BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Siklus Menstruasi Remaja
Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status
nutrisi, keadaan penyakit, fungsi endokrin, atau stres dapat berpengaruh terhadap menstruasi yang normal.
4
Salah satu tanda perkembangan pubertas adalah
menarche , dari data
Third National Health and Nutrition Examination Survey
NHANES umur rata-rata menarche
pada anak remaja Amerika adalah 12.43 tahun dengan 10 sebelum umur 11 tahun dan
90 13.75 tahun.
1,13
Siklus menstruasi dapat dibedakan menjadi 2 fase yakni fase folikular atau proliferatif dan fase luteal atau sekresi. Fase folikular atau proliferatif
disebut juga fase estrogen, dimulai pada hari ke-5 setelah menstruasi dan berlangsung selama 11 hari. Pelepasan
gonadotropin releasing hormone GnRH dari hipotalamus menstimulasi kelenjar hipofise untuk mensekresi
luteinizing hormone LH dan
follicle stimulating hormone
FSH yang kemudian menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium. Folikel ini dominan
menghasilkan estrogen yang merangsang pertumbuhan endometrium. Sel stroma dan sel epitel berproliferasi dengan cepat sehingga memicu terjadinya
ovulasi.
3,14-16
5
Fase luteal atau sekresi disebut juga fase progesteron terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama 12 hari.
2
Karakteristiknya dijumpai adanya korpus luteum. Korpus luteum ini mensekresi progesteron dalam jumlah yang
banyak dan sedikit estrogen. Progesteron bekerja berlawanan dengan efek estrogen, yakni menghambat proliferasi dan menghasilkan perubahan
glandular untuk menerima implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Bila tidak terjadi pembuahan dan produksi
human chorionic gonadotropin HCG tidak
terjadi korpus luteum tidak akan bertahan. Regresi dari korpus luteum ini mengakibatkan penurunan progesteron dan estrogen yang memicu penipisan
lapisan endometrium sehingga terjadi menstruasi.
1,3,14
Gambar di bawah ini memperlihatkan perubahan kadar hormon dan endometrium yang terjadi
selama siklus menstruasi yang normal.
6
Gambar 2.1. Kadar hormon dan perubahan endometrium selama siklus menstruasi
4
2.2. Patofisiologi Nyeri Haid