3.4.4 Perhitungan BER BER dihitung dengan menggunakan metode Monte Carlo yang merupakan
metode simulasi estimasi BER yang relatif sederhana, yaitu dengan membandingkan antara deretan bit pada pengirim dengan deretan bit yang dideteksi pada sisi
penerima, kemudian jumlah bit yang salah dibagi dengan jumlah bit yang dibangkitkan. Proses ini pada software MATLAB dapat direpresentasikan sebagai
berikut, jika data yang dibangkitkan adalah:
txdata = 1
1 1
1 1
dan jumlah data yang ditransmisikan:
nod = 10
Jika kesalahan terjadi dalam kanal komunikasi dan txdata 1,7 berubah dari bit 0 menjadi bit 1, dan juga txdata 1,9 berubah dari bit 1 menjadi bit 0, maka data yang
diterima menjadi rxdata sebagai berikut:
rxdata = txdata; rxdata1,7 = 1
rxdata1,9 = 0 rxdata =
1 1
1 1
1
Untuk menghitung jumlah kesalahan, dilakukan proses pengurangan data yang dikirim dengan data yang diterima. Jika tidak ada kesalahan yang terjadi, maka
panjang nod dibuat sebagai vektor nol. Namun sebaliknya, jika terjadi kesalahan
Universitas Sumatera Utara
maka panjang nod akan dibuat sebagai vektor bukan nol nonzero yang bernilai -1 atau 1 pada posisi error. Pengurangan vektor dinyatakan sebagai subdata sebagai
berikut:
subdata = rxdata-txdata subdata =
1 -1
Jika elemen pada txdata berubah dari bit 0 menjadi bit 1, maka elemen vektor subdata pada posisi tersebut menjadi 1. Sebaliknya jika elemen pada txdata
berubah dari bit 1 menjadi bit 0, maka elemen vektor subdata pada posisi tersebut menjadi -1. Dengan mengambil nilai mutlak dari elemen-elemen subdata, dapat
dibuat vektor yang dinyatakan dengan 1 pada tiap elemen yang mengalami error.
abssubdata ans =
1 1
Kemudian dengan menjumlahkan semua elemen pada vektor abssubdata, jumlah kesalahan yang terjadi noe = number of errors dapat dihitung. Untuk
penjumlahan elemen, command yang dapat digunakan pada MATLAB adalah sebagai berikut:
noe = sumabssubdata noe =
2
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, laju kesalahan bit BER dapat dihitung dengan membagi jumlah bit yang salah noe dengan jumlah bit yang dibangkitkan nod
seperti berikut:
ber = noenod ber =
0.2000
3.5 Prinsip Kerja Sistem
Prinsip kerja dari sistem yang disimulasikan adalah sebagai berikut : 1.
Transmitter membangkitkan data bilangan acak yang terdistribui Uniform. 2.
Transmitter selanjutnya mengkonversikan data yang dibangkitkan dari bentuk serial ke paralel.
3. Transmitter kemudian melakukan proses modulasi QPSK dengan konstelasi IQ.
4. Proses spreading 2D selanjutnya dilakukan terhadap domain waktu dan domain
frekuensi. 5.
Transmitter kemudian melakukan proses transformasi x-titik melalui IFFT yang menghasilkan simbol OFCDM.
6. Transmitter selanjutnya juga melakukan penyisipan guard interval secara
periodik pada setiap simbol OFCDM. 7.
Kemudian pada kanal transmisi, dilakukan penambahan gangguan, yaitu berupa variabel atenuasi dari AWGN dan variabel fading dari Fading Rayleigh. Untuk
menganalisis kinerja CI terhadap BER pada sistem OFCDM, pada kanal juga ditambahkan variabel interwave dari CI.
Universitas Sumatera Utara