Kerangka Berfikir Hipotesis TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

lingkungan laut dan pesisir, maupun dari informasi yang diperoleh akibat komunikasinya dengan orang lain. 2.1.6 Tahun Sukses Pendidikan Tahun sukses pendidikan merupakan ukuran lamanya waktu yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai pendidikan formal, terakhirnya dalam ilmu demografi dinyatakan dengan istilah tahun sukses. Tahun sukses dihitung berdasarkan lamanya waktu yang ditempuh oleh seseorang untuk mencapai pendidikan terakhir. Di Indonesia program wajib belajar yang berlaku saat ini adalah 12 tahun, yakni Sekolah Dasar SDsederajat selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama SMPsederajat selama 3 tahun dan Sekolah Menengah Atas SMAsederajat selama 3 tahun. Maka jika seseorang telah menempuh pendidikan sampai SMAsederajat maka tahun suksesnya adalah 12 tahun, jika hanya sampai tingkat SMPsederajat maka tahun suksesnya adalah 9 tahun dan jika hanya sampai tingkat SDsederajat maka tahun suksesnya adalah 6 tahun.

2.2 Kerangka Berfikir

Perbaikan standar kehidupan manusia dapat diraih melalui keseimbangan hubungan manusia dengan alam. Manusia memanfaatkan Sumber Daya Alam yang berlimpah baik biotik maupun abiotik namun tetap menjaga keseimbangan alam itu sendiri dengan meminimalisir dan mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan pesisir akibat semakin berkurangnya areal mangrove. Kunci tercapai keseimbangan antara manusia dengan lingkungan adalah perubahan perilaku menjadi peduli dan memelihara terhadap lingkungan. Pengetahuan adalah dasar munculnya perilaku sadar, untuk memunculkan perilaku memelihara lingkungan diawali dengan pembinaan melalui pengetahuan lingkungan. Agar penanganan kerusakan pantai, khususnya abrasi, sedimentasi dan intrusi air laut dengan baik, perlu dipahami terlebih dahulu manfaat maupun fungsi serta peranan mangrove itu sendiri terhadap keseimbangan kehidupan pesisir, serta gambaran kerusakan mangrove yang terjadi selama ini dan seperti apa sebab-akibatnya. Selain itu, pentingnya pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan mangrove serta pelestariannya agar masyarakat paham betul bahwa mangrove dilindungi oleh negara. Untuk itu diperlukan upaya mengkonservasi mangrove yang didasarkan pada sasaran pendidikan yaitu dengan membangun kapasitas masyarakat untuk sadar, paham, hidup selaras dengan alam serta dapat memecahkan masalah lingkungan. Pendidikan berbasis masyarakat melalui penyuluhan diharapkan dapat mendorong warga untuk terlibat secara aktif dalam melestarikan mangrove menuju keberhasilan yang telah ditetapkan. Dimulai dari perubahan pengetahuan masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, sehingga dengan penyuluhan dapat terjadi peningkatan pengetahuan mengenai konservasi mangrove. Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian Notoatmodjo, 2002. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada perbedaan tingkat pengetahuan warga Desa Mororejo tentang konservasi mangrove sebelum dan ses udah penyuluhan”. UPAYA KONSERVASI MANGROVE PENGETAHUAN AWAL MASYARAKAT Pre-test Warga Desa Mororejo sebelum penyuluhan Penyuluhan Materi III “Upaya Konservasi Mangrove” Penyuluhan Materi II “Peraturan tentang Perlindungan Mangrove” Penyuluhan Materi I “Pengenalan Mangrove dan Gambaran Kerusakan Mangrove” Post-test Warga Desa Mororejo setelah penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Konservasi Mangrove Perubahan Pengetahuan 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN