yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan Anggaran oleh Pengguna Anggaran;
54. Surat Perintah Pembayaran yang selanjut nya disingkat SPP adalah Dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaskanaan kegiatan atau bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran;
55. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen
yang menyat akan
tersedianya dana
untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP;
56. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah Dokumen yang digunakan diterbitkan oleh pengguna
anggaran kuasa pengguna anggaran untuk penerbit an SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD;
57. Surat Pertanggungjawaban yang selanjutnya disingkat SPJ adalah Dokumen pertanggungjawaban keuangan;
58. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjut nya disingkat SP2D adalah Dokumen yang digunakan sebagai dasar
pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM;
BAB I I AZAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pasal 2
Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif,
transparan dan bertanggungjawab dengan memperhat ikan azas keadilan dan kepatutan, dan manfaat bagi masyarakat .
Pasal 3
APBD merupakan dasar pengelolaan Keuangan Daerah dalam Tahun Anggaran tertentu.
Pasal 4
Tahun fiskal APBD sama dengan tahun fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pasal 5
Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dalam rangka Desentralisasi dikelola dan dicatat melalui Kas Daerah.
Pasal 6
APBD disusun dengan pendekat an prinsip-prinsip kinerja prest asi kerja.
Pasal 7
APBD disusun sesuai
dengan kebutuhan penyelenggaraan Pemerintahan dan Kemampuan Pendapatan Daerah.
Pasal 8
1 Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai
untuk setiap sumber pendapat an yang bersangkutan. 2 Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan
batas tertinggi untuk setiap jenis belanja yang bersangkutan. 3 Setiap pejabat daerah dilarang melakukan tindakan yang
berakibat pengeluaran atas beban APBD apabila tidak tersedia atau tidak cukup tersedia anggaran
untuk membiayai pengeluaran tersebut.
Pasal 9
Semua transaksi Keuangan Daerah baik Penerimaan Daerah maupun Pengeluaran Daerah dilaksanakan melalui Kas Daerah.
Pasal 10
Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya tidak terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri ke dalam
anggaran Belanja Tidak Terduga.
Pasal 11
Daerah dapat membentuk Dana Cadangan guna membiayai kebutuhan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun
anggaran.
BAB I I I KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian Pertama Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 12
1 Walikota selaku Kepala Pemerintahan adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
2 Pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan
daerah sebagaimana
dimaksud pada
ayat 1
mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD; b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
c. Menetapkan kuasa penguna anggaran barang; d. Menetapkan bendahara penerimanaan dan atau bendahara
pengeluaran; e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan daerah; f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
utang dan piutang daerah; g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan
barang milik daerah; dan h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian
atas tagihan dan memerint ahkan pembayaran. 3 Walikota selaku pemegang Kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah melimpahkan sebagaian atau seluruh kekuasaannya kepada:
a. Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah;
b. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku PPKD; dan
c. Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran barang daerah.
Bagian Kedua KOORDI NATOR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pasal 13
1 Sekretaris Daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat 3 huruf
a berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam membantu Walikota menyusun kebijakanm dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah teramasuk pengelolaan keuangan daerah.
2 Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempunyai
tugas koordinasi dibidang: a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;
b. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan
barang daerah; c. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan
APBD; d. Penyusnanan Raperda APBD, perubahan APBD, dan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD; e. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat
pengawas keuangan daerah; dan f.
Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
3 Selain mempunyai tugas koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekretaris daerah mempunyai tugas:
a. Memimpin TAPD; b. Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;
c. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah; d. Memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD DPPA-
SKPD; dan e. Melaksanakan
tugas-tugas koordinasi
pengelolaan keuangan
daerah lainnya
berdasarkan kuasa
yang dilimpahkan oleh Walikota.
4 Koordinator pengelolaan keuangan daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 2
dan ayat 3 kepada Walikota.
Bagian Ketiga PEJABAT PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pasal 14
1 PPKD mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan
keuangan daerah; b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan
APBD; c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah; d. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah BUD;
e. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan
f. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh Walikota. 2 PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berw enang:
a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; b. Mengesahkan DPA-SKPD DPPA-SKPD;
c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD; d. Memberikan
petunujuk teknis
pelaksanaan sistem
penerimaan dan pengeluaraan kas daerah; e. Menetapkan SPD;
f. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman daerah dan pemberian
pinjaman atas nama pemerintah daerah yang ditet apkan dengan Keputusan Walikot a;
g. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
h. Menyajikan informasi keuangan daerah; dan i.
Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.
3 PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
4 Pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dilaksanakan oleh Dinas
Pendapatan Daerah. 5 Pelaksanaan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf i dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah yang
secara teknis dilakukan oleh Bagian Umum Perlengkapan. 6 Ketentuan ayat 4 dan 5 di atas menyesuaikan dengan
perkembangan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota yang berlaku di lingkungan Pemerintah Kota Tual.
Pasal 15
1 Pendapatan yang berasal Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang syah dianggarkan dalam RKA-PPKD.
2 Belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan
belanja tidak terduga dianggarkan dalam RKA-PPKD. 3 Penerimaan pembiayaan dan Pengeluaran pembiayaan daerah
dianggarkan dalam RKA-PPKD. 4 PPKD adalah Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah.
5 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 tersebut berlaku sepanjang belum diberlakukan Peraturan Daerah dan
atau Peraturan Walikota yang mengatur tentang Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.
Pasal 16
PPKD dapat melimpahkan kepada kepada pejabat lainnya di lingkungan satuan kerja perangkat daerah untuk melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai berikut: a.
Menyusun rancangan APBD dan rangcangan perubahan APBD; b.
Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD; dan c.
Melaksanakan pungutan pajak daerah.
Pasal 17
1 PPKD selaku BUD menunjuk pejabat dilingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku kuasa BUD.
2 Penunjukan kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
3 Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, mempunyai tugas:
a. Menyiapkan anggaran kas; b. Menyiapkan SPD;
c. Menerbitkan SP2D; d. Menyimpan uang daerah; dan
e. Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah.
4 Kuasa BUD selain melaksanakan tugas sebagaimana pada ayat 3 juga melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 14 ayat 2 huruf f, huruf g, huruf h, huruf i. 5 Kuasa BUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya
kepada BUD.
BAB I V AZAS UMUM DAN STRUKTUR APBD