Studi Perbandingan Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia Dengan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi

(1)

STUDI PERBANDINGAN MORFOLOGI SPORA

PADA TUMBUHAN PAKU GENUS PYRROSIA DENGAN PTERIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

SKRIPSI

Oleh :

RAVI’I RAMADHAN

201010070311008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

ii

STUDI PERBANDINGAN MORFOLOGI SPORA

PADA TUMBUHAN PAKU GENUS PYRROSIA DENGAN PTERIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun Oleh :

RAVI’I RAMADHAN

201010070311008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sujud Syukur KuPersembahkan Hasil Karyaku ini

Kepada Ibunda Kamsiah Bakrie, Ayahanda Ibramsyah, S.Sos

&

Adekku Yang Selalu Aku Cintai,,Sayangi..

Ilham Maulana, Annisa Fitriani, dan Rayhan Iswardana

ᄺBerkat Semua Yang Kalian Berikan Kepadaku Selama

Inilah Yang Membuatku Selalu Menjadi Pribadi Yang Lebih


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobil Alamin

Sujud syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, ridho-Nya dan hidayahnya-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Studi Perbandingan Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia Dengan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, informasi, bimbingan, dan juga doa yang sangat berharga bagi penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan terutama kepada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd, selaku Ketua Program Studi dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Drs. Nur Widodo, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu luang, dorongan, semangat, motivasi, dan pengarahan ke arah yang lebih baik sehingga terselesaikannya skripsi ini dan Ibu Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan


(8)

viii

waktu luang, dorongan, semangat, motivasi, pengarahan, komentar, kritik, serta saran yang saya sangat yakini dapat melengkapi kekurangan saya dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga bantuan, bimbingan, saran, kritik dan lainnya itu menjadi amal dan mendapat imbalan yang selayaknya dikemudian hari. Semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Malang, 11 Agustus 2014 Penulis,


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Sampul Luar ... i

Lembar Sampul Dalam ... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Surat Pernyataan ... iv

Lembar Pengesahan ... v

Kata Pengantar ... vii

Abstraksi ... ix

Abstract ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... ixx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Penelitian ... 6

1.6 Definisi Istilah... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Genus Pyrrosia ... 9

2.1.1 Spesies Pyrrosia lingua ... 9

2.1.2 Spesies Pyrrosia piloselloides ... 11

2.1.3 Spesies Pyrrosia lanceolata ... 13

2.2 Tinjauan Tentang Genus Pteris ... 16

2.2.1 Spesies Pteris vittata ... 17

2.2.2 Spesies Pteris ensiformis... 19

2.2.3 Spesies Pteris biaurita ... 21

2.3 Tinjauan Tentang Spora Pada Tumbuhan Paku ... 23

2.4 Tinjauan Tentang Mikroteknik ... 35

2.5 Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ... 37


(10)

x

Halaman

2.6 Tinjauan Tentang Multimedia ... 40

2.7 Materi Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku di SMA & PT ... 43

2.8 Kerangka Konseptual ... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 46

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

3.3 Populasi dan Sampel ... 47

3.3.1 Populasi ... 47

3.3.2 Sampel ... 47

3.4 Variabel Penelitian... 47

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 48

3.6 Prosedur Penelitian ... 49

3.6.1 Tahap Persiapan ... 49

3.6.2 Tahap Pelaksanaan ... 51

3.6.2.1 Proses Pembuatan Preparat Asetolisis ... 51

3.6.2.2 Skema Pembuatan Preparat Asetolisis ... 54

3.6.2.3 Proses Pelaksanaan Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) ... 55

3.6.3 Tahap Pengamatan ... 56

3.6.4 Prosedur Pembuatan Adobe Flash CS6 Sebagai Media Pembelajaran Biologi ... 57

3.7 Metode Pengumpulan Data... 59

3.8 Teknik Analisa Data ... 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.1.1 Genus Pyrrosia ... 65

4.1.1.1 Spora Pada Tumbuhan Paku Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides, dan Pyrrosia lanceolata ... 65

4.1.1.2 Spora Pada Tumbuhan Paku Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides, dan Pyrrosia lanceolata ... 68

4.1.1.3 Spora Pada Tumbuhan Paku Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides, dan Pyrrosia lanceolata ... 74

4.1.1.4 Spora Pada Tumbuhan Paku Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides, dan Pyrrosia lanceolata ... 76

4.1.2 Genus Pteris ... 79


(11)

xi

4.1.2.1 Spora Pada Tumbuhan Paku Pteris vittata, Pteris

ensiformis, dan Pteris biaurita ... 79

4.1.2.2 Spora Pada Tumbuhan Paku Pteris vittata, Pteris ensiformis, dan Pteris biaurita ... 82

4.1.2.3 Spora Pada Tumbuhan Paku Pteris vittata, Pteris ensiformis, dan Pteris biaurita ... 88

4.1.2.4 Spora Pada Tumbuhan Paku Pteris vittata, Pteris ensiformis, dan Pteris biaurita ... 90

4.2 Pembahasan ... 97

4.2.1 Perbandingan Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dengan Pteris ... 97

4.2.1.1 Tipe/Jenis Spora Berdasarkan Pandangan Leasure ... 98

4.2.1.2 Bentuk Spora Berdasarkan Pandangan Kutub dan Ekuator ... 99

4.2.1.3 Ukuran Spora Berdasarkan Pengukuran Aksis (Sumbu) Terpanjang ... 100

4.2.1.4 Tipe Ornamentasi Spora Berdasarkan Ukuran, Bentuk dan Susunan Unsur Ornamentasi Spora ... 102

4.2.2 Pemanfaatan Preparat Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dengan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi ... 104

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 123

5.2 Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 126

LAMPIRAN ... 130


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Ukuran Polen dan Spora Berdasarkan Pada Pengukuran Aksis

Terpanjang ... 31 Tabel 2.2 Tipe-Tipe Ornamentasi ... 32 Tabel 3.1 Data Tipe/Jenis Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris Berdasarkan Pandangan Leasure ... 59 Tabel 3.2 Data Bentuk Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris

Berdasarkan Pandangan Kutub dan Ekuator ... 60 Tabel 3.3 Data Ukuran Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris

Berdasarkan Pengukuran Aksis (Sumbu) Terpanjang Kutub dan

Ekuator ... 60 Tabel 3.4 Data Tipe Ornamentasi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia

dan Pteris Berdasarkan Ukuran, Bentuk dan Susunan Unsur

Ornamentasi ... 61 Tabel 3.5 Data Kejelasan Preparat dan Kekontrasan Warna Morfologi Spora

Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia ... 62 Tabel 3.6 Data Kejelasan Preparat dan Kekontrasan Warna Morfologi Spora

Tumbuhan Paku Genus Pteris ... 62 Tabel 4.1 Data Tipe/Jenis Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris Berdasarkan Pandangan Leasure ... 93 Tabel 4.2 Data Bentuk Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris

Berdasarkan Pandangan Kutub dan Ekuator ... 94 Tabel 4.3 Data Ukuran Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris

Berdasarkan Pengukuran Aksis (Sumbu) Terpanjang Kutub dan

Ekuator ... 95 Tabel 4.4 Data Tipe Ornamentasi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia

dan Pteris Berdasarkan Ukuran, Bentuk dan Susunan Unsur

Ornamentasi ... 96


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1.(a) Pyrrosia lingua ... 10

Gambar 2.1.(b) Letak Sorus Pyrrosia lingua ... 11

Gambar 2.2.(a) Pyrrosia piloselloides ... 12

Gambar 2.2.(b) Letak Sorus Pyrrosia piloselloides ... 13

Gambar 2.3.(a) Pyrrosia lanceolata... 14

Gambar 2.3.(b) Letak Sorus Pyrrosia lanceolata ... 15

Gambar 2.4.(a) Pteris vittata ... 18

Gambar 2.4.(b) Letak Sorus Pteris vittata ... 18

Gambar 2.5.(a) Pteris ensiformis ... 19

Gambar 2.5.(b) Letak Sorus Pteris ensiformis ... 21

Gambar 2.6.(a) Pteris biaurita ... 22

Gambar 2.6.(b) Letak Sorus Pteris biaurita... 23

Gambar 2.7.(a) Pandangan Kutub (Polar View) ... 27

Gambar 2.7.(b) Pandangan Ekuator (Equtorial View) ... 27

Gambar 2.8.(a) Orientasi Spora ... 29

Gambar 2.8.(b) Ilustrasi Spora Monolet ... 29

Gambar 2.8.(c) Ilustrasi Spora Trilet ... 29

Gambar 2.9.(a) Ilustrasi Sumbu Kutub (Polar Axis)... 31

Gambar 2.9.(b) Ilustrasi Sumbu Ekuator (Equatorial Axis) ... 31

Gambar 2.10 Ornamentasi pada Lapisan Eksin ... 33

Gambar 2.11.(a) Spora Spesies Pteris Heteromorpha Menggunakan Mikroskop Elektron ... 34

Gambar 2.11.(b) Spora Spesies Pyrrosia angustata Menggunakan Mikroskop Elektron ... 34

Gambar 2.12 Bagan Kerangka Konseptual ... 45

Gambar 3.1 Skema Pembuatan Preparat Asetolisis ... 54

Gambar 4.1 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lingua... 65

Gambar 4.2 Hasil Preparat Spora Pyrrosia piloselloides ... 66


(14)

xiv

Gambar 4.3 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 67

Gambar 4.4 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lingua... 68

Gambar 4.5 Hasil Preparat Spora Pyrrosia piloselloides ... 69

Gambar 4.6 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 70

Gambar 4.7 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lingua... 71

Gambar 4.8 Hasil Preparat Spora Pyrrosia piloselloides ... 72

Gambar 4.9 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 73

Gambar 4.10 Hasil Preparat Spora Pyrrosia Lingua (1) dan Pyrrosia Piloselloides (2) ... 74

Gambar 4.11 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 75

Gambar 4.12 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lingua... 76

Gambar 4.13 Hasil Preparat Spora Pyrrosia piloselloides ... 77

Gambar 4.14 Hasil Preparat Spora Pyrrosia lanceolata ... 78

Gambar 4.15 Hasil Preparat Spora Pteris vittata ... 79

Gambar 4.16 Hasil Preparat Spora Pteris ensiformis ... 80

Gambar 4.17 Hasil Preparat Spora Pteris biaurita ... 81

Gambar 4.18 Hasil Preparat Spora Pteris vittata ... 82

Gambar 4.19 Hasil Preparat Spora Pteris ensiformis ... 83

Gambar 4.20 Hasil Preparat Spora Pteris biaurita ... 84

Gambar 4.21 Hasil Preparat Spora Pteris vittata ... 85

Gambar 4.22 Hasil Preparat Spora Pteris ensiformis ... 86

Gambar 4.23 Hasil Preparat Spora Pteris biaurita ... 87

Gambar 4.24 Hasil Preparat Spora Pteris Vittata (1) dan Pteris Ensiformis (2) .. 88

Gambar 4.25 Hasil Preparat Spora Pteris Ensiformis (2) dan Pteris Biaurita (3) ... 89

Gambar 4.26 Hasil Preparat Spora Pteris vittata ... 90

Gambar 4.27 Hasil Preparat Spora Pteris ensiformis ... 91

Gambar 4.28 Hasil Preparat Spora Pteris biaurita ... 92

Gambar 4.29 Grafik Kualitas Kejelasan dan Kekontrasan Warna Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia Oleh 5 Responden ... 106


(15)

xv

Gambar 4.30 Grafik Kualitas Kejelasan dan Kekontrasan Warna Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pteris Oleh 5 Responden ... 106 Gambar 4.31 Grafik Distribusi Kejelasan dan Kekontrasan Warna Morfologi

Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia Oleh 5 Responden 108 Gambar 4.32 Grafik Distribusi Kejelasan dan Kekontrasan Warna Morfologi

Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pteris Oleh 5 Responden ... 109


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Foto-foto Prosedur Kerja Pembuatan Preparat Asetolisis ... 130 Lampiran 2 Seperangkat Peralatan SEM (Scanning Electron Microscope) ... 132 Lampiran 3 Tabel Data Tipe/Jenis Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia

dan Pteris Berdasarkan Pandangan Leasure ... 133 Lampiran 4 Tabel Data Bentuk Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan

Pteris Berdasarkan Pandangan Kutub dan Ekuator ... 134 Lampiran 5 Tabel Data Ukuran Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan

Pteris Berdasarkan Pengukuran Aksis (Sumbu) Terpanjang Kutub dan Ekuator ... 135 Lampiran 6 Tabel Data Tipe Ornamentasi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus

Pyrrosia Dan Pteris Berdasarkan Ukuran, Bentuk dan Susunan Unsur Ornamentasi ... 136 Lampiran 7 Tabel Data Hasil Pengolahan Angket Tentang Kualitas Kejelasan dan

Kekontrasan Warna Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi ... 137 Lampiran 8 Tabel Data Hasil Persentase Distribusi Kejelasan dan Kekontrasan

Warna Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia dan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi ... 138 Lampiran 9 Rencana Program Pembelajaran ... 139 Lampiran 10 Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Adobe Flash CS6 ... 149


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N & Haryanto, D. 2010. Pembelajaran Multimedia Di Sekolah (Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif). Jakarta: Prestasi Pustaka.

Eviani, N. I. D. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran Kubus Dan Balok Menggunakan Adobe Flash CS 5 (Studi Di SMP NEGERI 12 MALANG). Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Heriyanto. 2012. Inventarisasi Pteridophyta Di Wilayah PPLH Seloliman Trawas Mojokerto Untuk Penyusunan Modul Sebagai Media Pembelajaran Di SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Himmah, F. 2013. Analisis Perbandingan Struktur Anatomi Buah dan Biji Genus Capsicum Pada Preparat Irisan Melintang (Cross Section) Sebagai Media Pembelajaran Biologi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Indriwati, S. E. 1999. Media Pembelajaran Biologi. Malang: Universitas negeri Malang.

Kamau, P. W. 2012. Systematic Revision Of Pteris L. In Tropical Africa And Ecology Of Ferns And Lycophytes In Lowland Tropical Rainforests. Dissertation, Koblenz-Landau University, Germany.

Kotrnon, et al. 2007. Spore Characteristic Of Thai Pyrrosia Mirbel (Polypodiaceae). KKU Res J, No. 12 Vol. 3 Jul-Sep 2008 Hal. 229-236. Kurniawati, F. 2013. Analisis Perbandingan Bentuk Jaringan Pembuluh Trakea

Pada Preparat Maserasi Berbagai Genus Piper Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Lembaga Biologi Nasional-LIPI, 1980. Jenis Paku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

MADCOMS, 2013. Mahir Dalam 7 Hari Adobe Flash CS6. Yogyakarta: ANDI. 126


(18)

xviii

Makgomol, K. 2006. Morphology Of Fern Spores From Phu Phan National Park. Kasetsart J. (Nat. Sci.), No. 40 Vol. 5 Hal. 116-122.

Moebadi, dkk. 2011. Mikrotehnik. Malang: Universitas Negeri Malang.

Moertolo, A. 2001. Petunjuk Praktikum Pteridophyta. Malang: Universitas negeri Malang.

Prasetyo, Budi. 2014. Bentuk Spora Tumbuhan Paku Dalam Mendukung Konsep Takson. Universitas Terbuka.

Prihanta, W. 2004. Identifikasi Pteridophyta sebagai Database Kekayaan Hayati di Lereng Gunung Arjuno. Laporan Penelitian Bidang Ilmu Biologi Konservasi. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Purnama, A. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis Adobe Flash CS4 Untuk Siswa SMA/MA Kelas X Pada Sub Materi Pokok Bryophyta dan Pteridophyta. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Rahmayuna, C. S. 2009. Geologi Daerah Tangkisan dan Sekitarnya, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah dan Analisis Paleoekologi Satuan Batupasir Formasi Kalikubik Berdasarkan Studi Palinologi, Foraminifera, dan Moluska. Skripsi, Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung.

Riani, S. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Bioteknologi Modern Siswa Kelas XII SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Rohman, I. F. 2014. Struktur Komunitas Serangga Tanah pada Ekosistem Pertanian Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu Desa Sumberejo Kota Batu Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Sari, Novita. 2012. Studi Morfologi Vegetatif dan Spora Tumbuhan Paku Di Wilayah Universitas Negeri Malang. Skripsi, Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.


(19)

xix

Setjo, S & Priosudjono, W. 2001. Metode Asetolisis dan Whole-Mount. Malang: Universitas Negeri Malang.

Stuart, Tom. 2008. Pyrrosia. Fiddlehead Forum Bulletin of The American Fern Society, No. 2 & 3 Vol. 35 April-July 2008 Hal. 9-13.

Suhono, Budi. 2012. Ensiklopedia Biologi Dunia Tumbuhan Paku. Jakarta: Lentera Abadi.

Sukmadinata, N. S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: REMAJA ROSDAKARYA.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Widodo, Nur. 1990. Study Diversitas Plankton Pada Perairan Sungai Semangu

Yang Terkena Limbah Dari Proses Pembuatan Bahan Baku Pabrik Kertas PN. Blabak Sebagai Sumber Belajar Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Kehidupan Organisme bagi Siswa SMA. Skripsi. IKIP Yogyakarta, Yogyakarta.

Hayati, R. S. 2011. Pembuatan Preparat Serbuk Sari Belamcanda chinesis, (Online), (http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2011/01/pembuatan-preparat-serbuk-sari.html) diakses pada Juni 2014.

Permadi, J. 2010. Membuat Gliserin Jelly, (Online), (http://jefripermadi.wordpress.com/2010/01/23/membuat-gliserin-jelly/) diakses pada Juni 2014.

Riandi. 2014. Media Pembelajaran Biologi, Bahan Kuliah, (Online), (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1963050119 88031-RIANDI/Bahan_Kuliah/Media_pembelajaran_biologi.pdf) diakses pada Maret 2014.

Susandarini, Ratna. 2014. Bahan Ajar Paleobotani, (Online), (http://elisa1.ugm.ac.id/files/susandarini/1ySjRED5/Pengantar%20Paleobot ani.pdf) diakses pada Maret 2014.

Ariasdi. 2013. Tahapan Pengembangan Multimedia Pembelajaran, (Online),

(http://edukasi.kompasiana.com/2013/03/28/tahapan-pengembangan-multimedia-pembelajaran-540938.html) diakses pada Juli 2014.

Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-lit.htm#Erdtman,1943) diakses pada Juni 2014.


(20)

xx

Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p2.htm#Equatorialview) diakses pada Juni 2014.

Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p3.htm#Monolete) diakses pada Juni 2014.

Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p5.htm#Trilete) diakses pada Juni 2014.

Erdtman, G., 1943. An Introduction to Pollen Analysis. Waltham Mass., 239 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p2.htm#Equatorialdiameter) diakses pada Juni 2014.

Stuart, Lindsay. 2014. Pyrrosia lingua (Thunb.) Farw. var. Lingua, (Online),

(http://rbg-web2.rbge.org.uk/thaiferns/factsheets/index.php?q=Pyrrosia_lingua_lingua. xml) diakses pada Juni 2014.

Tschudy, R.H., 1961. Palynomorphs as indicators of facies environments in Upper Cretaceous and Lower Tertiary strata, Colorado and Wyoming. Wyoming Geol. Assoc. Guidebook 16. Ann. Field Conference 53-59, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p4.htm#Palynomorph) diakses pada Juni 2014.

Wodehouse, R.P., 1935. Pollen grains. Their structure, identification and significance in science and medicine. McGraw-Hill, New York, 574 pp, (Online), (http://www.pollen.mtu.edu/glos-gtx/glos-p4.htm) diakses pada Juni 2014.


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang anggotanya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang, dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji (Tjitrosoepomo, 2005). Pada tumbuhan berbiji, daur hidupnya dapat diikuti dari biji, kecambah, pohon, sampai pada pembentukkan biji kembali. Daur hidup tumbuhan paku juga serupa, tetapi bukan biji yang dihasilkan melainkan spora (Nasional-LIPI, 1980).

Jenis tumbuhan paku berdasarkan cara hidupnya, diantaranya terdapat jenis paku yang hidup terestrial (paku tanah), paku epifit, dan paku air. Usaha pengenalan dan pengidentifikasian tumbuhan paku umumnya dilakukan dengan mengamati ciri morfologi, seperti akar, batang, daun, dan sorus. Ciri utama dalam pengenalan Pteridophyta adalah spora (Prihanta, 2004). Ciri-ciri lain sebagai pembeda taksonomi adalah sporangium, sorus, indusia, dan venasinya. Oleh karena itu pengenalan terhadap tumbuhan paku perlu dilakukan berdasarkan sudut pandang morfologi spora pada tumbuhan paku.

Contoh genus tumbuhan paku epifit adalah Pyrrosia. Marga ini umumnya hidup secara epifit. Ciri khas morfologi terletak pada bagian daun, yaitu daun steril dan fertil. Contoh genus tumbuhan paku tanah (terestrial) adalah Pteris. Pteris adalah tumbuhan paku terestrial atau epifit dengan ukuran yang bervariasi


(22)

2

diantara spesiesnya. Perbedaan ciri morfologi yang dimiliki oleh kedua genus tersebut juga terletak pada bagian sorus. Pada genus Pyrrosia umumnya bentuk sorus bulat dengan posisi dalam 1 baris atau lebih serta letak sorus tersebut kadang-kadang memanjang atau beberapa sori berfusi menjadi rantai panjang yang disebut coenosori (Stuart, 2008). Pada genus Pteris letak sori terdapat pada tepi daun dan memanjang sepanjang tepi, serta tertutup oleh indusium palsu yang terbentuk oleh lipatan dari pinggir lamina (bagian daun yang melebar) (Kamau, 2012).

Warna sorus pada masing-masing genus tersebut terdapat perbedaan, yakni pada genus Pyrrosia berwarna kuning sedangkan pada Pteris berwarna pucat hingga kehitaman. Berdasarkan perbedaan ciri khas yang terdapat pada sorus genus Pyrrosia dengan Pteris ini mengindikasikan adanya perbedaan dalam hal morfologi spora keduanya. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap perbandingan morfologi spora dari genus Pyrrosia dengan Pteris sehingga pada akhirnya dapat menambah kelengkapan data ciri morfologi dari tumbuhan paku selain dengan menggunakan data morfologi berdasarkan akar, batang, daun, dan sorus.

Serbuk sari dan spora dicandra berdasarkan sifat-sifat morfologi yang meliputi: unit, bentuk (pandangan polar dan ekuatorial), ukuran, apertura (tipe, jumlah, dan posisi) dan ornamentasi. Sifat-sifat tersebut di atas adalah yang minimal diperlukan untuk pencandraan, dan yang memungkinkan untuk diamati menggunakan mikroskop cahaya (Susandarini, 2014).


(23)

3

Morfologi spora pada tumbuhan paku tersebut dapat diketahui dengan cara pengamatan pada preparat menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Menurut Heriyanto (2012), upaya yang dapat dilakukan untuk lebih mengenal Pteridophyta adalah melalui bidang pendidikan. Menurut Sari (2012), secara sederhana juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri morfologi spora pada tumbuhan paku serta untuk menyusun kunci identifikasi tumbuhan paku. Menurut Prasetyo (2014), karakter morfologi polen dan spora yang terdiri atas aperture, tingkat exine, ornamentation exine, ukuran dan bentuk mempunyai nilai penting bagi taksonomi dan evolusi tumbuhan. Media pembelajaran biologi lainnya yang dimaksud adalah media pembelajaran yang berbasis multimedia dengan menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Flash CS6 dalam bentuk Compact Disk (CD). Menurut Riandi (2014), penggunaan media berupa gambar, foto, model, video atau animasi itu tergantung pada apa yang akan diajarkan kepada para siswa, apakah tentang struktur atau proses. Apabila tentang struktur akan lebih baik menggunakan objek asli, kecuali untuk struktur yang berupa molekuler seperti membran sel misalnya. Akan tetapi, kalau tentang suatu proses mungkin media video atau animasi akan lebih baik digunakan sebagai media.

Preparat merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat efektif dalam proses pembelajaran biologi pada materi struktur tumbuhan paku. Hal ini mengacu pada kompetensi dasar (KD) 3.7 kelas X SMA. Kompetensi dasar (KD) yang digunakan yakni menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis


(24)

4

tumbuhan. Pada proses pembelajarannya tidak hanya mengandalkan buku teks tetapi tidak lepas dari lingkungan dan perlu membutuhkan suatu media pembelajaran berupa preparat spora tumbuhan paku. Preparat spora tumbuhan paku tersebut sangat diperlukan dalam percobaan/praktikum tentang struktur tumbuhan paku, sehingga dapat membantu siswa dan mahasiswa dalam pengamatan morfologi spora pada tumbuhan paku.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian tentang “Studi Perbandingan Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus

Pyrrosia Dengan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi“.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perbandingan karakter morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris?

2. Bagaimanakah pemanfaatan hasil pengamatan morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris sebagai media pembelajaran biologi?


(25)

5

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan pada rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perbandingan karakter morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris.

2. Mengetahui pemanfaatan preparat morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris sebagai media pembelajaran biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Secara praktis

a. Mengetahui perbandingan (meliputi persamaan dan perbedaan) ciri morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris. b. Pada aspek pendidikan, guru dapat memanfaatkan preparat yang telah dibuat

untuk pengamatan morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi.

2. Secara teoritis

a. Menambah wawasan keilmuwan bagi penulis pada pengetahuan tentang berbagai macam ciri morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris. Sekaligus memperluas serta mengimplementasikan ilmu pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi dan Mikroteknik.


(26)

6

b. Menambah kelengkapan data morfologi berupa ciri morfologi spora dari tumbuhan paku genus Pyrrosia dan Pteris.

c. Sebagai tambahan media pembelajaran biologi yang berbasis multimedia dengan menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Flash CS6 tentang morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris yang dapat digunakan disekolah pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas) kelas X (sepuluh) dan perguruan tinggi semester IV (empat).

1.5 Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari fokus permasalahan, maka perlu dirumuskan batasan penelitian sebagai berikut:

a) Pada penelitian ini tumbuhan paku dengan genus Pyrrosia yang digunakan adalah Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides dan Pyrrosia lanceolata. b) Pada penelitian ini tumbuhan paku dengan genus Pteris yang digunakan

adalah Pteris vittata, Pteris ensiformis dan Pteris biaurita.

c) Organ tumbuhan paku yang diamati adalah spora. Morfologi spora yang diamati meliputi beberapa karakter, seperti tipe/jenis, bentuk, ukuran dan tipe ornamentasi spora.

d) Materi biologi yang digunakan sebagai penerapan dari penelitian ini, yakni materi botani tumbuhan tinggi terutama spora pada tumbuhan paku dan materi mikroteknik terutama pada metode asetolisis.


(27)

7

e) Metode yang digunakan adalah menggunakan metode asetolisis dan SEM (Scanning Electron Microscope).

f) Media pembelajaran biologi yang digunakan sebagai produk penelitian ini adalah media pembelajaran biologi yang berbasis multimedia dengan menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Flash CS6.

1.6 Definisi Istilah

Definisi istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Studi morfologi adalah pendeskripsian dan identifikasi terhadap spesimen (Sari, 2012). Studi perbandingan morfologi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai studi perbandingan struktur dan bentuk luar dari spora tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris.

b) Spora merupakan bentukan hasil pembelahan meiosis dari sel induk spora yang merupakan tahapan dalam perkembangbiakan generatif tumbuhan paku, terletak di dalam sporangium (Sari, 2012).

c) Ornamentasi adalah pahatan yang terdapat pada bagian dinding spora bagian terluar atau yang biasa disebut eksin (Sari, 2012).

d) Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien serta mendapat hasil yang optimal (Himmah, 2013).


(28)

8

e) Adobe Flash CS6 merupakan program animasi berbasis vektor yang telah banyak digunakan oleh para animator untuk membuat berbagai animasi. Sekarang ini program Adobe Flash CS6 telah mampu mengolah teks maupun objek dengan efek tiga dimensi sehingga tampak lebih menarik (MADCOMS, 2013). Selain itu menurut Purnama (2013) keberadaan software ini mampu membantu dan memudahkan pemakai dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti pekerjaan animasi, presentasi dan membuat CD interaktif.


(1)

Morfologi spora pada tumbuhan paku tersebut dapat diketahui dengan cara pengamatan pada preparat menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Menurut Heriyanto (2012), upaya yang dapat dilakukan untuk lebih mengenal Pteridophyta adalah melalui bidang pendidikan. Menurut Sari (2012), secara sederhana juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri morfologi spora pada tumbuhan paku serta untuk menyusun kunci identifikasi tumbuhan paku. Menurut Prasetyo (2014), karakter morfologi polen dan spora yang terdiri atas aperture, tingkat exine, ornamentation exine, ukuran dan bentuk mempunyai nilai penting bagi taksonomi dan evolusi tumbuhan. Media pembelajaran biologi lainnya yang dimaksud adalah media pembelajaran yang berbasis multimedia dengan menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Flash CS6 dalam bentuk Compact Disk (CD). Menurut Riandi (2014), penggunaan media berupa gambar, foto, model, video atau animasi itu tergantung pada apa yang akan diajarkan kepada para siswa, apakah tentang struktur atau proses. Apabila tentang struktur akan lebih baik menggunakan objek asli, kecuali untuk struktur yang berupa molekuler seperti membran sel misalnya. Akan tetapi, kalau tentang suatu proses mungkin media video atau animasi akan lebih baik digunakan sebagai media.

Preparat merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat efektif dalam proses pembelajaran biologi pada materi struktur tumbuhan paku. Hal ini mengacu pada kompetensi dasar (KD) 3.7 kelas X SMA. Kompetensi dasar (KD) yang digunakan yakni menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis


(2)

tumbuhan. Pada proses pembelajarannya tidak hanya mengandalkan buku teks tetapi tidak lepas dari lingkungan dan perlu membutuhkan suatu media pembelajaran berupa preparat spora tumbuhan paku. Preparat spora tumbuhan paku tersebut sangat diperlukan dalam percobaan/praktikum tentang struktur tumbuhan paku, sehingga dapat membantu siswa dan mahasiswa dalam pengamatan morfologi spora pada tumbuhan paku.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian tentang “Studi Perbandingan Morfologi Spora Pada Tumbuhan Paku Genus Pyrrosia Dengan Pteris Sebagai Media Pembelajaran Biologi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perbandingan karakter morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris?

2. Bagaimanakah pemanfaatan hasil pengamatan morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris sebagai media pembelajaran biologi?


(3)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan pada rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perbandingan karakter morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris.

2. Mengetahui pemanfaatan preparat morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris sebagai media pembelajaran biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Secara praktis

a. Mengetahui perbandingan (meliputi persamaan dan perbedaan) ciri morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris. b. Pada aspek pendidikan, guru dapat memanfaatkan preparat yang telah dibuat

untuk pengamatan morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi.

2. Secara teoritis

a. Menambah wawasan keilmuwan bagi penulis pada pengetahuan tentang berbagai macam ciri morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris. Sekaligus memperluas serta mengimplementasikan ilmu pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi dan Mikroteknik.


(4)

b. Menambah kelengkapan data morfologi berupa ciri morfologi spora dari tumbuhan paku genus Pyrrosia dan Pteris.

c. Sebagai tambahan media pembelajaran biologi yang berbasis multimedia dengan menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Flash CS6 tentang morfologi spora pada tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris yang dapat digunakan disekolah pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas) kelas X (sepuluh) dan perguruan tinggi semester IV (empat).

1.5 Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari fokus permasalahan, maka perlu dirumuskan batasan penelitian sebagai berikut:

a) Pada penelitian ini tumbuhan paku dengan genus Pyrrosia yang digunakan adalah Pyrrosia lingua, Pyrrosia piloselloides dan Pyrrosia lanceolata. b) Pada penelitian ini tumbuhan paku dengan genus Pteris yang digunakan

adalah Pteris vittata, Pteris ensiformis dan Pteris biaurita.

c) Organ tumbuhan paku yang diamati adalah spora. Morfologi spora yang diamati meliputi beberapa karakter, seperti tipe/jenis, bentuk, ukuran dan tipe ornamentasi spora.

d) Materi biologi yang digunakan sebagai penerapan dari penelitian ini, yakni materi botani tumbuhan tinggi terutama spora pada tumbuhan paku dan materi mikroteknik terutama pada metode asetolisis.


(5)

e) Metode yang digunakan adalah menggunakan metode asetolisis dan SEM (Scanning Electron Microscope).

f) Media pembelajaran biologi yang digunakan sebagai produk penelitian ini adalah media pembelajaran biologi yang berbasis multimedia dengan menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Flash CS6.

1.6 Definisi Istilah

Definisi istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Studi morfologi adalah pendeskripsian dan identifikasi terhadap spesimen (Sari, 2012). Studi perbandingan morfologi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai studi perbandingan struktur dan bentuk luar dari spora tumbuhan paku genus Pyrrosia dengan Pteris.

b) Spora merupakan bentukan hasil pembelahan meiosis dari sel induk spora yang merupakan tahapan dalam perkembangbiakan generatif tumbuhan paku, terletak di dalam sporangium (Sari, 2012).

c) Ornamentasi adalah pahatan yang terdapat pada bagian dinding spora bagian terluar atau yang biasa disebut eksin (Sari, 2012).

d) Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien serta mendapat hasil yang optimal (Himmah, 2013).


(6)

e) Adobe Flash CS6 merupakan program animasi berbasis vektor yang telah banyak digunakan oleh para animator untuk membuat berbagai animasi. Sekarang ini program Adobe Flash CS6 telah mampu mengolah teks maupun objek dengan efek tiga dimensi sehingga tampak lebih menarik (MADCOMS, 2013). Selain itu menurut Purnama (2013) keberadaan software ini mampu membantu dan memudahkan pemakai dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti pekerjaan animasi, presentasi dan membuat CD interaktif.