Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia adalah masalah permukiman kumuh, terutama muncul dan berkembang di lokasi-lokasi yang
strategis di pusat kota. Salah satu penyebab munculnya permukiman kumuh ini, disebabkan oleh makin tingginya angka pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti dengan
bertambahnya lapangan pekerjaan dan sumber daya manusia yang mamadai. Permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, juga
mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam peranannya sebagai pusat pendidikan keluarga, peningkatan kualitas generasi yang akan datang, dan merupakan indikator
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Kondisi demikian dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat. Kebutuhan tersebut antara
lain pemenuhan kebutuhan papannya. Tingginya nilai dan harga lahan permukiman di daerah perkotaan, telah menyebabkan masyarakat yang tidak memiliki kemampuan
ekonomi, terpaksa mencari lahan baru yang lebih murah untuk membangun tempat tinggal seadanya baik secara legal, maupun illegal, sehingga tanpa disadari perkembangannya telah
mengakibatkan padatnya permukiman di daerah perkotaan yang terkesan kumuh dan kotor. Kecamatan Banawa masuk dalam kawasan Kabupaten Donggala yang memiliki 2 kawasan
permukinan kumuh yaitu Kelurahan Boya dan Kelurahan Labuan Bajo SK Bupati Doggala, No.188.45 0896 DPU, tentang penetapan lokasi lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh di Kabupaten Donggala. Kumuh dapat ditempatkan sebagai sebab dan dapat pula ditempatkan sebagai akibat.
Ditempatkan dimanapun juga, kata kumuh tetap menjurus pada sesuatu hal yang bersifat negatif . Pemahaman kumuh dapat ditinjau dari Sebab kumuh dimana kemunduran atau
kerusakan lingkungan hidup dilihat dari: a segi fisik, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam seperti air dan udara, b segi masyarakat sosial, yaitu gangguan
yang ditimbulkan oleh manusia sendiri seperti kepadatan lalulintas, sampah. Akibat Kumuh merupakan akibat perkembangan dari gejala-gejala antara lain: a kondisi perumahan yang
buruk, b penduduk yang terlalu padat, c fasilitas lingkungan yang kurang memadai, d tingkah laku menyimpang, e budaya kumuh, f apati dan isolasi.
Dywangga Auliannisa. 2009:24
.
Di wilayah perkotaan, pemenuhan kebutuhan akan perumahan masih menjadi masalah besar karena disamping ketersediaan supply dan permintaan demand yang tidak
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
seimbang, juga faktor kemampuandaya beli affordability yang rendah terutama bagi masyarakat miskin akibat harga perumahan yang melambung tinggi. Rumah dan perumahan
seyogyanya dipandang sebagai bagian dari lingkungan permukiman dan lingkungan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup. Perluasan areal untuk permukiman dan
perumahan mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan alam yang semua berfungsi sebagai area penyerapan air menjadi lingkungan buatan yang menolak resapan air.
“Kontradiksi antara perlunya perumahan dan permukiman dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan upaya pelestarian lingkungan ibarat dua mata uang yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya”.Budihardjo 2009:113-114. Masyarakat di Kelurahan Labuan Bajo sebagian bermukim atau tinggal di sepanjang
pesisir pantai dan di pinggiran perbukitan dengan permukiman yang kurang teratur. Selama ini kondisi sosial ekonomi masyarakat lebih menjadi perhatian utama, dibandingkan dengan
memperhatikan penataan dan lingkungan permukimannya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelurahan Labuan Bajo,
jumlah kepala keluarga yang tinggal dikawasan permukiman kumuh di Kelurahan Labuan Bajo berjumlah 93 KK dengan jumlah penduduk 392 jiwa. Dari hasil observasi, terlihat
bahwa peranan masyarakat Kelurahan labuan Bajo dalam menjaga lingkungan tempat tinggalnya masih terlihat kurang dikarenakan masih minimnya kesadaran masyarakat dan
minimnya pemahaman mengenai arti penting dari lingkungan.
BAB II METODE PENELITIAN