PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 1990 1998

(1)

commit to user

i

PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 1990-1998

SKRIPSI

Oleh : DIAN FITRIANA

K4407015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

PERKEMBANGAN INDUSTRI GULA COLOMADU DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 1990-1998

Oleh : DIAN FITRIANA

K4407015

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2011

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I

Dra. Sutiyah, M. Pd, M. Hum NIP.19507081986012001

Pembimbing II

Drs. Saiful Bachri, M. Pd NIP. 19520603 198503 1 001


(4)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan telah diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Sri Wahyuni, M. Pd

Sekretaris : Drs. Herimanto, M. Pd, M. Si Penguji I : Dra. Sutiyah, M. Pd, M. Hum

Penguji II : Drs. Saiful Bachri, M. Pd

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19621126 198103 1 001


(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Dian Fitriana. Perkembangan Industri Gula Colomadu dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Tahun 1990-1998. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Sejarah berdirinya Pabrik Gula Colomadu, (2) Perkembangan industri gula Colomadu tahun 1990-1998, (3) Perubahan sosial ekonomi masyarakat Colomadu tahun 1990-1998.

Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah laporan produksi PG Colomadu, buku, serta sumber lisan dai saksi mata. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasikan data sejarah.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Pabrik gula Colomadu didirikan pada tanggal 8 desember 1861, oleh KGPAA Mangkunegoro IV (1853-1881). Pada tahun 1861 Mngkunegoro IV mengajukan rencana mengenai berdirinya sebuah pabrik gula pada Residen Nieuwenhuysen. Sejak beberapa waktu sebelumnya telah dipilih tempat yang tepat di desa Malangjiwan, karena daerah ini memiliki tanah-tanah yang baik, air yang mencukupi. Tempat tersebut dianggap paling cocok untuk perkebunan tebu. Peletakan batu pertama untuk pabrik gula Colomadu pada tanggal 8 Desember 1861. (2) Sejak tahun 1990, produksi PG Colomadu mengalami penurunan karena luas lahan tebu di kawasan Colomadu mulai menyempit akibat pemekaran kota Surakarta sehingga terjadi alih fungsi lahan untuk pemukiman. Untuk mengatasi hal tersebut PG Colomadu membuka lahan tebu di daerah Simo dan Sambi. Tetapi usaha kurang behasil karena lokasi penanaman yang jauh membuat PG harus mengeluarkan biaya dan waktu yang lebih banyak. Hal itulah yang menjadi pertimbangan direksi untuk menutup PG Colomadu, padahal kondisi dan aset pabrik masih layak digunakan untuk memproduksi gula. (3) Pengaruh penutupan PG Colomadu terhadap masyarakat diantaranya dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial yaitu adanya perubahan hubungan masyarakat dengan PG Colomadu dan Pemerintah setelah adanya UU no. 12 Tahun 1992 tentang budidaya tanaman. Daerah Colomadu yang pada awalnya merupakan daerah pertanian berkembang menjadi sasaran pendirian pemukiman penduduk akibat semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk di Kota Surakarta. Selain itu tradisi Cembengan yang dahulu sering diadakan di PG Colomadu sudah tidak ada lagi. Pengaruh dalam bidang ekonomi yaitu mata rantai perekonomian masyarakat Colomadu yang tergantung kepada musim giling terputus karena PG Colomadu sudah tidak berproduksi lagi sejak tahun 1998. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat sekitar PG Colomadu dalam memenuhi kebutuhan hidup setelah PG tidak lagi beroperasi adalah mencari kerja di luar wilayah Colomadu.


(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

Dian Fitriana. Development of Colomadu Sugar Industry and Economic Social Change of Colomadu Community in 1990 1998. Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, University of Sebelas Maret, July 2011.

This Objectively of the research are observed: (1) History of establishing Colomadu Sugar Factory. (2) Developing Colomadu Sugar Industry 1990 1998. (3) Economic Social change of Colomadu community 1990 1998.

In accordance to the research objective, this research used historical method. Step in historical method covered: heuristic, critic, interpretation, and historiography. Main data source are secondary data used by writer. Collecting data technical are library study. Technical analysis used technically analysis of history, i.e.: analysis that preferred in sharpness of historical fact interpretation.

Based on the output of research could be concluded: (1) Colomadu Sugar Factory established in December 8, 1861, by KGPAA Mangkunegoro IV (1853 1881). In 1861, a sugar factory establishment plan proposed by Mangkunegoro IV to Residence of Nieuwenhuysen. Several time before he has choose right place in Malangjiwan village, a good place, for there are good soils, water flow and forests. The place regarded very suitable for sugar cane plants. December 8, 1861, was laying of a cornerstone for the Sugar Factory of Colomadu. (2) Since 1990, Colomadu Sugar Factory production decreasing because wide of sugar cane area in Colomadu is narrow, this result of blossom out Surakarta City, so that was happened change position of fungtion area for settlement. To solve that things Colomadu Sugar Factory was opened sugar cane area in Simo and Sambi, so that no decrease a lot of worker in Colomadu Sugar Factory. But, that effort less succed because location far planting area was made Colomadu Sugar Factory must to take out the cost and the more time. That is become direction judgment to close Colomadu Sugar Factory, whereas the condition from manufacture equipment was still used suitable to produce sugar. (3) Impacting by decreasing Colomadu Sugar Factory is very large. Especially is in social and economic fields. In the social field is relationship change between community with Colomadu Sugar Factory and Government for Legislation No. 12, 1992 about plant cultivation. Colomadu area formerly as agricultural area develop to citizen housing for increasing population growth and density in Surakarta city. In the other hand, Cembengan tradition that always conduct in Colomadu Sugar Factory now is not exist anymore. Impact in the economic field i.e economic chain of Colomadu community that depend on milling season was cut caused by Colomadu Sugar Factory was not producted since 1998. Community Colomadu around Colomadu Sugar Factory effort in fulfilled their life need are getting job in out side of Colomadu area.


(7)

commit to user

vii

MOTTO

h SWT tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau berusaha merubah keadaanya yang ada pada diri mereka

-sia semua ada hikmahnya berjalanlah dengan naluri itu dan akan menjauhkan dari penyesalan. Yang berlalu biarlah menjadi guru


(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini dipersembahkan kepada: Ayah dan Ibu tercinta

Mas Aziz dan Dek Yoga tersayang Drs. Joko Slamet

Teman-temanku

1. Power Rangers (Leley, Fitri, Woe2, Kikis)

2. Laluna (Heri, Perdana, Risang, Sani, Lambang)

3. Bety, Iis, Margi, Renda, Yanis, Heni, Zulaikah

Kalian is the best

Teman-teman Pendidikan Sejarah 2007


(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Sutiyah, M.Pd, M. Hum, Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Drs. Saiful Bachri, M. Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Ayah dan Ibu yang setiap malam mendoakan dan setiap butir tetes air mata dan keringatnya yang terurai untuk memberikan semangat hidup. 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis selama ini.

8. Teman-teman Pendidikan Sejarah 2007

Dalam Penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan


(10)

commit to user

x

untuk menyempurnakannya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan sejarah.

Surakarta, Juli 2011


(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGAJUAN ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN ABSTRAK ... HALAMAN ABSTACT... HALAMAN MOTTO ... HALAMAN PERSEMBAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ... 1.

a. Pe

b. Macam-macam Industri ... 2. 3. i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiv xv xvi 1 5 5 6 7 7 7 8 10 10 14 16 16 18


(12)

commit to user

xii

e. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat ... B. Kerangka Berpikir ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... B. Metode Penelitian ... C. Sumber Data ... D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data ... F. Prosedur Penelitian ... BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Colomadu... 1. Letak dan Keadaan Geografis

2. Penduduk Colomadu B.

C. Perkembangan Pabrik Gula Colomadu Tahun 1998... 1. Penanaman dan Pengolahan Tebu... 2. Produksi... 3. Tenaga Kerja... 4. Pemasaran... 5. Upah... D. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat tahun

1990-1.

2. Perkembangan Pemuk 3.

4.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... B. Implikasi ...

20 22 23 24 26 27 28 30 31 32 37 37 37 39 44 44 50 51 57 57 58 58 59 62 64 65 66


(13)

commit to user

xiii

C. Saran ... DAFTARPUSTAKA... LAMPIRAN

68 69


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7.

Produksi PG Colomadu Tahun 1975-1989... Produksi PG Colomadu Tahun 1990- ... Karyawan PG Colomadu Tahun 1990-2003 ... Upah Karyawan PG Colomadu Tahun 1990-1997... Luas Tanaman Tebu dan Padi di Colomadu... Perkembangan Jumlah Penduduk Colomadu...

38 49 51 52 57 59 61


(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.

Kerangka Pemikiran... Prosedur Penelitian... Struktur organisasi PG Colomadu...

24 33 53


(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15. Lampiran 16. .

Foto Pabrik Gula Colomadu... Produktivitas masa giling PG Colomadu tahun 1970-1996...

Daftar Pertanyaan wawancara dan Hasil Wawancara Peraturan Sarana Produksi dan Bibit... Peraturan Perkreditan Si

... Gambar Struktur Organisasi PG Colomadu... Data Pegawai dan Upah PG Colomadu... Jurnal: Mangkunegara IV, Raja-Pendiri Industri Gula Mangkunegaran (1861-1881)... Surat Permohonan Menyusun Skripsi... Surat Ijin Menyusun Skripsi... Surat Ijin Penelitian... Surat Keterangan Penelitian... Surat Keputusan Pemberhentian Tenaga Kerja...

73 74 77 79 80 85 87 88 89 90 94 101 102 103 104 105


(17)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa Orde Baru bisa dikatakan masa keemasan pertanian Indonesia. Hal itu terbukti ketika tahun 1985, Indonesia mampu menjadi Negara swasembada beras. Berkaca dari keberhasilan tersebut maka pemerintah mencoba keberhasilan lain dalam bidang perkebunan. Salah satunya perkebunan tebu yang merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan gula pasir. Program itu dilakukan dalam rangka untuk mencapai kembali swasembada gula seperti tahun 1930.

Dalam upaya mendorong petani agar mau menanam tebu pemerintah melakukan berbagai cara seperti, program Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Cara ini merupakan sebuah produk kebijakan pemerintah Orde Baru. Untuk kebijakan agraria pemerintah selalu menekankan dua segi, (1) memfokuskan kepada peningkatan produksi dari penataan struktur agraria. Hal ini dilakukan karena pemerintah Orde Baru lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sebagai strategi pembangunan, (2) penekanan stabilitas politik dalam pencapaian tujuan pembangunan ekonomi dipandang sebagai persyaratan bagi terlaksananya program kebijakan pemerintah.

Sikap pemerintah yang memberikan dukungan kepada pemilik modal dalam membangun perkebunan-perkebunan besar dengan tanah-tanah yang luas. Akibatnya jumlah petani yang tidak bertanah semakin besar. Selain itu secara tidak sadar kebijakan yang dipilih ini telah meminggirkan petani. TRI dipandang sebagai solusi bagi pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi gula secara cepat. Ide ini timbul karena pada dekade tahun 1960-an terjadi pergeseran dalam konsumsi gula nasional yang terus meningkat sedangkan produksi gula mengalami penurunan.

Kebijakan agraria diarahkan dengan membuka peluang seluas-luasnya bagi pemodal besar dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini mendorong pihak swasta agar berperan lebih besar dalam upaya pengembangan ekonomi dengan menggunakan teknologi yang maju dan efisien.


(18)

commit to user

Salah satu cara yang ditempuh adalah penggunaan lahan yang beralih dari penanaman sumber pangan untuk kelangsungan hidup petani menjadi sumber penumpukan kapital untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi.

Perjalanan dari sistem TRI pada kenyataannya adalah paksaan kepada petani untuk ikut serta dalam program dengan jalan menanam tebu di tanah mereka. Paksaan ini bertujuan untuk pencapaian target yang ditetapkan setiap tahunnya, baik dalam luas lahan areal maupun jumlah produksi. Selain itu paksaan ini mendorong pemimpin daerah agar mampu mencapai target yang telah

produksi seringkali cara-cara yang bersifat memaksa digunakan agar petani terlibat dalam penanaman tebu. Cara tersebut biasanya berupa pemangilan kepada petani yang lahannya tidak mau atau menolak ditanami tebu untuk bertemu Kepala Desa atau Pamong Desa yang di sertai pegawai Kecamatan. Cara ini efektif karena petani merasa enggan atau takut berurusan dengan aparat Desa.

Industri gula adalah salah satu industri tua yang pernah ada di dalam negeri. Terlepas dari masih kurangnya produksi gula, industri ini telah menempuh perjalanan panjang sejak masa kolonial Belanda. Setidaknya hingga kini pabrik-pabrik produsen gula yang beroperasi adalah peninggalan masa lalu yang sudah berusia lebih dari 100 tahun. Barangkali tak ada yang memasukkan pabrik gula (PG) ini sebagai bangunan cagar budaya. Namun tak ada salahnya memandang pabrik yang sebagian masih berproduksi ini sebagai saksi sejarah. Di Soloraya ada beberapa pabrik gula yang sama-sama peninggalan masa kolonial. Dua di antaranya pernah dimiliki penguasa Mangkunegaran dengan Mangkunagoro IV sebagai pendirinya, yaitu PG Colomadu dan PG Tasikmadu.

Pabrik Gula Colomadu yang terletak di daerah Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini merupakan salah satu peninggalan kejayaan Mangkunegaran pada abad ke-19. Pabrik ini merupakan saksi bisu zaman keemasan agroindustri di masa kolonial.

Pada perkembangannya Pabrik Gula Colomadu memberikan banyak kontribusi terhadap masyarakat di sekitar Pabrik Gula Colomadu. Ratusan hingga ribuan orang, mulai mekanik mesin, masinis lokomotif tebu, sopir truk, hingga


(19)

commit to user

3

pembabat tebu adalah serpihan faktor produksi sebuah PG yang menggantungkan hidupnya di situ. Mengepulnya asap dapur, di samping keberlanjutan ekonomi daerah, mau tak mau turut dipengaruhi oleh Pabrik Gula Colomadu.

Awal pelaksanaan program TRI di Colomadu dapat berjalan dengan baik karena hubungan patronase yang kuat antara petani dan elit desa. Hubungan ini dapat berjalan dengan baik karena elite desa yang ditunjuk oleh pemerintah selalu memberikan tauladan kepada petani. Tauladan yang diberikan kepada petani adalah pemberikan penyuluhan tentang menanam tebu yang baik dan benar. Usaha yang dilakukan oleh elite desa ini telah mendorong petani memperluas lahan penanaman tebu di Colomadu.

Kebijakan dalam program TRI membuat petani merasa kehilangan kebebasan untuk mengolah lahan pertanian sendiri. Petani lebih memilih menanam padi daripada menanam tebu, karena akan lebih banyak memberi penghasilan bagi para petani. Keengganan petani menanam tebu karena sebelum masa panen tiba petani sudah punya utang kepada Pabrik Gula. Utang itu meliputi, penjagaan lahan pertanian, pupuk, bibit, dan obat-obatan yang harus dibayar setelah panen. Sementara ongkos giling dan ongkos angkutan masih juga dibebankan kepada petani. Alasan yang dikemukakan di atas membuat perjalanan sistem TRI di Pabrik Gula Colomadu tidak berhasil. Ketidakberhasilan ini terlihat dari Pabrik Gula Colomadu dalam mendapatkan bahan baku merasa kesulitan.

Pada dekade tahun 1990-an di Pabrik Gula Colomadu sudah mulai kekurangan bahan baku dalam proses pembuatan gula. Hal ini terjadi karena petani di daerah ini sudah enggan menanam tebu. Keenggan para petani di daerah Pabrik Gula Colomadu karena mulai berkembangnya daerah Colomadu ke arah lingkungan perkotaan, sehingga tanah atau lahan di sekitar Pabrik Gula Colomadu banyak yang beralih fungsi dari sawah menjadi daerah pemukiman (perumahan) dan tempat usaha seperti misalnya rumah makan. Pengalihan fungsi lahan membuat para petani enggan tanahnya ditanami tebu. Hal ini bisa terjadi karena Program TRI sudah tidak bisa mengikat petani.

Menurut Petani program TRI membuat terjadi disintegrasi dalam penguasaan proses produksi gula. Proses produksi tebu dilakukan oleh petani


(20)

commit to user

sedangkan proses pengolahan dilakukan oleh PG. Sementara penyediaan sarana produksi pertanian dilakukan oleh KUD, dan pembiayaan kegiatan produksi tebu disediakan pemerintah melalui paket kredit bersubsidi. Konsekuensi dari pemisahan tersebut adalah terjadinya berbagai hambatan manajemen produksi dan penurunan standar penerapan budidaya tebu dan teknologi prosesing, sehingga berakibat pada rendahnya hasil panen tebu (Mubyarto, 1968:57).

Pengalihan lahan pertanian yang semula digunakan untuk penanaman tebu sebagai bahan baku utama pembuatan gula dialihkan para petani untuk menanam palawija atau padi. Selain itu, berkembangnya Kecamatan Colomadu yang lebih dinamis akibat dari perubahan Kota Solo yang semakin berkembang. Perubahan tersebut berdampak pada tingkat interaksi yang semakin intens. Mengingat bahwa letak Kecamatan Colomadu berdekatan dengan Kota Solo. Itu merupakan masalah perkembangan kota yang mempuyai aspek menyangkut perubahan perubahan yang dikehendaki dan dialami oleh warga kota.

Perubahan yang dikehendaki adalah pemenuhan kebutuhan prasarana dan fasilitas hidup di kota. Akibat dari itu membuat Colomadu berkembang menjadi daerah pinggiran kota. Hal ini mendorong lahan di Colomadu menjadi sasaran dari pemenuhan kebutuhan masyarakat kota. Pemenuhan ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya daerah Colomadu menjadi daerah investasi baru yang semakin berubah sesuai dengan perkembangan Kota Solo yang dinamis.

Akibatnya Pabrik Gula Colomadu ditutup oleh PTPN IX pada pertengahan tahun 1998 tepatnya tanggal 1 Mei. Keputusan ini tentu sangat pahit, bagi para karyawan Pabrik Gula Colomadu. Karyawan tetap yang sudah bekerja di atas 20 tahun dipercepat pensiunnya dan mereka diberi pesangon tergantung pada tingkat pangkatnya. Sebagian yang lain dipindahkan ke pabrik gula Tasikmadu Karanganyar, termasuk mesin-mesinnya.

Dalam penulisan ini nantinya akan diakhiri tahun 1998, sebab pada saat itu Pabrik Gula Colomadu ditutup oleh PT PN IX. Perkembangan Pabrik Gula Colomadu tahun 1990-1998 memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat yang tinggal disekitar pabrik Gula Colomadu. Pengaruh tersebut tidak hanya dalam bidang sosial saja tetapi juga dalam bidang ekonomi.


(21)

commit to user

5

Berdasarkan latar belakang di depan maka untuk menulis masalah tumbuh kembangnya industri gula Colomadu sangat menarik dikaji dalam judul omi Masyarakat Tahun

1990-B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sejarah berdirinya industri gula Colomadu?

2. Bagaimanakah perkembangan industri gula Colomadu tahun 1990-1998? 3. Bagaimana perubahan sosial ekonomi masyarakat sekitar pabrik gula

Colomadu tahun 1990-1998?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya industri gula Colomadu

2. Untuk mengetahui perkembangan industri gula Colomadu tahun 1990-1998

3. Untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi masyarakat sekitar pabrik gula Colomadu tahun 1990-1998

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: a. Menambah ilmu pengetahuan yang berguna dalam rangka pengembangan

ilmu sejarah yang berkaitan dengan tema pembahasan.

b. Menambah pemahaman tentang sejarah agraria, terutama tentang sejarah pergulaan.

c. Memberikan sumbangan terhadap penelitian dan penulisan sejarah perkembangan industri gula khususnya di Colomadu.


(22)

commit to user

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Memberikan sumbangan terhadap penelitian selanjutnya, khususnya dalam sejarah pergulaan yang ada di Indonesia.

c. Digunakan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan penelitian ini.


(23)

commit to user

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Industri a. Pengertian Industri

Menurut Nurimansjah Hasibuan (1993:12) secara mikro, pengertian industri adalah:

Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun demikian, dari segi pembentukan pendapatan, yakni yang cenderung bersifat makro, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah.

Menurut Hardjantho Sumodisastro (1985: 1) industri ialah tiap usaha yang merupakan unit produksi yang membuat barang dan atau yang mengerjakan sesuatu barang atau bahan untuk masyarakat di suatu tempat tertentu. Pengertian industri menurut Biro Pusat Statistik (1985: 15) merupakan perusahaan atau usaha industri yang merupakan satu unit (kesatuan usaha) yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu bangunan/lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha tersebut.

Pembangunan industri merupakan satu jalur kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Hal ini berarti pula sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah (Lincolyn Arsyad, 1998 : 297-298).


(24)

commit to user

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa industri adalah berbagai bentuk kegiatan ekonomi. Sedangkan kegiatan ekonomi dapat dilakukan oleh perorangan maupun oleh perusahaan. Oleh karena itu berbagai ragam atau jenis perusahaan dapat dikatakan merupakan industri. Dapat dikatakan bahwa industri adalah suatu perusahaan atau pabrik yang memproduksi bahan mentah menjadi barang jadi dengan menggunakan mesin dan karyawan yang mempunyai ketrampilan tertentu.

b. Macam-macam Industri

1) Industri Berdasarkan Proses Produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi

barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

b) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler (http : //geografi-bumi, blog spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 16 April 2011).

2) Industri Berdasarkan Jenis Produksi

a) Industri Berat, yaitu industri yang pada hakekatnya merupakan pangkalan

bagi industri-industri lainnya. Menurut ukurannya, industri berat adalah industry besar yang mempergunakan mesin/instalasi yang berat misalnya: pertambangan, industri metallurgi atau industri pengolahan logam-logam, industri semen, dan industri kimia dasar.

b) Industri Ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk

dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri

minuman (http : //geografi-bumi, blog spot.com//2009/10/ klasifikasi


(25)

commit to user

9

3) Industri Berdasarkan Bahan Baku

Setiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata (http://geografi bumi,blogspot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html. 16 April 2011). 4) Industri Berdasarkan Produk yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi: a) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.

b) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda

yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

c) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.(http://geografi-bumi,blog spot.com//2009/10/ klasifikasi industri.html.16 April 2011).


(26)

commit to user

2.Produksi a. Faktor yang Mempengaruhi Produksi 1) Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan input dari proses transformasi menjadi produk jadi. Cara membedakan apakah bahan baku termasuk bahan penolong dengan mengadakan penelusuran terhadap elemen-elemen atau bahan-bahan ke dalam produk jadi. Cara pengadaan bahan baku bisa diperoleh dari sumber-sumber alam, petani atau membeli, misalnya serat diolah menjadi benang-benang (Nasution, 2003:103).

Menurut Baridawan yang dikutip oleh Swandari (2008:12) bahan baku adalah barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan baku adalah bahan-bahan utama yang akan digunakan dalam proses produksi.

2) Produksi

Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang disebut output. Proses perubahan bentuk faktor-faktor produksi tersebut disebut dengan proses produksi (Boediono, 1996 : 63).

Pada dasarnya produksi merupakan proses penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Produksi dapat ditinjau dari dua pengertian, yaitu pengertian secara teknis dan pengertian secara ekonomis. Ditinjau dari pengertian secara teknis, produksi merupakan proses pendayagunaan sumber-sumber yang telah tersedia guna memperoleh hasil yang lebih dari segala pengorbanan yang telah diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian secara ekonomis, produksi merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk memperoleh hasil yang terjamin kualitas maupun kuantitasnya, terkelola dengan baik sehingga merupakan komoditi yang dapat diperdagangkan. Adanya hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan output yang dihasilkan dinyatakan dalam suatu fungsi produksi (Soekartawi, 1990:14).


(27)

commit to user

11

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan produksi adalah pen gubahan barang dan jasa yang disbut input menjadi barang-barng dan jasa yang disebut output guna memenuhi kebutuhan rumah tangga ataupun kebutuhan industri. 3) Pemasaran

Menurut Suyadi Prawiro (2002:152) pemasaran adalah suatu keseluruhan system yang meliputi kegiatan-kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang (jasa) untuk memuaskan kebutuhan para konsumen rumah tangga maupun konsumen industri. Termasuk di dalamnya menjaga mutu produk sesuai rencana.

Pemasaran seyogyanya dimulai sejak barang (jasa) belum diproduksi. Artinya tidak dimulai pada saat produk selesai, juga tidak berakhir saat penjualan. Semua kegiatan yang akan dilakukan dalam bidang pemasaran harus dirancang sejak dini dan ditujukan untuk menentukan produk apa, berapa luas pasarannya, berapa harganya dan bagaimana promosinya. Kegiatan pemasaran timbul apabila manusia memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan cara yang disebut pertukaran (Suyadi Prawiro, 2002:153)

Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam menjalankan usaha pertanian, karena pemasaran merupakan tindakan ekonomis yang sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan petani. Produksi yang baik akan sia-sia dengan harga pasar yang rendah karena tingginya produksi tidak mutlak memberi keuntungan yang tinggi tanpa disertai dengan pemasaran yang baik dan efisien (Mubyarto, 1995).

Menurut Kotler yang dikutip oleh Erwanto (2010:20) pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengatur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban industri (dalam hal ini termasuk industri di bidang pertanian) yang bersangkutan.


(28)

commit to user

Dari beberapa definisi mengenai pemasaran, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari produsen ke titik konsumen, termasuk di dalamnya menjaga mutu produk sesuai rencana.

4) Tenaga Kerja

Tenga kerja merupakan salah satu faktor produksi selain modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Faktor produksi tenaga kerja sangat penting karena sangat menentukan keberhasilan produksi. Ciri khusus yang dimiliki faktor produksi ini ialah tidak dapat hilang atau berkurang apabila faktor produksi itu dipakai, dimanfaatkan atau dijual. Semakin sering faktor produksi ini dipakai bukan kadarnya semakin berkurang, akan tetapi justru sebaliknya dan bahkan nilainya menjadi semakin tinggi.

Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja (labour force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labour force) adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Sedangkan penduduk yang bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh (Dumairy, 1997: 74).

Menurut Suroto (1992:17), tenaga kerja adalah kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain. Tenaga ini dikeluarkan oleh manusia dengan menggunakan organ-organ otak sebagai pusat jaringan syaraf dan panca indra sebagai sistem komunikasinya serta tulang dan otot, terutama pada jari, tangan, kaki, dan punggung yang menjadi alat mekanismenya. Disebabkan oleh anggota badan yang digunakan tersebut berbeda, maka sering dibedakan antara kerja fisik dan kerja psikis. Disebut kerja fisik atau jasmaniah adalah karena dianggap lebih banyak menggunakan tenaga otot daripada tenaga otak. Sedangakan kerja psikis atau kerja otak karena dianngap bahwa dalam melakukannya lebih banyak menggunakan tenaga psikis daripada otot dan tulang.


(29)

commit to user

13

Lebih tepat lagi kalau alasannya karena hasilnya lebih banyak ditentukan dengan pikiran dan panca indera, imajinasi, dan emosi.

Menurut Mulyadi (2009:319), tenaga kerja dibagi menjadi 2 yaitu: (1). Tenaga kerja langsung yang merupakan semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk, (2). Tenaga kerja tak langsung yaitu tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja merupakan seseorang yang siap bekerja untuk mengoptimalkan kemampuan yang ada pada dirinya baik yang terlibat langsung pada proses produksi maupun yang tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi.

5) Upah

Bagi sebagian tenaga kerja atau karyawan di Indonesia, upah masih merupakan faktor perangsang dalam mendorong karyawan untuk berprestasi. Bagi sebagian tenaga kerja atau karyawan di Indonesia, upah masih merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan dengan baik dan merupakan faktor kepuasan. Masalah pengupahan bagi manajemen personalia adalah tugas yang cukup sulit dan komplek karena menyangkut faktor emosional dari sudut pandang karyawan, serta merupakan salah satu aspek yang berarti bagi karyawan dan perusahaan.

Upah adalah bagian dari kompensasi yang terbesar. Kompensasi berbentuk fasilitas-fasilitas yang dapat dinilai dengan uang, selain upah. Dalam Undang-Undang Kecelakaan Tahun 1974 No. 33Pasal 7 ayat a dan b, dimaksudkan dengan upah adalah : (1) tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh sebagai ganti pekerja (2) perumahan, makan, bahan makanan serta pakaian dengan percuma yang nilainya ditaksir menurut harga umum ditempat itu.

Dewan Penelitian Pengupahan Nasional, memberikan definisi upah sebagai berikut: Upah ialah suatu imbalan dari pemberian kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atas jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan


(30)

commit to user

produksi dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, Undang-Undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja (Danang Arif Nugraha, 2003:34-35).

Menurut Nitisemito (1997: 89) upah adalah penghargaan dari energi karyawan yang dimanifestasikan sebagai hasil produksi, atau suatu jasa yang dianggap sama dengan itu, yang berujud uang tanpa suatu jaminan yang pasti dalam tiap-tiap minggu atau bulan. Maka hakekatnya upah adalah suatu penghargaan dari energi karyawan yang dimanifestasikan.

Dari definisi upah di atas meskipun berbeda beda tetapi memiliki maksud yang sama yaitu upah merupakan pengganti atas jasa yang telah diserahkan oleh pekerja kepada pihak Majikan.

b. Faktor yang menghambat produksi

Menurut Soekartawi (1990:15) dalam proses produksi terdapat faktor yang dapat menghambat jalannya produksi. Faktor tersebut antara lain adalah:

1) Kebudayaan Masyarakat

Sebelum membangun dan menjalankan kegiatan industri sebaiknya patut dipelajari mengenai adat-istiadat, norma, nilai, kebiasaan, dan lain sebagainya yang berlaku di lingkungan sekitar. Tidak sensitif terhadap kehidupan masyarakat sekitar mampu menimbulkan konflik dengan penduduk sekitar. Selain itu ketidak mampuan membaca pasar juga dapat membuat barang hasil produksi tidak laku di pasaran karena tidak sesuai dengan selera konsumen, tidak terjangkau daya beli masyarakat, boikot konsumen, dan lain-lain.

2) Teknologi

Dengan berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu akan dapat membantu industri untuk dapat memproduksi dengan lebih efektif dan efisien serta mampu menciptakan dan memproduksi barang-barang yang lebih modern dan berteknologi tinggi. Namun teknologi yang buruk dapat mengakibatkan proses produksi terhambat.


(31)

commit to user

15

3) Pemerintah

Pemerintah adalah bagian yang cukup penting dalam perkembangan suatu industri karena segala peraturan dan kebijakan perindustrian ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah beserta aparat-aparatnya. Pemerintahan yang tidak stabil dpat mengakibatkan produksi macet, karena kurangnya keamanan, dan subsidi.

4) Dukungan Masyarakat

Semangat masyarakat untuk mau membangun daerah atau n egaranya akan membantu industri di sekitarnya. Masyarakat yang cepat beradaptasi dengan pembangunan industri baik di desa dan di kota akan sangat mendukung sukses atau tidaknya suatu indutri.

5) Kondisi Alam

Kondisi alam yang baik serta iklim yang bersahabat akan membantu industri memperlancar kegiatan usahanya. Di Indonesia memiliki iklim tropis tanpa banyak cuaca yang ekstrim sehingga kegiatan produksi rata-rata dapat berjalan dengan baik sepanjang tahun. Kondisi alam yang kurang baik dapat menghambat produksi, misalnya bencana alam.

6) Kondisi Perekonomian

Pendapatan masyarakat yang baik dan tinggi akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli produk industri, sehingga efeknya akan sangat baik untuk perkembangan perindustrian lokal maupun internasional. Jika pendapatan masyarakat rendah maka daya beli rakyat juga rendah dan hal itu dapat mempengaruhi perkembangan industri.

3.Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat a. Masyarakat

Dalam kehidupan manusia menunjukkan adanya keterikatan dan perasaan saling membutuhkan satu sama lain. J. L. Gillin dan J. P. Gillin yang dikutip Abu Ahmadi (1990: 220) menyatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih


(32)

commit to user

kecil. Menurut Ralp Linton yang dikutip Abu Ahmadi (1990: 220), masyarakat adalah kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Berdasarkan definisi Ralp Linton tersebut, maka masyarakat timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah lama hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama. Kelompok manusia yang dimaksud di atas yang belum terorganisasikan mengalami proses yang fundamental yaitu: (1) adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota, dan (2) timbul perasaan berkelompok secara lambat laun.

Adanya sarana untuk berinteraksi menyebabkan suatu kolektif manusia itu akan berinteraksi. Tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan lain yang khusus, yaitu tingkah laku yang khas. Ikatan khusus yang membuat satu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat yaitu: (1) pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu, (2) pola itu harus bersifat mantap dan kontinyu, atau dengan kata lain pola khas itu sudah menjadi adat istiadat yang khas dan (3) adanya satu rasa identitas di antara para warga atau anggotanya bahwa mereka memang merupakan satu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan yang lain (Koentjaraningrat, 1983: 147).

Soerjono Soekanto (2006: 27) mengatakan bahwa community adalah masyarakat yang tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batasbatas tertentu, di mana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Roucek dan Warren yang dikutip Jefta Leibo (1995: 7), menyatakan bahwa secara umum dalam kehidupan masyarakat di pedesaan mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:

1) Mereka memiliki sifat yang homogen dalam hal (mata pencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan, serta dalam sikap dan tingkah laku)

2) Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi.Artinya semua anggota keluarga turut bersama-sama terlibat dalam kegiatan pertanian ataupun mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan


(33)

commit to user

17

ekonomi rumah tangga. Selain itu juga sangat ditentukan oleh kelompok primer, yakni dalam memecahkan suatu masalah, keluarga cukup memainkan peranan dalam pengambilan keputusan final.

3) Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada (misalnya keterikatan anggota masyarakat dengan tanah atau desa kelahirannya)

4) Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet daripada di kota, serta jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih besar atau banyak.

Karakteristik yang dikemukakan oleh Roucek dan Warren ini, tidak semuanya berlaku di setiap desa, karena setiap desa itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tergantung pada seberapa jauh tingkat perubahan (kemajuan) yang telah dicapai oleh masyarakat desa tertentu.

Masyarakat merupakan obyek studi dari disiplin ilmu sosiologi, oleh karena itu masyarakat tidak hanya dipandang sebagai suatu kumpulan individu semata-mata, melainkan suatu pergaulan hidup karena mereka cenderung hidup bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa ahli sependapat dengan argumen di atas, yang kemudian lebih ditegaskan lagi oleh Soleman B. Tanako (1993: 11) bahwa masyarakat tidak dipandang sebagai suatu kumpulan individu atau penjumlahan dari individu-individu semata-mata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena manusia itu hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya. Dengan perkataan lain, masyarakat adalah suatu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut dengan sistem kemasyarakatan.

Soleman B. Tanako (1993: 12) menjelaskan bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia maka tentunya masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok yang lebih menegaskan definisi masyarakat itu sendiri, yaitu:

1) Manusia yang hidup bersama

2) Bergaul selama jangka waktu cukup lama


(34)

commit to user

Dari beberapa pendapat para tokoh di atas maka masyarakat dapat didefinisikan sebagai sekelompok manusia yang hidup bersama dan saling berinteraksi karena mereka memiliki kesamaan karakteristik dan kepentingan ataupun tujuan hidup yang minimal sama.

b. Pengertian Perubahan Sosial

Soerjono Soekanto (2006: 13), menjelaskan pengertian sosial sebagai berikut:

Istilah sosial pada ilmu-ilmu sosial memiliki arti yang berbeda dengan misalnya istilah sosialisme atau istilah sosial pada departemen sosial. Apabila istilah sosial pada ilmu sosial merujuk pada obyeknya, yaitu masyarakat, sosialisme merupakan suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum ( atas alat-alat produksi dan jasa dalam bidang ekonomi). Sementara itu, istilah sosial pada departemen sosial menunjuk pada kegiatan kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti misalnya tuna karya, tuna susila, orang jompo, yatim piatu dan lain sebagainya, yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan ataupun kesejahteraan sosial.

Soerjono Soekanto (2006:261) menjelaskan pengertian perubahan sosial sebagai berikut:

Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan cepat. Perubahan bisa berkaitan dengan: 1) Nilai-nilai sosial; 2) Pola perilaku; 3) Organisasi; 4) Lembaga kemasyarakatan; 5) Lapisan masyarakat; 6) Kekuasaan, wewenang dll.

Perubahan berkaitan dengan banyak hal, salah satunya adalah dalam kehidupan sosial masyarakat. Istilah sosial dapat diartikan sebagai hal yang berkenaan dengan masyarakat dan suka memperhatikan kepentingan umum.

Dari pengertian di atas, maka perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang berkenaan dengan tata kehidupan sosial masyarakat. Perubahan tersebut adalah perubahan sosial, perubahan sosial juga memiliki beberapa


(35)

commit to user

19

definisi, menurut Selo Soemardjan (1991: 304) perubahan sosial dapat dibagi dalam dua kategori, perubahan yang disengaja dan yang tidak disengaja (intended dan unintended change). Yang dimaksud dengan perubahan sosial yang disengaja adalah perubahan yang telah diketahui dan direncanakan sebelumnya oleh para anggota masyarakat yang berperan sebagai pelopor perubahan. Sedangkan perubahan sosial yang tidak direncanakan ialah perubahan yang terjadi tanpa diketahui atau direncanakan sebelumnya oleh anggota masyarakat.

Perubahan sosial tidak hanya diartikan sebagai suatu kemajuan atau

progress tetapi dapat pula berupa suatu kemunduran (regress). Selo Soemarjan

yang dikutip Surjono Soekanto (2006:263) mengartikan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, pola perilakunya di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya.

Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Jadi perubahan sosial dapat terjadi karena perbedaan keadaan di antara sistem-sistem sosial dalam sebuah masyarakat. Kemudian menurut Piott Sztomka (2007:3) konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan: (1) perbedaan; (2) pada waktu berbeda; (3) di antara keadaan sistem sosial yang sama.

Gillin dan Gillin yang dikutip Surjono Soekanto (2006: 263) mengatakan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Mac Iver yang dikutip Surjono Soekanto (2006: 263) mengatakan bah wa perubahanperubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial


(36)

commit to user

(social relantionships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.

Dari beberapa pengertian mengenai perubahan sosial di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan-perubahan hubungan antara masyarakat dengan pihak tertentu dalam lingkup social misalnya hubungan antara petani dengan pihak pabrik.

c. Penyebab Perubahan Sosial

Untuk mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya perubahan itu. Soerjono Soekanto (2005: 318) menyatakan bahwa penyebab perubahan sosial sumbernya terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar.

a) Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain: 1) Bertambah atau berkurangnya penduduk

Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya, sedangkan berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk akibat urbanisasi maupun transmigrasi. Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

2) Penemuan-penemuan baru

Penemuan-penemuan baru yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan terdiri dari penemuan baru dalam kebudayaan jasmaniah maupun rohaniah. Misalnya, dalam kebudayaan jasmaniah yaitu dengan ditemukannya radio menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan agama, pemerintahan, rekreasi dan lain-lain. Penemuan dalam kebudayaan rohaniah misalnya, adanya ideologi baru, aliran kepercayaan baru, sistem hukum yang baru dan lain-lain.


(37)

commit to user

21

3) Pertentangan (conflict) masyarakat

Pertentangan-pertentangan antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan.

4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi

Revolusi yang meletus di sebuah negara mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan besar dalam negara tersebut, yang dapat merubah segenap lembaga kemasyarakatan.

b) Sebab-sebab yang bersumber dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain: 1) Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar

manusia seperti terjadinya bencana alam yang menyebabkan masyarakat yang mendiami suatu daerah tertentu terpaksa harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru.

2) Peperangan

Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan karena biasanya negara yang menang akan memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah.

3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Penyebab perubahan sosial juga bisa datang dari faktor pribadi masyarakat, misalnya keinginan dari setiap individu yang ada dalam masyarakat untuk merubah kehidupannya, sehingga mau tidak mau struktur masyarakat tersebut berubah pula. Pendapat ini diperkuat oleh Morris Ginsberg sebagaimana dikutip dalam Tilaar (2002:7) sebagai berikut;

Menelaah mengenai faktor-faktor penyebab perubahan. Dari beberapa faktor yang dikemukakannya dapat kita catat tiga faktor yang bertumpu pada pribadi seseorang. Sebab-sebab tersebut ialah: 1) Keinginan-keinginan keputusan yang sadar dari pribadi-pribadi untuk mengadakan perubahan, 2) sikap pribadi tertentu karena kondisi sosial yang telah berubah, dan 3) pribadi atau kelompok yang menonjol di dalam suatu masyarakat yang menginginkan


(38)

commit to user

d. Pengertian Perubahan Ekonomi

Perubahan ekonomi adalah suatu proses kenaikan dan penurunan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Dalam perubahan ekonomi tidak dapat terlepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi, 13 April 2011).

Perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan yang relatif dari penduduk menjadi indikator yang penting mengenai tekanan-tekanan sosial ekonomi yang lebih besar. Perubahan penduduk dipergunakan sebagai indikator bagi perbedaan sosial dan perubahan ekonomi. Pertumbuhan atau pergerakan penduduk pedesaan biasanya disebabkan oleh 3 faktor penting, yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (Djoko Suryo, 1989: 11).

Karaketeristik (cirri khas) pada masyarakat pertanian tradisional adalah sifat ekonominya masih subsisten, yaitu berproduksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Tingkat kesejahteraan individu (dan keluarganya) tergantung pada luasnya tanah pertanian dan kemampuan yang dimilki keluarga tersebut untuk mengolah dan mengelola tanahnya. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah pertanian yang ditempati.

Dengan adanya Industri, maka orientasi masyarakat sebagian besar tidak lagi pada pertanian tetapi kepada pabrik. Ada yang menjadi administrator, staf kantor, masinis lokomotif, sopir, teknisi, buruh pabrik, buruh tebang, dan lain-lain.

e. Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat

Perubahan dan pergerakan yang dari penduduk menjadi indikator yang penting mengenai tekanan-tekanan sosial ekonomi. (Djoko Suryo, 1989: 10).


(39)

commit to user

23

Perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan yang relatif dari penduduk menjadi indikator yang penting mengenai tekanan-tekanan sosial ekonomi yang lebih besar. Perubahan penduduk dipergunakan sebagai indikator bagi perbedaan sosial dan perubahan ekonomi (Djoko Suryo, 1989: 11).

Menurut Gilarso (2003:89) perubahan sosial ekonomi masyarakat dapat diartikan sebagai bentuk perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang membawa pengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi pada masyarakat tersebut. Dari definisi di atas dapat disimpulkan mengenai perubahan sosial konomi adalah perubahan dan pergerakan penduduk yang dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan sosial maupun ekonomi pada masyarakat tersebut.

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan:

Pabrik gula Colomadu didirikan pada tanggal 8 desember 1861, oleh KGPAA Mangkunegoro IV (1853-1881) di desa Malangjiwan. Di desa ini terdapat tanah-tanah yang baik, air mengalir sehingga cocok untuk perkebunan tebu. Pada tahun 1863

Penyediaan Bahan

Baku Tenaga

Kerja Upah Pemasaran Industri

Produksi Pabrik Gula

Colomadu

Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat

dan Petani Produktif

Tidak Produktif


(40)

commit to user

Pabrik Gula Colomadu sudah mulai berproduksi yang mana merupakan tahun panen yang pertama.

Pada saat pendirian sampai tahun 1942, Pabrik Gula Colomadu tidak pernah mengalami kesulitan dalam pengadaan lahan untuk penanaman bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produksinya. Kemudian pada masa pendudukan Jepang Pabrik Gula Colomadu mengalami penurunan produksi karena kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja maupun areal untuk menanam tebu. Hal itu karena pada masa pendudukan Jepang banyak Pabrik Gula yang beralih fungsi. Pemerintah Jepang lebih memfokuskan tanaman pangan daripada tanaman tebu.

Kesulitan yang dialami Pabrik Gula Colomadu terulang kembali ketika tahun 1990. Pabrik Gula Colomadu kesulitan mendapatkan bahan baku karena para petani lebih memilih menanam padi daripada menanam tebu. Mereka menganggap menanam padi lebih menguntugkan daripada menanam tebu. Mulai tahun 1997, Pabrik Gula Colomadu sudah tidak mampu berproduksi lagi karena kesulitan bahan baku. Sehingga pada tahun 1998 Pabrik Gula Colomadu ditutup oleh PT Perkebunan Nusantara IX (Persero).

Pengaruh yang ditimbulkan tidak hanya ketika Pabrik Gula Colomadu masih produktif. Ketika sudah tidak produktif, Pabrik Gula Colomadu juga memberikan dampak pada kehidupan masyarakat selain petani. Dampak tersebut dapat dirasakan langsung oleh para pegawai yang bekerja di Pabrik Gula Colomadu.

Keberadaan Pabrik gula Colomadu memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat khususnya petani. Karena petanilah yang berhubungan langsung dengan Pabrik Gula. Pada masa kejayaan industri gula Colomadu, maka masyarakat telah berubah dari masyarakat pertanian tradisional menjadi masyarakat pertanian modern yang berorientasi kepada industri, yaitu industri gula. Hal tersebut tentu merubah kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tadinya sebagai masyarakat pertanian tradisional yang berciri khas berbeda dengan masyarakat industri.

Karaketeristik (ciri khas) pada masyarakat pertanian tradisional adalah sifat ekonominya masih subsisten, yaitu berproduksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Tingkat kesejahteraan individu (dan keluarganya) tergantung pada luasnya tanah pertanian yang dimiliki dan kemampuan yang dimilki keluarga tersebut


(41)

commit to user

25

untuk mengolah dan mengelola tanahnya. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah pertanian yang mereka tempati.


(42)

commit to user

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Data penelitian ini, dicari sumber tertulis di perpustakaan. Adapun perpustakaan yang dipergunakan sebagai tempat penelitian adalah:

a. Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran

b. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

c. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

d. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

e. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta f. Perpustakaan PT. Perkebunan Nusantara IX Surakarta g. Wilayah Kecamatan Colomadu

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah sejak pengajuan judul skripsi yaitu bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Juli 2011. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu penelitian tersebut adalah mengumpulkan sumber, melakukan kritik untuk menyelidiki keabsahan dan kebenaran isi sumber, menetapkan makna yang saling berhubungan dari data yang diperoleh dan terakhir menyusun laporan hasil penelitian. Secara rinci jadwal kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:


(43)

commit to user

27

No Kegiatan Bulan

Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli 1. Pengajuan Judul

2. Proposal 3. Perijinan 4. Pengumpulan

Data

5. Analisis Data 6. Penulisan

Laporan

B. Metode Penelitian

Kata metode berasal dari bahasa Yunani, methodos yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1983: 7). Penelitian ini merupakan penelitian yang berusaha merekonstruksikan mengenai

Colomadu Dan Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Tahun 1990- ,

maka metode yang digunakan adalah metode sejarah atau metode historis.

Hadari Nawawi (1995: 78-79) mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan baik untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu. Gilbert J. Garraghan yang dikutip Dudung Abdurrahman (1999: 43) mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. Louis Gottschalk yang dikutip Dudung Abdurrahman (1999: 44) menjelaskan metode sejarah sebagai proses menguji dan menganalisis kesaksian sejarah guna menemukan data yang otentik dan dapat


(44)

commit to user

dipercaya, serta usaha sintesis atas data semacam itu menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya.

Menurut Helius Syamsuddin dan Ismaun (1996: 61), yang dimaksud metode sejarah adalah proses menguji dan mengkaji kebenaran rekaman dan peninggalan-peninggalan masa lampau dengan menganalisis secara kritis bukti-bukti dan data-data yang ada sehingga menjadi penyajian dan cerita sejarah yang dapat dipercaya.

Sartono Kartodirjo (1992:37) berpendapat bahwa metode penelitian sejarah adalah prosedur dari cara kerja para sejarawan untuk menghasilkan kisah masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan oleh masa lampau. Menurut Sumadi Suryabrata (1992;16) tujuan penelitian sejarah yaitu untuk membuat rekronstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan.

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian sejarah adalah kegiatan pemecahan masalah dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji, kemudian menguji dan menganalisis secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis untuk dijadikan suatu cerita sejarah yang obyektif, menarik dan dapat dipercaya.

C. Sumber Data

ak dari kata tunggal datum

bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyeleksian, dan pengkategorian. Menurut Helius Syamsuddin dan Ismaun (1996: 61) sumber sejarah ialah bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Helius Syamsuddin (1996: 73) mengemukakan tentang pengertian sumber sejarah, yaitu: segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan


(45)

commit to user

29

kepada kita tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (past actuality). Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw materials) sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis atau kata-kata yang diucapkan (lisan).

Sumber sejarah juga disebut sebagai data sejarah. Data sejarah berarti bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyelesaian dan pengkategorian. Berbagai cara ditempuh untuk mengklasifikasikan sumber data, salah satunya yaitu dengan meninjau atau melihat sumber data itu dari sudut kegunaanya yang langsung untuk penyelidikan historis. Klasifikasi sumber sejarah dapat dibedakan menurut bahannya, asal-usul atau urutan penyampaian dan tujuan sumber dibuat. Sumber menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumber tertulis dan sumber tidak tertulis. Sumber-sumber demikian menurut asal-usul atau urutan penyampaiannya dapat dibedakan menjadi sumber primer dan sumber sekunder (Dudung Abdurrahman, 1993:31).

Louis Gottshalck (1986:35) mengemukakan bahwa sumber tertulis primer adalah kesaksian dari seorang saksi dengan mata kepala sendiri. Sumber tertulis primer juga dapat diartikan sebagai data yang didapatkan dari masa yang sejaman dan berasal dari orang yang sejaman. Sedangkan sumber tertulis sekunder merupakan kesaksian dari pada siapapun yang bukan merupakan saksi mata, yakni dari seseorang yang tidak hadir dari peristiwa yang dikisahkannya. Sumber tertulis sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang ditulis oleh orang yang tidak sejaman dengan peristiwa yang dikisahkannya.

Sumber sekunder adalah informasi yang diberikan oleh orang yang tidak langsung mengamati atau orang yang tidak terlibat langsung dalam suatu kejadian, keadaan tertentu atau tidak langsung mengamati objek tertentu. Sumber sekunder biasanya dicatat dan ditulis setelah peristiwanya terjadi (Nugroho Notosusanto,1971: 35).

Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah berupa arsip-arsip laporan produksi (tenaga kerja, penyediaan bahan baku, upah) Pabrik Gula Colomadu tahun 1990-1998. Selain sumber primer tertulis juga


(46)

commit to user

mendapatkan banyak informasi melalui wawancara dengan berbagai informan yang relevan dengan penelitian ini, yaitu pegawai dan mantan pegawai Pabrik Gula Colomadu, serta para Petani.

Adapun sumber sekunder yang digunakan berupa buku-buku literature, maupun artikel-artikel yang relevan dengan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan data yang digunakan, maka dalam pengumpulan data dilakukan melalui dua macam, yaitu :

1. Studi Pustaka

Koentjaraningrat (1986:3) menyatakan studi pustaka penting sebagai proses bahan penelitian. Tujuannya sebagai pemahaman secara menyeluruh tentang topik permasalahan. Teknik studi pustaka adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau fakta sejarah, dengan cara membaca buku-buku literatur, majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau brosur yang tersimpan di dalam perpustakaan, museum ataupun instansi yang menyediakan sumber tertulis lainya.

Pengumpulan dengan studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan buku dan bentuk data lainnya tentang peristiwa masa lampau di beberapa perpustakaan. Buku atau data yang telah terkumpul kemudian diteliti dan disesuaikan dengan tema penelitian. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti melakukan studi tentang sumber-sumber primer dan sumber yang berupa buku-buku, koran dan arsip yang tersimpan di perpustakaan

Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1)Mengumpulkan buku-buku, surat kabar, artikel-artikel internet yang relevan dengan masalah yang diteliti.

2)Membaca dan mencatat sumber-sumber data yang diperlukan baik itu sumber primer maupun sumber sekunder.


(47)

commit to user

31

3)Memfotokopi dan mencatat literatur kepustakaan yang dianggap penting dan relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Wawancara

Menurut Koentjoroningrat (1986:129) metode wawancara atau metode interview, mencakup cara yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview

guide (panduan wawancara). Adapun maksud dari wawancara adalah untuk

mengonstruksikan mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motif, tuntutan kepedulian, dan lain-lain.

Suatu wawancara mempunyai tujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia di dalam masyarakat, sehingga untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan maka diadakan pemilihan personal yang diwawancarai, yaitu orang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini digunakan wawancara berencana, yaitu wawancara yang terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya. Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan, maka diadakan pemilihan personal yang diwawancarai, yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan dan memiliki pengetahuan tentang Pabrik Gula Colomadu. Selain itu penelitian ini juga menggunakan wawancara terbuka di mana wawancaranya dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan informan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai perkembangan Pabrik Gula Colomadu dengan jawaban yang sesuai dengan yang diharapkan.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis historis. Menurut Kuntowijoyo yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman


(48)

commit to user

(1999: 64), interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengan analisis sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan, dan secara terminologis berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Analisis dan sintesis, dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi.

Menurut Helius Syamsuddin (1994: 89) teknik analisis data historis adalah analisis data sejarah yang menggunakan kritik sumber sebagai metode untuk menilai sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan sejarah. Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999: 64), analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh.

Analisis data merupakan langkah yang penting dimulai dari melakukan kegiatan mengumpulkan data kemudian melakukan kritik ekstern dan intern untuk mencari otentisitas dan kredibilitas sumber yang didapatkan. Dari langkah ini dapat diketahui sumber yang benar-benar dibutuhkan dan relevan dengan materi penelitian. Selain itu, membandingkan data dari sumber sejarah tersebut dengan bantuan seperangkat kerangka teori dan metode penelitian sejarah, kemudian menjadi fakta sejarah. Agar memiliki makna yang jelas dan dapat dipahami, fakta tersebut ditafsirkan dengan cara merangkaikan fakta menjadi karya yang menyeluruh, tentang perkembangan Industri Gula Colomadu.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah penelitian awal yaitu persiapan pembuatan proposal sampai pada penulisan hasil penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah melalui empat tahap yang merupakan proses metode sejarah. Empat langkah itu terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Langkah-langkah prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:


(49)

commit to user

33

Gambar 2. Prosedur Penelitian

1. Heuristik

Heuristik adalah kegiatan mengumpulkan jejak-jejak peristiwa sejarah atau dengan kata lain kegiatan mencari sumber sejarah. Heuristik berasal dari kata Yunani artinya memperoleh (Dudung Abdurrahman, 1999:55). Menurut Sidi Gazalba (1981: 115) heuristik adalah mencari bahan atau menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan bahan penelitian. Nugroho Notosusanto (1971: 17) mengemukakan bahwa heuristik adalah kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lalu. Heuristik berarti mencari data dengan mengumpulkan sumber-sumber. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengadakan riset di perpustakaan atau lembaga kearsipan. Adapun sumber yang diperlukan dalam penulisan ini adalah arsip-arsip laporan produksi Pabrik Gula Colomadu tahun 1990-1998, buku, surat kabar dan wawancara dengan saksi mata. Pada tahap ini, diusahakan mengumpulkan sumber atau data-data yang relevan dengan penelitian melalui teknik studi pustaka. Dalam hal ini dilakukan pengumpulan data dan sumber di beberapa perpustakaan seperti Perpustakaan Rekso Pustoko Mangkunegaran, Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan PT Perkebunan Nusantara IX Surakarta, dan Perpustakaan Monumen Pers

Interpretasi Historiografi

Heuristik Kritik

Fakta Sejarah Cerita


(50)

commit to user

Surakarta. Sumber tertulis yang digunakan berupa arsip, majalah, jurnal dan buku-buku yang relevan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Selain menggunakan sumber tertulis, sumber yang digunakan juga berasal dari wawancara dengan saksi mata.

2. Kritik

Setelah data yang berkaitan dengan penelitian berhasil dikumpulkan, maka tahap berikutnya ialah verifikasi atau lazim disebut juga dengan kritik untuk memperoleh keabsahan sumber. Kritik yaitu kegiatan untuk menyelidiki apakah sumber-sumber sejarah itu sejati atau otentik dan dapat dipercaya atau tidak. Pada tahap ini kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern menguji suatu keabsahan tentang keaslian sumber (otentisitas) sedangkan kritik intern menguji keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas). Kritik ekstern dilakukan pada sumber tertulis dengan menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan dengan meneliti dari kertasnya, tintanya, gaya penulisannya, bahasanya, kalimatnya, dan lain sebagainya. Kritik ekstern dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan pengujian fisik.

Kritik intern digunakan untuk memastikan kebenaran isi sumber dengan cara membandingkan isi antara sumber yang satu dengan isi sumber yang lain, yaitu apakah sumber-sumber tersebut sesuai dengan fakta yang ada, banyak dipengaruhi oleh subyektifitas pengarangnya atau tidak, dan sumber tersebut sesuai dengan tema penelitian atau tidak.

Dalam penelitian ini kritik yang dilakukan pertama adalah dengan melakukan kritik ekstern, yaitu penyelidikan pada bentuk sumber. Dalam kegiatan ini dilakukan dengan melihat tanggal, bulan dan tahun penulisan sumber. Selain itu juga memandang pengarang, pihak yang membuat dan pihak yang mengeluarkan sumber tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah sumber itu dapat dipercaya atau tidak. Setelah sumber dinilai keasliannya kemudian dilakukan kritik intern untuk dapat memastikan kebenaran isi sumber. Langkah yang ditempuh adalah menyoroti pengarang atau pembuat sumber, yang memberikan informasi mengenai masa lampau yang ingin diketahui, dan harus


(1)

commit to user

Penelitian ini berupaya menggali suatu wacana baru dalam penulisan sejarah. Wacana baru yang dimaksud adalah pengaruh keberadaan Pabrik gula Colomadu terhadap kehidupan masyarakat khususnya petani, karena petanilah yang berhubungan langsung dengan Pabrik Gula. Pada masa kejayaan industri gula Colomadu, masyarakat telah berubah dari masyarakat pertanian tradisional menjadi masyarakat pertanian modern yang berorientasi kepada industri, yaitu industri gula. Hal tersebut tentu merubah kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tadinya sebagai masyarakat pertanian tradisional yang berciri khas berbeda dengan masyarakat industri. Selain itu juga dapat menambah wacana baru mengenai Culture Stelsel di alam kemerdekaan.

3. Metodologis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Pemilihan metode ini didasarkan pada kegiatan pemecahan masalah dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji untuk memahami kejadian pada masa lalu kemudian menguji dan menganalisa secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis dari sumber sejarah tersebut untuk dijadikan suatu cerita sejarah yang obyektif, menarik dan dapat dipercaya. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik studi pustaka dengan mengadakan riset di perpustakaan terhadap sumber-sumber seperti arsip atau dokumen, buku dan majalah.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah dalam pencarian sumber arsip atau dokumen tertulis tidak secara lengkap. Hal ini dikarenakan sumber arsip dan dokumen yang memuat tentang PG Colomadu sebagian ada yang hilang. Oleh karena itu penulis tidak mampu menemukan sumber primer secara lengkap dan menyeluruh.

C. Saran

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah sebagai penyelenggara Pabrik Gula seharusnya melindungi dan memelihara bangunan Pabrik yang saat ini sudah tidak berproduksi. Pabrik Gula Colomadu merupakan peninggalan Mangkunegara IV, seharusnya dilindungi


(2)

commit to user

69

sebagai bangunan cagar budaya yang perlu dilestarikan dengan menjadikan tempat wisata berupa museum.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, seharusnya berperan dalam menjaga bangunan Pabrik sebagai cagar budaya dengan cara mendukung program pemerintah yang akan dilaksanakan dengan cara tidak mencorat-coret tembok pabrik serta tidak mencuri benda-benda peninggalan pabrik.

3. Bagi Mahasiswa

Bagi para mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan Sejarah, penelitian ini dapat dijadikan peluang untuk penelitian lain. Misalnya nasib para pegawai pabrik yang di PHK, nasib aset peninggalan pabrik, serta sikap masyarakat sekitar terhadap penutupan pabrik.


(3)

commit to user

70

DAFTAR PUSTAKA Arsip

Laporan Produksi PG Colomadu Tahun 1970-1996

Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 013/SK/MENTAN/BIMAS/XII/82 Tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi Bab IV mengenai Sarana Produksi dan Bibit Pasal 6 dan 7

Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 013/SK/MENTAN/BIMAS/XII/82 Tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi Bab V mengenai Perkreditan Sistem TRI Pasal 8

Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 013/SK/MENTAN/BIMAS/XII/82 Tentang Program Tebu Rakyat Intensifikasi Bab XI mengenai Pemasaran Gula Pasal 18

Tenaga Kerja dan Upah PG Colomadu

Buku-buku

Abu Ahmadi. 1990. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Abdurrchman S. 1975. Pemikiran-pemikiran untuk Mengatasi Kebutuhan Tanah

untuk Tanaman Tebu. Surabaya: Majalah Gula Indonesia.

Aiko Kurasawa. 1993. Mobilisasi dan Kontrol. Jakarta: Gramedia.

Bintarto, R. 1984. Urbanisasi dan Permasalahannya. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Djoko Suryo. 1989. Sejarah Sosial Pedesaan Karesidenan Semarang 1830-1900.

Yogyakarta: UGM Press.

Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Logos Wacana.

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Hadari Nawawi. 1995. Metodologi Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Hadi Sabari Yunus. 1984. Teori dan Model Struktur Keruangan Kota.

Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Hardjanto Sumodisastro. 1985. Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta: PT Gunung Agung.


(4)

commit to user

71

Helius Syamsudin dan Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Jefta Leibo. 1995. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Andi Offset.

Koentjaraningrat. 1983. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. _____________. 1986. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Lincoln Arsyad. 1998. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Louis Gottschalk. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.

_______. 1984. Masalah Industri Gula di Indonesia. Yogyakarta: LP3ES. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Nugroho Notosusanto. 1971. Norma-norma Penelitian dan Penulisan Sejarah.

Jakarta: Dephankam.

Nurimansjah Hasibuan. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli, dan

Regulasi. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Piotr Sztompka. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada.

Raldi H. Koestoer. 1997. Perspektif Lingkungan Desa-Kota Teori dan Kasus.

Jakarta: UI Press.

, A. 1998. Peranan Program Tebu Rakyat Intensifikasi dalam Sistem

Bimbingan Masal. Jakarta: Badan Pengendali Bimas.

Sartono Kartodirjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Selo Soemardjan. 1991. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: UGM Press.

Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata Karya Aksara.


(5)

commit to user

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soetono, H.R. 2000. Timbulnya Kepentingan Tanam Perkebunan di Daerah

Mangkunegaran. Surakarta: Reksopustoko.

Soleman B. Taneko. 1993. Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi

Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suroto. 1992. Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Kesempatan Kerja.

Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.

Tilaar. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pedagogik

Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Suyadi Prawiro Sentono. 2002. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management Abad 21 Studi Kasus dan Analisis Membangun

Jakarta: Bumi Aksara Wasino. 2008. Kapitalisme Bumi Putra, Perubahan Masyarakat Mangkunegaran.

Yogyakarta: LKIS.

______. 2004. Nationalisasi Pabrik Gula Mangkunegaran. Makalah Disampaikan dalam Work Shop on the Economic Side of Decolonization.

Yogyakarta:____

Skripsi

Ari Emawati. 2011.

Kebijakan Ekonomi Mangkunegara V dalam Memperbaiki Krisis Ekonomi

Surakarta: FKIP.

Danang Arif Nugraha. 1997. Analisis Hubungan Kerja dan Persepsi Upah Terhadap Persepsi Produktivitas Karyawan Pada Perusahaan Tegel

Karya Indah Sukoharjo. Surakarta: Fakultas Ekonomi.

Erwanto. 2010. Aanalisis Pemasaran Buah Mangga Arumanis (Mangifera Indica

L.). Surakarta: Fakultas Pertanian.

Jurnal

Wasino. 2005. Mangkunegara IV, Raja, Penguasa, Pendiri Industri Gula

Mangkunegaran (1861- Humaniora volume 17 No. 1 Februari:

31-37.


(6)

commit to user

73

http://geografi-bumi, blogspot.com//2009/10/klasifikasi industry.html. 16 April

2011. Pukul 14.00

http://id.wikipedia.org./wiki/Pembagunan_ekonomi. 13 April 2011. Pukul 15.30