BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DETAIL DAN DESAIN MUARA SUNGAI SILANDAK
GLORY BAKTI UTOMO L2A306018 WIRA APRIADI
L2A605059
h
d H
H S W L
P u n c a k K la p o tis E le v a s i R e r a ta K la p o tis
L e m b a h K la p o tis
2.4.7 Refleksi Gelombang.
Gelombang yang mengenai atau membentur suatu bangunan akan di pantulkan sebagian atau seluruhnya. Refleksi gelombang di dalam pelabuhan akan
menyebabkan ketidak-tenangan di dalam perairan pelabuhan. Fluktuasi muka air ini akan menyebabkan gerakan kapal-kapal yang ditambat, dan dapat
menimbulkan tegangan yang besar pada tali penambat. Untuk mendapatkan ketenangan di kolam pelabuhan maka bangunan-bangunan yang ada di pelabuhan
harus bisa menyerap atau menghancurkan gelombang. Suatu bangunan yang mempunyai sisi miring dan terbuat dari tumpukan batu bata akan bisa menyerap
energi gelombang lebih banyak dibandingkan dengan bangunan tegak dan masif. Pada bangunan vertikal, halus, dan dinding tidak elastis, gelombang akan
dipantulkan seluruhnya .
Gambar 2.4.7.1 adalah bentuk profil muka air di depan bangunan vertikal.
Besar kemampuan suatu benda memantulkan gelombang diberikan oleh koefisien refleksi, yaitu perbandingan antara tinggi gelombang refleksi H
r
dan tinggi gelombang datang H
i
: X =
i r
H H
………………………………………….……………......2.116
Besarnya koefisien refleksi dapat dilihat pada Tabel 2.4.7.1
Gambar 2.2.7.1 Profil Muka Air di Depan Bangunan Vertikal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DETAIL DAN DESAIN MUARA SUNGAI SILANDAK
GLORY BAKTI UTOMO L2A306018 WIRA APRIADI
L2A605059
Tabel 2.4.7.2 Koefisien Refleksi.
Tipe Bangunan X
Dinding vertikal dengan puncak di atas air 0,7 – 1,0
Dinding vertikal dengan puncak terendam 0,5 – 0,7
Tumpukan batu sisi miring 0,3 – 0,6
Tumpukan blok beton 0,3 – 0,5
Bangunan vertikal dengan peredam energi diberi lobang 0,05 – 0,2
Sumber: Bambang Triatmodjo, 1996. Gerak gelombang di depan dinding vertikal yang dapat memantulkan
gelombang dengan sempurna yang mempunyai arah tegak lurus pada dinding dapat ditentukan dengan superposisi dari dua gelombang yang mempunyai
karakteristik sama tetapi arah penjalarannya berlawanan. Superposisi dari kedua
gelombang tersebut menyebabkan terjadinya standing wave atau klapotis. Untuk
gelombang amplitudo kecil, fluktuasi muka air :
cos 2
t kx
H
i i
………......……………………………………2.117 dan gelombang refleksi :
cos 2
t kx
H X
i i
…………………………………………..…2.119
Profil muka air di depan bangunan diberikan oleh jumlah
i
dan
r
: cos
2 cos
2 t
kx H
X t
kx H
i i
r i
= 1+X
t kx
H
i
cos
cos 2
…………………………..………...……2.120
Apabila refleksi adalah sempurna X = 1 maka : t
kx H
i
cos cos
Persamaan tersebut menunjukkan fluktuasi muka air gelombang klapotis standing wave yang periodik terhadap waktu t dan terhadap jarak x. Apabila
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TUGAS AKHIR DETAIL DAN DESAIN MUARA SUNGAI SILANDAK
GLORY BAKTI UTOMO L2A306018 WIRA APRIADI
L2A605059
cos kx = cos σt = 1 maka tinggi maksimum adalah 2H
i
yang berarti bahwa tinggi gelombang di depan bangunan vertikal bisa mencapai dua kali tinggi gelombang
datang.
2.4.7 Gelombang Pecah.