“ PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, PRODUKSI DOMESTIK KAKAO, DAN LUAS LAHAN TERHADAP EKSPOR KAKAO Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Produksi Domestik Kakao, Dan Luas Lahan Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Tahun 1995-2015.

(1)

“ PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, PRODUKSI DOMESTIK KAKAO, DAN LUAS LAHAN TERHADAP EKSPOR KAKAO

INDONESIA TAHUN 1995-2015”

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Disusun Oleh: Rully Artika B300 130 119

PROGRAM STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, PRODUKSI DOMESTIK KAKAO, DAN LUAS LAHAN TERHADAP EKSPOR KAKAO INDONESIA TAHUN

1995-2015

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh: RULLY ARTIKA

B300 130 119

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Surakarta, 7 Februari 2017 Pembimbing Utama


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, PRODUKSI DOMESTIK KAKAO, DAN LUAS LAHAN TERHADAP EKSPOR KAKAO INDONESIA

TAHUN 1995-2015

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 7 Februari 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

Penguji I

Ir. Maulidiyah Indira Hasmarini, M.Si ( )

Penguji II

Siti Fatimah Nurhayati ( )

Penguji III

Dr.Daryono Soebagyo, M.Ec ( )

Dekan

Drs.Triyono, SE, M.Si NIK.642


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 7 Februari 2017

Penulis

RULLY ARTIKA B300130119


(5)

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, PRODUKSI DOMESTIK KAKAO, DAN LUAS LAHAN TERHADAP EKSPOR KAKAO INDONESIA TAHUN

1995-2015

ABSTRAK

Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh nilai tukar rupiah, produksi domestik kakao, dan luas lahan terhadap ekspor kakao Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time series dari tahun 1995-2015. Data yang digunakan diperoleh dari website resmi Badan Pusat Statistik Indonesia dan Kementerian Perdagangan Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM).

Hasil penelitian menunjukkan variabel nilai tukar rupiah, produksi domestik kakao dan luas lahan tidak berpengaruh signifikan dalam jangka pendek terhadap ekspor kakao Indonesia. Variabel produksi kakao domestik dalam jangka panjang tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia, sedangkan variabel nilai tukar rupiah dan luas lahan berpengaruh signifikan dalam jangka panjang terhadap eskpor kakao Indonesia. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,629999 yang berarti bahwa variabel bebas nilai tukar rupiah, produksi kakao domestik dan luas lahan mempengaruhi 62,99% variabel terikat ekspor kakao Indonesia. Hasil uji simultan (uji F), menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah, produksi kakao domestik dan luas lahan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia.

Kata Kunci : Ekspor Kakao, Nilai Tukar Rupiah, Produksi Kakao Domestik, Luas Lahan, Error Correction Model (ECM)

ABSTRACT

This study examines the influence of the rupiah exchange rate, domestic production of cocoa, and land area on Indonesian Cocoa Exports in the short term and long term. The this ressearch used a secondary data from the years 1995 to 2015 times series. Data source were obtained from the official website of Badan Pusat Statistik Indonesia and Kementerian Perdagangan Indonesia. The analytical method used was error correction model (ECM).

The results indicates that rupiah exchange rate, domestic production of cocoa and land area insignificant influecne in the short term on Indonesian Cocoa Exports. Domestic production of cocoa in the long term indicates that insignificant influence on Indonesian Cocoa Exports, while the rupiah exchange rate and land area has significant effect on Indonesia Cocoa Exports. The coefficient of determination value is 0,629999 whict means that rupiah exchange rate, domestic production of cacao and land area affects 62,99% of the


(6)

Indonesian Cocoa Exports. According to the results of simultaneous test (F test), indicating that rupiah exchange rate, domestic production of cocoa has significant effect on Indonesia Cocoa Exports simultaneous.

Key Words : Cocoa Exports, Rupiah Exchange Rate, Domestic Production of Cocoa, Land Area, Error Correction Model (ECM)

1. PENDAHULUAN

Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah bagi suatu negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari aktivitas perdagangan luar negeri, salah satunya adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi menghasilkan barang dan jasa secara lebih murah, baik dari segi biaya, bahan maupun cara berproduksi.

Keunggulan Indonesia sebagai negara agraris, peran sektor pertanian dan agribisnis dapat menjadi alat dalam pembangunan perekonomian nasional. Pertanian merupakan salah satu sektor yang penting di Indonesia, hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, serta penyumbang devisa melalui ekspor dan sebagainya. Salah satu sub sektor di sektor pertanian adalah sub sektor perkebunan. Sub sektor ini semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Pada sub sektor perkebunan terdapat banyak komoditas yang ditawarkan dan menjadi pilihan ekspor ke negara lain, baik negara-negara maju maupun negara-negara-negara-negara berkembang.

Salah satu komoditas utama yang menjadi unggulan dari sektor perkebunan Indonesia adalah kakao. Indonesia sendiri adalah negara produsen utama kakao dunia. Tercatat seluas 1,4 juta hektar dengan produksi kurang lebih 500 ribu ton pertahun, menempatkan Indonesia sebagai negara produsen terbesar ketiga dunia. Sedangkan produsen kakao terbesar dunia terdapat di Benua Afrika. Benua Afrika mampu menguasai produksi kakao sebesar 69,7 persen pada tahun 2007 dari total produksi dunia (International Cacao

Organization, 2008). Negara di Benua Afrika yang merupakan produsen


(7)

Budaya Indonesia yang tidak mengkonsumsi kakao dengan jumlah banyak dan industri pengolahan biji kakao yang kurang mendukung menjadikan komoditi kakao lebih banyak di ekspor dari pada dijual di pasar domestik. Banyaknya hasil produksi kakao yang diekspor ke berbagai negara tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ekspor kakao Indonesia antara lain nilai tukar rupiah, produksi kakao dan luas lahan.

Berdasarkan keterangan – keterangan tersebut maka penulis tertarik memilih skripsi berjudul “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Peoduksi Domestik Kakao, dan Luas Lahan Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Tahun 1995-2015”.

1.1.Tujuan Penelitian

1.1.1. Mengetahui apakah variabel nilai tukar rupiah, produksi kakao domestik, dan luas lahan berpengaruh secara serempak terhadap ekspor kakao di Indonesia tahun 1995-2015.

1.1.2. Mengetahui seberapa besar pengaruh jangka pendek dan jangka panjang dari nilai tukar rupiah, produksi kakao domestiik, dan luas lahan terhadap ekspor kakao Indonesia tahun 1995-2015. 1.2.Peranan Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi

Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang ekonomi diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. 1.3.Wilayah Potensi (Industri Pengolahan Kakao)

Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading dan Ghana. Tiga besar negara penghasil kakao adalah sebagai berikut : Pantai Gading (1.276.000 ton), Ghana (586.000 ton) dan Indonesia (456.000 ton). Luas lahan tanaman kakao


(8)

Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi kakao sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata 900 kg per ha.

Daerah penghasil kakao Indonesia antara lain adalah Sulawesi Selatan sebesar 184.000 ton (28,26%), Sulawesi Tengah sebesar 137.000 ton (21,04%, Sulawesi Tenggara sebesar 111.000 ton (17,05%), Sumatera Utara sebesar 137.000 ton (21,04%), Kalimantan Timur sebesar 25.000 ton (3,84), Lampung 21.000 ton (3,23%) dan daerah lainnya sebesar 1.4.Perdagangan Internasional

Perdagangan diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan pertukaran atau tidak. 1.5.Ekspor

Ekspor adalah proses pemindahan suatu barang atau komoditas dagang dari satu negara ke negara lain secara legal, dan pada umumnya diperlukan kerjasama dari bea cukai baik di negara pengirim (eksportir) maupun di negara penerima (importir). Peranan ekspor adalah sebagai alat pendorong pertumbuhan ekonomi negara dengan meningkatkan devisa negara (Apridar, 2012).

1.6.Produksi

Produksi adalah seluruh kegiatan usaha manusia dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Gilarso, 2004). Produksi merupakan hasil akhir dari proses ekonomi dengan memanfaatkan masukan atau input guna menghasilkan suatu output. Disimpulkan bahwa produksi adalah proses ekonomi yang dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu

output berupa barang atau jasa yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi


(9)

1.7.Luas Lahan

Tinggi rendahnya tingkat produksi hasil pertanian ditentukan oleh tingkat penggunaan faktor produksi. Salah satu faktor produksi yang ikut menentukan tingkat produksi hasil pertanian adalah luas lahan. Keberadaan lahan sangat penting dalam mendukung kegiatan produksi hasil pertanian. Luas areal panen adalah jumlah seluruh lahan yang dapat memproduksi tanaman.

1.8.Nilai Tukar

Nilai tukar atau kurs merupakan harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang lain yang dapat dibeli dan dijual. Kegiatan perdagangan internasional antara suatu negara dengan negara lain sangat dipengaruhi oleh nilai tukar atau kurs valuta asing.

2. METODE PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data berdasarkan deret waktu dari tahun 1995-2015 untuk melihat pengaruh nilai tukar rupiah, produksi kakao domestik, dan luas lahan terhadap ekspor kakao Indonesia tahun 1995-2015.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh data adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulisterutama berupa arsip dan juga buku-buku yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2.1.Penurunan Model Error Corection Model (ECM)

ECM merupakan analisis data time series yang digunakan untuk variabel-variabel yang memiliki ketergantungan yang sering disebut dengan kointegrasi. Analisis ECM digunakan untuk menyeimbangkan hubungan ekonomi jangka pendek variabel-variabel yang telah memiliki keseimbangan atau hubungan ekonomi jangka panjang.

2.2.Tahap-Tahap Pengujian ECM

Tahap-tahap pengujian ECM meliputi uji stasioneritas, uji kointegrasi dan uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan linieritas.


(10)

Selanjutnya dilakukan uji statistik yang meliputi koefisien determinasi, uji F dan uji t.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1.Hasil Regres

Berdasarkan hasil regres, maka diperoleh model estimasi Error Correction Model sebagai berikut :

∆LogYt = 4.800436 + 0.006176 ∆LogX1t + 0.101093 ∆LogX2t + 1.311565 ∆LogX3t - 0.675937 LogX1t-1 - 0.213859 LogX2t-1 - 0.684253 LogX3t-1 + 0.583314 ECT

Berdasarkan hasil regres menunjukkan bahwa model termasuk Error Correction Model, karena nilai koefisien λ sebesar 0.583314 (0< λ<1) dan signifikan 0,0158 (0,0158 < 0,10).

3.2.Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil regres menunjukkan bahwa nilai R2 dalam penelitian adalah sebesar 0,629999. Variasi variabel ekspor kakao dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 62,99%, sisanya sebesar 37,01% dijelaskan oleh variasi di faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model.

3.3.Uji Simultan (Uji F)

Berdasarkan hasil regres diketahui bahwa secara serempak variabel nilai tukar rupiah, produksi kakao domestik, dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia tahun 1995-2015.

3.4.Uji Validitas Pengaruh (Uji t)

Berdasarkan hasil regres dapat diketahu bahwa dalam jangka pendek variabel nilai tukar rupiah, produksi kakao domestik dan luas lahan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia tahun 1995-2015, sedangkan dalam jangka panjang variabel nilai tukar rupiah dan luas lahan yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia tahun 1995-2015.


(11)

3.5.Interpretasi Ekonomi

Interpretasi ekonomi dimaksudkan untuk menginterpretasikan hasil dari analisis berdasarkan ilmu-ilmu ekonomi terhadap keseluruhan hasil analisis. Untuk mengetaui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (nilai tukar rupiah, produksi kakao, dan luas lahan) terhadap variabel dependen (ekspor kakao) dapat dilihat besarnya koefisien regresi dari masing – masing variabel.

Variabel nilai tukar rupiah dalam jangka pendek tidak berpengaruh signifikan pada tingkat α sampai dengan 10% terhadap volume ekspor kakao Indonesia tahun 1995 sampai tahun 2015. Apabila kurs dollar Amerika semakin kuat, maka kemampuan luar negeri untuk melakukan impor dari Indonesia semakin besar juga. Dalam jangka panjang, nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kakao Indonesia pada tingkat signifikansi α = 0,10. Pada saat nilai tukar rupiah terhadap dollar menguat (apresiasi), permintaan negara pengimpor terhadap kakao Indonesia akan berkurang. Hal itu karena secara relatif produk kakao di pasar ekspor akan cenderung lebih mahal, sehingga negara pengimpor akan mengurangi ekspor kakao Indonesia dan memilih melakukan impor pada negara yang memiliki apresiasi nilai tukar lebih rendah daripada rupiah. Tanpa adanya peningkatan kualitas produk kakao, dengan harga yang relatif menjadi lebih mahal, akan menyebabkan produk kakao Indonesia tidak akan mampu mempertahankan posisinya di beberapa negara tujuan ekspor.

Variabel luas lahan kakao dalam jangka pendek tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat α sampai dengan 10% terhadap volume ekspor kakao Indonesia tahun 1995 sampai tahun 2015. Dalam jangka panjang, variabel luas lahan kakao berpengaruh secara signifikan pada tingkat α sampai dengan 10% terhadap volume ekspor kakao Indonesia. Luas lahan yang meningkat akan menurunkan ekspor kakao Indonesia. Meskipun luas lahan untuk menanam kakao meningkat, apabila tidak


(12)

disertai dengan penambahan jumlah produksi maka akan menurunkan ekspor kakao di Indonesia.

4. PENUTUP 4.1.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dibahas pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

4.1.1. Nilai tukar rupiah, produksi kakao, dan luas lahan kakao secara serempak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao di Indonesia tahun 1995-2015.

4.1.2. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) pada tingkat signifikansi α sebesar 10 persen, dalam jangka pendek nilai tukar rupiah, produksi kakao dan luas lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia. Sedangkan dalam jangka panjang, hanya nilai tukar dan luas lahan yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia.

4.2.Saran

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 4.2.1. Bagi pemerintah hendaknya lebih proaktif dalam memonitor dan

mengawal penguatan rupiah sehingga apresiasi nilai tukar rupiah tidak terlalu tinggi agar ekspor kakao bisa meningkat.

4.2.2. Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan produsen kakao dengan cara memberikan tambahan modal sehingga akan meningkatkan jumlah produksi kakao yang dapat diekspor.

4.2.3. Bagi produsen kakao hendaknya lebih meningkatakan mutu dan kualitas dari produk kakao yang akan diekspor, sehingga permintaan ekspor kakao dapat meningkat.

4.2.4. Bagi akademisi yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agar memperluas objek penelitiannya pada variabel-variabel lainnya yang memiliki kaitan dengan ekspor kakao di Indonesia.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Apridar. 2012. Ekonomi Internasional, Sejarah, Teori, Konsep dan Permasalahan

Dalam Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2005

Badan Pusat Statistik. Statistik Perkebunan Indonesia. 2015. www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016.

Boediono. 1993. Ekonomi Internasional Edisi I. Yogyakarta: BPFE-UGM. Boediono. 2000. Ekonomi Moneter, edisi 3, BPFE: Yogyakarta.

Galih, Ambar Puspa & Setiawina, N.Djinar.2014.Analisis Pengaruh Jumah Produksi, Luas Lahan dan Kurs Dollar Terhadap Volume Ekspor Kopi

Indonesia Periode Tahun 2001-2011. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan

Vol.3,No.2. Universitas Udayana.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: IKAPI Gujarati, Damodar. 2003.Ekonometri Dasar.Jakarta: Erlangga.

Gujarati, Damodar. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Hari Kustaman, Priyo. 2005. Analisis Respon Penawaran Ekspor Serat Sabut

Kelapa Indonesia. Skripsi Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Kementerian Perdagangan. 2016. www.kemendag.go.id. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016.

Komalasari, Irma. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Biji Kakao Indonesia. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Krugman, R Paul. Maurice Obsifeld. 2005. Ekonomi Internasional Teori dan


(14)

Mankiw,N.Gregory. 2006. Principles of Economic.Pengantar Ekonomi Makro. Terjemahan oleh Chriswan Sungkono.Edisi Ketiga.Jakarta: Salemba Empat.

Nopirin. 1996. Ekonomi Internasional, Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Pambudi, Archibald Damar. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Biji Kakao Indonesia ke Malaysia dan Singapura. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan Edisi Ke – 2. Indonesia. Kencana Prenada Media Group.

Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Tuti, F.M. 2009. Analisis Permintaan Ekspor Biji Kakao Sulawesi Tengah oleh


(1)

1.7.Luas Lahan

Tinggi rendahnya tingkat produksi hasil pertanian ditentukan oleh tingkat penggunaan faktor produksi. Salah satu faktor produksi yang ikut menentukan tingkat produksi hasil pertanian adalah luas lahan. Keberadaan lahan sangat penting dalam mendukung kegiatan produksi hasil pertanian. Luas areal panen adalah jumlah seluruh lahan yang dapat memproduksi tanaman.

1.8.Nilai Tukar

Nilai tukar atau kurs merupakan harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang lain yang dapat dibeli dan dijual. Kegiatan perdagangan internasional antara suatu negara dengan negara lain sangat dipengaruhi oleh nilai tukar atau kurs valuta asing.

2. METODE PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data berdasarkan deret waktu dari tahun 1995-2015 untuk melihat pengaruh nilai tukar rupiah, produksi kakao domestik, dan luas lahan terhadap ekspor kakao Indonesia tahun 1995-2015.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh data adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulisterutama berupa arsip dan juga buku-buku yang berhubungan dengan masalah penelitian.

2.1.Penurunan Model Error Corection Model (ECM)

ECM merupakan analisis data time series yang digunakan untuk variabel-variabel yang memiliki ketergantungan yang sering disebut dengan kointegrasi. Analisis ECM digunakan untuk menyeimbangkan hubungan ekonomi jangka pendek variabel-variabel yang telah memiliki keseimbangan atau hubungan ekonomi jangka panjang.

2.2.Tahap-Tahap Pengujian ECM

Tahap-tahap pengujian ECM meliputi uji stasioneritas, uji kointegrasi dan uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinieritas, uji


(2)

Selanjutnya dilakukan uji statistik yang meliputi koefisien determinasi, uji F dan uji t.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1.Hasil Regres

Berdasarkan hasil regres, maka diperoleh model estimasi Error Correction Model sebagai berikut :

∆LogYt = 4.800436 + 0.006176 ∆LogX1t + 0.101093 ∆LogX2t + 1.311565

∆LogX3t - 0.675937 LogX1t-1 - 0.213859 LogX2t-1 - 0.684253 LogX3t-1 +

0.583314 ECT

Berdasarkan hasil regres menunjukkan bahwa model termasuk Error Correction Model, karena nilai koefisien λ sebesar 0.583314 (0< λ<1) dan signifikan 0,0158 (0,0158 < 0,10).

3.2.Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil regres menunjukkan bahwa nilai R2 dalam penelitian adalah sebesar 0,629999. Variasi variabel ekspor kakao dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 62,99%, sisanya sebesar 37,01% dijelaskan oleh variasi di faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model.

3.3.Uji Simultan (Uji F)

Berdasarkan hasil regres diketahui bahwa secara serempak variabel nilai tukar rupiah, produksi kakao domestik, dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia tahun 1995-2015.

3.4.Uji Validitas Pengaruh (Uji t)

Berdasarkan hasil regres dapat diketahu bahwa dalam jangka pendek variabel nilai tukar rupiah, produksi kakao domestik dan luas lahan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia tahun 1995-2015, sedangkan dalam jangka panjang variabel nilai tukar rupiah dan luas lahan yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia tahun 1995-2015.


(3)

3.5.Interpretasi Ekonomi

Interpretasi ekonomi dimaksudkan untuk menginterpretasikan hasil dari analisis berdasarkan ilmu-ilmu ekonomi terhadap keseluruhan hasil analisis. Untuk mengetaui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (nilai tukar rupiah, produksi kakao, dan luas lahan) terhadap variabel dependen (ekspor kakao) dapat dilihat besarnya koefisien regresi dari masing – masing variabel.

Variabel nilai tukar rupiah dalam jangka pendek tidak berpengaruh signifikan pada tingkat α sampai dengan 10% terhadap volume ekspor kakao Indonesia tahun 1995 sampai tahun 2015. Apabila kurs dollar Amerika semakin kuat, maka kemampuan luar negeri untuk melakukan impor dari Indonesia semakin besar juga. Dalam jangka panjang, nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kakao Indonesia pada tingkat signifikansi α = 0,10. Pada saat nilai tukar rupiah terhadap dollar menguat (apresiasi), permintaan negara pengimpor terhadap kakao Indonesia akan berkurang. Hal itu karena secara relatif produk kakao di pasar ekspor akan cenderung lebih mahal, sehingga negara pengimpor akan mengurangi ekspor kakao Indonesia dan memilih melakukan impor pada negara yang memiliki apresiasi nilai tukar lebih rendah daripada rupiah. Tanpa adanya peningkatan kualitas produk kakao, dengan harga yang relatif menjadi lebih mahal, akan menyebabkan produk kakao Indonesia tidak akan mampu mempertahankan posisinya di beberapa negara tujuan ekspor.

Variabel luas lahan kakao dalam jangka pendek tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat α sampai dengan 10% terhadap volume ekspor kakao Indonesia tahun 1995 sampai tahun 2015. Dalam jangka panjang, variabel luas lahan kakao berpengaruh secara signifikan pada tingkat α sampai dengan 10% terhadap volume ekspor kakao Indonesia. Luas lahan yang meningkat akan menurunkan ekspor kakao Indonesia. Meskipun luas lahan untuk menanam kakao meningkat, apabila tidak


(4)

disertai dengan penambahan jumlah produksi maka akan menurunkan ekspor kakao di Indonesia.

4. PENUTUP 4.1.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dibahas pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

4.1.1. Nilai tukar rupiah, produksi kakao, dan luas lahan kakao secara serempak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao di Indonesia tahun 1995-2015.

4.1.2. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) pada tingkat signifikansi α sebesar 10 persen, dalam jangka pendek nilai tukar rupiah, produksi kakao dan luas lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia. Sedangkan dalam jangka panjang, hanya nilai tukar dan luas lahan yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap ekspor kakao Indonesia.

4.2.Saran

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 4.2.1. Bagi pemerintah hendaknya lebih proaktif dalam memonitor dan

mengawal penguatan rupiah sehingga apresiasi nilai tukar rupiah tidak terlalu tinggi agar ekspor kakao bisa meningkat.

4.2.2. Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan produsen kakao dengan cara memberikan tambahan modal sehingga akan meningkatkan jumlah produksi kakao yang dapat diekspor.

4.2.3. Bagi produsen kakao hendaknya lebih meningkatakan mutu dan kualitas dari produk kakao yang akan diekspor, sehingga permintaan ekspor kakao dapat meningkat.

4.2.4. Bagi akademisi yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agar memperluas objek penelitiannya pada variabel-variabel lainnya yang memiliki kaitan dengan ekspor kakao di Indonesia.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Apridar. 2012. Ekonomi Internasional, Sejarah, Teori, Konsep dan Permasalahan Dalam Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2005

Badan Pusat Statistik. Statistik Perkebunan Indonesia. 2015. www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016.

Boediono. 1993. Ekonomi Internasional Edisi I. Yogyakarta: BPFE-UGM. Boediono. 2000. Ekonomi Moneter, edisi 3, BPFE: Yogyakarta.

Galih, Ambar Puspa & Setiawina, N.Djinar.2014.Analisis Pengaruh Jumah Produksi, Luas Lahan dan Kurs Dollar Terhadap Volume Ekspor Kopi Indonesia Periode Tahun 2001-2011. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.3,No.2. Universitas Udayana.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: IKAPI Gujarati, Damodar. 2003.Ekonometri Dasar.Jakarta: Erlangga.

Gujarati, Damodar. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Hari Kustaman, Priyo. 2005. Analisis Respon Penawaran Ekspor Serat Sabut Kelapa Indonesia. Skripsi Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Kementerian Perdagangan. 2016. www.kemendag.go.id. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016.

Komalasari, Irma. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Biji Kakao Indonesia. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Krugman, R Paul. Maurice Obsifeld. 2005. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.


(6)

Mankiw,N.Gregory. 2006. Principles of Economic.Pengantar Ekonomi Makro. Terjemahan oleh Chriswan Sungkono.Edisi Ketiga.Jakarta: Salemba Empat.

Nopirin. 1996. Ekonomi Internasional, Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Pambudi, Archibald Damar. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Biji Kakao Indonesia ke Malaysia dan Singapura. Semarang: Universitas Diponegoro.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan Edisi Ke – 2. Indonesia. Kencana Prenada Media Group.

Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Tuti, F.M. 2009. Analisis Permintaan Ekspor Biji Kakao Sulawesi Tengah oleh Malaysia. Semarang, Indonesia: Universitas Diponegoro.