Additive White Gaussian Noise AWGN Fading Rayleigh

BPF Power Splitter 90 º phase shift Product Detector Carrier Recovery sin ωct Product Detector Sinyal Input QPSK sin ωct cos ωct LPF LPF Q I KANAL I KANAL Q Data Biner yang diterima -½ V logic 0 +½ logic 1 Gambar 2.12 Diagram Blok Demodulator QPSK

2.5 AWGN dan Fading Rayleigh

Pada sistem komunikasi wireless, media kanal yang digunakan diantara pemancar transmitter dan penerima receiver adalah gelombang radio. Hal ini mengakibatkan sistem komunikasi ini sangat rentan dengan gangguan-gangguan sistem transmisi, diantaranya adalah AWGN dan Fading Rayleigh.

2.5.1 Additive White Gaussian Noise AWGN

Salah satu jenis noise yang ada pada sistem komunikasi adalah noise thermal. Noise thermal ini disebabkan oleh pergerakan-pergerakan elektron di dalam konduktor yang ada pada sistem telekomunikasi, misalnya pada perangkat penerima. Pada bidang frekuensi, noise thermal ini memiliki nilai kepadatan spektral daya yang sama untuk daerah frekuensi yang lebar, yaitu sebesar N2, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.13 a sedangkan fungsi otokorelasi AWGN ditunjukkan pada Gambar 2.13 b[3]. Universitas Sumatera Utara Gnf N2 N2 τ R τ f a b Gambar 2.13 a Rapat Spektral Daya Derau Putih b Fungsi Otokorelasi Derau Putih Karakteristik seperti ini disebut white. Noise yang memiliki karakteristik white disebut white noise, sehingga noise thermal merupakan white noise. Pergerakan elektron penyebab noise thermal bersifat acak, sehingga besarnya noise thermal juga berubah secara acak terhadap waktu. Perubahan secara acak tersebut dapat diperkirakan secara statistik, yaitu mengikuti Distribusi Gaussian, dengan rata- rata nol. Noise ini merusak sinyal dalam bentuk aditif, yaitu ditambahkan ke sinyal utama, sehingga noise thermal pada perangkat penerima ini disebut Additive White Gaussian Noise AWGN. Persamaan Distribusi Gaussian yang mewakili AWGN dapat dituliskan pada persamaan 2.7. 2.7 Dimana: mean = 0 dan varians = σ 2 . 2 2 2 2 2 πσ σ π     − = e n f Universitas Sumatera Utara Varians memiliki nilai: 2.8 Dimana: adalah kerapatan spektral daya dari noise dan T b adalah laju bit. Sehingga: 2.9 Dimana: k = konstanta Boltzman 1,38.10 -23 JK Ts = temperatur noise K B = bandwith noise Hz

2.5.2 Fading Rayleigh

Pada sistem komunikasi wireless terdapat gangguan khusus berupa komponen multipath dari sinyal yang dipancarkan. Multipath merupakan jalur propagasi yang berbeda-beda, yang dilalui sinyal antara pengirim dan penerima, yang disebabkan karena pantulan oleh halangan-halangan dan benda-benda yang ada di sepanjang jalur propagasi. Lingkungan kanal multipath ditunjukkan Gambar 2.14[4]. Gambar 2.14 Lingkungan Kanal Multipath b T N 2 2 = σ b s T B kT 2 2 = σ 2 2 B kT N s = Universitas Sumatera Utara Perbedaan jalur propagasi menimbulkan komponen multipath dari sinyal yang dipancarkan akan tiba pada penerima melalui jalur propagasi yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula. Perbedaan waktu tiba pada penerima tersebut menyebabkan sinyal yang diterima mengalami interferensi, yang akan menimbulkan fluktuasi amplitudo dan fasa sinyal yang diterima, dan menimbulkan fenomena yang disebut fading. Jadi fading merupakan hasil dari propagasi komponen multipath sinyal. Fluktuasi amplitudo sinyal yang terjadi adalah acak dan tidak dapat ditentukan sebelumnya, besar dan kapan terjadinya. Namun berdasarkan penelitian, fading tersebut dapat diperkirakan secara statistik, berupa perubahan nilai secara acak dengan distribusi tertentu. Salah satu distribusi tersebut adalah Distribusi Rayleigh. Distribusi Rayleigh merupakan salah satu distribusi yang dapat menjadi model untuk mewakili fading, sehingga fading yang memiliki Distribusi Rayleigh ini disebut Fading Rayleigh. Pada Fading Rayleigh, setiap sinyal yang melalui jalur yang berbeda-beda tersebut, memberikan sejumlah energi yang sama terhadap sinyal gabungan yang ada pada penerima. Sinyal yang dipengaruhi Fading Rayleigh yang sampai pada penerima dapat dipresentasikan pada persamaan 2.10. 2.10 Dimana: rt = fluktuasi amplitudo sinyal et sebagai fungsi waktu = |et| θt = fluktuasi fasa sinyal et sebagai fungsi waktu = ∠et ] 2 cos[ t t f t r t e c θ π + = Universitas Sumatera Utara Fluktuasi amplitudo gelombang pembawa pada sinyal yang dipengaruhi Fading Rayleigh mengikuti Distribusi Rayleigh, yang dapat dituliskan pada persamaan 2.11. 2.11 Dimana: pr = fungsi kepadatan probabilitas munculnya r r = amplitudo acak σ 2 = varians pdf

2.6 Fast Fourier Transform FFT dan Invers Fast Fourier Transform IFFT