Tarif Pajak Daerah Kabupaten Kebumen

sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan sebesar 1,5 satu koma lima persen. 9 Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan sebesar 25 dua puluh lima persen. 10 Tarif Pajak hotel ditetapkan sebesar 10 Sepuluh persen. 11 Tarif Pajak Reklame ditetapkan sebesar 25 dua puluh lima persen. Dalam bukunya, Siahaan 2010:86 menuliskan tarif pajak daerah sebagai berikut : 1 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi 10 sepuluh persen. 2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi 20 dua puluh persen. 3 Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi 10 sepuluh persen. 4 Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan paling tinggi 10 sepuluh persen. 5 Tarif Pajak Rokok ditetapkan paling tinggi 10 sepuluh persen. 6 Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi 10 sepuluh persen. 7 Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi 10 sepuluh persen. 8 Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi 35 tiga puluh lima persen. 9 Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi 25 dua puluh lima persen. 10 Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi 10 sepuluh persen. 11 Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi 25 dua puluh lima persen. 12 Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi 30 tiga puluh persen. 13 Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi 20 dua puluh lima persen. 14 Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi 10 sepuluh persen. 15 Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3 nol koma tiga persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota yang bersangkutan. 16 Tarif BPHTB ditetapkan paling tinggi 5 lima persen.

g. Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kontribusi masing-masing jenis pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan rasio antara jenis pajak tertentu dengan total Pendapatan Asli Daerah PAD pada satu tahun tertentu, dan rasio antara jumlah total pajak daerah terhadap total Pendapatan Asli Daerah PAD pada tahun tertentu. Rasio ini mengidentifikasikan besar kecilnya peran suatu jenis pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD. Semakin tinggi rasio yang diperoleh berarti semakin besar pula kontribusi pajak tersebut terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD.

3. Analisis Rasio Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

a. Pengertian Analisis Rasio APBD

Menurut Abdul Halim 2007:231, analisis adalah rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dari suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan rasio keuangan lain yang terdekat atau potensi daerahnya yang relatif sama untuk dilihat bagaimana posisi keuangan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah daerah lainnya. Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD antara lain rasio Kemandirian ekonomi fiskal, rasio efektifitas, efisiensi dan debt service coverage ratio.

b. Rasio Keuangan Daerah

1 Rasio Efektivitas dan Efesiensi Pendapatan Asli daerah. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Rasio Efektivitas PAD = Rasio Efisiensi PAD =