27
BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALI AN
A. Pengaw asan dan Pengendalian
Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan Gerhan Tahun 2007 maka diperlukan upaya pengawasan dan pengendalian.
Jenis kegiatan pengawasan dan pengendalian dilakukan melalui :
1. Pembinaan teknis melalui pemberian pedoman, bimbingan, arahan, dan
supervisi. 2.
Pengendalian dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Gerhan di provinsi.
3. Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Gerhan di
kabupaten kota. 4.
Pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Gerhan di Unit Pelaksana Teknis UPT Departemen Kehutanan.
5. Penyelenggaraan pelaporan.
Pelaksana kegiatan pengawasan pengendalian ini adalah sebagai berikut : 1.
Pengendalian dan pembinaan teknis dan administrasi keuangan secara nasional dilaksanakan oleh Tim Pengendali tingkat Nasional
2. Khusus untuk pengawasan dari aspek keuangan akan dilaksanakan oleh
I nspektorat Jenderal Departemen Kehutanan dengan bekerja sama dengan Bawasda setempat.
3. Pengendalian dan pengawasan terhadap penyelengaraan program Gerhan
di provinsi dilaksanakan oleh Gubernur. 4.
Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan Gerhan di kabupaten kota dilaksanakan oleh Bupati Walikota.
5. Pembinaan pelaksanaan kegiatan di lapangan dilakukan oleh Tim Pembina
Gerhan Kabupaten Kota, BP DAS dan Petugas Lapangan Gerhan PLG. 6.
Pengadaan jasa konsultansi Lembaga Penilai I ndependen LPI dilakukan oleh Satker pelaksana penanaman, yang memberikan rekomendasi atas
pembayaran pekerjaan termin penanaman dan pemeliharaan tanaman.
7. Bimbingan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan Gerhan di UPT Ditjen
RLPS dilaksanakan oleh Ditjen RLPS. 8.
Bimbingan teknis terhadap UPT Ditjen PHKA dilakukan oleh Ditjen PHKA berkoordinasi dengan Ditjen RLPS.
Tugas masing-masing institusi yang terkait dengan kegiatan Gerhan dalam kaitan pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian dan pembinaan teknis dan administrasi keuangan secara
nasional oleh Ditjen RLPS dengan :
a.
Menerbitkan pedoman teknis dan petunjuk pelaksanaan sebagai bahan acuan bagi provinsi dan kabupaten kota serta melaksanakan
pemantauan atas keterlaksanaan pedoman-pedoman tersebut.
28
b.
Melakukan pemantauan atas kinerja penyelenggaraan Gerhan kabupaten kota berdasarkan laporan yang diterima dari Gubernur,
Bupati Walikota, dan BPDAS.
c.
Melakukan pengendalian atas kinerja kegiatan Gerhan yang dilaksanakan oleh unit-unit pelaksana teknis di lingkup Ditjen RLPS.
d.
Khusus untuk kegiatan Gerhan yang dilaksanakan oleh UPT Ditjen PHKA BKSDA BTN pengendaliannya dilakukan oleh Ditjen PHKA
dengan berkoordinasi dengan Ditjen RLPS.
e.
Melakukan tindak korektif melalui penyampaian usulan kepada Menteri Kehutanan dan atau pemberian arahan atau bimbingan secara
langsung kepada para penyelenggara pelaksana Gerhan. Pelaksanaan tindak korektif di kabupaten kota dilaksanakan secara
berkoordinasi dengan Gubernur.
2. Pengendalian dan pengawasan oleh Gubernur
a.
Melakukan pemantauan atas penyelenggaraan Gerhan yang dilaksanakan oleh kabupaten kota.
b.
Melakukan tindak korektif melalui penyampaian usulan kepada Menteri Kehutanan dan atau pemberian arahan atau bimbingan secara
langsung.
3. Pengendalian dan pengawasan oleh Bupati Walikota
a.
Menyusun petunjuk teknis kegiatan Gerhan
b.
Melakukan pemantauan atas kinerja pelaksanaan kegiatan Gerhan di wilayahnya
c.
Melakukan tindak lanjut tindak korektif bilamana diperlukan.
B. Pelaporan
Ketentuan tentang pelaporan kegiatan Gerhan tahun 2007 mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan Pelaporan Gerhan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Penyelenggaran Gerhan Tahun 2007. Pelaporan setiap lembaga pelaksana Gerhan meliputi laporan realisasi fisik
dan keuangan serta laporan Sistem Akutansi I nstansi SAI .
29
BAB VI I PENUTUP
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas keberhasilan pelaksanaan Gerhan sesuai tujuan dan sasarannya tercapai secara optimal, maka sistem
penyelenggaraan harus dilakukan terintegrasi dan terkoordinasi sejak tahap perencanaan, pembibitan, pelaksanaan penanaman, pengembangan
kelembagaan hingga tahap pengendalian.
Dalam rangka operasionalisasi Peraturan Menteri Kehutanan tentang Penyelenggaraan Gerhan Tahun 2007 ini dilengkapi dengan Pedoman Teknis dan
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Gerhan yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kehutanan tersendiri.
MENTERI KEHUTANAN,
ttd
H. M.S. KABAN
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Organisasi SUPARNO, SH.
NI P. 080068472
30
PROPI NSI Ha
Ha Ha
Ha Ha
1 2
3 4
5 6
8 1
NANGGROE ACEH DARUSSALAM 38.425
13.305 51.730
23.400 28.330
2 SUMATERA UTARA
40.100 4.020
44.120 21.050
23.070 3
SUMATERA BARAT 18.735
3.900 22.635
8.805 13.830
4 RI AU
13.390 2.580
15.970 11.800
4.170 5
KEPULAUAN RI AU 5.445
1.330 6.775
4.000 2.775
6 JAMBI
13.350 750
14.100 8.200
5.900 7
BENGKULU 8.470
1.450 9.920
4.250 5.670
8 SUMATERA SELATAN
23.750 5.855
29.605 18.725
10.880 9
BANGKA BELI TUNG 7.455
2.000 9.455
7.010 2.445
10 LAMPUNG
32.670 6.680
39.350 26.070
13.280 11
DKI JAKARTA 950
- 950
750 200
12 JAWA BARAT
23.010 15.235
38.245 5.040
33.205 13
BANTEN 10.425
4.450 14.875
- 14.875
14 JAWA TENGAH
51.845 40.585
92.430 2.725
89.705 15
D.I . YOGYAKARTA 1.985
2.380 4.365
2.005 2.360
16 JAWA TI MUR
42.995 39.350
82.345 2.200
80.145 17
KALI MANTAN BARAT 25.775
2.000 27.775
17.575 10.200
18 KALI MANTAN TENGAH
51.570 36.250
87.820 38.200
49.620 19
KALI MANTAN SELATAN 10.240
4.220 14.460
7.950 6.510
20 KALI MANTAN TI MUR
23.500 -
23.500 14.025
9.475 21
SULAWESI UTARA 14.270
4.250 18.520
9.920 8.600
22 SULAWESI TENGAH
16.695 650
17.345 6.400
10.945 23
GORONTALO 12.140
5.250 17.390
10.150 7.240
24 SULAWESI TENGGARA
11.750 12.905
24.655 15.900
8.755 25
SULAWESI SELATAN 42.585
6.950 49.535
25.555 23.980
26 SULAWESI BARAT
12.860
-
12.860 9.600
3.260 27
BALI 4.570
4.450 9.020
3.100 5.920
28 NUSA TENGGARA BARAT
12.975 3.825
16.800 10.750
6.050 29
NUSA TENGGARA TI MUR 31.870
14.300 46.170
27.015 19.155
30 MALUKU
14.820 1.800
16.620 11.050
5.570 31
MALUKU UTARA 11.680
850 12.530
7.350 5.180
32 PAPUA
19.475 900
20.375 8.125
12.250 33
I RI AN JAYA BARAT 7.005
750 7.755
3.345 4.410
JUMLAH
656.780 243.220
900.000 372.040
527.960
SASARAN LOKASI GERHAN TAHUN 2007 PER-PROPI NSI
No.
JUMLAH PENANAMAN
JUMLAH PENGKAYAAN
TOTAL DALAM
KAWASAN LUAR
KAWASAN
Lampiran 1
MENTERI KEHUTANAN,
ttd
H. M.S. KABAN
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Organisasi SUPARNO, SH.
31
NI P. 080068472 Lampiran 2.
POLA PENYELENGGARAAN KEGI ATAN GERHAN 2007
No
Jenis Kegiatan Komponen Kegiatan
Sistem Pelaksanaan
Satuan kerja Satker
Keterangan I
Rehabilitasi Dalam Kaw asan Hutan A.
Pola Subsidi Biaya Penuh
1. Reboisasi Kawasan Hutan
Lindung dan Hutan Produksi a Penyusunan rancangan
Pihak ke I I I Balai
Pengelolaan DAS
b Kegiatan fisik
pembibitan, penanaman dan pemeliharaan I
dan I I Pihak ke I I I
Dinas Kabupaten Kota
Kecuali di Provinsi DI Y dilaksanakan
oleh Dinas Provinsi c Penilaian
Pihak ke I I I sda
LPI 2.
Reboisasi pada Kawasan Hutan Konservasi
a Penyusunan rancangan Pihak I I I
Balai Pengelolaan DAS
b Kegiatan fisik
pembibitan, penanaman dan pemeliharaan I
dan I I Pihak I I I
Balai KSDA atau Balai Taman
Nasional Kecuali Tahura
dilaksanakan oleh Dinas Provinsi
c Penilaian Pihak ke I I I
Balai KSDA atau Balai Taman
Nasional LPI
3. Pengkayaan Reboisasi
a Penyusunan rancangan Pihak ke I I I
Balai Pengelolaan
DAS b Kegiatan
fisik pembibitan,
penanaman dan pemeliharaan I dan I I
Pihak ke I I I Dinas
Kabupaten Kota Kecuali di Provinsi
DI Y dilaksanakan oleh Dinas Provinsi
c Penilaian Pihak ke I I I
sda LPI
4. Rehabilitasi Mangrove dan Hutan
Pantai dalam Kawasan Hutan. Dinas
Kabupaten Kota Kecuali di Provinsi
DI Y dilaksanakan oleh Dinas Provinsi
a Penyusunan rancangan Pihak ke I I I
Balai Pengelolaan DAS
b Kegiatan fisik
pembibitan, penanaman dan pemeliharaan I
dan I I Pihak ke I I I
Dinas Kabupaten Kota
c Penilaian Pihak ke I I I
Sda LPI
B. Pola Rehabilitasi Hutan Model