Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penulisan

tanah yang sudah didaftarkan dan memperoleh sertifikat sebagai kepastian hak, secara substansi belum tentu mendapatkan jaminan kepastian hukum pemilikannya. Dari apa yang tersebut di atas, kenyataannya masih sangat banyak tanah dalam masyarakat yang belum ada bukti otentik sebagai jaminan kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah. Untuk itu hal ini semestinya menjadi perhatian yang serius baik dari pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri sebagai pemilik atau pemegang hak atas tanah tersebut, guna mendapat status hukum atas tanah yang dikuasainya. Sesuai dengan amanat PP Nomor 24 Tahun 1997 yaitu telah dibebankan kepada pemegang hak sebagaimana diatur dalam Pasal 23, 32, 38 UUPA.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah : 1. Bagaimana problematika yang terjadi dalam Pendaftaran Tanah di Kota Batam? 2. Bagaimana upaya pemerintah Kota Batam dalam mewujudkan perlindungan hukum terhadap pemegang hak atas tanah? 3. Bagaimana eksistensi PP Nomor 24 Tahun 1997 untuk mewujudkan kepastian hukum bagi pemegang hak atas tanah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penulisan ini, sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mengetahui problematika yang terjadi dalam pendaftaran tanah di Kota Batam. 2. Untuk mengetahui sejauhmana upaya pemerintah Kota Batam dalam mewujudkan perlindungan hukum terhadap pemegang hak atas tanah. 3. Untuk mengetahui eksistensi peraturan pendaftaran tanah yang diatur oleh PP Nomor 24 Tahun 1997 dalam memberikan kepastian hukum bagi pemegang hak atas tanah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu: 1. Secara teoritis Untuk memberikan masukkan bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu Hukum Pertanahan dan umumnya di bidang ilmu hukum Agaria, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat pada saat ini. 2. Secara Praktis Untuk dapat memberikan masukkan terhadap pemerintah danatau pelaku hukum yang berwenang untuk itu, khususnya bagi pemerintah Kota Batam dan bagi masyarakat yang kepemilikan hak atas tanahnya belum jelas, serta untuk dapat memberikan kesadaran hukum bagi masyarakat dan pemerintah dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 jo PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Universitas Sumatera Utara

E. Keaslian Penulisan

Bahwa setelah penulis melakukan penelurusan kepustakaan, khususnya dilingkungan Universitas Sumatera Utara tidak ada yang persis sama dengan judul yang penulis pilih, yaitu “Problematika Yang Terjadi Dalam Mewujudkan Perlindungan Dan Kepastian Hukum Terhadap Pemegang Hak Atas Tanah Studi Di Kantor Pertanahan Kota Batam”. Meskipun ada kemiripan judul, akan tetapi dalam pokok permasalahan yang dibahas berbeda dengan penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian yang diangkat penulis sampai saat ini masih dapat dipertanggung jawabkan keasliannya secara ilmiah. Adapun penelitian yang pernah ditulis oleh penulis-penulis pendahulu yaitu: 1. Mewujudkan Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Dengan Pendaftaran Tanah Studi di Kantor Pertanahan Kabupaten Nagan Raya, oleh: T. Mursalin 067011094. Permasalahannya : a. Bagaimana pelaksanaan Pendaftaran Tanah yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Nagan Raya? b. Bagaimana kesadaran hukum masyarakat Nagan Raya untuk melaksanakan pendaftaran hak-hak atas tanah? c. Kendala-kendala apakah yang dihadapi masyarakat untuk melaksanakan pendaftaran hak atas tanahnya? Kesimpulan : Universitas Sumatera Utara a. Bahwa pendaftaran tanah yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Nagan Raya adalah pendaftaran tanah secara sporadik, sementara pendaftaran tanah secara sistematik baru dilaksanakan setelah terjadinya tsunami Aceh, sebagai program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami, dan masih banyaknya desa yang belum tersentuh program pemerintah untuk didaftarkan hak-hak atas tanah masyarakat secara sistematik, dan belum tercapainya pelayanan sebagaimana diatur dalam asas UUPA. b. Bahwa yang telah melakukan pendaftaran tanah dan telah mendapat status hukum hak atas tanah yang berupa sertifikat adalah 20.534 pemegang hak, sedangkan hak guna bangunan sejumlah 43 hak, hak guna usaha 25 hak, dan hak pakai 49 hak, dan masih banyak persil tanah masyarakat yang belum terdaftar, karena rendahnya kasadaran hukum masyarakat Kabupaten Nagan Raya dalam melakukan pendaftaran tanah. Karena faktor historis kepemilikan tanah, terutama terhadap tanah hak milik adat yang sifatnya turun temurun. c. Bahwa kendala yang dihadapi masyarakat Kabupaten nagan Raya dalam hal pendaftaran tanah selain faktor historis kepemilikan tanahnya, ada beberapa faktor yaitu : - Masyarakat masih belum memahami aturan tentang pendaftaran tanah. - Mahalnya biaya pendaftaran. Universitas Sumatera Utara - Tidak mudahnya dalam pengurusan serta belum transparannya biaya pengurusan sertifikat. 2. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah Studi kasus Terhadap Hak Atas Tanah Terhadap Yang Berpotensi Hapus Di Kota Medan, oleh : Syafruddin 017011081. Permasalahannya : a. Bagaimana konsep prosedur perolehan sertifikat hak atas tanah yang berkepastian hukum yang dibutuhkan masyarakat untuk melindungi pemegang sertifikat hak atas tanah secara yuridis? b. Bagaimana konsep dana pertanggungan hak atas tanah yang berkeadilan yang diinginkan masyarakat untuk melindungi pemegang sertifikat hak atas tanah dan pemegang hak atas tanah sebenarnya secara maeriil? c. Bagaimana konsep sertifikat hak atas tanah santun lingkungan yang bermanfaat yang diharapkan masyarakat untuk melindungi pemegang sertifikat hak atas tanah dan lingkungannya secara preventif? Kesimpulan : a. Prosedur perolehan serifikat hak atas tanah diselenggarakan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk memberi jaminan kepastian hukum secara yuridis sudah mencukupi, namun masih ditemukan kelemahan yang mengurangi nilai kapastian hukum, seperti ternyata dalam penelitian fisik, belum sepenuhnya mengikuti metode yuridis kadasteral sehingga peta pendaftaran tanah dan surat ukur yang diterbitkan pemerintah Universitas Sumatera Utara secara yuridis kurang menjamin kepastian letak, arah, bentuk dan luas bidang tanah. Demikian juga penelitian data yuridis terhadap alat bukti alas hak atas tanah hanya dilaksanakan melalui pemeriksaan kebenaran formil tanpa melakukan pemeriksaan kebenaran materil, selain itu ditemukan simpul-simpul birokrasi yang tidak perlu. b. Lembaga dana pertanggungan hak atas tanah simultan dengan lembaga publisitas positif pendaftaran tanah guna memenuhi keinginan masyarakat untuk memberikan rasa keadilan secara materiil belum diadakan Negara, seperti ternyata sertifikat hak atas tanah yang diterbitkan pemerintah berpotensi hapus karena putusan pengadilan atau karena untuk kepentingan umum, atau karena bencana alam tanpa santunan dari Negara sehingga pemegang sertifikat hak atas tanah selaku rakyat yang beriktikad baik akan menderita kerugian yang secara materiil menjadi kurang berkeadilan. c. Sertifikat hak atas tanah santun lingkungan guna memenuhi harapan masyarakat untuk memberi nilai manfaat secara preventif kurang tegas dan kurang jelas, seperti ternyata dalam setiap penerbitan sertifikat hak atas tanah tidak didahului advis planing menurut master plan kotakabupaten sesuai tata ruang yang serasi, selaras dan seimbang secara berkesinambungan sehingga berpotensi tergusur untuk kepentingan umum atau musnah sebab bencana alam, juga mengakibatkan tatanan kota kurang teratur dan penolakan permohonan izin mendirikan bangunan karena pemanfaatan dan penggunaan tanah tidak sesuai peruntukannya. Disisi lain Universitas Sumatera Utara tidak ditemukan lembaga pengawasan penggunaan hak atas tanah sehingga penggunaan tanah yang tidak sesuai peruntukan telah mengganggu lingkungan masyarakat dan lingkungan alam sekitarnya tanpa teguran atau sanksi hukum.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi