tersebut dan tidak adanya tenaga kerja yang membantu penenun dalam menyelesaikan produksi ulos pada saat permintaan sangat tinggi, ini menyebabkan
terjadinya kenaikan harga, padahal di saat permintaan tinggi seharusnya harga ulos relatif stabil agar produksi tetap berjalan lancar, tetapi karena pengusaha
industri tenun hanya sanggup membuat ulos dalam jumlah yang tidak banyak, mereka hanya menenun ulos dengan jumlah yang seperti biasanya ketika
permintaan ulos tidak meningkat. Ketika permintaan ulos sangat sedikit di pasaran tetapi produksi tetap berjalan seperti biasanya, ini mengakibatkan para pelaku
industri kewalahan menutupi pengeluaran produksi di saat permintaan ulos lagi menurun di pasaran, banyak para pelaku industri di Kelurahan Sigulang-gulang
tidak memperoleh keuntungan dari produksi ulos di saat permintaan lagi menurun, mereka hanya mampu menetupi pengeluaran produksi saja Domu wawancara 24
Febuari 2014.
4. Pemilik Modal Industri Tenun Ulos
Modal sangat penting dan menjadi syarat utama dalam menjalankan dan mendirikan suatu usaha. Sebuah unit usaha maupun perusahaan membutuhkan
modal yang memadai. Untuk memenuhi modal biasanya para pengusaha industri tenun ulos mendapatkan pinjaman dari pegadaian dan bahkan pinjaman dari
orang-orang kaya, rentenir, kerabat, keluarga dan perkumpulan marga, karena di Kelurahan Sigulang-gulang tidak ada Koperasi jadi para pelaku industri
mendapatkan dana untuk modal yang cukup beresiko Dorna wawancara 26 Febuari 2014.
Sistem modal dalam industri tenun ulos di Kelurahan Sigulang-gulang yaitu sistem modal perorangan. Dalam arti modal tersebut merupakan modal pribadi.
Industri tenun ulos memerlukan modal yang cukup banyak. Modal tersebut digunakan untuk membeli alat tenun untuk membuat ulos, bahan baku seperti
benang, simata, pemasaran dan lain-lain. Dari awal berkembangnya industri tenun ulos di Kelurahan Sigulang-gulang
pada 1998-2005 tidak pernah membentuk kelompok usaha kecil untuk membantu para penenun yang ingin usahanya tetap berlanjut, karena kurangnya peran dan
bantuan dari pemerintah sebab para pengusaha tenun tersebut tidak bisa diajak bekerja sama untuk mempertanggung jawabkan apakah industri tersebut bisa
berkembang dan tetap berjalan, pemerintah beranggapan para pengusaha tersebut hanya ingin uang modal usaha dari pemerintah tanpa hasil yang memuaskan sebab
pemerintah menginginkan adanya timbal balik antar pengusaha dengan pemerintah.
Untuk mengatasi permasalahan modal di Kelurahan Sigulang-gulang bisa memanfaatkan perkumpulan ibu-ibu PKK, karena kebanyakan pelaku industri
tenun ulos di Kelurahan Sigulang-gulang ialah ibu-ibu rumah tangga, perkumpulan PKK ini sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai sosalisasi oleh
pemerintah setempat untuk memberitahukan kepada para ibu-ibu rumah tangga yang menekuni industri tenun bagaimana cara mengatasi permasalahan-
permasalahan dan memberikan bantuan modal usaha dengan membentuk kelompok usaha, tetapi kenyataannya pemerintah setempat tidak pernah
melakukan sosialisasi dan cuek dalam hal ini, yang menyebabkan terkadang para pelaku industri sering mengahapi masalah utama yaitu modal usaha dan tidak
pernah diperhatikan oleh pemerintah setempat, kondisi ini sudah menjadi kendala para penenun dari tahun ke tahun dalam perkembangan industrui tenun ulos di
Kelurahan Sigulang-gulang Salomo wawancara 18 Febuari 2014.
5. Jenis-Jenis Ulos yang Di Tenun