STUDI MORFOLOGI PERMUKAAN POLLEN GENUS HIBISCUS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

(1)

i

STUDI MORFOLOGI PERMUKAAN POLLEN

GENUS HIBISCUS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH : ULFAH HANUM 201010070311128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

ii

STUDI MORFOLOGI PERMUKAAN POLLEN

GENUS HIBISCUS SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun Oleh : ULFAH HANUM 201010070311128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Ulfah Hanum

NIM : 201010070311128

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Studi Morfologi Permukaan Pollen Genus Hibiscus Sebagai Sumber Belajar Biologi

Diajukan untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu

Pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Nama : Ulfah Hanum

Tempat, Tgl. Lahir : Banyuwangi, 02 November 1991

NIM : 201010070311128

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Studi Morfologi Permukaan Pollen Genus Hibiscus Sebagai Sumber Belajar Biologi” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Malang, 28 April 2014 Yang menyatakan

(Ulfah Hanum)

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II


(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima untuk memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 28 April 2014 Dekan

(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes)

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Dra. Sri Wahyuni, M.Kes 1. ..………

2. Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si 2. ………..

3. Dr. Yuni Pantiwati, MM, M.Pd 3. ………..


(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Pikiran merupakan sumber dari ilmu, sedangkan ilmu itu sendiri merupakan sumber amal” (WAHB)

“Allah sebenarnya bukan memberi kesempatan pada kita, tapi Allah menguji kita bagaimana memanfaatkan waktu yang ada saat ini”

“Kamu adalah apa yang kamu pikir dan bayangkan, kamu tak akan pernah menjadi apa yang tak pernah kamu pikir dan bayangkan”

(ULFAH HANUM)

K u persembahakan hasil kerj a kerasku Untuk kalian yang ku sayang dan ku cinta Dengan iklhas dan bangga Untuk kedua penopang hidupku A yahanda S lamet R iadi dan I bunda S ukinah T erima kasih untuk cinta, air mata, dan pengorbanannya Untuk kakak- kakak ku T erima kasih untuk semuanya, semuanya, dan semuanya

Dan untuk kamu dimanapun kamu berada I ch liebt euch


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya-Nya kepada penulis, sehingga atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Studi Morfologi Permukaan Pollen Genus Hibiscus Sebagai Sumber Belajar Biologi .

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, informasi, bimbingan, dan juga doa yang sangat berharga bagi penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan terutama kepada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu, Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Sri Wahyuni, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan dorongan, semangat, motivasi, dan pengarahan hingga terselesainya skripsi ini dan Ibu Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, dukungan serta nilai-nilai obyektif yang mandiri terhadap penyusunan skripsi ini. 4. Ibunda Sukinah, Ayahanda Slamet Riadi, dan kakak-kakakku tercinta

yang senantiasa memberikan kasih sayangnya dengan tulus, memberikan dorongan religious, dorongan psikologis, dan dorongan materiil lainnya guna keberhasilan masa depan penulis.

5. Ibu Dra. Roimil Latifah, M.M, M.Si, selaku kepala Laboratorium Biologi yang telah memberikan izin penelitian serta dukungan moril.


(8)

viii

6. Bapak Drs. Wahyu Prihanta, M.Kes, selaku dosen wali yang selalu memberi bimbingan dan doanya.

7. Bapak dan Ibu Dosen bersama staf Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.

8. Sahabat-sahabat terbaikku tercinta Hasan, Resta, Mbak Fatih, Qorry, Mbak Intan, Indah, Azida, Mbak Lely, Fauzi, Yusron, Danang, Bahrul, terima kasih untuk dukungan, semangat, dan doanya selama ini.

9. Seluruh teman-teman Biologi angakatan 2010, khususnya Biologi C terima kasih untuk semangat dan persahabatannya selama ini serta asisten dan instruktur Laboratorium Biologi terima kasih untuk bantuan dan dukungannya.

Semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran konstruktif senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amien.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Malang, 28 April 2014 Penulis,


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Sampul Luar ... i

Lembar Sampul Dalam... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Surat Pernyataan ... iv

Lembar Pengesahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstrak ... viii

Abstract ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Penelitian ... 7

1.6 Definisi Istilah ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Genus Hibiscus ... 9

2.1.1 TanamanHibiscus rosa-sinensis L ... 9

2.1.2 TanamanHibiscus tiliaceus L ... 11

2.1.3 Tanaman Hibiscus schizopetalus Hook. f. ... 13

2.2 Tinjauan Tentang Pollen ... 14

2.2.1 Pengertian Pollen ... 14

2.2.2 Klasifikasi Pollen... 16

2.3 Mikroteknik ... 27


(10)

x

Halaman

2.4 Sumber Belajar ... 30

2.4.1 Pengertian Sumber Belajar... 30

2.4.2 Sumber Belajar Biologi Video ... 37

2.5 Kerangka Konseptual ... 44

2.6 Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 46

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

3.3 Populasi dan Sampel ... 46

3.3.1 Populasi ... 46

3.3.2 Sampel ... 47

3.4 Variabel Penelitian ... 47

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 48

3.6 Prosedur Penelitian ... 49

3.6.1 Persiapan Penelitian ... 49

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian ... 50

3.6.3 Proses Pengamatan Preparat ... 54

3.6.4 Prosedur Pembuatan Video Sebagai Sumber Belajar ... 55

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 56

3.8 Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Pollen padaHibiscus rosa-sinensisMary Forbes... 58

4.1.2 Pollen padaHibiscus rosa-sinensisL. Warna Merah Muda ... 60

4.1.3 Pollen padaHibiscus rosa-sinensisL. Warna Kuning ... 62

4.1.4 Pollen padaHibiscus tiliaceusL. ... 64

4.1.5 Pollen padaHibiscus schizopetalusL... 66

4.2 Pembahasan ... 72

4.2.1 Perbandingan Morfologi Permukaan Pollen pada Genus Hibiscus ... 72

4.2.2 Penerapan Hasil Pengamatan Pollen Genus Hibiscus Sebagai Sumber Belajar Biologi ... 90


(11)

xi

Halaman BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 2.1 Komposisi Butir Pollen Masak yang Dianalisis Secara Kimia ... 15 Tabel 2.2 Pengelompokan Media Pembelajaran ... 36 Tabel 3.1 Diameter Pollen, Panjang Ekinat, Bentuk Pollen, dan Tipe

Ornamentasi Eksin Pollen pada Genus Hibiscus ... 56 Tabel 3.2 Panjang Polar, Panjang Ekuatorial, Indeks P/E, Bentuk Butir

Pollen, dan Jarak Antarekinat pada Genus Hibiscus ... 57 Tabel 4.1 Diameter Pollen, Panjang Ekinat, Bentuk Pollen, dan

Tipe Ornamentasi pada Genus Hibiscus ... 68 Tabel 4.2 Panjang Polar, Panjang Ekuatorial, Indeks P/E, Bentuk

Butir Pollen, dan Jarak Antarekinat pada Genus Hibiscus ... 69 Tabel 4.3 Tabel Persamaan Butir Pollen Genus Hibiscus... 70 Tabel 4.4 Tabel Perbedaan Butir Pollen Genus Hibiscus ... 71 Tabel 4.5 Penerapan Media Pembelajaran Video Biologi dalam


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Hibiscus rosa-sinensisL. Warna Merah Muda ... 9

Gambar 2.2 Hibiscus tiliaceusL. ... 11

Gambar 2.3 Hibiscus schizopetalusHook. f.. ... 13

Gambar 2.4 Unit Pollen ... 18

Gambar 2.5 Polaritas Pollen... 19

Gambar 2.6 Struktur Dinding Pollan ... 20

Gambar 2.7 Contoh Apertur Pollen ... 22

Gambar 2.8 Apertur Pollen ... 23

Gambar 2.9 Bentuk Butir Pollen ... 24

Gambar 2.10 Ukiran Pollen ... 27

Gambar 2.11 Gambar Skema Kerangka Konsep ... 44

Gambar 3.1 Tipe Ornamentasi Ekinat pada EksinAlthaea ludwigii ... 48

Gambar 3.2 Bentuk Pollen Globose padaHibiscus rosa-sinensis ... 49

Gambar 3.3 Apertur Pollen Pantocolporat padaHibiscussp. ... 49

Gambar 3.4 Skema Pembuatan Preparat Pollen Dengan Metode Asetolisis .... 52

Gambar 4.1 Hasil Preparat PollenHibiscus rosa-sinensis Mary Forbes (1) .... 58

Gambar 4.2 Hasil Preparat PollenHibiscus rosa-sinensis Mary Forbes (2) .... 59

Gambar 4.3 Hasil Preparat PollenHibiscus rosa-sinensis L. Warna Merah Muda (1)/ ... 60

Gambar 4.4 Hasil Preparat PollenHibiscus rosa-sinensis L. Warna Merah Muda (2) ... 61

Gambar 4.5 Hasil Preparat PollenHibiscus rosa-sinensis L. Warna Kuning (1) ... 62

Gambar 4.6 Hasil Preparat PollenHibiscus rosa-sinensis L. Warna Kuning (2) ... 63

Gambar 4.7 Hasil Preparat PollenHibiscus tiliaceus L. (1) ... 64


(14)

xiv

Gambar Halaman Gambar 4.9 Hasil Preparat PollenHibiscus schizopetalus Hook. f. (1) ... 66 Gambar 4.10 Hasil Preparat PollenHibiscus schizopetalus Hook. f. (2) ... 67 Gambar 4.11 EkinatHibiscus tiliaceusL. yang Lebih Panjang Daripada

Ekinat pada Spesies dan Kultivar Lain dari Genus Hibiscus

yang Diamati ... 80 Gambar 4.12 Apertur yang Terlihat padaHibiscus rosa-sinensisMary Forbes . 83 Gambar 4.13 Grafik Kejelasan Preparat Pollen Genus Hibiscus ... 88 Gambar 4.14 Grafik Kualitas Gambar Preparat Pollen Genus Hibiscus ... 90


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman Lampiran 1 Foto-Foto Prosedur Kerja Pembuatan Preparat Pollen ... 100 Lampiran 2 Seprangkat Peralatan SEM (Scanning Electron Microscope) ... 101 Lampiran 3 Tabel Data Diameter Pollen, Panjang Ekinat, Bentuk Pollen,

dan Tipe Ornamentasi pada Genus Hibiscus ... 102 Lampiran 4 Tabel Data Panjang Polar, Panjang Ekuatorial, Indeks P/E,

Bentuk Butir Pollen, dan Jarak Antarekinat pada

Genus Hibiscus... 103 Lampiran 5 Data Hasil Persentase Distribusi dan Angket Kejelasan

Preparat dan Kualitas Gambar Preparat Pollen Genus

Hibiscus Sebagai Sumber Belajar Biologi ... 104 Lampiran 6 Identifikasi Program ... 105 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107 Lampiran 8 Sinopsis Video Pembelajaran Biologi Cara Pembuatan

Preparat Pollen dan Morfologi Pollen Genus Hibiscus ... 118 Lampiran 9 Treatment Video Pembelajaran Biologi Cara Pembuatan

Preparat Pollen dan Morfologi Pollen Genus Hibiscus ... 119 Lampiran 10 Storyboard Video Pembelajaran Biologi Cara Pembuatan


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Aprianty, N.M.D, & Kriswiyanti E. 2008. Studi Variasi Ukuran Serbuk Sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan Warna Bunga Berbeda. Jurnal Biologi. No.1 Vol.XII Juni 2008 Hal. 14-18.

Bibi, Noreen, Hussain, Manzoor, & Naveed, Akhtar. 2008. Palynological Study of some Cultivated Species of Genus Hibiscus from North West Frontier Provice (N.W.F.P.) Pakistan. Journal Biology. No.4 Vol.40 2008 Hal. 1561-1569.

Christensen, P. B. 1986. Pollen Morphological Studies in the Malvaceae. Grana. 25:2 Hal. 95-117

Darjanto & Satifah, Siti. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Jakarta: PT Gramedia.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Djamarah, S. B., & Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

El Naggar, S. M. 2004. Pollen Morphology of Egyptian Malvaceae: An Assessment of Taxonomic Value. Journal of Biology. No. 28 2004 Hal. 227-240.

Erdtman, G. 1934. Uber die Verwandung von Essigsaureanhydrid bei Pollenuntersuchungen Svensk Botan Tidski. 28 345-358.

Esau, K. 1977.Anatomy of Seed Plants, 2nd ed. New York: John Wiley & Sons. Fahn, A. 1992. Anatomi Tumbuhan (Edisi Ketiga). Penerjemah Soediarto dkk.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gilman, E. F. 1999. Hibiscus rosa-sinensis. University of Florida: Cooperative Extension Service. Fact Sheet FPS-254 1999.

Kimball, J. W. 1983. Biologi. Terjemahan oleh Siti Soetarmi Tjitrosomo & Nawangsari Sugiri. 1994. Jakarta: Erlangga.

Kurniawati, Feby. 2013. Analisis Perbandingan Bentuk Jaringan Pembuluh Trakea pada Preparat Maserasi Berbagai Genus Piper Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Referensi.

Putra, K.S. 2013. Analisis Kandungan Pewarna Sintesis pada Makanan Jajanan di Lingkungan SD Kota Malang Sebagai Sumber Belajar IPA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.


(17)

xvii

Redaksi AgroMedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Reitsma. 1969. Size Modification of Recent Pollen Grains Under Different Treatmants.Review of Palaeobotany and Palynology. No.9 1969 Hal. 175-202.

Rohani, Ahmad. 2004.Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Saridan, Amiril. 2010. Jenis dan Preferensi Pollen Sebagai Pakan Kelelawar Pemakan Buah dan Nektar.Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. No.3 Vol. VII 2010 Hal. 241-256.

Shaneen, Nighat, Khan, M. A., Yasmin, G., Hayat, M. Q., Munsif S., & Ahmad, K. 2010. Foliar Epidermal Anatomy and Pollen Morphology of the Genera

Alcea and Althaea (Malvaceae) from Pakistan. International Journal of

Agriculture and Biology. No.3 Vol.12 2010 Hal. 329-334. Simpson, M. G. 2006.Plant Systematics. UK: Elsevier Academic Press.

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russell, J. D. 2008. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Terjemahan oleh Arif Rahman. 2011. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Steenis, van C.G.G.J. 1981.Flora(Catatan Ketiga). Jakarta: Pradnya Pramita. Wahyuni, Sri. 2005. Buku Petunjuk Praktikum Mikroteknik. Malang:

Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Winantris, I. S., & AT., Rahardjo. 2012. Oncosperma tigillarium Merupakan Bagian Palino Karakter Delta Plain di Delta Mahakam Kalimantan. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik. No. 3. Vol. 14 November 2012 Hal. 232-240. Cancer Chemoprevention Research Center. 2014. (online)

(http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=217) diakses Mei 2014.

Cancer Chemoprevention Research Center. 2014. (online) (http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=227) diakses Mei 2014.

Mother Herbs. 2014. Hibiscus rosa-sinensis. (online)

(http://www.motherherbs.com/hibiscus-rosa-sinensis.html) diakses Mei 2014.


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Genus Hibiscus merupakan salah satu genus dari Famili Malvaceae. Famili Malvaceae sendiri merupakan famili besar yang kurang lebih terdiri dari 88 genus dan juga 3000 spesies. Anggota dari Famili Malvaceae ini tersebar mulai dari daerah yang beriklim tropik, subtropik, hingga daerah yang beriklim dingin (Bibi et al., 2008). Genus Hibiscus merupakan salah satu genus yang cukup terkenal di Indonesia. Banyak spesies dari genus ini yang mudah ditemukan di Indonesia.

Anggota dari Genus Hibiscus yang paling sering ditemui di Indonesia adalahHibiscus rosa-sinensis L. (bunga sepatu), Hibiscus tiliaceusL. (waru laut), dan Hibiscus schizopetalus Hook. f. (waru gantung), Hibiscus macrophyllus L. (waru gombong), danHibiscus sabdariffaL. (rosella). Tanaman-tanaman tersebut mudah ditemukan karena biasanya menjadi tanaman hias, tanaman pagar, bunga potong, sebagai tanaman obat dan teh untuk diminum, bahkan beberapa menjadi komoditi ekspor karena kayunya yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan (Aprianty & Kriswiyanti, 2008).

Genus Hibiscus merupakan salah satu genus dari Subdivisi Spermatophyta. Spermathophyta merupakan kelompok tumbuhan yang berkembang dengan menggunakan biji. Biji terbentuk di dalam ruang bakal biji. Tumbuhan biji tentu memiliki bunga sebagai alat perkembangan generatifnya. Perkembangan generatif pada bunga artinya pertemuan antara sel gamet jantan dan sel gamet betina. Sel gamet betina pada tumbuhan dihasilkan oleh putik,


(19)

2

sedangkan sel gamet jantan disebut serbuk sari atau pollen. Serbuk sari terbentuk di dalam ruang sari yang merupakan bagian dari benang sari. Pollen atau serbuk sari memiliki ukuran yang sangat kecil dan berjumlah sangat banyak (Darjanto & Satifah, 1990).

Bentuk serbuk sari dari berbagai jenis tanaman bermacam-macam, misalnya bulat bundar, bulat telur, bersudut, permukaan berduri, kasar, halus, dan lain-lain. Kadang-kadang serbuk sari terlihat seperti butiran tepung yang sangat halus, kering, dan ringan sehingga bila tertiup oleh angin dapat melayang-layang di udara. Jenis tanaman lain ada juga yang membentuk benang sari yang sangat berlemak dan lengket, sehingga terlihat seperti gumpalan-gumpalan pollen yang besar, berat, dan tidak mudah terbawa oleh angin. Serbuk sari sangat digemari serangga, terutama lebah, karena mengandung banyak zat organik (protein, lemak, dan karbohidrat) yang merupakan zat makanan bagi serangga atau lebah (Darjanto & Satifah, 1990).

Metode yang sering kali digunakan untuk dapat mengidentifikasi pollen tumbuhan adalah dengan menggunakan metode asetolisis. Menurut Erdtman (1934) dalam review mengenai Palaeobotani serta Palinologi yang ditulis oleh Reitsma (1969), metode asetolisis merupakan metode yang didasarkan atas usaha untuk merusak bahan selulosa dan sitoplasma dengan menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan adalah campuran dari acetic anhydride dan juga asam sulfat. Pada proses ini juga terdapat proses pewarnaan pada lapisan dinding luar pollen (eksin). Metode asetolisis ini biasanya digunakan untuk menganalisis


(20)

3

pollen dari tumbuhan Spermatophyta dan juga spora dari tumbuhan Thallophyta, khususnya untuk mengidentifikasi morfologi yang nampak.

Studi mengenai morfologi pollen di Indonesia, khususnya pollen dari Genus Hibiscus masih jarang ditemukan. Penelitian yang dilakukan oleh Aprianty dan Kriswiyanti (2008) dari Universitas Udayana, hanya sebatas pada studi variasi ukuran serbuk sariHibiscus rosa-sinensis L. yang berbeda warna saja. Penelitian lain mengenai pollen pada Genus Hibiscus adalah dengan menggunakanHibiscus

schizopetalus Hook. f., sedangkan penelitian anggota dari Genus Hibiscus yang

lain masih jarang ditemukan.

Berdasarkan penemuan El Naggar (2004), pollen dari Famili Malvaceae berbentuk sferoidal dan globular dengan tipe apertur colporate atau porate serta tipe ornamentasi eksin adalah ekinat yang tersebar pada seluruh permukaan butir pollen. Menurut Erdtman (1952), ukuran pollen pada Famili Malvaceae biasanya antara 30-190 µ m (Bibiet al.,2008), berupa bentukan bulat yang pada permukaan berupa duri-duri, sedangkan untuk tingkatan genus, anggota dari Genus Hibiscus juga memiliki bentukan serta morfologi permukaan pollen yang hampir sama seperti pada tingkatan famili.

Berdasarkan hasil penelitian El Naggar (2004), variasi ukuran pollen, apertur dan karakteristik duri, dan juga stratifikasi pada eksin merupakan nilai taksonomi. Genus Hibiscus juga memiliki perbedaan morfologi pollen dengan pollen pada genus lain pada Famili Malvaceae. Ukuran butir pollen pada Genus Hibiscus lebih besar dibanding genus yang lain, yaitu antara 128-130 µ m, sedangkan untuk nomer apertur adalah 24-45 dengan tipe porate dan colporate.


(21)

4

Ketebalan eksin pollen pada Genus Hibiscus tergantung pada spesiesnya, sedangkan untuk duri atau ekinat berbentuk kerucut dengan ujung tumpul atau membulat. Data-data di atas merupakan data yang membedakan antara Genus Hibiscus dengan genus lain pada Famili Malvaceae.

Berdasarkan hasil penelitian studi palinologi Genus Hibiscus oleh Bibi et al. (2008), menunjukkan bahwa secara garis besar, yang membedakan antara Hibiscus schizopetalusHook. f. dan Hibiscus rosa-sinensisL. adalah susunan dari duri-duri atau ekinat.Hibiscus schizopetalusHook. f. memiliki susunan duri yang tidak teratur, sedangkan Hibiscus rosa-sinensis L. memiliki duri yang tersusun teratur dan dengan duri sentral yang spesifik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Aprianty dan Kriswiyanti (2008), menunjukkan bahwa pollen padaHibiscus

rosa-sinensis L. yang memiliki variasi warna hampir semua memiliki morfologi

permukaan yang sama, yang membedakan hanya kelas ukuran butir pollen,

Hibiscus rosa-sinensis L. berwarna putih dan merah tipe kuncup memiliki kelas

oblat sferoidal, sedangkanHibiscus rosa-sinensis L. lainnya dengan delapan jenis warna yang berbeda memiliki kelas prolat sferoidal.

Pollen yang telah dilakukan perlakuan dengan menggunakan metode asetolisis, kemudian akan diamati di bawah mikroskop agar dapat terlihat dengan jelas dan mudah untuk diidentifikasi. Hasil dari identifikasi dan pengamatan pollen akan dijadikan suatu media belajar. Sejak awal proses penelitian untuk dapat mengamati morfologi permukaan pollen ini telah dilakukan proses pendokumentasian kegiatan baik melalui video maupun foto. Hasil dari proses pengambilan video dan foto dapat dijadikan sumber belajar bagi siswa, sehingga


(22)

5

diharapkan siswa lebih memahami dan mengetahui organ-organ perkembangbiakan pada tumbuhan dan juga proses pembuatan preparat, khususnya pollen pada Genus Hibiscus. Pollen pada Genus Hibiscus yang digunakan diambil dari 3 spesies dan 1 kultivar yang berbeda antara lainHibiscus

rosa-sinensis Mary Forbes, Hibiscus rosa-sinensis L. warna merah muda,

Hibiscus rosa-sinensis L. warna kuning, Hibiscus tiliaceus L., dan Hibiscus

schizopetalus Hook. f. Data hasil pengamatan inilah yang kemudian akan

digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa.

Berdasarkan dari pernyataan dan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan pengamatan pollen pada Genus Hibiscus menggunakan 3 spesies dan 1 kultivar tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia. Hasil pengamatan yang telah dilakukan kemudian akan dibandingkan berdasarkan atas morfologi permukaan pollen tersebut. Setelah itu hasil perbandingan akan dibuat sumber belajar Biologi dalam bentuk video. Pemilihan sumber belajar video karena keefektifitasan pemakaian, video dapat diulang hingga paham dengan isinya selain itu juga dapat menguatkan keterangan yang didapat dari mendengarkan dan juga melihat penjelasan dari isi video.

Sumber belajar yang akan dibuat diharapkan mampu memberikan penguatan dan pemantaban materi mengenai Dunia Tumbuhan (mengamati alat reproduksi tumbuhan biji melalui obyek nyata atau gambar), pada kompetensi dasar (KD) 3.7 kelas X SMA. Kompetensi dasar yang digunakan adalah menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan


(23)

6

peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi. Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian “Studi Morfologi Permukaan Pollen Genus Hibiscus Sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perbedaan dan persamaan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus?

2. Bagaimanakah pemanfaatan hasil pengamatan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus sebagai sumber belajar Biologi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus.

2. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil pengamatan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus sebagai sumber belajar Biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat member manfaat, antara lain sebagai berikut:


(24)

7

1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Menyumbangkan pengetahuan tentang perbandingan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus, dan juga menyumbangkan pengetahuan tentang cara kerja dalam mengidentifikasi pollen pada Genus Hibiscus.

2. Manfaat Teoritis

Menambah ilmu pengetahuan dan keilmuan bagi penulis tentang morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus serta cara pengidentifikasian pollen dengan menggunakan metode asetolisis.

3. Manfaat Bagi Pendidikan

Menambah referensi sumber belajar Biologi dari hasil pengamatan morfologi permukaan pollen Genus Hibiscus yang dapat diaplikasikan pada materi pengklasifikasian dalam Dunia Tumbuhan untuk mata pelajaran Biologi SMA, dengan menggunakan sumber belajar berupa video.

1.5 Batasan Penelitian

Tujuan batasan penelitian ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya supaya efektif dan efisien serta mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti akan membatasi masalah-masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagian tumbuhan yang diamati adalah bagian pollen (serbuk sari) dari 3 spesies dan 1 kultivar pada Genus Hibiscus, antara lain Hibiscus


(25)

8

rosa-sinensis L. kuning, Hibiscus tiliaceus L.,dan Hibiscus schizopetalus Hook. f.

2. Morfologi permukaan pollen yang akan diamati antara lain tipe ornamentasi eksin, apertur, ukuran pollen, tipe ukuran pollen, panjang ekinat, serta bentuk pollen.

3. Metode yang digunakan adalah dengan metode asetolisis dan SEM (Scanning Electron Microscope).

4. Sumber belajar yang akan dibuat adalah video.

1.6 Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan pengertian, maka istilah-istilah penting dalam skripsi ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Serbuk sari atau pollen adalah sel yang hidup dan mempunyai inti (nucleus) dan protoplasma yang dibungkus oleh dinding sel, terbentuk di dalam ruang sari (theca) dengan jumlah yang banyak dan kecil-kecil (Darjanto & Satifah, 1990).

2. Metode asetolisis merupakan metode yang didasarkan atas usaha untuk merusak bahan selulosa dan sitoplasma dengan menggunakan bahan kimia (Reitsma, 1969).

3. Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, di luar diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung (Rohani, 2004).


(1)

pollen dari tumbuhan Spermatophyta dan juga spora dari tumbuhan Thallophyta, khususnya untuk mengidentifikasi morfologi yang nampak.

Studi mengenai morfologi pollen di Indonesia, khususnya pollen dari Genus Hibiscus masih jarang ditemukan. Penelitian yang dilakukan oleh Aprianty dan Kriswiyanti (2008) dari Universitas Udayana, hanya sebatas pada studi variasi ukuran serbuk sariHibiscus rosa-sinensis L. yang berbeda warna saja. Penelitian lain mengenai pollen pada Genus Hibiscus adalah dengan menggunakanHibiscus schizopetalus Hook. f., sedangkan penelitian anggota dari Genus Hibiscus yang lain masih jarang ditemukan.

Berdasarkan penemuan El Naggar (2004), pollen dari Famili Malvaceae berbentuk sferoidal dan globular dengan tipe apertur colporate atau porate serta tipe ornamentasi eksin adalah ekinat yang tersebar pada seluruh permukaan butir pollen. Menurut Erdtman (1952), ukuran pollen pada Famili Malvaceae biasanya antara 30-190 µ m (Bibiet al.,2008), berupa bentukan bulat yang pada permukaan berupa duri-duri, sedangkan untuk tingkatan genus, anggota dari Genus Hibiscus juga memiliki bentukan serta morfologi permukaan pollen yang hampir sama seperti pada tingkatan famili.

Berdasarkan hasil penelitian El Naggar (2004), variasi ukuran pollen, apertur dan karakteristik duri, dan juga stratifikasi pada eksin merupakan nilai taksonomi. Genus Hibiscus juga memiliki perbedaan morfologi pollen dengan pollen pada genus lain pada Famili Malvaceae. Ukuran butir pollen pada Genus Hibiscus lebih besar dibanding genus yang lain, yaitu antara 128-130 µ m, sedangkan untuk nomer apertur adalah 24-45 dengan tipe porate dan colporate.


(2)

Ketebalan eksin pollen pada Genus Hibiscus tergantung pada spesiesnya, sedangkan untuk duri atau ekinat berbentuk kerucut dengan ujung tumpul atau membulat. Data-data di atas merupakan data yang membedakan antara Genus Hibiscus dengan genus lain pada Famili Malvaceae.

Berdasarkan hasil penelitian studi palinologi Genus Hibiscus oleh Bibi et al. (2008), menunjukkan bahwa secara garis besar, yang membedakan antara Hibiscus schizopetalusHook. f. dan Hibiscus rosa-sinensisL. adalah susunan dari duri-duri atau ekinat.Hibiscus schizopetalusHook. f. memiliki susunan duri yang tidak teratur, sedangkan Hibiscus rosa-sinensis L. memiliki duri yang tersusun teratur dan dengan duri sentral yang spesifik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Aprianty dan Kriswiyanti (2008), menunjukkan bahwa pollen padaHibiscus rosa-sinensis L. yang memiliki variasi warna hampir semua memiliki morfologi permukaan yang sama, yang membedakan hanya kelas ukuran butir pollen, Hibiscus rosa-sinensis L. berwarna putih dan merah tipe kuncup memiliki kelas oblat sferoidal, sedangkanHibiscus rosa-sinensis L. lainnya dengan delapan jenis warna yang berbeda memiliki kelas prolat sferoidal.

Pollen yang telah dilakukan perlakuan dengan menggunakan metode asetolisis, kemudian akan diamati di bawah mikroskop agar dapat terlihat dengan jelas dan mudah untuk diidentifikasi. Hasil dari identifikasi dan pengamatan pollen akan dijadikan suatu media belajar. Sejak awal proses penelitian untuk dapat mengamati morfologi permukaan pollen ini telah dilakukan proses pendokumentasian kegiatan baik melalui video maupun foto. Hasil dari proses pengambilan video dan foto dapat dijadikan sumber belajar bagi siswa, sehingga


(3)

diharapkan siswa lebih memahami dan mengetahui organ-organ perkembangbiakan pada tumbuhan dan juga proses pembuatan preparat, khususnya pollen pada Genus Hibiscus. Pollen pada Genus Hibiscus yang digunakan diambil dari 3 spesies dan 1 kultivar yang berbeda antara lainHibiscus rosa-sinensis Mary Forbes, Hibiscus rosa-sinensis L. warna merah muda, Hibiscus rosa-sinensis L. warna kuning, Hibiscus tiliaceus L., dan Hibiscus schizopetalus Hook. f. Data hasil pengamatan inilah yang kemudian akan digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa.

Berdasarkan dari pernyataan dan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan pengamatan pollen pada Genus Hibiscus menggunakan 3 spesies dan 1 kultivar tanaman yang mudah ditemukan di Indonesia. Hasil pengamatan yang telah dilakukan kemudian akan dibandingkan berdasarkan atas morfologi permukaan pollen tersebut. Setelah itu hasil perbandingan akan dibuat sumber belajar Biologi dalam bentuk video. Pemilihan sumber belajar video karena keefektifitasan pemakaian, video dapat diulang hingga paham dengan isinya selain itu juga dapat menguatkan keterangan yang didapat dari mendengarkan dan juga melihat penjelasan dari isi video.

Sumber belajar yang akan dibuat diharapkan mampu memberikan penguatan dan pemantaban materi mengenai Dunia Tumbuhan (mengamati alat reproduksi tumbuhan biji melalui obyek nyata atau gambar), pada kompetensi dasar (KD) 3.7 kelas X SMA. Kompetensi dasar yang digunakan adalah menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan


(4)

peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi. Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian “Studi Morfologi Permukaan Pollen Genus Hibiscus Sebagai Sumber Belajar Biologi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perbedaan dan persamaan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus?

2. Bagaimanakah pemanfaatan hasil pengamatan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus sebagai sumber belajar Biologi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus.

2. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil pengamatan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus sebagai sumber belajar Biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat member manfaat, antara lain sebagai berikut:


(5)

1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Menyumbangkan pengetahuan tentang perbandingan morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus, dan juga menyumbangkan pengetahuan tentang cara kerja dalam mengidentifikasi pollen pada Genus Hibiscus.

2. Manfaat Teoritis

Menambah ilmu pengetahuan dan keilmuan bagi penulis tentang morfologi permukaan pollen pada Genus Hibiscus serta cara pengidentifikasian pollen dengan menggunakan metode asetolisis.

3. Manfaat Bagi Pendidikan

Menambah referensi sumber belajar Biologi dari hasil pengamatan morfologi permukaan pollen Genus Hibiscus yang dapat diaplikasikan pada materi pengklasifikasian dalam Dunia Tumbuhan untuk mata pelajaran Biologi SMA, dengan menggunakan sumber belajar berupa video.

1.5 Batasan Penelitian

Tujuan batasan penelitian ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya supaya efektif dan efisien serta mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti akan membatasi masalah-masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagian tumbuhan yang diamati adalah bagian pollen (serbuk sari) dari 3 spesies dan 1 kultivar pada Genus Hibiscus, antara lain Hibiscus rosa-sinensis Mary Forbes, Hibiscus rosa-sinensis L. merah muda, Hibiscus


(6)

rosa-sinensis L. kuning, Hibiscus tiliaceus L.,dan Hibiscus schizopetalus Hook. f.

2. Morfologi permukaan pollen yang akan diamati antara lain tipe ornamentasi eksin, apertur, ukuran pollen, tipe ukuran pollen, panjang ekinat, serta bentuk pollen.

3. Metode yang digunakan adalah dengan metode asetolisis dan SEM (Scanning Electron Microscope).

4. Sumber belajar yang akan dibuat adalah video.

1.6 Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan pengertian, maka istilah-istilah penting dalam skripsi ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Serbuk sari atau pollen adalah sel yang hidup dan mempunyai inti (nucleus) dan protoplasma yang dibungkus oleh dinding sel, terbentuk di dalam ruang sari (theca) dengan jumlah yang banyak dan kecil-kecil (Darjanto & Satifah, 1990).

2. Metode asetolisis merupakan metode yang didasarkan atas usaha untuk merusak bahan selulosa dan sitoplasma dengan menggunakan bahan kimia (Reitsma, 1969).

3. Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, di luar diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung (Rohani, 2004).