Perencanaan Produksi Agregat pada Pabrik Fraksinasi Minyak Sawit Studi Kasus di PT. Perkebunan II Sawit Seberang Sumatera Utara

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT
PADA PABRIK FRAKSINASI MINYAK SAWIT
STUD1 KASUS DI PT. PERKEBUNAN I1 SAWIT SEBERANG,
SUMATERA UTARA

Oleh
AHMAD SYOFYAN

F 26.0024

1995
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

Ahmad Syofyan. F 26.0024. Perencanaan Produksi Agregat pada Pabrik Fraksinasi
Minvak Sawit. Studi Kasus di PT. Perkebunan I1 Sawit Seberang, Sumatera Utara.
~ i b a w a hbimbingan Dr. R. Muljono Judoamidjojo dan Ir. Aji Hermawan, MM.

Kajian masalah khusus ini mengenai perencanaan produksi agregat pada Pabrik
Fraksinasi Sawit PT. Perkebunan I1 Sawit Seberang, Sumatera Utara, yang telah berdiri sejak tahun 1983. Masukan yang dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan ini

adalah data historis permintaan produk, kapasitas produksi pabrik, pemberlakuan jam
kerja dan basis kerja efektif, biaya produksi, dan biaya penyimpanan.
Prakiraan masing-masing produk PFS dilakukan dengan model ARIMA (Auto-

regressive Integrated Moving Average). Hasil analisis deret data berkala menunjukkan
model ARIMA (4, 0,3), ARIMA (5, 0,4),dan ARIMA (3, 0 , 2 ) terpilih untuk memprakirakan tingkat permintaan 17 periode k e depan terhadap ketiga produk PFS secara
berurutan, yakni Fatty Acid, RBD Stearin, dan RBD Olein.
Tingkat permintaan terhadap produk PFS yang secara agregat berfluktuasi menimbulkan permasalahan dalam perencanaan dan proses produksi. Untuk memenuhi
tingkat permintaan ini perencanaan produksi harus bersifat dinamis, yakni suatu perenCanaan produksi disusun untuk setiap periodenya bervariasi sesuai dengan kondisi tingkat permintaannya. Hasil penyusunan jadwal produksi secara dinamis dengan menggunakan metode transportasi menghasilkan solusi optimal biaya produksi keseluruhan
sebesar 772,181,577 rupiah, jauh lebih hemat dibanding Rencanan Kerja Anggaran
Pembelanjaan (RKAP) yang disusun oleh pihak perusahaan.
Jumlah produk secara disagregat yang diperoleh dari perhitungan simulasi
masih menunjukkan keberadaan persediaan, baik dalam bentuk kelebihan dan kekurangan sediaan. Hal ini terjadi karena secara disagregat permintaan terhadap produk
PFS memiliki nilai-nilai tersendiri, sedangkan perencanaan agregat yang dilakukan sifatnya hanya mengatasi tingkat pemenuhan permintaan secara global atau keseluruhan
dengan satuan produk pengganti, tanpa memandang setiap produk secara individu.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT

PADA PABRIK FRAKSINASI MINYAK SAWIT
STUD1 KASUS DI PT. PERKEBUNAN 11 SAWIT SEBERANG,
SUMATERA UTARA

Oleh
AHMAD SYOFYAN

F 26.0024

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1995
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INS'1'ITUT I'ERTANIAN UOGOR
FAKUI.TAS TEI