Pengauditan Lingkungan Landasan Teori .1

perusahaan tersebut. Dengan demikian, laporan tersebut merupakan alat pembelajaran organisasi, yang dapat menyebabkan perubahan dinamis terhadap individu maupun perusahaan tersebut, yang pada akhirnya mendorong peningkatan kinerja organisasi. Lebih lanjut Adam Zutshi 2004 menyampaikan manfaat bagi perusahaan untuk melaksanakan dan melaporkan kegiatan CSR mereka yaitu: a. Rekrutmen dan retensi karyawan yang lebih baik, b. Pengambilan keputusan internal yang lebih baik dan penghematan biaya, c. Reputasi dan hubungan dengan stakeholders yang lebih baik, dan d. Imbal hasil keuangan yang lebih tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaporan CSR yang transparan dan akuntabel akan mendorong pelaksanaan kegiatan CSR, yang pada akhirnya akan meningkatkan tidak saja nilai perusahaan, tetapi juga kesejahteraan masyarakat.

2.1.7 Pengauditan Lingkungan

Audit lingkungan adalah alat pemeriksaan komprehensif dalam sistem manajemen lingkungan untuk memverifikasi secara objektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan performasi lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan merupakan upaya proaktif suatu perusahaan untuk perlindungan lingkungan yang akan membantu perusahan meningkatkan efisiensi dan pengendalian emisi, polutan yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra positif dari masyarakat terhadap perusahaan. blog.mercubuana.co.id 2010. Menurut The International Chamber of Commerce, Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya. Audit lingkungan hidup adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha danatau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku danatau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan oleh penanggung jawab usaha danatau kegiatan yang bersangkutan. Pasal 1 23, 28, 29 UU No 231997 . Adapun definisi dari audit lingkungan adalah Menurut KLH: “Audit Iingkungan hidup diperlukan sebagai suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan atau kegiatan untuk menetapkan tingkat ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan Iingkungan hidup yang terkait dengan kegiatan tersebut”. Menurut SML ISOSNI 14010: “Suatu proses verifikasi tersistemasi dan terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif untuk menentukan apakah SML dari organisasi sesuai dengan kriteria audit SML yang dibuat organisasi, dan untuk mengkomunikasikan hasil proses ini kepada manajemen”. Tujuan dari audit lingkungan adalah: 1. Untuk menentukan apakah SML sesuai dengan pengaturan pengelolaan lingkungan yang sudah direncanakan dan apakah sml sudah diterapkan secara benar dan dipelihara 2. Perolehan jaminan pentaatan 3. Pertanggungjawaban keuangan 4. Perlindungan terhadap pertanggungjawaban pegawai Variabel ini diukur berdasarkan jawaban atas ketersediaan laporan audit kinerja lingkungan hidup perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Susilo 2008 melakukan penelitian yang berjudul Green Accounting Di Daerah Istimewa Yogyakarta: Studi Kasus Antara Kabupaten Sleman Dan Kabupaten Bantul. Penelitian ini berfokus pada empat aspek lingkungan yaitu kesadaran lingkungan environmental awareness, keterlibatan lingkungan environmental involvement, akuntansi lingkungan environmental accounting, dan pengauditan lingkungan environmental audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kota tersebut memiliki kesadaran mengenai isu-isu lingkungan dan memiliki komitmen tinggi terhadap lingkungan. Komitmen yang tinggi tersebut ditunjukkan dari kesediaan pemerintahnya untuk melakukan pelaporan dan audit lingkungan. Akan tetapi, pelaporan lingkungan yang dimaksud kedua kota tersebut masih berupa pelaporan yang bersifat kualitatif yang sangat berbeda dengan akuntasi lingkungan. Kota Sleman dan Bantul belum melakukan pelaporan yang bersifat kuantitatif. Hasil pengujian dengan menggunakan uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara Kota Sleman and Bantul dalam hal keadaan yang mendorong terjadinya keterlibatan, pelaporan, dan pengauditan lingkungan.