5. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, menginterprestasikan hasil dan menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat pertanggungjawaban
6. Menyiapkan revisi anggaran jika diperlukan. Komite anggran biasanya teddiri dari para pimpinan puncak seperti kepala
depatemen, kepala dinas, kepala biro dsb. Komite anggaran ujuga memiliki peran yang vital. Komite anggran bertugas menuyusun anggran untuk tiap-tiap unitoperasi.
Depaemen anggran dan komite anggran merupakan perangkat yanmg berad pada pusat pertanggungjawaban., Karenanya pusat pertanggungjawaban merupakan alat yang sangat
vital untuk pelaksanaan dan pengendalian anggaran selain itu juga merupakan basis pengukuran kinerja yaitu membendingkan apa yang telah dicapai oleh pusat
pertanggungjawaban dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
D. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan cara komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari
aktivitas formal dalam organisasi yang terdiri dari : 1 perumusan strategi 2 perencanaan strategi 3 penganggran 4 opersional 5 evaluasi kinerja. Saluran
informasi informal dapat dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu pertemuan informal, diskusi dll.
Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi. Prengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi atau melalui sistem pengendalian dan manajemen informasi yang dirancang secara formal.
Dalam suatu organisasi setiap individu pasti mempunyai tujuan person. Untuk menyingkapi ini perlu adanya jembatan yang mampu menghantarkan organisasi
mencapai tujuannya, yaitu tercapainya keselarasan antara tujuan individu dan tuuan oraganisasi.Dalam hal ini hendaknya pengendalian manajemen dapat digunakan sebagai
jembatan untuk mewujudkan goal congruence yaitu keselaran antara tujuan individu dan tujuan organisasi.
Faktir yang mempengaruhi goal congrunce dapat dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu faktor pengendalian formal dan informal. Faktor pengendalian formal
misalnya : sistem pengendalian manajemen dan sistem aturan. Sedangkan faktor informal 18
terdiri dari ekstrenal dan internal. Yang bersifat eksternal contohnya etos kerja dan loyalitas karyawan dalam pemerintahan kita kenal sebagi abdi negara dan abdi
masyarakat, sedangkan yang bersifat internal : kulktur organisasi, gaya manajemen dan gaya komunikasi.
Perumusan Strategi strategy formulation
Perumusan strategi merupakan proses pehnentuan visis, misi, tujuan, sasran, target,arah dan kebijakan serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas
dan tanggungjawab manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintahan perumusan strategi dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya berupa GBHN yang akhirnya
merupakan acuan bagi eksektutif dalam berindak. Hasil perumusan strategi bersifat permanen dan jangka panjang bisa berjangka
4,5, 10 bahkan 20 tahun. Perubahan visi, misi dan tujuan oragnisasi sangat jarang dilakukuan oleh organisasi baik itu pemerintahan atau swasta. Yang berubah hanyalah
strategi untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Pertimbangan untuk revisi strategi biasanya kalau muncul perubahan lingkunan yang berupa ancaman
atau peluang baru. Perubahan lingkungan dalam organisasi sektor publik sanat mungkin karena karena organisasi sektor publik dipengaruhi oleh faktor politik, ekoomi, sosial dan
budaya. Ketidakstabilan ekonomi dan politik yang terjadi secara terus menerus dapat mendorong pemerintah untuk sewaktu-waktu mengeluarkan kebijakan dan strategi baru.
Ancaman dan peluang baru dapat muncul setiap saat. Karenanya perumusan strategi bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan
analisis SWOT. Analsisi ini dikembangkan dengan menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam suatu organisasi dan faktor eksternal yang
merupakan ancaman dan peluang. Berdasarkan analisis SWOT oganisasi dapat menentukan startegi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi perusahaann
dapat berubah atau mengalami revisi jika terdapat lingkungan yang berubah yang dipengaruhi adanya ancaman dan kesempatan, misalnya adanya inovasi teknologi baru,
peraturan pemerintah baru atau perubahan lingkungan politik dan ekonomi lokal dan global.
Gambar: Proses Perumusan Strategi
Proses perumusan pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi perkembangan disektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta tahap awal dari
manajemen strategi adalah perencnaan. Perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Menurut Olsen dan Eadi 1982 proses perumusan strategi terdiri dari 5 komponen dasar
yaitu : 1. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen
eksekutif organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai
2. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus
dipertimangkan pada saat merumuskan strategi organisasi 3. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik
4. Perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi 5. Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Analisis Eksternal: Ekonomi,soial,pilitik,
peraturan regulasi trend global
Teknologi baru Analisis Internal:
Teknologi yang dimiliki
Sumber daya Sumber daya alam
Sumber daya manusia Infrastruktur dsbnya
Opportunity Threat:
Identifikasi peluang ancaman
Strength Weaknes :
Identifikasi kekuatan kelemahan
Penyesuaian kompetensi dengan peluang dan ancaman
Strategi
Model Perumusan Strategi pada Organisasi Sektor Publik
Sumber : Bryson JM 1995 Menurut Bryson Jm model 8 langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi
yaitu: 1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategi
2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi 3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi
4. Menilai lingkungan eksternal 5. Menilai lingkungan internal
6. Identifikasi isu strategi yang sedang dihadapi organisasi 7. Perumusan strategi untuk me- manage isu-isu
8. Menetapkan visi organisasi untuk masa ke depan. 21
Innitiate and agree process
Stakeholder Missin and
mandate
Strength weakneses
Strategic issues
Opportunity and threats
PEST ANALYSIS
Political Economic
Sociological Technical
Internal Environmental
Analysis Ekternal
Environmental Analysis
Strategics
Vision for the future
Actions
Outcomes
Perencanaan Strategi strategic planning
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik. Perencanaan strategik adalah proses pemantauan program-program, aktivitas atau proyek yang akan
dilaksdankan suatu organisasidan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan
Perbedaan dengan perumusan strategi adalah bahwa perumusan strategi merupakan proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah
proses menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencana-rencana strategik. Dalam proses perumusan
strategi , manajemen memutuskan visi,misi dan tujuan oganisasi. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk program-program.
Proses Perencanaan Strategik
Strategi A Strategi B
Strategi C Strategi D
dst Perencanaan
strategi Program A1,A2 A3
Program A1,A2 A3 Program A1,A2 A3
Program A1,A2 A3 dst
Seleksi program dikaitkan dengan
prioritas dan
sumber
daya yang tersedia
Review strategi,program,pri
oritas dan anggaran Anggaran yang
dibutuhkan Program yang
lolos seleksi
Gambar Sistem Manajemen Strategik pada Pemerintah Daerah
Perencanaan strategik merupakan proses yang sistematis yang memilikiu prosedru dan skedul yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan
perencanaan strategik akan mengalaami masalah da;lam penganggaran, misalnya terjadinya beban kerja anggaran yang terlalu berat, alokasi sumberdaya yang tidak tepat
sasaran dab dilakukannya pilihan startyegi yang salah. Orientasi dilakukannya manajemen strategik pada organisasi manajemen organisasi publik menuntut adanya
strategic vision, strategic thinking, strategic leadership dan strategic organization. 23
LPJ Kepala Daerah
Perencanaan Strategik
Perencanaan kinerja
Anggaran kinerja
Pelaporan kinerja
Visi,misi,filosofi unit kerja
Tujuan unit kerja
Saran Target kinerja
Strategi Action plan
Ukuran efektifitas
Target kinerja
Ukuran ekonomi
Ukuran efisiensi
Ukuran penjelas
Target kinerja
Target kinerja analisis
biaya Justifikasi
Laporan Keu
Pemda Sub Sisem
pengumpula n data
Manfaat Perencanaan Strategik
Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal
Sebagai rerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek Sebagai sarana manajemen untuk memahami strategi organisasi secara lebih jelas
Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi
antara manajer puncak dengan manajer dibawahnya, sehingga memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level dibawahnya mengenai strategi
terbaik untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan, yang nantinya akan mendorong goal congruence.
Mengubah perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata
Perencanaan strategi dapat digunakan untuk membantu mengantisipasi dan memberikan arah perubahan, tetapi perubahan belum dapat berjalan dengan mulus
meskipun sudah ada perencanaan strategik. Perencanaan strategik bukan merupakan hasil akhir, tapi masih perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Untuk itu
harus didukung oleh : Struktur pendukung, baik secra manajerial maupun secara politik
Proses dan praktek implementasi di lapangan Kultur organisasi
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Desain sistem pengendalian manajemen harus didukung oleh struktur organisasi yang sesuai.
Visi, misi, tujuan dan strategi yang telah ditetapkan secara biak dapat gagal bila struktur organisasi tiudak mendukung strategi, karenanya perlu adanya restrukturisasi dan
reorganisasi agar selaras dengan startegi dan sistem pengendalian manajemen. Restrukturisasi dapat didasarkan pada prinsip
1. Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningktakan kapasitas untuk mencapai strategi yang efektif
2. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan kebijakan hingga level bawah. Visi, misi dan tujuan organisasi harus selalu
dikomunikasiokan kepada seluruh anggota organisasi 3. Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan
dan otorisasi alokasi sumber daya dan menilai kinerja manajemen. Proses dan praktik di lapangan terkait dengan prosedur dan sistem pengendalian.
Prencanaan strategik tidak akan efektif jika prosedur dan sistem pengendalian tidak sesuai dengan strategi. Arus ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian
wewenang dan tugas. Selain itu harus didukung oleh regulasi keuangan, pengendalian personel dan manajemen kompensasi yang jelas dan fair.
Kultur organisasi terkait dengan lingkungan kerja dan kesediaan anggota untuk melakukan perubahan. Perencanaan srtategik harus didukung adanya budaya organisasi
yang kuat, dan harus didukung oleh perubahan perilaku dan sikap anggota organisasi untuk melaksanakan program-program secara efektif dan efisien. Program akan gagal
bila personel di lapangan bertindak tidak sesuai dengan arah dan strategi organisasi.
Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap yang pang dominan, karena memiliki karakteristik yang agak berbeda
dengan penganggraan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terletak pada pengaruh politik dalam proses penganggaran.
Pengukuran Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat penegndalian. Pengendalian manajemen melalui
sistem penilaian kinerja dapat dilakukan dengana menciptakan mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian penghargaan dan hukuman dapat digunakan sebagai
pendorong untuk pencapaian suatu strategi. Sistem reward dan punishment harus didukung oleh manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi
merupakan mekanisme penting untuk mendorong motivasi manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Intensif positif pada manajer disebut sebagai reward dan intensif
negatinya disebut sebagai punishment. Peran peting adanya penghargaan dalam suatu organisasi akan mendorong tercapainya tujuan oragnisasi dan untuk menciptakan
kepuasan setiap individu. 25
Pemberian reward dapat berupa financial atau non financial, yang bersifat financial misalnya kenaikan gaji, bonus dan pemberian tunjangan, sedangkan non
financial dapat berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih baik dan pengakuan. Mekanisme
pemberian sanksi dan hukuman pada kondisi tetentu diperlukan, tetapi orientasi penilaian harus selalu pada pemberian penghargaan.
IV. PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK