HASIL DAN PEMBAHASAN PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN LABUAN BAJO KECAMATAN BANAWA KEBUPATEN DONGGALA | Muslih | GeoTadulako 3256 10096 1 PB

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Populasi tersebut di atas adalah merupakan keseluruhan subyek penelitian. Peneliti berkeinginan meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto 2006:134 menyatakan apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Adapun teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang pengembangan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. Tahapan dalam pengolahan data yang akan dilakukan pada analisis deskriptif ini sebagai berikut; a. Analisis Data Primer Pengolahan data primer adalah pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan fisik wilayah permukiman kumuh keadaan lingkungan, sarana dan prasarana serta keadaan masyarakatnya Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan dan sebagainya. Dalam analisis ini digunakan analisis deskritif kuanlitatif yang merupakan bagian dari pendekatan survey sehingga diperoleh jumlah persentase berdasarkan pertanyaan terkait. b. Analisis Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah diolah setengah jadi atau sudah jadi sepenuhnya yang dipergunakan untuk mendukung data awal yang diperlukan dalam penelitian. Data sekunder dalam penelitian adalah berupa Surat-surat resmi yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Setempat seperti SK Kumuh dari Bupati Donggala, data Jumlah Penduduk Kelurahan Labuan Bajo, dan Peta administrasi Kelurahan Labuan Bajo.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3,1 Analisis Tentang Lama Tinggal Penduduk Tabel 3.1. Identifikasi Responden Berdasarkan Lama Tinggal Lama Tinggal Jumlah KK Persentase 5 tahun 5-10 tahun 1 1 11-15tahun 4 4 15 tahun 88 88 Total 93 KK 100 Sumber: Data primer setelah diolah, 2014 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD 3.2 Tanggapan Responden mengenai kondisi Lingkungan Tabel 3.2. Tanggapan Responden Tentang Kondisi Lingkungan Kondisi Lingkungan Jumlah KK Persentase Sangat Baik Baik 12 13 Cukup Baik 17 18 Buruk 64 69 Total 93 KK 100 Sumber : Data primer setelah diolah, 2014 3.3. Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan kerja bakti Tabel 3.3. Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan kerja bakti dalam menjaga kebersihan lingkungan Keikutsertaan Masyarakat Jumlah KK Persentase Selalu ikutdating 34 37 Kadang ikutdating 40 43 Ikut meski cuman sekali 19 20 Tidak pernah Total 93 KK 100 Sumber: Data primer setelah diolah, 2014. 3.4. Banyaknya kegiatan kerja bakti dalam sebulan Tabel 3.4. Banyaknya kegiatan kerja bakti yang dilakukan dalam sebulan Banyaknya kegiatan Kerja Bakti Dalam Sebulan Jumlah KK Persentase 4 kali dalam sebulan 3 kali dalam sebulan 11 12 2 kali dalam sebulan 17 18 1 kali dalam sebulan 49 53 tidak pernah sama sekali 16 17 Total 93 KK 100 Sumber: Data primer setelah diolah, 2014 3.5. Sistem kerja masyarakat labuan dalam menjaga kebersihan lingkungan Tabel 3.5. Sistem Kerja Masyarakat di Labuan Bajo. Sistem kerja Jumlah KK Persentase Individu 78 84 Kelompok 15 16 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Tidak ada Total 93 KK 100 Sumber: Data primer setelah diolah, 2014. 3.6. Tempat Masyarakat membuang sampah Tabel 3.6 Tempat Membuang Sampah Masyarakat di Labuan Bajo. Tempat Membuang Sampah Jumlah KK Persentase TPS 47 51 Di Daerah Pesisir 33 35 di sembarang tempat 13 14 Total 93 100 3.7. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data sebelumya, diketahui bahwa gambaran umum mengenai peranan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan di kawasan permukiman kumuh Kelurahan Labuan Bajo yang meliputi karakteristik responden, kondisi sarana lingkungan, frekuensi peranan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan masih sangat rendah. Tingkat peranan masyarakat yang masih tergolong rendah dipengaruhi beberapa faktor yaitu pendidikan yang masih rendah dan pekrjaan, serta kondisi sosial yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat Kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. Latar belakang pendidikan masyarakat Kelurahan Labuan Bajo yang mayoritas rendah berdampak pada ketidakmampuan mereka untuk ikut bersaing dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga fokus utama masyarakat hanya pada pekerjaan nonformal seperti nelayan, petani, tukang becak, tukang batu, tukang kayu, dan tukang ojek guna untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya. Artinya pola pikir masyarakat yang tinggal di Kelurahan Labuan Bajo Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala lebih terfokus pada pemenuhan Kebutuhan ekonomi keluarga dan pola pikir mereka dalam memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga terabaikan. Mengacu pada peranan pendidikan secara umum yaitu Pendidikan berperan untuk bimbingan yang di berikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Selain itu gaya hidup masyarakat yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya membuat kondisi lingkungan menjadi kotor khususnya di kawasan permukiman kumuh Kelurahan Labuan Bajo hal ini timbul akibat kurangnya koordinasi baik antara anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya, pemerintah setempat dengan masyarakat Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD sekitar untuk melakukan kegiatan sosial untuk menjaga dan membersihkan lingkungan sekitar. Hal ini dibuktikan dengan data primer tentang frekuensi kegiatan sosial seperti kerja bakti, dimana frekuensi kerja bakti yang dilakukan warga sekitar untuk menjaga kebersihan lingkungan sangat kurang, yaitu sebanyak 1-2 kali dalam waktu satu bulan. Berangkat dari kondisi sosial yang balum maksimal perlu ada penekanan dari aspek kebudayaan yang dapat menjadi acuan masyarakat guna meningkatkan pola pikir masyarakat akan kondisi lingkungan sosial yang lebih baik. Dimana peranan kebudayaan dalam kehidupan sosial diharapkan dapat merubah kondisi lingkungan yang ada, sebagaimana yang telah ungkapkan oleh Mubarak : 2007 “ kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukkan sikap pribadi atau sikap seseorang. Melihat kondisi sosial masyarakat di kawasan permukiman kumuh kelurahan Labuan bajo, perlu kiranya dilakukan upaya-upaya, berupa sosialisasi dari dinas terkait untuk memberikan pemahaman pada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Sarana penunjang kebersihan lingkungan yang kurang memadai juga menjadi pemicu buruknya kondisi lingkungan permukiman kumuh yang ada di Kelurahan Labuan Bajo. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Syahriar, 2009:47-48 Untuk dapat menilai bahwa suatu permukiman sehat atau tidak, perlu didasarkan pada karakteristik daerah permukiman yang merupakan standar yang telah disepakati. Karakteristik atau standar itu didasarkan pada beberapa aspek yaitu: 1. Keadaan fisik permukiman yang meliputi organisasi ruang, ukuran ruang, bahan bangunan, ventilasi dan sebagainya. 2. Fasilitas jalan lingkungan, baik berupa jalan utama, jalan menengah ataupun jalan lokal. 3. Fasilitas persampahan, meliputi tempat penampungan, pembuangan sementara maupun pembuangan akhir, termasuk sistem pengelolaannya. 4. Fasilitas air bersih meliputi ketersediaan, cara memperoleh maupun sistem pengelolaannya. 5. Sarana pembuangan air kotor, meliputi kualitas saluran kemampuan serta sistem kerjanya. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Sarana kebersihan lingkungan yang kurang memadai tersebut sangat berpotensi memperburuk kondisi lingkungan karena daya tampung fasilitas kebersihan seperti tempat pembuangan sampah terdekat TPST dan mandi cuci kakus MCK tidak seimbang dengan jumlah warga yang setiap harinya membuang sampah dan kebutuhan warga akan air untuk mandi, mencuci, dan membuang tinja. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sekitar baik dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan ataupun konstribusi dalam memberikan pemahaman dan contoh mengenai bentuk pola permukiman yang baik dan rapi. Adapun hal hal yang belum sempat dibahas dalam penelitian bisa menjadi bahan penelitian selanjutnya seperti kontribusi dari pemerintah dalam rangka pengembangan kawasan permukiman kumuh.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan