Tentang Pergantian Punyimbang Tentang Tata Cara Pemberian AdokGelar Saibatin

e. Lelamak. Titi Kayu, Jembat Agung yaitu, lelamak berupa tikar anyam daun pandan yang dialas kain panjang dengan dijahitkan. Sedangkan Tiri Kuya adalah talam terbuat dari kuningan. Talam ini diletakan di atas lelamak. Setiap lembat lelamak ditempatkan dua titi kuya. Jaambat Agung adalah selendang tuha atau angguk khusus segi empat yang diletakkan di atas titi kuya. Ketiga peralatan upacara adat ini berfungsi sebagai satu kesatuan dalam menyediakan titian atau alas menapak Saibatin pada saat berjalan memasuki tempat perhelatan setelah selesai upacara arak-arakan. Ketiga alat ini menjadi satu kesatuan atau satu paket rangkaian, dan biasanya disiapkan lebih dari satu paket sambung menyambung. Tiap alat dipegang sambung menyambung oleh perempuan- perempuan berpasangan, berjajaran dan duduk bersimpuh di permukaan tanah. Lelamak- Titi Kuya-Jambat Agung satu rangkaian pada alas langkah Saibatin. Setelah Saibatin menapakkan langkah kakinya di atas lapisan tiga alat tersebut, maka perempuan pemegangnya harus membawa alatnya menyumbang ke arah depan Saibatin melangkah. Jangan sampai telapak kaki Saibatin langsung menginjak tanah sampai dengan tempat duduknya. Lelamak, Titi Kuya Jambat Agung adalah kesetiaan, pengamdian sekaligus kasih masyarakat adat kepaksian pernong terhadap Saibatinnya.

2.10.5 Tentang Kebatinan Punyimbang

Punyimbang artinya orang yang dituakan karena ia pewaris dalam keluarga kerabat atau marga Saibatin. Dalam marga Lampung Saibatin mempunyai 12 punyimbang adat. Masing-masing punyimbang mempunyai adok atau gelar sesuai dengan lapisan- lapisan dalam marga Saibatin. Kebatinan punyimbang disini maksudnya adalah tingkatan gelar yang di peroleh oleh seorang sehingga kebatinan punyimbang dilihat pada tebal lapis Saibatinya yang ditentukan dari jumlah gawi Saibatin dari keturunan Saibatin yang bersangkutan Hilman Hadikusuma dalam melya, 2012:22

2.11 Kedudukan Anak Terhadap Harta Warisan

Anak dalam hubungannya dengan orang tua dapat dibedakan antara anak kandung, anak tiri, anak laki-laki dan anak perempuan, yang kedudukan masing-masing berbeda menurut hukum kekerabatan setempat, terutama dalam hubungan masalah warisan. 1. Anak Kandung Semua anak yang dilahirkan dari perkawinan ayah dan ibunya adalah anak kandung. Apabila perkawinan ayah dan ibunya sah, maka anaknya adalah anak kandung yang sah, apabila perkawinan ayah dan ibunya tidak sah, maka anaknya menjadi anak kandung yang tidak sah. Menurut hukum adat Lampung perkawinan yang sah adalah perkawinan yang dilaksanakan menurut hukum agama Islam dan diakui oleh hukum

Dokumen yang terkait

KEDUDUKAN ANAK ANGKAT LAKI-LAKI TERHADAP HARTA KEKAYAAN ORANG TUA ANGKATNYA MENURUT HUKUM ADAT BALI

0 9 16

TINJAUAN TENTANG PENTINGNYA KEDUDUKAN ANAK LAKI-LAKI PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN MARGA WAY NAPAL DI DESA WAY NAPAL KECAMATAN KRUI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

2 32 70

DADUWAI DALAM UPACARA PERKAWINAN ULUN LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON WAY BELUAH KECAMATAN PESISIR UTARA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

0 16 54

PEMBAGIAN HARTA WARISAN PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI DI PEKON WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT

0 10 56

Pembagian Harta Waris Antara Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan: Studi Putusan Pengadilan Agama Semarang Nomor: 1545/PDT.G/2010/PA.SM

0 0 15

PERSEPSI LAKI-LAKI LAMPUNG TENTANG PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK

0 0 18

KEDUDUKAN ANAK TERTUA LAKI-LAKI DALAM ADAT LAMPUNG SAIBATIN DI KABUPATEN PESISIR BARAT - Raden Intan Repository

0 2 88

BAB II LANDASAN TEORI A. Pewarisan Menurut Hukum Adat 1. Pengertian Hukum Waris Adat - Penerus hartawarisan Lampung Sai Batin Kabupaten Pesisir Barat dalam persepetif hukum islam:studi di kelurahan pasar Krui dan Pekon Way Napal - Raden Intan Repository

0 0 50

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Sejarah Pesisir Barat - Penerus hartawarisan Lampung Sai Batin Kabupaten Pesisir Barat dalam persepetif hukum islam:studi di kelurahan pasar Krui dan Pekon Way Napal - Raden Intan Repository

0 1 35

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAGIAN WARIS ANTARA LAKI- LAKI DAN PEREMPUAN

0 0 92