11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecelakaan Kerja
Menurut Permenaker No:03MEN98 tentang Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan, pengertian kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia atau harta benda. Kecelakaan kerja accident adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Juga kecelakaan ini biasanya terjadi akibat kontak dengan suatu zat
atau sumber energi Permenaker No:03MEN1998. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER.04MEN1993
tentang Jaminan Kecelakaan Kerja, yang dimaksud dengan kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang
timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui
jalan yang biasa atau wajar dilalui Permenaker No: PER.04MEN1993. 2.1.1 Jenis Kecelakaan Kerja
Secara umum kecelakaan kerja di industri dibagi menjadi dua golongan yaitu: kecelakaan industri industrial accident yaitu suatu kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja, karena adanya potensi bahaya yang tidak terkendali. Dan kecelakaan di dalam perjalanan community accident, yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat
kerja dalam kaitannya dengan adanya hubungan kerja A.M. Sugeng Budiono, 2005:171.
12 Jenis kecelakaan kerja berdasarkan Keputusan Direksi PT. Jamsostek Persero
No: KEP80032008 antara lain: 2.1.1.1 Kecelakaan di Tempat Kerja
Kecelakaan di tempat kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada saat pekerja sedang melaksanakan aktifitas kerja di tempat kerja. Kecelakaan di tempat kerja
dapat juga disebut kecelakaan industri industrial accident akibat adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. Bahaya pekerjaan adalah faktor dalam hubungan pekerjaan
yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial bila belum mendatangkan kecelakaan. Jika terjadi, maka disebut sebagai bahaya nyata.
2.1.1.2 Kecelakaan di Luar Tempat Kerja Kecelakaan di luar tempat kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
pergi dan pulang dari rumah menuju tempat kerja melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui sejak berada di jalan umum dan atau ke tempat lain yang berhubung dengan
hubungan kerja. 2.1.1.3 Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja Occupational Disease adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Sebagai bahan pertimbangan dalam
menganalisis data dan menetapkan Penyakit Akibat Kerja atau Penyakit Akibat Hubungan Kerja diperlukan data pendukung yang telah diatur dalam Keputusan
Menteri Nomor: KEP.79MEN2003 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja antara lain:
1. Data pemeriksaan kesehatan awal. 2. Data pemeriksaan kesehatan berkala.
13 3. Data hasil pemeriksaan khusus pemeriksaan dokter yang merawat pekerja tentang
riwayat penyakit yang dideritanya. 4. Data hasil pemeriksaan lingkungan kerja oleh Balai Hiperkes, institusi lain.
5. Data hasil pemeriksaan kesehatan pekerja secara umum di bagian tersebut. 6. Riwayat pekerjaan pekerja.
7. Riwayat kesehatan pekerja. 8. Data medis atau rekaman medis pekerja.
9. Analisis hasil pemeriksaan lapangan oleh pengawas ketenagakerjaan. 2.1.1.4 Meninggal Mendadak di Tempat Kerja
Meninggal mendadak di tempat kerja dapat dikategorikan sebagai kecelakaan kerja dengan kriteria apabila:
1. Pekerja pada saat melakukan pekerjaan di tempat kerja sesuai dengan pekerjaannya secara tiba-tiba meninggal dunia tanpa melihat penyebab dari
penyakit yang dideritanya. 2. Pekerja mendapat serangan penyakit di tempat kerja kemudian langsung dibawa
ke dokter atau unit pelayanan kesehatan atau rumah sakit dan tidak lebih dari 24 jam kemudian meninggal dunia.
3. Hilang atau dianggap telah meninggal dunia. 2.1.1.5 Lain-lain
Hal lain yang dapat dikategorikan sebagai kecelakaan: 2.1.1.5.1 Pada Hari Kerja
Kecelakaan terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di luar kota. Ruang lingkup perlindungannya adalah perjalanan dari rumah atau tempat kerja menuju dan pulang
14 dari lokasi tugas. Selain itu kecelakaan dapat terjadi pada waktu melakukan kerja
lembur. 2.1.1.5.2 Di Luar Waktu atau Jam Kerja
Kecelakaan kerja yang terjadi pada saat pekerja melakukan aktifitas di luar waktu atau jam kerja. Kecelakaan tersebut antara lain:
1. Kecelakaan terjadi pada waktu melaksanakan kegiatan olahraga selama masa latihan untuk menghadapi pertandingan olahraga dan pada saat pertandingan atas
nama perusahaan. 2. Kecelakaan pada waktu mengikuti pendidikan yang merupakan tugas dari
perusahaan. 3. Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan pulang atau pergi dan saat rekreasi
yang dilakukan bersama serta diketahui oleh perusahaan sesuai jadwal acara. 4. Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang bersangkutan sedang menjalankan cuti
mendapat panggilan atau tugas dari perusahaan selama dalam perjalanan. 5. Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan ke dan dari tempat tinggal di lokasi
kerja menuju rumah tempat tinggal. 6. Perjalanan pulang atau pergi bagi pekerja yang setiap akhir pekan kembali ke
rumah tempat tinggal. 2.1.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan Internasional tahun 1962 adalah Tarwaka, 2008:11:
2.1.2.1 Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan Terjatuh; tertimpa benda jatuh; tertumpuk atau terkena benda-benda, terkecuali
benda jatuh; terjepit oleh benda; gerakan-gerakan melebihi kemampuan; pengaruh
15 suhu tinggi; terkena arus listrik; kontak dengan bahan berbahaya atau radiasi; jenis-
jenis lain, termasuk kecelakaan yang datanya tidak cukup atau kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut.
2.1.2.2 Klasifikasi Menurut Penyebab Mesin pembangkit tenaga terkecuali motor-motor listrik, mesin penyalur atau
transmisi, mesin-mesin untuk mengerjakan logam, mesin-mesin pengolah kayu, mesin-mesin pertanian, mesin-mesin pertambangan, mesin-mesin lain yang tidak
termasuk klasifikasi tersebut; alat angkut dan alat angkat mesin angkat dan peralatannya, alat angkutan di atas rel, alat angkutan lain yang beroda terkecuali
kereta api, alat angkutan udara, alat angkutan air, alat-alat angkutan lain; peralatan lain bejana bertekanan, dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, instalasi
listrik termasuk motor listrik tetapi dikecualikan alat-alat listrik atau tangan, alat-alat kerja dan perlengkapannya kecuali alat-alat listrik, tangga, perancah atau steger,
peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut; bahan-bahan, zat-zat dan radiasi bahan peledak, debu, gas, cairan dan zat-zat kimia terkecuali bahan peledak,
benda-benda melayang, radiasi, bahan-bahan dan zat-zat yang belum termasuk golongan tersebut hewan, penyebab lain; penyebab-penyebab yang belum termasuk
golongan tersebut atau data tidak memadai. 2.1.2.3 Klasifikasi Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Patah tulang; dislokasi atau keseleo; regang otot atau urat; memar dan luka dalam yang lain; amputasi; luka-luka lain; luka dipermukaan; gegar dan remuk; luka
bakar; keracunan-keracunan mendadak atau akut; akibat cuaca dan lain-lain; mati lemas; pengaruh arus listrik; pengaruh radiasi; luka-luka yang banyak dan berlainan
sifatnya; lain-lain.
16 2.1.2.4 Klasifikasi Menurut Letak Kelainan atau Luka di Tubuh
Kepala, leher, badan, anggota atas, anggota bawah, banyak tempat, kelainan umum, letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut.
2.1.3 Teori Penyebab Kecelakaan kerja Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor
penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses produksi. Dari beberapa penelitian, para ahli memberikan indikasi bahwa suatu kecelakaan kerja
tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau beberapa faktor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu kejadian Tarwaka, 2008:6.
Dalam buku Accident Prevention, Heinrich mengemukakan suatu teori sebab akibat terjadinya kecelakaan yang selanjutnya dikenal dengan Teori Domino. Dari
teori tersebut digambarkan bahwa timbulnya suatu kecelakaan atau cidera disebabkan oleh 5 lima faktor penyebab yang secara berurutan dan berdiri sejajar
antara faktor satu dengan yang lainnya. Kelima faktor tersebut adalah faktor domino kebiasaan, faktor domino kesalahan, faktor domino tindakan dan kondisi tidak aman,
faktor domino kecelakaan dan faktor domino cedera Tarwaka, 2008:6. Selanjutnya Heinrich menjelaskan bahwa untuk mencegah terjadinya kecelakaan
adalah cukup dengan membuang salah satu kartu domino atau memutuskan rangkaian mata rantai domino tersebut. Berdasarkan teori tersebut, Bird dan Germain
memodifikasi teori domino dengan merefleksikan ke dalam hubungan manajemen secara langsung dengan sebab akibat kerugian kecelakaan. Model penyebab kerugian
melibatkan 5 faktor penyebab secara berentetan, yaitu Tarwaka, 2008:6: 1.
Kurangnya Pengawasan, meliputi ketidaktersedianya program dan standarnya. 2.
Sumber Penyebab Dasar, yang meliputi faktor personal dan pekerjaan.
17 3.
Penyebab Kontak, yang meliputi tindakan dan kondisi yang tidak sesuai dengan standar.
4. Insiden,yang diakibatkan karena adanya kontak dengan energy atau bahan-bahan
berbahaya. 5.
Kerugian, yang diakibatkan rentetan faktor sebelumnya yang dapat menyebabkan kerugian pada manusia itu sendiri, harta benda atau property dan
proses produksi.
2.2 Faktor Manusia