Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK
6
Siswa dalam kelompok saling bekerjasama dalam menyelesaikan masalah, saling bertanyaberdiskusi antara siswa yang lemah dan yang pintar,
kebebasan mengajukan pendapat, berdialog dan berdebat, guru tidak boleh terlalu mendominasi siswa, tetapi hanya membantu dan menganjurkan gotong
royong untuk menghasilkan penyelesaian masalah yang disepakati bersama. Dalam interaksi sosio kultural, para siswa diizinkan berbahasa daerah dalam
menyampaikan pertanyaan, kritikan, dan pendapat terhadap temannya maupun pada guru.
3. Prinsip Reaksi
Model pembelajaran yang diterapkan dalam buku ini dilandasi teori konstruktivistik dan nilai budaya dimana siswa belajar yang memberi
penekanan pembelajaran berpusat pada siswa. Dengan demikian, fungsi guru hanya sebagai fasilitator, motivator, dan mediator dalam pembelajaran. Tingkah
laku guru dalam menanggapi hasil pemikiran siswa hanya berupa pertanyaan atau membantu kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah
yang sifatnya mengarahkan, membimbing, memotivasi, dan membangkitkan semangat belajar siswa.
Dalam mewujudkan tingkah laku siswa tersebut, guru harus memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hasil pemikirannya secara
bebas dan terbuka. Selain itu, mencermati pemahaman siswa atas objek matematika yang diperoleh dari proses dan hasil penyelesaian masalah,
menunjukkan kelemahan atas pemahaman siswa, dan memancing siswa sehingga menemukan jalan keluar untuk mendapatkan penyelesaian masalah
yang sesungguhnya. Jika ada siswa yang bertanya, maka sebelum guru memberikan penjelasanbantuan, sebaiknya guru terlebih dahulu memberi
kesempatan pada siswa lainnya memberikan tanggapan dan merangkum hasilnya. Jika keseluruhan siswa mengalami kesulitan, maka saatnya guru
memberi penjelasan atau bantuanmemberi petunjuk sampai siswa dapat mengambil alih penyelesaian masalah pada langkah berikutnya. Ketika
siswa bekerja menyelesaikan tugas-tugas, guru mengontrol jalannya diskusi dan memberikan motivasi agar siswa tetap berusaha menyelesaikan tugas-
tugasnya.
Matematika
7
4. Sistem Pendukung
Agar model pembelajaran ini dapat terlaksana secara praktis dan efektif, maka guru diwajibkan membuat suatu rancangan pembelajaran yang dilandasi
dengan teori pembelajaran konstruktivistik dan nilai sot skill matematis yang diwujudkan dalam setiap langkah-langkah pembelajaran yang ditetapkan dan
menyediakan fasilitas belajar yang cukup. Dalam hal ini perlu dikembangkan buku model yang berisikan teori-teori pendukung dalam melaksanakan
pembelajaran. Selain itu, juga berisi komponen-komponen model, petunjuk pelaksanaan dan seluruh perangkat pembelajaran yang digunakan. Seperti
rencana pembelajaran, buku guru, buku siswa, lembar kerja siswa, objek-objek abstraksi dari lingkungan budaya, dan media pembelajaran yang diperlukan.
5. Dampak Instruksional dan Pengiring yang Diharapkan
Dampak langsung penerapan pembelajaran ini adalah memampukan siswa merekonstruksi konsep dan prinsip matematika melalui penyelesaian
masalah dan terbiasa menyelesaikan masalah nyata di lingkungan siswa. Pemahaman siswa terhadap objek-objek matematika dibangun berdasarkan
pengalaman budaya dan pengalaman belajar yang telah dimiliki sebelumnya. Kebermaknaan pembelajaran yang melahirkan pemahaman, dan kemudian
pemahaman mendasari kemampuan siswa mentransfer pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan menyelesaikan masalah tidak
rutin menyadarkan siswa akan kebergunaan matematika. Kebergunaan akan menimbulkan motivasi belajar secara internal dari dalam diri siswa dan rasa
memiliki terhadap matematika sehingga akan muncul sebabnya mengapa matematika yang dipahami adalah hasil rekonstruksi pemikirannya sendiri.
Motivasi belajar secara internal akan menimbulkan kecintaan terhadap dewi matematika. Bercinta dengan dewi matematika berarti penyatuan diri dengan
keabstrakan yang tidak memiliki batas atas dan batas bawah, tetapi bekerja dengan simbol-simbol.
Selain dampak di atas, siswa terbiasa menganalisis secara logis dan kritis untuk memberikan pendapat atas apa saja yang dipelajari dengan meng-
gunakan pengalaman belajar yang dimiliki sebelumnya. Penerimaan individu atas perbedaan-perbedaan yang terjadi perbedaan pola pikir, pemahaman,
daya lihat, dan kemampuan, serta berkembangnya kemampuan berkolaborasi