Hak Atas Pendidikan Menurut UUD 1945 dan Undang-undang

pendidikan tersebut dapat terealisasikan dengan baik sehingga pendidikan dapat dirasakan oleh setiap warga negara.Tanggung jawab pemerintah telah diatur dalam pasal 10 dan pasa 11 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yakni: 1 Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 11 1 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. 2 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Berdasarkan uraian ketentuan diatas negara telah menjamin perlindungan terhadap pelaksanaan pemenuhan hak Pendidikan bagi warga negaranya hingga biaya pendidikanpun telah dijamin melalui APBN. Namun realitanya dalam pelaksanaan masih banyak masalah-masalah yang dihadapi sehingga warga negara tidak merasakan dan mendapatkan hak pendidikan sesuai dengan apa yang telah dijamin dalam konstitusi. Negara masih membeda-bedakan terhadap pelaksanaan pemenuhan pendidikan contoh dalam kasus desa Moro-moro Kabupaten Mesuji Lampung dimana anak-anak Moro-moro terancam tidak dapat bisa melaksanakan belajar-mengajar karena mereka bertempat tinggal di daerah pendudukkan register 45, sedangkan berdasarkan undang-undang bahwa hak pendidikan merupakan hak warga negara tanpa diskriminasi.

2.5. Pengertian Daerah Pendudukkan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pendudukkan adalah proses, cara, perbuatan menduduki merebut dan menguasai suatu daerah atau daerah yg diduduki direbut dan dikuasai tentara asing atau masyarakat dan sebagainya, atau dapat disebut juga dengan permabah 57 . Seperti contoh Kawasan hutan Regiter 45 Mesuji yang saat ini telah menjadi daerah pendudukkan daerah Moro- moro yang telah dikuasai oleh masyarakat luar yang telah menetap. Masa pendudukkan Daerah Moro-moro Kabupaten Mesuji Lampung ini berawal dari akhir dekade 1990-an, atau menjelang reformasi, krisis ekonomi yang melanda indonesia pada sat itu. Akibat krisis, banyak perusahaaan dibidang kehutanan yang telah memimiliki konsesi hak dan menelantarkan tanah mereka. 57 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-empat, Departemen Pendidikan Nasional. 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam hal ini yakni penelitian dengan metode empiris yakni dengan metode dengan langsung dari masyarakat atau data lapangan yang ada. 3.2 Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang dilakukan dalam penelitian skripsi ini adalah: Pendekatan Empiris, yaitu pendekatan yang dilakukan langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan, 58 yang dilakukan baik melalui wawancara sehubungan dengan pemenuhan pendidikan didaerah konflik. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian di pendudukkan Moro-moro Kabupaten Mesuji Lampung.

3.3 Lokasi Penelitian

Berdasarkan Judul proposal penulis yaitu “Hak Konstitusional Pemenuhan Pendidikan di Daerah Pendudukkan Studi Kasus daerah Moro-moro Kabupaten Masuji maka penulis akan melakukan penelitian di daerah Moro-moro KecamatanWay Serdang, Kabupaten Mesuji. 58 Peter Mahfud, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group Pertama Cetakan ke-4: Jakarta,2008 hal.93.

3.4 Sumber dan Jenis Data

Data primer merupakan bahan hukum yang bersifat bautoritatif artinya mempunyai sifat memaksa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara interview dengan para aparat atau pihak yang berwenang beserta masyarakat yang terkait. 2. Data Sekunder Yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer 59 . Data yang diperoleh dari studi kepustakaan terhadap berbagai macam bahan bacaan yang berkaitan dengan objek kajian dalam skripsi antara lain berupa buku, jurnal, artikel, dan karya-karya tulis dalam bentuk media cetak dan media internet. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang terdiri dari: a. Bahan Hukum Primer adalah data yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, yaitu: b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, antara lain buku-buku literatur ilmu hukum, karya ilmiah dari kalangan hukum, jurnal hukum, serta bahan lainnya yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan hukum sekunder, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia. 59 Muh.Abdul Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2004,hal.101.