II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peta, Kartogram dan Data Spasial.
Menurut Barus Wiradisastra 2000, peta merupakan representasi grafik dari data geografis yang terdistribusi menurut keruangan,
dinamakan juga fitur peta map features. Fitur peta ini disajikan dengan sekumpulan elemen grafik seperti titik, garis dan area yang dihubungkan
dengan koordinat geografis tertentu. Setiap bentuk data geografis mempunyai informasi yang terdiri dari empat komponen, yaitu : posisi
geografis referensi spasial, informasi atribut, hubungan spasial dan waktu. Skala pada peta menunjukkan perbandingan antara gambar peta
dengan dunia nyata. Skala biasanya dinyatakan dengan rasio. Peta dengan skala 1:1.000.000 berarti 1 satu unit horizontal dalam peta sama dengan
1.000.000 unit horizontal dalam dunia nyata. Peta dengan skala yang kecil menunjukkan bahwa cakupan dari peta tersebut luas, sebaliknya, bila
skalanya besar, maka peta tersebut cakupannya kecil. Peta dapat memberikan berbagai macam informasi. Tiap-tiap
informasi ini mempunyai arti yang berbeda-beda, tergantung pada penggunanya. Beberapa informasi yang dapat ditampilkan oleh sebuah peta
antara lain : 1. Lokasi, ini merupakan elemen yang terpenting untuk mengetahui lokasi
kejadian suatu tindak kriminal secara tepat. 2. Jarak, variabel ini menjadi berarti jika ditransformasikan menjadi suatu
hubungan, seperti seberapa jauh korban tindak kriminal tinggal dari lokasi kejadian.
3. Arah, umumnya dikaitkan dengan jarak. Variabel ini biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian dalam cakupan yang umum seperti
kejadian pencurian cenderung bergerak ke arah barat.
4. Pola, mencari pola dari suatu kejadian kriminal. Jenis-jenis pola adalah acak, seragam, bergerombol, dan menyebar. Penyebaran yang tinggi bisa
digolongkan sebagai seragam atau acak,
Kartografi Dorling, 1994 merupakan studi pembuatan peta, yang secara historis adalah upaya menggambarkan wajah geografis muka bumi.
Saat ini, peta sudah tak hanya digunakan untuk keperluan navigasi atau tujuan-tujuan penelaahan geoposisi semata. Peta telah digunakan untuk
berbagai keperluan yang salah satunya adalah untuk merepresentasikan data secara visual bahkan dapat pula berguna untuk upaya mencari informasi dan
pola spasial. Kartogram adalah peta yang dibuat melalui teknik yang disebut
kartografi. Dalam kartogram, ukuran area daratan digabungkan dengan beberapa teknik pewarnaan telah dimodifikasi sedemikian rupa dengan
algoritma persamaan difusi untuk merepresentasikan data tertentu. Kartogram bertugas merepresentasikan data dalam bentuk spasial.
Kartogram mesti memberikan bentuk asli namun kekuatannya adalah di data yang ditampilkan. Jadi, yang terpenting tentunya adalah ukuran relatif
dari area yang ditunjukkan. Penggunaan kartogram telah sangat luas penggunaannya untuk
berbagai tujuan mulai dari keperluan visualisasi penjualan produk yang berskala besar, analisis politik, analisis cuaca dan iklim, hingga keperluan-
keperluan intelijen, militer, pertahanan dan keamanan. Kartogram kota Bogor diilustrasikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Kartogram wilayah administrasi kota Bogor.
Salah satu kategori peta adalah peta tematik, yang menggambarkan peta berdasarkan tema. Cakupan peta tematik sangat luas. Kita bisa
menampilkan apa saja ke dalam peta sesuai dengan keinginan. Peta tematik dikategorikan menjadi kuantitatif dan kualitatif. Peta kuantitatif
menunjukkan informasi numerik seperti jumlah kejadian kriminal dan laju kriminal dari suatu wilayah. Di lain pihak peta kualitatif menunjukkan data
non-numerik, seperti data penggunaan lahan atau jenis kriminal apa saja yang terjadi pada suatu wilayah.
Data spasial adalah data yang mencerminkan segala keadaan, kondisi dan potensi sumber daya fisik maupun non fisik, sumber daya alam maupun
buatan serta segenap kejadian aktifitas dan kegiatan yang ada atau yang berlangsung dalam wilayah geografis Asmoro, 2003.
2.2. Teknologi Informasi