3. Analisa Data multivariat
Tabel 5.7 Faktor yang dominan terjadi konstipasi pada ibu hamil
Variabel B
S.E. Wald
df Sig.
ExpB AsupanMakanan
2,865 1,039
7,606 1
,006 17,550
Asupan Cairan 2,966
1,023 8,404
1 ,004
19,409 Olahraga
2,029 ,996
4,152 1
,042 7,606
Constant -11,596 3,392
11,688 1
,001 ,000
Dari tabel 5.7 keseluruhan proses analis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 5 variabel independen yang diduga berhubungan dengan
konstipasi pada ibu hamil, ternyata hanya ada 3 variabel yang berhubungan bermakna dengan konstipasi adalah variabel asupan makanan, asupan cairan, dan
olahraga. Selanjutnya dari ketiga variabel tersebut yang paling dominan dengan kejadian konstipasi pada ibu adalah asupan cairan dengan nilai p value 0,004.
Universitas Sumatera Utara
B. PEMBAHASAN a
Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Konstipasi pada ibu hamil di Klinik Madina
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan kejadian konstipasi pada pada ibu hamil dengan x
2
= 0,662 dan p value
adalah 0,416. Menurut Herawati 2012, sekitar 11 sampai 38 ibu hamil mengalami
konstipasi terutama pada awal kehamilan dan trimester III masa kehamilan. Menurut Soumy 2010, pada minggu ke -9 usia kehamilan, kesulitan buang air besar sering
terjadi dan hampir semuanya disebabkan oleh tingginya kadar hormon-hormon di dalam tubuh yang memperlambat kerja otot-otot halus. Membesarnya perut ibu
hamil, menimbulkan tekanan rahim pada pembuluh darah balik panggul dan vena cava inferior. Penekanan itu semakin mempengaruhi sistem kerja usus halus dan usus
besar. Selain itu, semakin besarnya perut semakin berdampak lanjutan yaitu rektum yang tertekan. Penekanan tersebut membuat jalannya feses menjandi tidak lancar
sehingga terjadi konstipasi. Menurut asumsi penulis, terjadinya konstipasi pada ibu hamil bukan hanya
dipengaruhi oleh usia kehamilan tetapi dapat dinilai dari asupan makanan, cairan maupun aktivitas sehari-hari responden. Ibu hamil yang berada pada usia kehamilan
trimester I dan III dapat tidak mengalami konstipasi jika mengonsumsi makanan tinggi serat, mengonsumsi cairan yang cukup, dan berolahraga teratur.
Universitas Sumatera Utara