BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DETAIL DAN DESAIN MUARA SUNGAI SILANDAK
GLORY BAKTI UTOMO L2A306018 WIRA APRIADI
L2A605059
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
Kajian sistem drainase di daerah Semarang Timur memerlukan tinjauan pustaka untuk mengetahui dasar teori dalam penanggulangan banjir akibat hujan
lokal yang terjadi maupun akibat pasang air laut rob. Dalam tinjauan pustaka mencantumkan dasar teori tentang alternatif penanggulangan yang akan
dilaksanakan untuk pengendalian banjir di daerah Semarang Timur terutama wilayah Bandara Ahmad Yani yang selalu tergenang air
Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi, seperti besarnya : curah hujan, debit sungai, tinggi muka air sungai,
kecepatan aliran, kosentrasi sedimen sungai dan lain-lain yang akan selalu berubah terhadap waktu. Data ini digunakan untuk menentukan besarnya debit
banjir rencana yang dijadikan dasar perencanaan, yaitu debit maksimum rencana di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang tertentu Q
th
yang dapat dialirkan tanpa membahayakan lingkungan sekitar dan stabilitas sungai. Jadi,
debit banjir rencana adalah debit banjir yang rata – rata terjadi satu kali dalam periode ulang yang ditinjau. Untuk mendapatkan debit banjir rencana dapat
dilakukan melalui dua cara yaitu melalui pengolahan data debit dan melalui pengolahan data hujan.
Data curah hujan yang tercatat dari empat stasiun hujan dengan tersebar di daerah pengaliran sungai dapat dijadikan sebagai data curah hujan harian, yang
kemudian akan dianalisis kembali menjadi data curah hujan tertinggi dalam satu periodesatu tahun. Setelah didapatkan data tersebut, maka dialih ragamkan
menjadi debit banjir rencana periode ulangdengan skala waktu tertentu. Data curah hujan yang telah dianalisis ini akan lebih lengkap apabila dibandingkan
dengan data debit banjir yang telah ada. Dalam menganalisis data debit harus tersedia rating curve yang dapat mencakup debit banjir saat muka air banjir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DETAIL DAN DESAIN MUARA SUNGAI SILANDAK
GLORY BAKTI UTOMO L2A306018 WIRA APRIADI
L2A605059
rendah sampai dengan maksimum. Pengukuran tinggi muka air banjir dan kecepatan air banjirnya dilakukan per segmen dalam suatu penampang melintang
sungai cross section. Hal ini sangat sulit dilakukan dalam prakteknya dan membutuhkan waktu yang lama serta biaya yang tidak sedikit, antara lain :
petugas pencatat seringkali mengalami kesulitan pembacaan peilschale dalam pengukuran ketinggian muka air banjir pada saat banjir terlalu tinggiterlalu deras,
perlu adanya konstruksi jembatan, dan terkadang sukar memprediksi kapan waktu terjadi banjir sehingga terkadang timing pengukuran tidak tepat. Selain itu untuk
daerah yang belum berkembang di mana peralatan minimal, serta sangat sulit untuk melakukan pengukuran elevasi muka air dan kecepatan saat banjir. Data
debit banjir yang dipergunakan agar akuratteliti dalam perhitungan minimal harus tersedia data 30 tahun, namun kendalanya adalah data debit tersebut
seringkali tidak lengkap, mahal biayanya dan sulit dilaksanakan seperti pada bagian tempat pengamatan yang memiliki tekanan air yang tinggi atau bagian
kecepatan aliran yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pengukuran pada permukaan air yang tinggi serta dapat mengakibatkan kerusakan
alat oleh aliran.
2.2 Hidrologi