PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKAWINAN DINI DAN PERMASALAHANNYA DI KELURAHAN SIGULANG-GULANG KOTA PEMATANGSIANTAR.

(1)

(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkah-Nya yang selalu memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “ Persepsi Masyarakat Tentang Perkawinan Dini dan Permasalahannya di Kelurahan Sigulang-Gulang Kota Pematangsiantar”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar teristimewa kepada Almarhum Bapak tercinta H.Siregar dan Almarhum Ibu tercinta A. Simanjuntak, kedua orang tua penulis yang sangat hebat, yang sudah pasti mendoakan dari surga yang jauh disana. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan beserta Stafnya.

2. Bapak Dr. Restu, MS sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed.

3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Unimed 4. Bapak Arief Wahyudi, SH sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan


(4)

5. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dan memberikan masukan, petunjuk, dan sarannya dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu selama penulis berada di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Unimed.

7. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selam dalam perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada yang teristimewa Mas Parsahatan Harianja, terima kasih atas doa, semangat, dukungan, bantuan materi dan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada pak Jhon selaku tata usaha jurusan PPKn yang selama ini membantu penulis dalam hal informasi dan administrasi lainnya.

10. Teman-teman Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Reguler B 2011 yang telah menjadi Keluarga selama menjalani Studi di Jurusan PPKn, banyak suka dan duka yang telah kita jalani selama ini, semoga itu menjadi kenangan terindah bagi kita nantinya dan semoga ilmu yang kita dapat bermanfaat bagi kita demi menjadikan masa depan yang lebih baik lagi.

11. Sahabat seperjuangan yang tak bisa terlupakan selama menempuh Studi di Jurusan PPKn yaitu : Melianti, Maya Indah, Debora, Adytia, Rensus, Rinaldi, Mujur, dan para jajabi yang tidak akan pernah saya lupakan yaitu


(5)

: Siti, Sulistiani, Wahyuni, Rizky, Rahmi, Liani, yang turut memberikan bantuan, dukungan dan selalu memberikan hiburan, serta tidak lupa juga pada kacibang sekeluarga yang juga turut mewarnai perkuliahan selama empat tahun ini yaitu Damayanti, Lisnawati, Dewi, Dessy, Yuni Afni, Benedicta, Julaymah dan Astrivo, semoga kelak kita menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak.

12. Keluarga besar Himakris PPKn terima kasih atas dukungan semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih dibawah sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun bagi penulis agar bisa menjadi lebih baik lagi nantinya.

Medan, Juni 2015

Rida Novalisa Siregar Nim. 3113111054


(6)

ABSTRAK

Rida Novalisa Siregar, NIM. 3113111054, “Persepsi Masyarakat Tentang Perkawinan Dini dan Permasalahannya di Kelurahan Sigulang-Gulang Kota Pematangsiantar”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pernikahan dini yang banyak terjadi dan permasalahan-permasalahannya pada masyarakat kelurahan Sigulang-Gulang Kota Pematangsiantar. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi para remaja agar dapat menjaga pergaulan antar sesama mereka untuk mencegah terjadinya pernikahan diusia dini. Karena usia remaja belum mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan rumah tangga secara baik. Para remaja masih perlu bekal yang banyak baik bekal kedewasaan fisik, mental maupun sosial ekonomi, ilmu pengetahuan umum, agama, pengalaman-pengalaman hidup dalam kehidupan berumah tangga. Teknik pengumpulan data dengan dengan studi pustaka, penelitian di lapangan yakni, memberikan angket, observasi dan dokumentasi . Data yang didapat di lapangan kemudian dianalisis dan disusun dalam tabel pertanyaan antara penulis dan informan yang dijelaskan secara kualitatif. Jumlah kepala keluarga yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah 168 kk dan peneliti mengambil sampel 15 % dari jumlah populasi yakni sebanyak 25 kk. Dari penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh data melalui jawaban responden yang menunjukkan bahwa masih banyak perkawinan dini yang terjadi di daerah tersebut, serta masih banyak juga muncul permasalahan-permasalahan yang terjadi sebagai akibat perkawinan dini tersebut. hal tersebut terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena kematangan fisik yang sudah memungkinkan remaja melangsungkan perkawinan, karena paksaan dari orangtua, namun yang menjadi penyebab utama terjadinya perkawinan usia dini tersebut adalah karena hamil di luar nikah akibat pacaran yang terlalu bebas. Masyarakat menganggap hal tersebut sangat mengkhawatirkan dan perlu ada tindakan yang dapat mengatasi dan mencegah hal tersebut terjadi kembali.


(7)

Daftar isi LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

KATA PENGANTAR………...………...……...…i

ABSTRAK…………...………...iv

DAFTAR ISI………..………....v

DAFTAR TABEL …..………...…...vii

BAB IPENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB IIKAJIAN PUSTAKA 10 A. Kerangka Teori ... 10

1. Pengertian Perkawinan ... 10

2. Asas dan Tujuan Perkawinan ... 12

3. Perkawinan Usia Dini ... 14

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Perkawinan Usia Dini .... 17

5. Masalah yang Timbul Akibat Perkawinan Usia Dini ... 23

6. Persepsi Masyarakat ... 25

7. Usaha-usaha Yang Dilakukan Untuk Mencegah dan Menangani Perkawinan Usia Dini ... 27

B. Kerangka Berpikir ... 29

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN 31 A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31


(8)

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 32

1. Variabel Penelitian ... 32

2. Defenisi Operasional... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Penelitian Kepustakaan ... 34

2. Penelitian di Lapangan... 34

E. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IVPEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 36 A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 65 A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 1 Persepsi responden mengenai usia ideal perkawinan ... 38 Tabel 2 Persepsi responden mengenai minat wanita yang menikah muda untuk

bersekolah lagi... 39 Tabel 3 Persepsi responden mengenai penyebab utama remaja yang

melangsungkan perkawinan dini ... 41 Tabel 4 Persepsi responden mengenai kesanggupan orangtua membiayai anak

mereka sehingga berhenti bersekolah ... 42 Tabel 5 Persepsi responden mengenai pentingnya pendidikan seks bagi remaja

...43 Tabel 6 Persepsi responden mengenai pentingnya berdiskusi atau berbicara

tentang seks pada orang lain... 44 Tabel 7 Pendapat responden mengenai wanita yang menikah muda

mengetahui tentang resiko perkawinan dini ... 45 Tabel 8 pendapat responden mengenai pentingnya remaja mendapatkan

sosialisasi dampak perkawinan dini ... 46 Tabel 9 Persepsi responden mengenai kebahagiaan pasangan yang menikah di

usia dini ... 47 Tabel 10 Persepsi responden mengenai pertengkaran yang terjadi diantara

pasangan yang menikah di usia muda ... 48 Tabel 11 pendapat responden mengenai masalah yang sering menjadi konflik

dalam rumah tangga pasangan yang menikah usia muda ... 49 Tabel 12 Persepsi responden mengenai bimbingan orangtua terhadap anak

remaja mereka ... 51 Tabel 13 Pendapat responden mengenai pergaulan remaja kini ... 52 Tabel 14 Persepsi responden mengenai perkawinan dini tersebut ... 53


(10)

Tabel 15 Persepsi responden apabila memiliki anak remaja yang melakukan perkawinan di usia muda ... 54 Tabel 16 Rekapitulasi tabulasi frekuensi jawaban angket responden ... 56


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup dan berkembang. Dalam perkembangannya, manusia wajib memenuhi semua hak dan kewajiban yang dapat memelihara eksistensinya sebagai manusia sehingga dapat menjalani kehidupannya di dalam dunia ini. Untuk itu, manusia membutuhkan manusia lain untuk melanjutkan kehidupan dan meneruskan keturunannya sehingga terbentuklah suatu hubungan laki-laki dan perempuan yang disebut dengan perkawinan. Manusia itu juga haruslah mengetahui dan melaksanakan prinsip hubungan antara laki-laki dan perempuan agar hubungannya dapat terlaksana sesuai dengan kodratnya masing-masing.

Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya, tinggal di desa atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik fisik maupun mental akan mencari pasangannya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Perkawinan dilangsungkan apabila dua orang manusia yang berlainan jenis memiliki kesepakatan untuk hidup bersama dan saling mengasihi satu dengan yang lain sampai selamanya. Itulah hakikat sederhana daripada perkawinan itu sendiri. Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang sangat penting, karena dengan perkawinan, manusia itu telah melaksanakan kodratnya


(12)

sebagai mahluk Tuhan yang berkembang biak serta dapat memperoleh keseimbangan secara fisik maupun rohani dalam hidupnya. Banyak yang memiliki prinsip menikah sekali seumur hidup. Namun, ada banyak juga yang tidak memegang teguh prinsip seperti itu.

Dalam kehidupan manusia perkawinan bukanlah bersifat sementara tetapi untuk seumur hidup.Namun tidak semua orang dapat memahami hakekat dan tujuan dari perkawinan yang seutuhnya yaitu mendapatkan kebahagiaan yang sejati dalam berumah-tangga.Batas usia dalam melangsungkan perkawinan adalah penting atau dapat dikatakan sangat penting. Hal ini disebabkan karena didalam perkawinan menghendaki kematangan psikologis.Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri. Usia dalam melangsungkan perkawinan cenderung merupakan faktor utama dalam menentukan lamanya usia perkawinan.

Tujuan dari perkawinan yang lain adalah memperoleh keturunan yang baik. Dengan perkawinan pada usia yang terlalu muda akan sulit memperoleh keturunan yang berkualitas. Karena pada usia yang terlalu muda, kedewasaan ibu baik secara psikologis maupun fisik akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak baik yang dikandung ataupun yang telah dilahirkan. Hal itu akan sangat nampak jelas pada perkembangan sang anak yang dibesarkan oleh ibu yang usianya masih terlalu muda dengan anak yang dibesarkan oleh ibu yang usianya tepat untuk menjadi seorang ibu. Hal tersebut dapat juga berarti ibu usia remaja sebenarnya belum siap untuk menjadi seorang ibu karena keterampilannya


(13)

dalam mengasuh anak tidak ada, ibu muda ini akan lebih memperlihatkan sifat keremajaanya yang masih labil daripada sifat keibuannya. Namun tidak semua remaja perempuan yang sudah menjadi ibu gagal dalam mengurusi rumah tangganya. Masih ada remaja perempuan yang telah dipaksa secara fisik maupun psikis haruslah mampu dalam mengurus suami dan anaknya, dan ada yang berhasil.

Setiap orang yang akan melangsungkan perkawinan haruslah memang benar-benar siap secara fisik maupun mental. Hal ini dimaksudkan agar dalam membina rumah tangga modal utama secara fisik ialah dapat memelihara kesehatan serta kesiapan umur dalam melangsungkan perkawinan, serta kemampuan dalam segi materi untuk membiayai setiap kebutuhan keluarga. Sedangkan secara mental, modal utama dalam melangsungkan perkawinan ialah saling mencintai, menerima kenyataan bahwa dirinya telah berkeluarga dan harus siap menerima segala kekurangan maupun kelebihan daripada pasangannya tersebut.

Perkawinan yang dilangsungkan di usia muda akan menghadapi kendala yang sangat banyak, baik kendala yang datang dari internal pernikahan tersebut, akan ada juga banyak kendala yang datang dari eksternal perkawinan tersebut. Remaja yang melangsungkan perkawinan di usia muda, biasanya masih sangat menonjolkan sifat keremajaannya, labil, egois dan lain sebagainya yang akan sangat rentan menimbulkan konflik dalam rumah tangga remaja muda tersebut. Selain itu, jika remaja tersebut memiliki anak, pengetahuan dalam merawat anak tersebut pada umumnya masih kurang, baik dari tanggung jawab dalam


(14)

pemenuhan ekonomi keluarga, membina, mendidik serta mengarahkan anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Perhatian dan bimbingan dari orang tua dapat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap orang tua dalam kehidupan sehari-hari pun akan sangat berpengaruh dalam perkembangan psikologi anak.

Di dalam Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan BABII pasal 7 ayat 1 berbunyi “Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun. Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Agama No.11 tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah BAB IV pasal 8 “Apabila seorang calon sumi belum mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan seorang calon isteri belum mencapai umur 16 (enambelas) tahun, harus mendapat dispensasi dari pengadilan”. Dari penjelasan tersebut sudahlah jelas diketahui apa sebenarnya syarat utama pernikahan tersebut. Namun, menurut penulis, ada banyak lagi perkawinan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Banyak perkawinan yang sama sekali tidak tercatat oleh pencatatan sipil.

Bagi remaja yang melangsungkan perkawinan di usia dini, kemungkinan besar akan mengalami masalah serta kendala untuk mencapai keluarga yang sejahtera. Salah satu faktor yang paling utama dan menonjol ialah masalah ekonomi. Bagi pasangan yang sudah menikah, tidak pantas rasanya meminta biaya hidup dari orangtua lagi, pasangan tersebut diharuskan untuk membiayai hidup sendiri dan keluarga. Namun, selain usia yang tergolong masih muda serta pendidikan yang rendah, remaja tersebut akan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Bukan hanya itu saja, masalah perkawinan, sangat berpengaruh juga terhadap laju


(15)

pertumbuhan penduduk. Angka perkawinan akan sangat berpengaruh terhadap angka kelahiran anak, yang tentunya akan sangat berpengaruh juga terhadap kepadatan penduduk.

Masalah perkawinan dini pada usia remaja, bukanlah semata-mata masalah yang menyangkut hukum negara dan hukum agama, akan tetapi masalah ketepatan waktu perkawinan pada remaja ialah masalah kesiapan, baik dari segi mental maupun fisik. Itulah yang menjadi pertimbangan utama dalam melangsungkan perkawinan.

Perkawinan di usia dini memang lagi menjadi topik pembicaraan di kalangan masyarakat. Selain hal itu menyangkut kepentingan pribadi keluarga, masalah tersebut juga menyangkut pergaulan masyarakat dalam kehidupan sosial. Fenomena ini menunjukkan kepada masyarakat betapa kehidupan semakin mengharuskan masyarakat untuk dapat bertahan di ranah aman, agar tidak menjadi korban dalam masalah sosial tersebut. Fenomena mengenai perkawinan diusia dini tidak timbul begitu saja, sama seperti pepatah mengatakan “ jika ada asap, pasti ada api “, begitu pun dengan permasalahan yang muncul ini.

Begitu juga dengan fenomena yang terjadi di masyarakat Kelurahan Sigulang-Gulang mengenai perkawinan dini yang banyak dilangsungkan, dari pengamatan awal yang didapatkan penulis dalam observasi yang dilaksanakan di kelurahan Sigulang-Gulang kota Pematangsiantar :

1. Penulis telah mendapatkan data-data penduduk Kelurahan sigulang-gulang


(16)

2. Penulis telah memperoleh data masyarakat yang sudah melangsungkan perkawinan, yang akan dijadikan sebagai bahan populasi dan sampel dalam menyelesaikan proposal.

3. Penulis telah mendapatkan informasi mengenai bagaimana masyarakat di

kelurahan sigulang-gulang melaksanakan perkawinan.

Dari latar belakang yang telah dijelaskan , penulis tertarik untuk menulis proposal

skripsi dengan menarik judul “Persepsi Masyarakat Tentang Perkawinan Dini

Dan Permasalahannya Di Kelurahan Sigulang- Gulang Kota Pematangsiantar ”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan sejumlah masalah yang ditarik dari latar belakang yang akan diteliti dalam lingkungan permasalahan yang lebih luas dibandingkan dengan perumusan masalah. Dengan demikian, berdasarkan judul dan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi remaja melakukan

perkawunan di usia dini.

2. Banyaknya permasalahan yang timbul dalam perkawunan usia dini bagi

pengantin baru tersebut.

3. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh remaja perempuan ketika


(17)

4. Persepsi masyarakat tentang perkawinan dini yang banyak terjadi di daerah kelurahan Sigulang-Gulang sudah mengkhawatirkan.

5. Usaha yang telah dilakukan baik oleh pemerintah setempat ataupun

masyarakat untuk mencegah terjadi perkawinan di usia dini belum maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat ada banyak masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, dan telah teridentifikasi meskipun tidak secara keseluruhan, maka penulis merasa perlu membuat batasan agar masalah lebih fokus, sistematis dan mendalam. Sesuai pertimbangan penulis, karena keterbatasan yang ada, maka yang menjadi pembatasan masalah alam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi remaja di kelurahan Sigulang-Gulang

kota Pematangsiantar melakukan perkawinan di usia dini.

2. Persepsi masyarakat tentang perkawinan dini yang banyak terjadi di

daerah kelurahan Sigulang-Gulang yang dirasakan semakin mengkhawatirkan.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah menjadi bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian agar penelitian tersebut terarah dan jelas. Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi remaja di kelurahan


(18)

2. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai perkawinan dini dan permasalahannya, jika dipandang dari penerapan UU No.1 Tahun 1974 di masyarakat kelurahan Sigulang-Gulang kota Pematangsiantar?

E. Tujuan Penelitian

Sebuah tindakan yang dilakukan, pasti memiliki tujuan, begitu pula dengan penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi remaja

melakukan perkawinan di usia dini di kelurahan Sigulang-Gulang.

2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat mengenai perkawinan

dini dan permasalahannya jika dipandang dari penerapan UU No.1 Tahun 1974 di masyarakat kelurahan Sigulang-Gulang kota Pematangsiantar. F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang kita dapatkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan serta wawasan penulis dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

kepentingan masyarakat untuk dapat mengetahui bagaimana dampak yang timbul dalam pernikahan usia dini.

3. Bagi para wanita, khususnya remaja wanita, penelitian ini diharapkan


(19)

diusia dini, mengingat dampak yang akan timbul baik dari segi sosial maupun kesehatan sangat membahayakan kaum wanita.

4. Bagi jurusan PPKn, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya yang bermanfaat di jurusan PPKn.


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

1. Dari kumpulan jawaban responden yang diperoleh penulis,masyarakat di kelurahan Sigulang-Gulang mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan perkawinan dini tersebut terjadi karena beberapa hal, diantaranya karena kematangan fisik yang sudah memungkinkan remaja melangsungkan perkawinan, karena paksaan dari orangtua, namun yang menjadi penyebab utama terjadinya perkawinan usia dini tersebut adalah karena hamil di luar nikah akibat pacaran yang terlalu bebas. Oleh karena itu, masyarakat menganggap bahwa pergaulan remaja yang sudah terlalu bebas di kelurahan Sigulang-Gulang menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat.

2. Persepsi Masyarakat Tentang Perkawinan Dini dan Permasalahannya di Kelurahan Sigulang-Gulang Kota Pematangsiantar masih sangat megkhawatirkan. Sesuai dengan syarat perkawinan yang telah ditetapkan dalam asas-asas perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menyatakan bahwa batas umur suatu perkawinan yaitu 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk wanita, maka dari itu perkawinan yang masih sibawah umur tidak diperbolehkan. Hal ini dilihat dari kumpulan jawaban-jawaban yang diberikan responden yang menyatakan bahwa masih


(21)

banyak remaja yang melangsungkan perkawinan di bawah umur atau sering disebut dengan perkawinan usia dini serta banyak juga permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan akibat dari perkawinan dini terjadi di masyarakat Kelurahan Sigulang-Gulang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis menyarankan sebagai berikut :

1. Bagi remaja di kelurahan Sigulang-Gulang, terlebih kepada remaja wanita seharusnya tetap menjaga pergaulan sehari-hari, untuk menghindari terjadinya pergaulan yang tidak sehat atau pergaulan yang terlalu bebas dan menjaga hubungan dengan lawan jenis agar tetap di dalam koridor yang benar.

2. Bagi para orangtua di kelurahan Sigulang-Gulang seharusnya memberikan perhatian yang lebih ekstra kepada anak-anak mereka dan terlebih kepada anak yang akan beranjak remaja, demi mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.

3. Bagi masyarakat di Kelurahan Sigulang-Gulang juga seharusnya tetap saling menjaga keamanan dan kenyamanan, dan meningkatkan rasa kepedulian satu sama lain demi mewujudkan situasi dan kondisi pergaulan antar masyarakat yang sehat.


(22)

4. Bagi pemerintah setempat seharusnya peka terhadap permasalahan yang dialami oleh masyarakat, dengan memberikan sosialisasi-sosialisasi yang bermanfaat bagi masyarakat terlebih bagi anak remaja.


(1)

4. Persepsi masyarakat tentang perkawinan dini yang banyak terjadi di daerah kelurahan Sigulang-Gulang sudah mengkhawatirkan.

5. Usaha yang telah dilakukan baik oleh pemerintah setempat ataupun masyarakat untuk mencegah terjadi perkawinan di usia dini belum maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat ada banyak masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, dan telah teridentifikasi meskipun tidak secara keseluruhan, maka penulis merasa perlu membuat batasan agar masalah lebih fokus, sistematis dan mendalam. Sesuai pertimbangan penulis, karena keterbatasan yang ada, maka yang menjadi pembatasan masalah alam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi remaja di kelurahan Sigulang-Gulang kota Pematangsiantar melakukan perkawinan di usia dini.

2. Persepsi masyarakat tentang perkawinan dini yang banyak terjadi di daerah kelurahan Sigulang-Gulang yang dirasakan semakin mengkhawatirkan.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah menjadi bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian agar penelitian tersebut terarah dan jelas. Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi remaja di kelurahan Sigulang-Gulang melangsungkan perkawinan dini?


(2)

2. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai perkawinan dini dan permasalahannya, jika dipandang dari penerapan UU No.1 Tahun 1974 di masyarakat kelurahan Sigulang-Gulang kota Pematangsiantar?

E. Tujuan Penelitian

Sebuah tindakan yang dilakukan, pasti memiliki tujuan, begitu pula dengan penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi remaja melakukan perkawinan di usia dini di kelurahan Sigulang-Gulang.

2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat mengenai perkawinan dini dan permasalahannya jika dipandang dari penerapan UU No.1 Tahun 1974 di masyarakat kelurahan Sigulang-Gulang kota Pematangsiantar.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang kita dapatkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta wawasan penulis dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat untuk dapat mengetahui bagaimana dampak yang timbul dalam pernikahan usia dini.

3. Bagi para wanita, khususnya remaja wanita, penelitian ini diharapkan dapat merubah pola pikir pembacanya agar tidak melakukan pernikahan


(3)

diusia dini, mengingat dampak yang akan timbul baik dari segi sosial maupun kesehatan sangat membahayakan kaum wanita.

4. Bagi jurusan PPKn, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya yang bermanfaat di jurusan PPKn.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

1. Dari kumpulan jawaban responden yang diperoleh penulis,masyarakat di

kelurahan Sigulang-Gulang mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan perkawinan dini tersebut terjadi karena beberapa hal, diantaranya karena kematangan fisik yang sudah memungkinkan remaja melangsungkan perkawinan, karena paksaan dari orangtua, namun yang menjadi penyebab utama terjadinya perkawinan usia dini tersebut adalah karena hamil di luar nikah akibat pacaran yang terlalu bebas. Oleh karena itu, masyarakat menganggap bahwa pergaulan remaja yang sudah terlalu bebas di kelurahan Sigulang-Gulang menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat.

2. Persepsi Masyarakat Tentang Perkawinan Dini dan Permasalahannya di

Kelurahan Sigulang-Gulang Kota Pematangsiantar masih sangat

megkhawatirkan. Sesuai dengan syarat perkawinan yang telah ditetapkan dalam asas-asas perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menyatakan bahwa batas umur suatu perkawinan yaitu 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk wanita, maka dari itu perkawinan yang masih sibawah umur tidak diperbolehkan. Hal ini dilihat dari kumpulan jawaban-jawaban yang diberikan responden yang menyatakan bahwa masih


(5)

banyak remaja yang melangsungkan perkawinan di bawah umur atau sering disebut dengan perkawinan usia dini serta banyak juga permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan akibat dari perkawinan dini terjadi di masyarakat Kelurahan Sigulang-Gulang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis menyarankan sebagai berikut :

1. Bagi remaja di kelurahan Sigulang-Gulang, terlebih kepada remaja wanita

seharusnya tetap menjaga pergaulan sehari-hari, untuk menghindari terjadinya pergaulan yang tidak sehat atau pergaulan yang terlalu bebas dan menjaga hubungan dengan lawan jenis agar tetap di dalam koridor yang benar.

2. Bagi para orangtua di kelurahan Sigulang-Gulang seharusnya memberikan

perhatian yang lebih ekstra kepada anak-anak mereka dan terlebih kepada anak yang akan beranjak remaja, demi mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.

3. Bagi masyarakat di Kelurahan Sigulang-Gulang juga seharusnya tetap saling

menjaga keamanan dan kenyamanan, dan meningkatkan rasa kepedulian satu sama lain demi mewujudkan situasi dan kondisi pergaulan antar masyarakat yang sehat.


(6)

4. Bagi pemerintah setempat seharusnya peka terhadap permasalahan yang dialami oleh masyarakat, dengan memberikan sosialisasi-sosialisasi yang bermanfaat bagi masyarakat terlebih bagi anak remaja.