Metode Pengaturan Kecepatan Motor DC

1 2 Gambar 2.20 Kurva karakteristik torsi – putaran Tn

2.8 Metode Pengaturan Kecepatan Motor DC

Pengaturan kecepatan putaran pada motor DC adalah suatu usaha yang diberikan terhadap motor DC yang sedang berputar untuk mendapatkan kecepatan putaran motor sesuai yang diinginkan. Kecepatan putaran motor DC dapat dinyatakn dengan persamaan sebagai berikut : E a = V t – I a R a 2.27 Dimana E a = a 60 n Z Φ P Sehingga a 60 n Z Φ P = V t – I a R a Karena a 60 Z P = K Maka K n Ф = V t – I a R a Sehingga diperoleh persamaan 6.3 : Universitas Sumatera Utara n = Φ K R I V a a t − 2.28 Dari persamaan 2.28 di atas dapat dilihat bahwa kecepatan n berbanding lurus dengan tegangan terminal motor V t , arus jangkar I a dan tahanan jangkar R a serta berbanding terbalik dengan fluks per kutub Φ. Dengan demikian, kecepatan putaran motor arus searah dapat diatur dengan cara mengubah : 1. Tahanan jangkar R a 2. Fluks Magnetik Φ 3. Tegangan terminal V t Dimana : n = jumlah putaran K = konstanta motor Vt = tegangan terminal Ra = tahanan jangkar Ia = arus jangkar Ø = fluks magnetic

2.8.1. Metode Pengaturan Tahanan Jangkar

Metode ini dilakukan dengan menambahkan tahanan variabel rheostat yang terhubung seri dengan jangkar, sehingga arus yang mengalir pada jangkar dapat diatur. Dengan pengaturan arus jangkar ini, kecepatan akan dapat diatur. Pengaturan dengan menambah tahan seri pada jangkar dapat dilihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara M GA HB J K E F I sh I s I a R L Gambar 2.21 Pengaturan kecepatan dengan tahanan seri pada jangkar Dari rangkaian gambar diatas berlaku Vt = Ea+Ia.Ra+Rs Dimana Ea= K.n.Ø Sehingga K.n.Ø= Vt-IaRa+Rs n = ��−����+�� �.Ø maka setiap perubahan nilai tahanan jangkarRa akan menyebabkan perubahan dari putaran motor. Metode ini memungkinkan kita untuk mengurangi kecepatan dibawah kecepatan nominalnya. Ini hanya direkomendasikan untuk motor kecil karena banyak daya yang terbuang dalam rheostat

2.8.2. Metode Pengaturan Fluksi

Pengurangan fluksi � mengakibatkan kenaikan kecepatan putaran. Pada motor DC kompon, fluksi dapat diatur dengan memasang rheostat medan shunt, yaitu rheostat yang dipasang seri dengan medan sehingga arus medan dan arus jangkar berubah sehingga menyebabkan perubahan fluksi Universitas Sumatera Utara M HB J K E F I sh I s I a R L GA Gambar 2.22 Pengaturan kecepatan dengan tahanan seri pada kumparan medan Dari rangkaian diatas berlaku persamaan gambar diatas berlaku Vt = Ea+Ia.Ra+Rs Atau Vt = M d .W r .I f + Ia.R a +R s ... kondisi steady state 2.30 Dimana I f sebanding dengan Øfluksi. M d = Konstanta Mesin,=K V t =K.W r. Ø + Ia.Ra+Rs 2.31 Dalam hal ini V t dianggap Konstan,sehingga : V t -Ia.Ra+Rs= K1 = Konstanta. V t -Ia.Ra+Rs =K.W r. Ø W r = Vt –Ia.Ra+Rs K.Ø = �1 �.Ø 2.32 Dengan adanya tahan tambahan pada kumparan medan,maka : Ø ’ = I f ’ = �f ��+ Rg 2.33 W r ’ = = �1 �.Ø′ sehingga ��′ �� = Ø ′ Ø 2.34 Dari persamaan 2.34 diketahui bahwa setiap perubahan fluksi Ø akan menyebabkan perubahan putaran motor Dimana Ø = B.A 2.35 Universitas Sumatera Utara B= µ0.� 2�� 2.37 Ø = µ0.� 2�� . A 2.38 B = medan magnet Gauss µ = Permitivitas bahan I = arus ampere A= Luas medan magnetM 2 a=diarmeter kawatMeter Ø= Garis gaya magnet Webber Besar garis garis gaya magnet yang tercipta sebanding dengan besar nilai permitivitas bahan µ ,besarnya arus yang mengalirI serta luas daerah yang terpapapr medan magnetA dan berbanding terbalik dengan diameter Kawata Artinya : dengan mengatur I yang mengalir pada medan shunt akan menyebabkan perubahan fluksi,sehingga putaran dari motor juga berubah,untuk mengatur I pada medan shunt dipasang tahanan variable yang dipasang seri.

2.8.3 Metode Pengaturan Tegangan Ward Leonard System

Dalam metode ini, sumber tegangan arus medannya berbeda dengan sumber tegangan jangkarnya.Metode ini menghindari kerugian-kerugian dari pengaturan kecepatan yang buruk dan efisiensi yang tidak baik, seperti pada pengaturan tahanan jangkar. Prinsipnya adalah suatu penggerak mula yang biasanya adalah motor induksi digunakan untuk menggerakan generator DC pada suatu kecepatan konstan. Tegangan keluaran dari generator DC tadi menjadi input bagi motor DC untuk berputar. Universitas Sumatera Utara E-5 E-10 M AC motor G + - 3- � Gambar 2.23 Pengaturan kecepatan dengan metode Ward Leonard

2.9 Rugi – Rugi Motor Arus Searah Penguatan Sendiri