dalam pertumbuhan tumbuhan di bawah tegakan. Sehingga adanya perbedaan intensitas cahaya seperti pada tegakan sengon yang berbeda umur, menyebabkan
jenis-jenis tersebut tetap dijumpai pada kedua tegakan. Perbedaan intensitas cahaya ini juga dapat menyebabkan adanya jenis-
jenis tertentu yang hanya dijumpai pada salah satu tegakan. Seperti jenis letah ayam Borreria alata, kirinyu Chromolaena odorata, tembelekan Lantana
camara dan putri malu Mimosa pudica yang hanya dijumpai pada tegakan umur 5 tahun. Sedangkan jenis-jenis seperti pacing Costus speciosus, rumput
teki Cyperus rotundus, suruhan Peperomia peluccida, dan wedelia Wedelia trilobata yang hanya dijumpai pada tegakan sengon umur 15 tahun. Hal ini
kemungkinan karena jenis-jenis tersebut merupakan jenis-jenis yang memiliki batas toleransi yang sempit terhadap intensitas cahaya. Sehingga adanya
perbedaan umur pada kedua tegakan menyebabkan jenis-jenis tersebut hanya dijumpai pada salah satu tegakan.
1. Dominansi Jenis
Berdasarkan Indeks Nilai Penting INP, maka ditetapkan jenis-jenis dominan, yang disajikan seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis yang dominan pada tegakan sengon umur 5 dan 15 tahun
No Umur 5 tahun
Umur 15 tahun Nama Jenis
Famili INP
Nama Jenis Famili
INP
1 Ottochloa
nodosa Poaceae
53,54 Ottochloa
nodosa Poaceae
46,69 2
Paspalum conjugatum
Poaceae 37,70 Oplismenus
compositus Poaceae
42,63 3 Lepistemon
binectarifer Convolvulaceae 10,84
Axonopus compressus
Poaceae 28,17
4 Asytasia
gangetica Achantaceae
6,32 Asytasia
gangetica Achantaceae 10,94
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa jenis O. nodosa yang berasal dari suku rumput-rumputan Poaceae merupakan jenis yang paling dominan pada kedua
lokasi. Berturut-turut jenis yang dominan pada tegakan sengon umur 5 tahun, P. conjugatum 37,70, L. binectarifer 10,84, dan A. gangetica 6,32.
Sedangkan pada tegakan sengon umur 15 tahun, O. compositus 42,63, A. compressus 28,17, dan A. gangetica 10,94.
Dari keempat jenis dominan pada masing-masing tegakan, terdapat 2 jenis dominan yang selalu dijumpai pada kedua tegakan, yaitu jenis O. nodosa dan A.
gangetica. Kedua jenis ini pada tegakan sengon berumur 5 tahun berturut-turut memiliki nilai INP sebesar 53,54 dan 6,32. Sedangkan pada tegakan sengon
umur 15 tahun berturut-turut sebesar 46,69 dan 10,94. Dominannya kedua jenis ini pada kedua tegakan membuktikan bahwa
jenis O. nodosa dan A. gangetica memiliki toleransi yang cukup luas terhadap faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh, utamanya naungan pada tegakan
sengon. Nilai INP jenis O. nodosa yang lebih besar pada tegakan sengon umur 5
tahun karena pada tegakan muda, bukaan tajuk masih besar dan petak pengamatan
ini memiliki jarak tanam yang lebar. Sehingga, areal yang mendapat cahaya matahari lebih luas. Berbeda halnya pada tegakan sengon umur 15 tahun, nilai
INP jenis O. nodosa yang lebih rendah disebabkan karena disamping umur tegakan yang lebih tua, jarak tanamnya pun lebih rapat. Hal ini pula yang
menjelaskan bahwa jenis tumbuhan bawah berdaun lebar lebih banyak dijumpai pada tegakan umur 5 tahun.
Sementara itu, nilai INP jenis A. gangetica yang lebih besar pada tegakan sengon umur 15 tahun dibanding pada umur 5 tahun, karena sifat dari tumbuhan
ini sendiri yang sangat baik pertumbuhannya jika berada di bawah tajuk. Hal ini didasarkan dari hasil pengamatan di lapangan yang memperlihatkan bahwa jenis
ini tumbuh lebih subur jika berada di bawah tajuk kedua tegakan dibandingkan berada di areal yang lebih terbuka. Pada salah satu artikel yang diterbitkan oleh
Seameo Biotrop yang berjudul, “Invasive Alien Species”, disebutkan bahwa jenis A. gangetica jika berada di bawah tajuk mampu meningkatkan luas dan jumlah
daunnya, yang diproduksi oleh organ-organ vegetatifnya. Disamping itu, jenis ini juga cepat menyebar pada daerah-daerah yang lembab. Model tajuk yang tipis
pada pohon sengon, sehingga menyebabkan cahaya tetap dapat menembus ke bawah, juga menjadi salah satu faktor yang mendukung dominansi jenis ini pada
kedua tegakan.
Gambar 3. Jenis-jenis dominan pada kedua lokasi
Ottochloa nodosa Asytasia gangetica
Lepistemon binectarifer Oplismenus compositus
Paspalum conjugatum Axonopus compressus
Pada tegakan sengon umur 5 tahun terdapat beberapa jenis tanaman lain yang digunakan sebagai tanaman sela diantara tanaman sengon, seperti manggis,
rambutan, mahkota dewa dan pisang. Namun keberadaan jenis tanaman sela tersebut kebanyakan mati kekeringan. Hal ini kemungkinan kalah bersaing dari
jenis-jenis tumbuhan bawah dalam pemanfaatan air dan unsur hara. Pada laporan penelitian pengaruh jenis dan kombinasi tanaman sela terhadap diversitas dan
biomassa gulma di bawah tegakan sengon Jatirejo Kediri Setyawan dkk, 2006 menyebutkan bahwa terjadi peningkatan jumlah jenis gulma setelah penanaman
jenis tanaman sela 73 jenis dibanding keadaan sebelumnya 56 jenis. Hal ini menunjukkan terjadi perubahan komposisi jenis tumbuhan bawah akibat adanya
kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Tegakan sengon umur 5 tahun yang juga ditanami beberapa tanaman sela memiliki jumlah jenis yang lebih banyak
dibanding pada tegakan sengon umur 15 tahun. Suku Poaceae rumput-rumputan merupakan famili dengan jumlah jenis
terbanyak ditemukan pada kedua lokasi tegakan. Selain itu, beberapa jenis dari famili ini yaitu, O. nodosa, P. conjugatum, A. compressus, dan O. compositus
merupakan jenis-jenis yang dominan pada kedua lokasi tegakan. Dominansi suku rumput-rumputan ditunjukkan pada tabel 1 di atas, dimana 4 dari 6 jenis yang
dominan berasal dari suku tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan dari famili ini memiliki daya toleransi yang lebih baik dalam assosiasinya dengan
faktor abiotik dan organisme biotik lainnya. Selain itu dilihat dari morfologinya, jenis-jenis dari famili ini mempunyai biji yang banyak dan viabel untuk
berkecambah Setyawan dkk, 2006.
2. Kekayaan R, Kemerataan E, Keanekaragaman Jenis H’ dan