Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun Berganda Metode Satuan Unit Produksi

a. Metode Garis Lurus

Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur asset tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian asset dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang ditaksir. Atau dengan rumus : Penyusutan tahunan = Harga perolehan- Nilai ekonomis Umur ekonomis Contoh : Sebuah mesin cetak tangan dibeli dengan harga Rp 3.900.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp 645.000. Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut : Penyusutan tahunan = Rp 3.900.000 – Rp 645.000 5 = Rp 651.000 Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak: Beban Penyusutan Mesin Rp 651.000 Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 651.000

b. Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi asset itu. Cara menghitung beban penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase Universitas Sumatera Utara penyusutan yang tetap, dihitung dari nilaii buku harga perolehan- akumulasi penyusutan. Contoh : Sebuah asset tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp 30.000.000 , nilai residu Rp 10.000.000 , umur ekonomis 10 tahun. Maka penyusutannya = 10 Rp 30.000.000 – Rp 10.000.000 = Rp 2.000.00 Tarif Ganda = 100 10 = 20 Maka, besarnya penyusutan setiap tahun dapat dihitung sebagai berikut: Tahun I = 20 X Rp 30.000.000 = Rp 6.000.000 Tahun II = 20 X Rp 30.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 4.800.000 Tahun III = 20 X Rp 24.000.000 – Rp 4.800.000 = Rp 3.840.000

c. Metode Satuan Unit Produksi

Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu asset. Dengan demikian, besarnya beban penyusutan tiap-tiap periode belum tentu sama. Universitas Sumatera Utara Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 12.000.000 dan nilai residu Rp 2.000.000.Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 80.000 unit produk. Maka beban penyusutan per satuan produksi : Penyusutan per unit produksi = Rp 12.000.000 – Rp 2.000.000 80.000 = Rp 125 Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah 10.000 X Rp 125 = Rp 1.250.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 X Rp 125 = Rp 1.125.000

d. Metode Jumlah Angka Tahun