Media Informasi Multimedia Interaktif Observatorium Bosscha Untuk Sekolah Menengah Pertama

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangunan tua yang berada di kota Bandung merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan oleh masyarakat maupun pemerintah yang terkait sebagai salah satu bentuk penghargaan saksi sejarah awal mula perjuangan.

Seiring perkembangannya, bangunan tua di Bandung perlahan berkurang dimulai dengan peralihan fungsi hingga perubuhan dikarenakan suatu lain hal, berdasarkan identifikasi Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung atau Bandung Heritage ada 1000 bangunan cagar budaya ataupun bangunan bernilai sejarah sekarang sudah berkurang hingga 637 dan namun dalam perjalannya hanya terdaftar menjadi 200 bangunan.

Beberapa bangunan sampai sekarang beroperasi sebagaimana mestinya tidak melenceng dari tujuan awal didirikannya, seperti bangunan pengamatan bintang yang berada di Lembang Observatorium Bosscha. Sampai sekarang masih dipertahankan dan setiap tahunnya banyak dikunjungi oleh mahasiswa juga pelajar sebagai sarana rekreasi dan wisata pembelajaran khusus untuk mahasiswa sebagai tempat penelitian.

Tersebarnya bangunan cagar budaya di kota Bandung membuat sebagian masyarakat masih mempertanyakan, sedangkan klasifikasi penilaian pemerintah kota Bandung bahwa suatu bangunan bisa dinyatakan dalam cagar budaya belum jelas terpapar, pada akhir perjalannya sering di temukan bangunan


(2)

2 tersebut menjadi dialih fungsikan buruknya lagi sampai diruntuhkan. Gedung Merdeka, Bumi Sangkuriang, Bosscha dan lainnya itu merupakan contoh bangunan yang sampai sekarang berdiri sesuai dengan awal tujuan di dirikannya.

Karel Albert Rudolf Bosscha adalah tuan tanah di daerah Malabar (Lembang) mendirikan sebuah observatorium untuk pengamatan bintang dan galaksi di luar bumi, untuk mengenang jasa dan sumbangsih atas terciptanya Observatorium maka namanya diabadikan pada bangunan peneropong bintang. Kegiatan dalam Observatorium bukan hanya untuk penelitian, sering murid sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, hingga mahasiswa berbagai jurusan berkunjung untuk study tour.

Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah. Keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi oleh UU Nomor 5/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya, tahun 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital nasional yang harus diamankan juga dilestarikan.

Kebanyakan murid yang akan melakukan pembelajaran ke Observatorium tidak mempersiapkan pertanyaan serta pengetahuan yang cukup yang nantinya akan ditanyakan ketika setibanya di tempat tujuan, guru sebagai pemandu karyawisatapun sering kewalahan dengan tingkah remaja SMP.

Minimnya informasi pernyampaian hanya terjadi satu arah terhadap pemandu kepada siswa, siswa dan siswi menjadi kurang tertarik memperhatikan pemaparan mengenai apa saja yang menjadi tujuan awal mereka datang kesana.


(3)

3 Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk lebih mengedukasi terhadap siswa, yakni menginformasikan Observatorium Bosshca itu sendiri dengan menggunakan nilai-nilai modernitas. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka penulis bermaksud untuk membuat karya berupa media informasi terhadap gedung bersejarah Observatorium yang didirikan oleh Karel Albert Rudolf Bosscha, dimulai dengan apa saja yang bisa dipelajari disana dan ada apa saja disana ditujukan untuk siswa sekolah dasar yang ada di Bandung.

1.2 Indentifikasi Masalah

Sebagai salah satu warisan keaneka ragaman arsitektur zaman penjajahan kolonial Belanda yang ada di Indonesia khususnya kota Bandung, sudah menjadi kewajiban bagi para petinggi pemerintah untuk melestarikannya terutama memperkenalkan terhadap masyarakat umum kota.

Berdasarkan kerangka permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis menemukan akar pemasalahan yang dapat diangkat menjadi suatu karya yang dapat bermanfaat bagi khazanah keilmuan berupa informasi terhadap bidang pengajaran. Dengan memberikan wawasan tentang ilmu pengetahuan alam terhadap pelajar, nantinya akan memberi tambahan wawasan mengenai pelajaran tentang alam. Dengan memberikan alternatif pilihan pembelajaran diharapkan pelajar akan lebih tertarik mempelajari ilmu pengetahuan alam (astronomi). Oleh karena itu identifikasi permasalahan mengenai bangunan Bosscha dengan menginformasikan terhadap pelajar Sekolah Menengah Pertama yang akan berkunjung.


(4)

4 Rincian beberapa identifikasi masalah mengenai bangunan Observatorium Bosscha diuraikan sebagai berikut :

Banyaknya peserta yang berkunjung membuat efektifitas penyampaian materi secara garis besar.

Cuaca buruk menjadi pertimbangan sehingga untuk melakukan peneropongan sering tidak terrealisasi dan kebanyakan rombongan dari sekolah datang siang sehingga sulit melakukan peneropongan bintang.

Waktu kunjungan yang terbatas membuat pelajar tidak dapat melakukan peneropongan satu-persatu.

Informasi yang sedikit membuat peserta berpikir disana akan melihat bintang dari teropong tanpa mengetahui faktor apa saja yang menggagalkannya.

1.3 Fokus Masalah

Fokus permasalahan yang ditemukan bahwa bangunan Observatorium Bosscha ini sering dikunjungi oleh para pelajar bahkan seluruh Indonesia, namun tidak didukung sarana yang mencukupi. Dengan adanya kunjungan pelajar ke Observatorium Bosscha menandakan masih tingginya minat pelajar untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam ini khususnya bidang astronomi, namun melihat keadaanya tidak didukung dengan media praktek yang memadai dikarenakan status Bosscha bukan sebagai tempat wisata namun dikhususkan untuk penelitian.

Melalui media interaktif Observatorium Bosscha ini pelajar diharapkan bisa lebih di pahami sebagai pengganti keterbatasannya fasilitas media yang digunakan disana. Dengan target sasaran pelajar Sekolah Menengah Pertama yang ada di


(5)

5 kota Bandung dengan cara menginformasikan bangunan Observatorium Bosscha dengan multimedia interaktif dari sisi edukasi mengenai bangunan Bosscha.

1.4 Tujuan Perancangan

Maksud dari pembahasan disertai penelitian terhadap Observatorium Bosscha dibuat untuk, menginformasikan tempat penelitian yang letaknya daerah Lembang ini kepada pelajar Bandung khususnya sekolah menengah pertama dengan interaktif agar pesan maksud peneliti lebih tersampaikan secara jelas.

Dengan tujuan bisa membantu metode pembelajaran yang terjalin secara komunikatif antara staff pengajar dan pelajar, dampak dari media ini siswa tertarik belajar ilmu pengetahuan alam dan memberikan wawasan mengenai bangunan Observatorium Bosscha.

1.5 Kata Kunci

Kata Kunci / Keyword : BOSSCHA – INFORMASI – PELAJAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BANDUNG

BOSSCHA (Bosscha Sterrenwacht) lembaga penelitian astronomi moderen yang pertama di Indonesia. Dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda.

INFORMASI pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Bisa juga informasi di dapat dari


(6)

6 narasumber dan orang yang kebetulan menyaksikan kejadian tersebut kita bisa mendapatkan informasi langsung.

PELAJAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BANDUNG Masyarakat remaja Bandung, merupakan suatu kelompok masyarakat yang berada, menuntut ilmu dan tinggal di wilayah Bandung, Jawa Barat dengan segala karakter dan ciri-ciri kehidupannya.


(7)

7

BAB II

BANGUNAN BOSSCHA

2.1 Bangunan Bersejarah

Bangunan Bersejarah identik dengan rumah, atau infrastruktur dalam kedaan cukup lama berdiri dan mempunyai silsilah yang kuat sebelum awal didirikannya terkait dengan waktu saat pembangunanya. Maju pesatnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik bangunan maupun sarana dan prasarana yang digunakan untuk membangun peradabannya.

Dijelaskan dalam Undang - Undang Nomor 5/1992 tentang perlindungan Benda Cagar Budaya :

BAB I Ketentuan Umum Pasal 1

1. Benda cagar budaya adalah:

a. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

b. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.


(8)

8 2. Situs adalah lokasi yang mengandung atau diduga mengandung

benda cagar budaya termasuk lingkungannya yang diperlukan bagi pengamanannya.

2.2 Aspek Penilaian Kriteria Bangunan yang Dilindungi

Rujukan undang-undang Republik Indonesia no.5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya dapat dirumuskan meliputi beberapa poin yang termasuk kedalam perundang - undangan Bandung dan Jawa Barat diantaranya:

1. Nilai Sejarah

Semua hal yang berkaitan dengan peristiwa atau sejarah politik, sejarah ilmu pengetahuan, sejarah budaya termasuk di dalamnya sejarah kawasan maupun bangunan yang mempunyai ciri khas daerah tertentu.

2. Nilai Arsitektur

Semua yang berkaitan dengan ciri bangunan komposisi elemen-elemen dalam tatanan lingkungan dan ciri bangunan yang mencerminkan pada masa apa di bangunnya. Termasuk di dalam nilai arsitektur bentuk bangunan, warna serta ornamen yang dimiliki oleh bangunan. Juga berkaitan dengan termasuk di dalamnya penggunaan konstruksi dan material khusus.

3. Nilai Ilmu Pengetahuan

Meliputi bangunan-bangunan yang memiliki peran dalam pengembangan ilmu pengetahuan, misalnya ITB, UPI, Museum Geologi dan Bosscha.


(9)

9 4. Nilai sosial budaya (collective Memory)

Berkaitan erat dengan masyarakat suatu daerah keterkaitan emosional dan memori.

5. Umur

Berkaitan dengan waktu dan umur kriteria umur yang ditetapkan sekurang-kurangnya 50 tahun.

Hal yang terikat dengan bangunan tua cagar budaya ini meliputi beberapa kriteria jika bangunan ini memang diperuntukkan serta digunakan bukan dengan fungsi didirikannya dan jika mengharuskan melakukan perombakan harus didasari oleh alasan yang kuat diantaranya sebagai berikut:

Preservasi

Preservasi tindakan atau proses penerapan langkah-langkah dalam mendukung keberadaan bentuk asli, keutuhan material bangunan / struktur. Tindakan ini dapat disertai dengan menambahkan penguat-penguat pada struktur, disamping pemeliharaan material bangunan bersejarah tersebut.

Preservasi merupakan upaya melindungi benda cagar budaya secara tidak langsung (pemagaran , pencagaran) dari faktor lingkungan yang merusak.

Preservasi sebenarnya mempunyai arti yang mirip dengan konservasi. Perbedaan preservasi dan konservasi:

a. Secara teknis preservasi lebih menekankan pada segi pemeliharaan secara sederhana, tanpa memberikan perlakuan secara khusus terhadap benda.


(10)

10 b. secara makro preservasi mempunyai arti yang mirip dengan pelestarian, yang meliputi pekerjaan teknis dan administratif pembinaan dan perlindungan.

Dijelaskan menurut Haryoto Kunto dalam buku "Wajah Bandoeng Tempo Doloe" bangunan yang masuk kedalam daftar cagar budaya bisa dinilai dari:

1. Sesuai dengan "Monumenten Ondonantie" tahun 1931, yaitu bangunan yang sudah berumur 50 tahun atau lebih, yang "kekunoannya" (antiquity) dan "keasliannya" telah teruji.

2. Ditinjau dari segi estetika dan seni bangunan, memiliki "mutu" cukup tinggi dan mewakili gaya corak bentuk seni arsitektur yang langka ditemukan

3. Bangunan atau monumen, yang representetif mewakili jamannya.

4. Monumen / bangunan mempunyai kaitan sejarah dengan kota Bandung, maupun peristiwa nasional juga internasional.

Rehabilitasi / Renovasi

Rehabilitasi membuat bangunan tua berfungsi kembali. Perubahan-perubahan dapat dilakukan sampai batas tertentu, agar bangunan dapat beradaptasi terhadap lingkungan atau kondisi sekarang dan hingga yang akan datang.

Renovasi adalah sebuah proses mengembalikan obyek agar berfungsi kembali, dengan cara memperbaiki agar sesuai dengan kondisi sekarang, seperti melestarikan bagian-bagian yang


(11)

11 mempunyai ciri yang bisa dikatakan penting dinilai dari aspek sejarah, arsitektur dan budaya.

Rehabilitasi / Renovasi merupakan Salah satu bentuk pemugaran yang sifat pekerjaannya hanya memperbaiki bagian-bagian bangunan yang mengalami kerusakan. Bangunan tersebut tidak dibongkar seluruhnya. pekerjaan rehabilitasi umumnya melibatkan tingkat presentase kerusakan yang kecil.

Konservasi

Konservasi merawat dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah masih dalam koridor batas-batas yang wajar. Konservasi juga Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar.

Upaya konservasi disebut perlindungan terhadap benda-benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun secara langsung dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak. Konservasi merupakan perlindungan benda peninggalan sejarah dan purbakala dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan mikro organisme.

Replikasi

Membuat tiruan. dengan membangun seperti aslinya dan menyerupai aslinya.


(12)

12

Relokasi

Memindahkan bangunan dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain, atas pertimbangan ekonomis maupun estetis.

Rekonstruksi

Rekonstruksi merupakan tindakan suatu proses mereproduksi dengan membangun baru semua bentuk serta detil secara tepat, sebuah bangunan yang telah hancur atau hilang, serta tampak pada periode tertentu.

Rekonstruksi merupakan suatu kegiatan penyusunan kembali struktur bangunan yang rusak yang pada umumnya bahan-bahan bangunan yang asli sudah banyak yang hilang. Dalam hal ini pemerintah dapat mengganti menggunakan bahan-bahan bangunan yang baru seperti cat warna atau bahan lainnya yang bentuknya harus disesuaikan dengan bangunan aslinya.

Revitalisasi

Meningkatkan kegiatan sosial dan ekonomi lingkungan bersejarah, yang sudah kehilangan vitalitas fungsi aslinya

2.3 Bosscha

Observatorium Bosscha (Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda.


(13)

13 Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan dalam rapat NISV diusulkan Karel Albert Rudolf Bosscha. K.A.R.

Bosscha seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.

Gambar 2.3.1 Bosscha pagi Gambar 2.3.2 Bosscha sore

Pembangunan Observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928.

Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang dunia II usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada Observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya Bosscha dapat beroperasi dengan normal kembali.

Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi


(14)

14 Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

Gambar 2.3.3 Para astronom Gambar 2.3.4 Gerhana bulan

2.4 Peranan Bosscha

Observatorium Bosscha adalah sebuah Lembaga Penelitian dengan program-program spesifik. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, obervatorium ini merupakan pusat penelitian dan pengembangan ilmu astronomi di Indonesia. Sebagai bagian dari Fakultas MIPA - ITB, Observatorium Bosscha memberikan layanan bagi pendidikan sarjana dan pascasarjana di ITB, khususnya bagi Program Studi Astronomi, FMIPA - ITB.

Berdiri tahun 1923, Observatorium Bosscha bukan hanya observatorium tertua di Indonesia, tapi juga masih satu-satunya obervatorium besar di Indonesia.

Observatorium Bosscha merupakan lembaga penelitian astronomi moderen yang pertama di Indonesia. Selain dikelola oleh Institut


(15)

15 Teknologi Bandung dan observatorium ini mengemban tugas sebagai fasilitator dari penelitian dan pengembangan astronomi di Indonesia, serta memiliki kegiatan pengabdian pada masyarakat.

Observatorium Bosscha satu-satunya observatorium besar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara sampai saat ini. Peran ini diterima dengan penuh bertanggung jawab sebagai tempat yang berkontribusi dibidang ilmu astronomi di Indonesia.

Dalam program pengabdian masyarakat, melalui ceramah, diskusi dan kunjungan terpandu ke fasilitas teropong untuk melihat objek-objek langit, masyarakat diperkenalkan pada keindahan sekaligus deskripsi ilmiah alam raya. Dengan ini Observatorium Bosscha berperan sebagai lembaga ilmiah yang bukan hanya menjadi tempat berpikir dan bekerja para astronom profesional, tetapi juga merupakan tempat bagi masyarakat untuk mengenal dan menghargai sains.

Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah. Karena itu keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi oleh UU Nomor 5/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya, tahun 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital nasional yang harus diamankan. Observatorium Bosscha berperan sebagai rumah pusat penelitian bagi penelitian astronomi di Indonesia.


(16)

16 Gambar 2.4.1 Kegiatan yang melibatkan masyarakat

2.4.1 Sarana dan Prasarana Bosscha

Refraktor Ganda Zeiss 60 cm

Teleskop ganda Zeiss 60 cm berada pada satu-satunya gedung kubah di Observatorium Bosscha yang telah menjadi landmark Bandung utara selama lebih dari 85 tahun. Arsitektur Bangunan yang didalamnya terdapat teropong ini, dirancang oleh arsitek Bandung ternama K. C. P. Wolf Schoemacher,yang juga merupakan guru Presiden Soekarno. Teleskop dan gedung kubah ini merupakan sumbangan dari K. A. R. Bosscha yang secara resmi diserahkan kepada Perhimpunan Astronomi Hindia-Belanda pada bulan Juni 1928. Kubah gedung memiliki bobot 56 ton dengan diameter 14,5 m dan terbuat dari baja setebal 2 mm.


(17)

17 Gambar 2.4.1.1 Zeiss 60 cm

2.5 Program Kerja Bosscha

Sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat Observatorium Bosscha membuka kunjungan terbatas. Dikarenakan banyaknya permintaan kunjungan dari masyarakat dan padatnya kegiatan yang dilakukan di Observatorium Bosscha, pengurus Observatorium Bosscha perlu mengatur kunjungan agar masyarakat umum terlayani dan aktivitas akademis juga terus berjalan.

2.6 Struktur Kepengurusan Organisasi

Struktur organisasi Observatorium Bosccha sudah berjalan lama dari tahun 1923 – 2010 sampai sekarang terus melakukan regenerasi. 1. 1923 - 1940: Dr. Joan Voûte

2. 1940 - 1942: Dr. Aernout de Sitter 3. 1942 - 1946: Prof. Dr. Masashi Miyaji 4. 1946 - 1949: Prof. Dr. J. Hins


(18)

18 5. 1949 - 1958: Prof. Dr. Gale Bruno van Albada

6. 1958 - 1959: Prof. Dr. O. P. Hok dan Santoso Nitisastro (pejabat sementara)

7. 1959 - 1968: Prof. Dr. The Pik Sin

8. 1968 - 1999: Prof. Dr. Bambang Hidayat 9. 1999 - 2004: Dr. Moedji Raharto

10. 2004 - 2006: Dr. Dhani Herdiwijaya 11. 2006 - 2010: Dr. Taufiq Hidayat

12. 2010 - sekarang: Dr. Hakim Luthfi Malasan 2.7 Permasalahan

Bosscha merupakan tempat praktek pembelajaran ilmu pengetahuan alam bagi siswa – siswi sekolah tingkat menengah pertama maupun perguruan tinggi, selain karena disana ditunjang dengan fasilitas yang memadai tentang ilmu bumi terutama astronomi menjadikan pelajaran rumit menjadi mudah karena pemenuhan fasilitas tersebut. Namun tidak semua fasilitas media berupa elektronik terdapat disana misalkan fasilitas simulasi penggambaran struktur planet yang bergerak, siswa diharapkan mendapatkan informasi sepulangnya berkunjung dari Observatorium Bosscha.

2.8 Khalayak Sasaran

Remaja yang bertempat tinggal di kota Bandung. Dengan meliputi khalayak sasaran:

2.8.1 Demografis: Pelajar sekolah menengah pertama yang

ada di kota Bandung.

Remaja umur 11 sampai 14 tahun di usia ini siswa dituntut untuk mengerti


(19)

19 dengan pelajaran dan ilmu pengetahuan apapun yang diberikan oleh guru

disekolah.

2.8.2 Geografis: Untuk siswa SMP yang ada pada daerah Bandung, yang memang fasilitas

pembelajaran sudah mulai fariatif dengan diperkenalkannya pelajaran komputer.

2.8.3 Psikografis: Siswa SMP yang aktif, berprilaku modern, yang ingin mencoba sesuatu yang membuat rasa ingin tahunya terpenuhi.


(20)

20

BAB III

Strategi Perancangan dan Konsep Visual

3.1 Strategi Perancangan

3.1.1 Strategi Komunikasi

Informasi yang akan di sampaikan kepada pelajar sekolah dasar yang ada di Bandung harus menarik dan komunikatif. Pelajar yang datang ke Observatorium Bosscha mendapatkan informasi sedikit, dikarenakan media penyampaian materi tentang Observatoriummasih dirasa kurang, ini dikarenakan konsep pembuatan Observatorium di bangun untuk penelitian bukan untuk sarana rekreasi.

Maka dari itu tujuan komunikasi adalah ikut memberikan sedikit pengetahuan akan informasi Bosscha terhadap pelajar sekolah menengah pertama yang ada di Bandung sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan adanya media yang dikemas secara interaktif ini.

3.1.2 Materi Komunikasi

Bedasarkan pemikiran dan tujuan perancangan komunikasi bagi informasi Observatorium Bosscha, maka dirumuskan materi informasi yang akan menjadi sumber inspirasi gagasan visual, materi komunikasi yang berupa informasi tersebut adalah:

1. Memberikan sedikit informasi mengenai Bangunan Observatorium Bosscha


(21)

21 2. Memberikan informasi bahwa media yang di buat dalam bentuk multimedia ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siswa sekolah menengah pertama yang ada di Bandung. 3. Memberikan alternatif pilihan media teknologi, yang dampak

nantinya bisa membuat minat sisa siswi smp dapat tumbuh menjadi generasi yang bermutu dan berkualitas.

3.1.3 Strategi Kreatif

Tampilan visual yang menarik dan mencolok pada kemasan membuat siswa smp bisa tergerak ingin mencari tahu apa yang ada dalm isi cd tersebut. sehingga siswa smp dapat informasi dan bertambah nilai ketertarikan untuk mempelajarinya serta mencari tahu terhadap bangunan Bosscha.

Hal tersebut menjadi suatu keharusan untuk menambahkan segi kreatif yang akan diaplikasikan kepada media yang akan diberikan terhadap pelajar sekolah menengah pertama, di ambil dengan salah satu nya memasukan unsur fotografi yang menarik seperti visual yang ringan tidak terlalu rumit secara detail dan yang di pakai dalam perancangan media Interaktif pengetahuan,dengan gaya vecotr dan Fotografi Sebagai Media Informasi Banguna Observatorium Bosscha.

3.1.4 Strategi Media

Media yang digunakan dalam merancang suatu pembahasan seperti Studi Kasus Bangunan bersejarah Dan Analisis Bentuk Bangunan Bosscha berupa cd interaktif, seperti cd interaktifmemberikan informasi yang dikemas dengan cara dan


(22)

22 bentuk media lain yang didalamnya membahas mulai dari sejrah dan fungsinya. Mengapa memilih dalam berbentuk cd interaktif, dikarenakan target sasaran yang di tuju adalah siswa smp yang berada di Bandung yang ingin mencoba media kemasan lain mengenai penyampaian materi dengan sarana komputer. Yang memang sebagian di antara nya membutuhkan informasi tersebut dengan di aplikasikanya ke dalam cd dan melalui bantuan media komputer agar dapat di jadikan salah satu sumber ilmu pengetahuan, yang sifatnya akan bertahan lama.

Dengan bentuk kemasan yang menarik diharapkan siswa tergerak untuk melihat isi dalam kemasan tersebut dan mendapatkan wawasan lebih untuk seusianya saat ini.

Pada usia sperti anak smp memang harus mememnuhi rasa ingin tahu mereka, melalui media ini bisa memberikan solusi pilihan teknologi mengenai cara penyampaian pelajaran terhadap siswa. Sehingga nantinya bisa dijadikan bahan ulasan di rumah ketika sepulangnya dari Observatorium Bosscha.

3.1.5 Pemilihan Media

Didasarkan pada permasalahan yang dihadapi, maka dalam pemilihan suatu media diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab permasalahan. Dan memberikan informasi akan penyelenggaraan dan manfaat bagi seluruh target audiens. Media dipilih untuk menyampaikan pesan kepada target secara informatif agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah.maka pemilihan media informasi ini haruslah efektif, efisien dan tepat sasaran. Berikut media yang akan di gunakan:


(23)

23 3.1.5.1 Tahap informasi (Media Utama)

- Cd interaktif

Media ini dipilih karena ingin memberikan altenatif sarana pembelajaran terhadap sis smp, dengan bentuk kemasan cd ini siswa akan dibagikan secara Cuma-Cuma sepulangnya kunjungan dari Bosscha.

3.1.5.2 Tahap persuasif (Media Penunjang Promosi)

-Bentuk packaging

-Display packaging

3.1.5.3 Tahap pengingat

Gimmick merupakan media alternatif yang kreatif digunakan untuk mempertegas media informasi ini. Tujuan pemberian gimmick ini adalah pemberian atau hadiah yang berfungsi sebagai buah tangan. Gimmick yang di gunakan antara lain:

- Stiker

Stiker juga amat ampuh sebagai media promosi,di karenakan fungsi nya dapat di alih kan pada bentuk media ambient.


(24)

24 3.2.4 Strategi Pendistribusian

Dengan diberikan sebagai buah tangan kepada setiap individu menjadi salah satu alternatif pilihan untuk strategi pendistribusian saat ini.

3.2 Konsep Visual CD Interaktif

aplikasi yang diisi secara bentuk vektor serta bentuk multimedia interaktif secara e - magz yang pada dasarnya seperti halnya ketika kita baca buku dalam bentuk sebenarnya namun ini dikemas secara format elektronik yang disispkan beberapa fitur yang tidak ada dalam proses pembacaan buku dalam bentuk hardcover.

Format pengaplikasian berupa CD yang akan dimasukkan ke komputer sehingga pelajar sekolah menengah pertama dapat berinteraksi dan mengambil informasi yang dia inginkan dengan pemandu orang tua atau orang dewasa yang berada di sekitar siswa.

Bentuk visual serta dikemas secara menarik agar siswa tertarik untuk mengoprasikan program yang disajikan.

3.2.1 Format Desain

Dengan ukuran format seperti buku dalam bentuk sebenarnya mempermudah sistem navigasi cara


(25)

25 pengoprasian multimedia interaktif ini dan memberikan pembelajaran media baru kepada siswa SMP.

3.2.1.1 Gambar Tampilan Cover 3.2.2 Fotografi

Teknik Fotografi diguakan agar mengensankan hal yang lebih nyata dengan unsur dokumentasi.


(26)

26 3.3.3 Lay out

Perancangan tata letak atau lay out yang ditampilkan vector Observatorium Bosscha. Semua elemen ini disusun sedemikian rupa sehingga akan menghasikan suatu kesatuan komposisi yang baik dan nyaman untuk dilihat. Lay out yang di pakai dalam media ini adalah costom disesuaikan dengan kebutuhan dari media yang akan digunakan.

3.3.3.1 Model Lay out 3.3.4 Tipografi

Tipografi yang di pilih adalah jenis tipografi century gothic dan Arial jenis huruf ini yang digunakan karena mempunyai karakter yang kuat namun simpel.

Jenis huruf yang digunakan merupakan jenis huruf yang memiliki karakter bentuk yang tegas agar mudah di baca oleh siswa dan siswi sehingga betah untuk lama-lama dikomputer.


(27)

27 Gambar 3.3.4.1 Tifografi dan penempatan nya

Century Gothic :

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZabcdefghijkl mnopqrstuvwxyz1234567890!@#$%^&*()

Arial:

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZabcdefghijkl mnopqrstuvxyz1234567890!@#$%^&*()

3.3.5 Studi Warna

Warna merupakan unsur visual yang dapat mempengaruhi seseorang yang melihatnya, serta menambahkan kesan terhadap desain yang dipakai Warna merupakan unsur visual yang dapat mempengaruhi orang melihanya serta menambahkan kesan terhadap desain yang dipakai. Warna yang digunakan biru muda, putih, hitam.


(28)

28 Gambar 3.3.5.1 Pemilihan Warna

Warna biru muda mewakilkan warna langit ketika cerah dan fungsi Bosscha sendiri sebagai tempat peneropongan yang menyusuri sudut langit pada malam maupun siang.

Warna putih sebagai sarana penyampaian ilmu Bosccha tidak memilih siapa saja segmentasi semua kalangan boleh datang belajar mengenai bintang dengan mengenyampingkan bahwa Bosscha sebenarnya bukan tempat wisata namun bisa dikunjungi olah masyarakat umum.

Warna hitam berkaitan dengan salah satu aktifitas yang dilakukan Bosscha ialah melakukan peneropongan saat malam hari.


(29)

29 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1 Media Utama

4.1.1 Multimedia Interaktif / CD

Konsep multimedia interaktif atau CD sebagai media utama menggunakan kekuatan teks dan visual desain berupa penyederhanaan bentuk Observatorium Bosscha pada tampilan cover serta teknis fotografi sebagai penjelas visual yang ada, dengan menambahkan gaya vector dalam lay out agar terlihat lebih menarik.

Dalam perancangan media utama CD ini material yang di gunakan adalah Compact Disc (11,5 cm x 11,5 cm), dengan ukuran kemasan CD (15,5 cm x 16 cm) dengan teknis cetak print.


(30)

30 4.2 Media Penunjang

4.2.1 Display

Konsep display dan kemasan di kemas dengan menarik sehingga membuat orang bertanya dan bergerak untuk mencari tahu apa yang ada dalam kemasan tersebut. Penggunaan kemasan penting karena sebelum kita melihat isi konten yang ada didalam audeiens harus tertarik dulu dengan display yang kita desain.

Material yang digunakan yaitu Glossy 260 gr dengan ukuran A1 (594 mm x 841 mm) dengan teknis cetak print.


(31)

31 4.3 Gimmick / Marchendise

4.3.1 Stiker

Stiker juga amat ampuh sebagai media promosi, di karenakan fungsi nya dapat dialih kan pada bentuk media promosi (ambient).


(32)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

MEDIA INFORMASI MULTIMEDIA INTERAKTIF

OBSERVATORIUM BOSSCHA UNTUK SISWA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DK 38315 / TUGAS AKHIR Semester I 2010 / 2011

Oleh :

Resa Hidayat Nada Putra 51906071

Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(33)

(34)

v DAFTAR GAMBAR

2.3.1 Bosscha Pagi ... 13

2.3.2 Bosscha Sore ... 13

2.3.3 Para Astronom ... 14

2.3.4 Gerhana Bulan ... 14

2.4.1 Kegiatan yang melibatkan masyarakat ... 16

2.4.1.1 Zeiss 60 cm ... 17

3.2.1.1 Gambar Tampilan Cover ... 25

3.2.2.1 Gambar Dokumentasi Fotografi ... 25

3.3.3.1 Model Lay Out ... 26

3.3.4.1 Tifografi dan penempatan nya ... 27

3.3.5.1 Pemilihan Warna ... 28

4.1.1.1 Gambar CD & Kemasannya ... 29

4.2.1.1 Gambar Display & Kemasan ... 30


(35)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ...………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ………... 3

1.3 Fokus Masalah ………... 4

1.4 Tujuan Perancangan ………... 5

1.5 Kata Kunci ...……….. ... 5

BAB II Bangunan Bosccha 2.1 Bangunan Bersejarah ………... 7

2.2 Aspek Penilaian Kriteria Bangunan yang Dilindungi ... 8

2.3 Bosscha ……….... ... 12

2.4 Peranan Bosscha ……….... ... 14

2.4.1 Sarana dan Prasarana Bosscha ………... 16

2.5 Program Kerja Bosscha ……….... ... 17

2.6 Struktur Kepengurusan Organisasi ………... 17

2.7 Permasalahan ………... 17


(36)

iv BAB III

Strategi Perancangan dan Konsep Visual

3.1 Strategi Perancangan ... 20

3.1.1 Strategi Komunikasi ... 20

3.1.2 Materi Komunikasi ... 20

3.1.3 Strategi Kreatif ... 21

3.1.4 Strategi Media ... ... 21

3.1.5 Pemilihan Media ... 22

3.1.5.1 Tahap Informasi (Media Utama) ... 23

3.1.5.2 Tahap Persuasif (Media Penunjang) ... 23

3.1.5.3 Tahap Pengingat ... 23

3.1.6 Strategi Pendistribusian ... 24

3.2 Konsep Visual CD Interaktif ... 24

3.2.1 Format Desain ... 24

3.2.2 Fotografi ... ... 25

3.3.3 Lay out ... 26

3.3.4 Tipografi ... 26

3.3.5 Studi Warna ... 27

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Media Utama ... 29

4.1.1 Multimedia Interaktif / CD ... 29

4.2 Media Penunjang (Promosi) ... 30

4.2.1 Display ... 30

4.3 Gimmick/Marchendise ... 31

4.3.3 Stiker ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32


(37)

32 DAFTAR PUSTAKA

Kunto, Haryoto (2008). Wajah Bandoeng Tempo Doloe. PT Granesia

Narasumber Wawancara

Akbar, Evan I. Humas Observatorium Bosscha. (2010) . Bandung Daftar Pustaka Sumber Web

Peraturan 2010 ( 12 Desember) Direktur jendral peraturan dan perundang-undangan. tersedia di: http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=1900+92&f=uu5-1992.htm “tanpa tahun”

Bosscha 2010 (8 Desember) Sejarah Bosscha. http://bosscha.itb.ac.id/tentang-bosscha.html

Wikipedia 2010 (10 Desember). Tersedia di:


(38)

i KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, dengan rahmat dan ijin-Nya laporan Tugas Akhir dengan judul “MEDIA INFORMASI MULTIMEDIA INTERAKTIF OBSERVATORIUM BOSSCHA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA” dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan Tugas Akhir ini, telah banyak kendala yang penulis hadapi. Namun berkat kemudahan dan kelapangan yang diberikan Allah SWT, semuanya dapat dilalui dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa laporan Tugas Akhir ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Bandung, Februari 2011


(39)

ii UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan memberi penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Yully Ambarsih Ekawardhani selaku sebagai dosen pembimbing 2. Irwan Tarmawan selaku sebagai dosen penguji satu

3. Deni Albar selaku sebagai dosen penguji dua 4. Kepada seluruh dosen dan staf Fakultas Desain

Terima Kasih atas segala bantuan dan kebaikannya. Semoga Allah SWT membalas kembali dengan kebaikan dan keberkahan untuk semua.


(40)

33

LAMPIRAN


(41)

34

Proses pembuatan cover Bosscha dari foto asli


(42)

(43)

(1)

i KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, dengan rahmat dan ijin-Nya laporan Tugas Akhir dengan judul “MEDIA INFORMASI MULTIMEDIA INTERAKTIF OBSERVATORIUM BOSSCHA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA” dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan Tugas Akhir ini, telah banyak kendala yang penulis hadapi. Namun berkat kemudahan dan kelapangan yang diberikan Allah SWT, semuanya dapat dilalui dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa laporan Tugas Akhir ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Bandung, Februari 2011


(2)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan memberi penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Yully Ambarsih Ekawardhani selaku sebagai dosen pembimbing 2. Irwan Tarmawan selaku sebagai dosen penguji satu

3. Deni Albar selaku sebagai dosen penguji dua 4. Kepada seluruh dosen dan staf Fakultas Desain

Terima Kasih atas segala bantuan dan kebaikannya. Semoga Allah SWT membalas kembali dengan kebaikan dan keberkahan untuk semua.


(3)

33

LAMPIRAN


(4)

(5)

(6)