberikan pada ibu hamil pada saat kunjungan pemeriksaan kehamilan yang diharapkan ibu datang sebanyak empat kali atau lebih. Pemberian tablet Fe bermanfaat untuk memperbaiki anemia besi pada ibu hamil, pada umumnya tablet besi diberikan pada trimester II sampai ibu melahirkan karena pada trimester I keadaan ibu sering mual, muntah sehingga agak sulit untuk mengkonsumsi obat. Tablet besi folat yang mengandung 200 mg ferous sulfat atau setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat per tablet yang dikemas dalam bungkus alumunium berisi 30 tablet untuk satu bulan dengan dosis pencegahan 1 x 1 tablet per hari dan dosis pengobatan 3 x 1 per hari diberikan selama tiga bulan atau tiga bungkus selama kehamilan. Dengan pemberian dalam jumlah yang cukup pada ibu selama kehamilan diharapkan ibu hamil tidak mengalami anemia (Depkes RI, 2009).

Dalam beberapa kasus, penanganan anemia kekurangan zat besi (Fe) memerlukan suplemen zat besi (Fe). Namun mengkonsumsi suplemen zat besi (Fe) sebaiknya dilakukan secara hati-hati sesuai dengan dosis yang dianjurkan, karena asupan zat besi (Fe) secara berlebihan tidak dibenarkan tetapi dapat menimbulkan


(1)

gravida

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 12 27.9 27.9 27.9

2 17 39.5 39.5 67.4

3 10 23.3 23.3 90.7

4 3 7.0 7.0 97.7

5 1 2.3 2.3 100.0

Total 43 100.0 100.0

Hb awal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 8.4 1 2.3 2.3 2.3

8.6 2 4.7 4.7 7.0

8.8 7 16.3 16.3 23.3

9.0 2 4.7 4.7 27.9

9.2 8 18.6 18.6 46.5

9.4 7 16.3 16.3 62.8

9.6 11 25.6 25.6 88.4

9.8 5 11.6 11.6 100.0

Total 43 100.0 100.0

jumlah tablet Fe

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid patuh 28 65.1 65.1 65.1

tidak patuh 15 34.9 34.9 100.0

Total 43 100.0 100.0

cara minum tablet Fe

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid patuh 32 74.4 74.4 74.4

tidak patuh 11 25.6 25.6 100.0


(2)

Hb akhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 9.2 1 2.3 2.3 2.3

9.5 1 2.3 2.3 4.7

9.8 1 2.3 2.3 7.0

10.4 2 4.7 4.7 11.6

10.5 1 2.3 2.3 14.0

10.6 3 7.0 7.0 20.9

10.7 2 4.7 4.7 25.6

10.8 1 2.3 2.3 27.9

11.0 3 7.0 7.0 34.9

11.2 4 9.3 9.3 44.2

11.3 4 9.3 9.3 53.5

11.4 2 4.7 4.7 58.1

11.5 7 16.3 16.3 74.4

11.8 4 9.3 9.3 83.7

12.0 5 11.6 11.6 95.3

12.3 1 2.3 2.3 97.7

12.5 1 2.3 2.3 100.0

Total 43 100.0 100.0

Kadar hemoglobin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 31 72.1 72.1 72.1

kurang baik 12 27.9 27.9 100.0


(3)

Tabel Silang

jumlah tablet Fe * Kadar hemoglobin

Crosstab

Kadar hemoglobin

Total baik kurang baik

jumlah tablet Fe patuh Count 28 0 28

% within jumlah tablet Fe 100.0% .0% 100.0%

% of Total 65.1% .0% 65.1%

tidak patuh Count 3 12 15

% within jumlah tablet Fe 20.0% 80.0% 100.0%

% of Total 7.0% 27.9% 34.9%

Total Count 31 12 43

% within jumlah tablet Fe 72.1% 27.9% 100.0%

% of Total 72.1% 27.9% 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 31.071a 1 .000

Continuity Correctionb 27.222 1 .000

Likelihood Ratio 35.906 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 30.348 1 .000

N of Valid Cases 43

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.19. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate Value

95% Confidence Interval Lower Upper For cohort Kadar

hemoglobin = baik

5.000 1.817 13.757


(4)

cara minum tablet Fe * Kadar hemoglobin

Crosstab

Kadar hemoglobin

Total baik kurang baik

cara minum tablet Fe

patuh Count 28 4 32

% within cara minum tablet Fe

87.5% 12.5% 100.0%

% of Total 65.1% 9.3% 74.4%

tidak patuh Count 3 8 11

% within cara minum tablet Fe

27.3% 72.7% 100.0%

% of Total 7.0% 18.6% 25.6%

Total Count 31 12 43

% within cara minum tablet Fe

72.1% 27.9% 100.0%

% of Total 72.1% 27.9% 100.0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 14.759a 1 .000

Continuity Correctionb 11.917 1 .001

Likelihood Ratio 13.914 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.416 1 .000

N of Valid Cases 43

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.07. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for cara minum

tablet Fe (patuh / tidak patuh)

18.667 3.442 101.227

For cohort Kadar hemoglobin = baik

3.208 1.212 8.496

For cohort Kadar

hemoglobin = kurang baik

.172 .064 .460


(5)

Regresi Logistik Ganda

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 43 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 43 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 43 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value

baik 0

kurang baik 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Kadar hemoglobin

Percentage Correct baik kurang baik

Step 0 Kadar hemoglobin baik 31 0 100.0

kurang baik 12 0 .0

Overall Percentage 72.1

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.949 .340 7.793 1 .005 .387

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables jt 31.071 1 .000

cn 14.759 1 .000


(6)

Block 1: Method = Forward Stepwise (Conditional)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 35.906 1 .000

Block 35.906 1 .000

Model 35.906 1 .000

Model Summary Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 15.012a .566 .816

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Classification Tablea

Observed

Predicted

Kadar hemoglobin Percentage Correct baik Kurang baik

Step 1 Kadar hemoglobin baik 28 3 90.3

kurang baik 0 12 100.0

Overall Percentage 93.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a jumlah tablet Fe 3.787 .888 21.991 1 .000 52.526 11.263 89.266

Constant -1.574 .497 10.182 1 .001 .208

Step 2b jumlah tablet Fe 4.852 1.725 12.848 1 .000 41.536 8.549 78.284 cara minum tablet Fe 3.477 1.357 5.231 1 .001 32.506 4.287 53.359 Constant -4.234 1.635 8.770 1 .003 .002

a. Variable(s) entered on step 1: jumlah tablet Fe. b. Variable(s) entered on step 2: cara minum tablet Fe.

Model if Term Removeda Variable

Model Log Likelihood

Change in -2

Log Likelihood df

Sig. of the Change

Step 1 jumlah tablet Fe -44.521 47.872 1 .000

Step 2 jumlah tablet Fe -37.821 42.987 1 .000

cara minum tablet Fe -22.457 12.475 1 .000

a. Based on conditional parameter estimates

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 1 Variables cara minum tablet Fe 9.718 1 .001


Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian Suplemen Zat Besi dengan Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III

0 50 79

HUBUNGAN RIWAYAT MENGKONSUMSI TABLET Fe DAN TELUR AYAM KAMPUNG TERHADAP KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS DINOYO

3 58 29

PENGARUH KELAS PRE-NATAL TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA Pengaruh Kelas Pre-Natal Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Weru.

0 2 13

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor

1 1 6

GAMBARAAN KEPATUHAN MINUM TABLET Fe DAN PENINGKATAN KADAR HAEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

0 1 5

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS BOGOR TENGAH

0 0 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TABLET FE DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE

0 0 8

PENGARUH JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III YANG MENGKONSUMSI TABLET Fe DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS EKS-KOTATIF PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 15