Pendugaan Produktivitas Serasah Selama Musim Hujan pada Tegakan Hopea bancana V. SI dan Shorea balangeran Burck Di Hutan Penelitian Darmaga, Bogor, Jawa Barat

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS SERASAH SELAMA MUSIM HUJAN
PADA TEGAKAN Hopea bancana V. SI. DAN Shorea balangeran Burck.
DI HUTAN PENELITIA DARMAGA, BOGOR, JAWA BARAT

TUTI AMELIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS SERASAH SELAMA MUSIM HUJAN
PADA TEGAKAN Hopea bancana V. SI. DAN Shorea balangeran Burck.
DI HUTAN PENELITIAN DARMAGA, BOGOR, JAWA BARAT

TUTI AMELIA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

Judul :

Pendugaan Produktivitas Serasah Selama Musim Hujan pada
Tegakan Hopea bancana V. SI dan Shorea balangeran Burck Di
Hutan Penelitian Darmaga, Bogor, Jawa Barat

Nama :

Tuti Amelia

NRP :

E14201018


Disetujui,

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

(Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S.)
NIP : 131 430 799

(Ir. Iwan Hilwan, M.S.)
NIP : 131 578 802

Diketahui,
Dekan Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

(Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S.)
NIP : 131 430 799

Tanggal Lulus : 13 Februari 2006


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Mei 1982 di Kububaru,
Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera
Barat. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara
pasangan Ayahanda Darlis Darwis dan Ibunda Efni.
Pendidikan formal yang pernah dijalani oleh penulis :
1. SD Negeri 018 Sidodadi Samarinda Ulu, lulus tahun 1995
2. SLTP Negeri I Tanjung Raya, lulus tahun 1998
3. SMU Negeri I Tanjung Raya, lulus tahun 2001
4. Pada tahun 2001 penulis diterima di Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor Departemen Manajemen Hutan Program Studi
Budidaya Hutan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama duduk di bangku kuliah penulis pernah aktif pada kegiatan :
1. Asisten mata kuliah Ekologi Hutan pada semester 9
2. Asisten mata kuliah Dendrologi pada semester 7
3. Pengurus AFSA (Asean Forestry Student Asociation) Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, sebagai staf PSDM periode 20022003
4. Pengurus Himpro Jurusan Manajemen Hutan (FMSC) periode
2003/2004

Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan dan Penggelolaan Hutan (P3H)
di Cilacap-Baturaden, Praktek Umum Penggelolaan Hutan (PUPH) di Desa Getas
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dari bulan Juli-Agustus 2003 dan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di HPH PT. Diamond Raya Timber, Riau pada tahun 2005.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan,
penulis menyusun skripsi dengan judul “Pendugaan Produktivitas Serasah Selama
Musim Hujan pada Tegakan Hopea bancana V. SI. dan Tegakan Shorea
balangeran Burck. Di Hutan Penelitian Darmaga, Bogor, Jawa Barat”, di bawah
bimbingan Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. dan Ir. Iwan Hilwan MS.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian selama 3 bulan (21
Agustus-6 November 2005) di Hutan Penelitian Darmaga dan merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan karena kemampuan penulis yang terbatas, sehingga membutuhkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayah (alm) dan Ibu tercinta, atas segala do’a dan dorongannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Ir. Iwan Hilwan, MS selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran selama memberikan bimbingan
serta segala bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Iding. M. Padlinurjaji, MS dan Bapak Ir. Dones
Rinaldi, M.Sc.F selaku dosen penguji, yang telah meluangkan waktu,
memberikan masukan dan wawasan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Zainal dan pihak Hutan Penelitian Darmaga yang telah memberikan
fasilitas selama penulis melakukan penelitian.
5. Tedi, Wandra, Sukma, dan Haris atas bantuannya selama penulis
melakukan penelitian.
6. WH’ Crew (Chicy, Adah, Yu UnQ, The Mair, Ai, Ulan, Nielma, Tria,
Ibeth, Dian, Nissa, B-Wie, Mute, Nanda, dan Euis atas kebersamaan,
persahabatan, semangat dan waktunya untuk mendengar “curhat” dari
penulis.
7. Mas Syaiful, Aa Ridho, Mas Uung, Mbak Eni, Mbak Erni dan Mas Rama

atas segala dukungan dan bantuannya.

8. Teman-teman Lab ekologi (Welly, Beny, Dika, Fiki, Dania, Danu, Tezar,
Eko, dan Berry) atas persahabatan, kebersamaan, semangat dan
bantuannya.
9. Teman-teman di fakultas kehutanan, khususnya BDH’38 serta semua
pihak yang turut membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua serta bagi
kemajuan ilmu pengetahuan walaupun sedikit. Amin.

Bogor, 14 Februari 2006

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ v

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................ 1
Manfaat Penelitian .............................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
Pengertian Serasah .............................................................................. 3
Pengertian Produktivitas dan Produktivitas Serasah ........................... 3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas serasah .................. 5
Keterangan Jenis Tegakan .................................................................. 8
Tegakan Hopea bancana V. SI. ................................................. 8
Tegakan Shorea balangeran Burck. .......................................... 9
BAHAN DAN METODE ............................................................................ 11
Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 11
Alat dan Bahan .................................................................................... 11
Metode Penelitian ............................................................................... 11
Penentuan Petak Penelitian ........................................................ 11
Pengukuran Produktivitas Serasah ............................................. 12
Pengolahan Data ........................................................................ 13
KEADAAN UMUM LOKASI .................................................................... 15
Letak, Luas, dan Status Hukum .......................................................... 15

Iklim .................................................................................................... 15
Tanah ................................................................................................... 15
Topografi dan Ketinggian ................................................................... 16
Flora .................................................................................................... 16
Fauna ................................................................................................... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 18
Hasil Penelitian ................................................................................... 18
Pembahasan ......................................................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 29
Kesimpulan ......................................................................................... 29
Saran .................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 31
LAMPIRAN ................................................................................................. 33

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Hasil pengukuran produktivitas serasah di berbagai tipe hutan .............. 6
2 Produksi serasah tahunan rata-rata di 4 (empat) zona iklim yang
penting (ton/ha/tahun) ............................................................................ 7

3 Taksiran produktivitas serasah tahunan di berbagai tipe hutan .............. 8
4 Rataan produktivitas serasah yang jatuh selama 3 bulan pada tegakan
Hopea bancana V. SI.dan tegakan Shorea balangeran Burck. di
hutan peneletian Darmaga ...................................................................... 18
5 Hubungan antara produktivitas serasah dengan faktor lingkungan
(curah hujan dan kecepatan angin) ........................................................ 21

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Penempatan litter-trap di petak penelitian berukuran 25 m x 25 m ........ 12
2 Bentuk litter-trap (alat penampung serasah) yang digunakan untuk
menampung serasah ............................................................................... 12
3 Fluktuasi nilai rataan produktivitas serasah total dan produktivitas
serasah setiap komponen di tegakan Hopea bancana V. SI. selama
periode pengamatan ................................................................................ 20
4 Fluktuasi nilai rataan produktivitas serasah total dan produktivitas
serasah setiap komponen di tegakan Shorea balangeran Burck.
selama periode pengamatan .................................................................... 20
5 Hubungan antara produktivitas serasah dengan curah hujan pada
tegakan Hopea Bancana V. SI ............................................................... 22

6 Hubungan antara produktivitas serasah dengan curah hujan pada
tegakan Shorea balangeran Burck ......................................................... 22
7 Hubungan antara produktivitas serasah dengan kecepatan angin pada
tegakan Hopea Bancana V. SI. .............................................................. 23
8 Hubungan antara produktivitas serasah dengan kecepatan angin pada
tegakan Shorea balangeran Burck ......................................................... 23

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS SERASAH SELAMA MUSIM HUJAN
PADA TEGAKAN Hopea bancana V. SI. DAN Shorea balangeran Burck.
DI HUTAN PENELITIA DARMAGA, BOGOR, JAWA BARAT

TUTI AMELIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS SERASAH SELAMA MUSIM HUJAN
PADA TEGAKAN Hopea bancana V. SI. DAN Shorea balangeran Burck.

DI HUTAN PENELITIAN DARMAGA, BOGOR, JAWA BARAT

TUTI AMELIA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

Judul :

Pendugaan Produktivitas Serasah Selama Musim Hujan pada
Tegakan Hopea bancana V. SI dan Shorea balangeran Burck Di
Hutan Penelitian Darmaga, Bogor, Jawa Barat

Nama :

Tuti Amelia

NRP :

E14201018

Disetujui,

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

(Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S.)
NIP : 131 430 799

(Ir. Iwan Hilwan, M.S.)
NIP : 131 578 802

Diketahui,
Dekan Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

(Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S.)
NIP : 131 430 799

Tanggal Lulus : 13 Februari 2006

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Mei 1982 di Kububaru,
Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera
Barat. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara
pasangan Ayahanda Darlis Darwis dan Ibunda Efni.
Pendidikan formal yang pernah dijalani oleh penulis :
1. SD Negeri 018 Sidodadi Samarinda Ulu, lulus tahun 1995
2. SLTP Negeri I Tanjung Raya, lulus tahun 1998
3. SMU Negeri I Tanjung Raya, lulus tahun 2001
4. Pada tahun 2001 penulis diterima di Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor Departemen Manajemen Hutan Program Studi
Budidaya Hutan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama duduk di bangku kuliah penulis pernah aktif pada kegiatan :
1. Asisten mata kuliah Ekologi Hutan pada semester 9
2. Asisten mata kuliah Dendrologi pada semester 7
3. Pengurus AFSA (Asean Forestry Student Asociation) Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, sebagai staf PSDM periode 20022003
4. Pengurus Himpro Jurusan Manajemen Hutan (FMSC) periode
2003/2004
Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan dan Penggelolaan Hutan (P3H)
di Cilacap-Baturaden, Praktek Umum Penggelolaan Hutan (PUPH) di Desa Getas
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dari bulan Juli-Agustus 2003 dan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di HPH PT. Diamond Raya Timber, Riau pada tahun 2005.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan,
penulis menyusun skripsi dengan judul “Pendugaan Produktivitas Serasah Selama
Musim Hujan pada Tegakan Hopea bancana V. SI. dan Tegakan Shorea
balangeran Burck. Di Hutan Penelitian Darmaga, Bogor, Jawa Barat”, di bawah
bimbingan Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. dan Ir. Iwan Hilwan MS.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian selama 3 bulan (21
Agustus-6 November 2005) di Hutan Penelitian Darmaga dan merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan karena kemampuan penulis yang terbatas, sehingga membutuhkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayah (alm) dan Ibu tercinta, atas segala do’a dan dorongannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Ir. Iwan Hilwan, MS selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran selama memberikan bimbingan
serta segala bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Iding. M. Padlinurjaji, MS dan Bapak Ir. Dones
Rinaldi, M.Sc.F selaku dosen penguji, yang telah meluangkan waktu,
memberikan masukan dan wawasan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Zainal dan pihak Hutan Penelitian Darmaga yang telah memberikan
fasilitas selama penulis melakukan penelitian.
5. Tedi, Wandra, Sukma, dan Haris atas bantuannya selama penulis
melakukan penelitian.
6. WH’ Crew (Chicy, Adah, Yu UnQ, The Mair, Ai, Ulan, Nielma, Tria,
Ibeth, Dian, Nissa, B-Wie, Mute, Nanda, dan Euis atas kebersamaan,
persahabatan, semangat dan waktunya untuk mendengar “curhat” dari
penulis.
7. Mas Syaiful, Aa Ridho, Mas Uung, Mbak Eni, Mbak Erni dan Mas Rama
atas segala dukungan dan bantuannya.

8. Teman-teman Lab ekologi (Welly, Beny, Dika, Fiki, Dania, Danu, Tezar,
Eko, dan Berry) atas persahabatan, kebersamaan, semangat dan
bantuannya.
9. Teman-teman di fakultas kehutanan, khususnya BDH’38 serta semua
pihak yang turut membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua serta bagi
kemajuan ilmu pengetahuan walaupun sedikit. Amin.

Bogor, 14 Februari 2006

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ v
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................ 1
Manfaat Penelitian .............................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
Pengertian Serasah .............................................................................. 3
Pengertian Produktivitas dan Produktivitas Serasah ........................... 3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas serasah .................. 5
Keterangan Jenis Tegakan .................................................................. 8
Tegakan Hopea bancana V. SI. ................................................. 8
Tegakan Shorea balangeran Burck. .......................................... 9
BAHAN DAN METODE ............................................................................ 11
Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 11
Alat dan Bahan .................................................................................... 11
Metode Penelitian ............................................................................... 11
Penentuan Petak Penelitian ........................................................ 11
Pengukuran Produktivitas Serasah ............................................. 12
Pengolahan Data ........................................................................ 13
KEADAAN UMUM LOKASI .................................................................... 15
Letak, Luas, dan Status Hukum .......................................................... 15
Iklim .................................................................................................... 15
Tanah ................................................................................................... 15
Topografi dan Ketinggian ................................................................... 16
Flora .................................................................................................... 16
Fauna ................................................................................................... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 18
Hasil Penelitian ................................................................................... 18
Pembahasan ......................................................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 29
Kesimpulan ......................................................................................... 29
Saran .................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 31
LAMPIRAN ................................................................................................. 33

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Hasil pengukuran produktivitas serasah di berbagai tipe hutan .............. 6
2 Produksi serasah tahunan rata-rata di 4 (empat) zona iklim yang
penting (ton/ha/tahun) ............................................................................ 7
3 Taksiran produktivitas serasah tahunan di berbagai tipe hutan .............. 8
4 Rataan produktivitas serasah yang jatuh selama 3 bulan pada tegakan
Hopea bancana V. SI.dan tegakan Shorea balangeran Burck. di
hutan peneletian Darmaga ...................................................................... 18
5 Hubungan antara produktivitas serasah dengan faktor lingkungan
(curah hujan dan kecepatan angin) ........................................................ 21

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Penempatan litter-trap di petak penelitian berukuran 25 m x 25 m ........ 12
2 Bentuk litter-trap (alat penampung serasah) yang digunakan untuk
menampung serasah ............................................................................... 12
3 Fluktuasi nilai rataan produktivitas serasah total dan produktivitas
serasah setiap komponen di tegakan Hopea bancana V. SI. selama
periode pengamatan ................................................................................ 20
4 Fluktuasi nilai rataan produktivitas serasah total dan produktivitas
serasah setiap komponen di tegakan Shorea balangeran Burck.
selama periode pengamatan .................................................................... 20
5 Hubungan antara produktivitas serasah dengan curah hujan pada
tegakan Hopea Bancana V. SI ............................................................... 22
6 Hubungan antara produktivitas serasah dengan curah hujan pada
tegakan Shorea balangeran Burck ......................................................... 22
7 Hubungan antara produktivitas serasah dengan kecepatan angin pada
tegakan Hopea Bancana V. SI. .............................................................. 23
8 Hubungan antara produktivitas serasah dengan kecepatan angin pada
tegakan Shorea balangeran Burck ......................................................... 23

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rata-rata produksi serasah (gram/m2/minggu) yang jatuh selama 3
bulan pada tegakan Hopea bancana V. SI. ............................................ 34
2 Rata-rata produksi serasah (gram/m2/minggu) yang jatuh selama 3
bulan pada tegakan Shorea balangeran Burck. ....................................... 35
3 Rata-rata produktivitas dari masing-masing komponen serasah
(g/m2/minggu) pada tegakan Hopea bancana V. SI. pada setiap
periode pengamatan ................................................................................ 36
4 Rata-rata produktivitas dari masing-masing komponen serasah
(g/m2/minggu) pada tegakan Shorea balangeran Burck. pada setiap
periode pengamatan ................................................................................ 37
5 Data iklim di hutan penelitian Darmaga selama penelitian
( 21 Agustus- 6 November 2005) ............................................................ 38
6 Foto-foto plot penelitian, bentuk litter-trap dan berbagai komponen
serasah. .................................................................................................. 39

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi
secara terus menerus yang di dalamnya terjadi pertukaran materi dan energi.
Kedua komponen tersebut saling mempengaruhi, contohnya hubungan tanah
(abiotik) dan tumbuhan (biotik). Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh
kesuburan tanah, sedangkan kesuburan tanah dipengaruhi oleh flora dan fauna
sebagai komponen biotik, iklim mikro, bahan induk dan sebagainya. Kesuburan
tanah merupakan kemampuan tanah dalam menyediakan unsur-unsur hara untuk
pertumbuhan tanaman.
Pengembalian unsur hara ke tanah pada dasarnya berhubungan dengan
produktivitas serasah pada suatu tegakan. Produktivitas serasah ini penting untuk
diketahui dalam hubungannya dengan perpindahan energi dan unsur hara dari
suatu ekosistem hutan. Suplai unsur hara dari daun, bunga, buah, dan ranting
dapat memperkaya tanah dengan sejumlah mineral yang terdekomposisi. Selain
itu, keberadaan serasah merupakan suatu mata rantai penting dalam siklus hara
dan berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Oleh karena itu,
pemahaman tentang produktivitas serasah merupakan hal yang penting dalam
kaitannya dengan masukan dan ketersediaan unsur hara dalam suatu ekosistem
hutan.
Melalui pendugaan produktivitas serasah pada berbagai tingkat, perilaku
perpindahan biomassa dapat dijelaskan dan pengaruh faktor luar seperti musim
hujan, musim kemarau, banjir atau pemupukan dalam perpindahan biomassa pada
sistem yang bervariasi dapat dievaluasi.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menduga besarnya produktivitas serasah
selama musim hujan pada tegakan Hopea bancana V. SI. dan Shorea balangeran
Burck. di hutan penelitian Darmaga, Bogor.

Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam
mempelajari siklus hara dan perpindahan energi antara tumbuhan dan tanah di
dalam tegakan hutan dan dapat menjadi masukan atau arahan dalam rangka
pengelolaan hutan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Serasah
Serasah adalah lapisan yang terdiri dari bagian-bagian tumbuh-tumbuhan
yang telah mati seperti guguran daun, ranting dan cabang, bunga dan buah, kulit
kayu serta bagian lainnya yang menyebar di permukaan tanah hutan sebelum
bagian-bagian tersebut mengalami dekomposisi (Departemen Kehutanan, 1997).
Hutan

memiliki

kemampuan

untuk

mengakumulasi

unsur

hara

dalam

biomassanya. Apabila daun, ranting, buah, serta bagian lainnya jatuh, maka
bagian-bagian tersebut berperan penting dalam daur hara hutan yang berpengaruh
terhadap produktivitas hutan yang bersangkutan.
Menurut Spur dan Burton (1980), serasah merupakan bahan organik yang
berasal dari tumbuhan atau hewan yang terdapat di atas permukaan tanah dan
tersusun oleh bahan-bahan yang sudah mati. Sedangkan menurut Madweka dan
Kornas (1970) dalam Agusril (1985) serasah adalah bahan-bahan yang terletak di
permukaan tanah dan disusun oleh bagian tanaman yang telah mati. Bahan-bahan
mati yang masih berdiri seperti pohon dan cabang yang belum jatuh tidak
dimasukkan ke dalam istilah ini.
Komponen-komponen penting dari serasah adalah daun, ranting dengan
ukuran diameter < 1 cm dan cabang kecil dengan ukuran diameter ≤ 2 cm, alatalat reproduksi (bunga dan buah) dan kulit pohon. Kriteria ini sering dipakai pada
litter-trap yang berukuran ≤ 1 m x 1 m (Proctor, 1983 dalam Hilwan, 1993).
Menurut Desmukh (1992) komponen yang membentuk lapisan serasah tumbuhan
tidak homogen, tetapi tersusun atas campuran organ-organ tumbuhan yaitu 72 %
daun, 16 % kayu, serta 7 % bunga dan buah. Produktivitas serasah pun tidak
seragam dari waktu ke waktu. Kehilangan tahunan dari daun, ranting, bunga, buah
dan serpihan kulit kayu merupakan bagian utama dari jatuhan serasah pada
ekosistem hutan. Sekitar 70% dari total serasah di permukaan tanah berupa
serasah daun (Waring dan Schlesingan, 1985).
Pengertian Produktivitas dan Produktivitas Serasan
Produktivitas dari suatu ekosistem menurut Odum (1971) terdiri dari dua
bagian yaitu produktivitas primer (primary productivity) dan produktivitas
sekunder (secondary productivity). Produktivitas primer didefinisikan sebagai laju

energi sinar matahari yang diserap oleh proses fotosintesis atau kemosintesis
organisme-organisme produsen (terutama tumbuhan hijau) dalam bentuk senyawa
organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Produktivitas primer ini
dibedakan menjadi produktivitas primer kotor dan produktivitas primer bersih.
Produktivitas primer kotor yaitu laju total dari fotosintesis, termasuk bahan
organik yang habis digunakan dalam respirasi oleh tumbuh-tumbuhan selama
jangka waktu pengukuran. Produktivitas primer bersih adalah produktivitas
primer kotor dikurangi jumlah bahan organik yang digunakan untuk respirasi.
Sedangkan produktivitas sekunder adalah laju penyimpanan energi pada tingkat
konsumen atau dekomposer (tropic level secondary).
Produktivitas serasah adalah jumlah serasah yang jatuh ke lantai hutan
pada periode tertentu per satuan luas areal tertentu (Departemen Kehutanan,
1997). Proctor (1983) dalam Hilwan (1993) menambahkan bahwa, produktivitas
serasah adalah jumlah serasah yang jatuh diatas permukaan tanah dalam periode
tertentu yang dinyatakan dalam ton/ha/th atau kg/ha/th.
Menurut Soerianegara (1964), pengukuran produktivitas serasah dapat
dinyatakan dalam berbagai satuan. Dalam kehutanan, produksi hutan biasanya
dinyatakan dalam m3 atau m3/ha, sedangkan dalam ekologi, produksi diukur pada
selang waktu tertentu dan disebut dengan biomassa yang dinyatakan dalam satuan
bobot per satuan luas, misalnya g/m2 atau kg/ha. Sedangkan produktivitas serasah
hutan biasanya diukur per tahun dengan satuan kg/ha/th atau gr/m2/hari.
Diketahuinya produktivitas serasah pada suatu ekosistem hutan, maka
dapat diduga besarnya sumbangan bahan organik yang berguna bagi kesuburan
tanah lingkungan sekitarnya (Odum, 1971). Hal ini karena bagian terbesar
kesuburan dalam bentuk mineral seperti unsur-unsur Ca, K, N, P dan lainnya
disimpan pada bagian vegetasi yang ada di atas tanah, misalnya pada batang,
ranting, cabang, daun, bunga, buah, dan lainnya. Hanya sebagian kecil yang
tersimpan dalam sistem perakaran (Manan, 1978).
Studi mengenai produktivitas dapat digunakan untuk membandingkan
suatu ekosistem hutan yang berbeda melalui ukuran serasah, tetapi tujuan
utamanya untuk menyediakan informasi dasar dalam memahami serasah, karbon
dan siklus nutrisi dalam ekosistem hutan sesuai dengan fungsinya. Produktivitas

tidak hanya menyediakan informasi tentang bagaimana ekosistem hutan bereaksi
terhadap berbagai perlakuan, tetapi juga memahami perilaku adaptasi dan
integrasi komunitas terhadap lingkungannya (Spurr dan Burton, 1980).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Serasah
Menurut Cragg (1964), ada beberapa komponen yang mempengaruhi
gugur serasah daun yaitu faktor lingkungan dan tipe hutan. Odum (1959) dalam
Soerianegara (1964) menyatakan bahwa, hutan hujan tropika mempunyai nilai
produktivitas yang sangat tinggi disamping produktivitas tanaman pertanian. Hal
ini seperti diterangkan oleh Becking (1962) dalam Budiarti (2003) yang
menyatakan produktivitas serasah di daerah tropis lebih tinggi dibandingkan
dengan hutan di daerah sedang. Hal ini berkaitan dengan frekuensi dan intensitas
penyinaran yang relatif lebih lama dan tinggi di daerah tropis dibandingkan
dengan belahan bumi lain, karena cahaya matahari digunakan sebagai sumber
energi dalam fotosintesis dan menghasilkan bahan organik yang lebih besar.
Menurut garis lintangnya, produktivitas serasah rata-rata tahunan di atas
permukaan tanah bervegetasi meningkat dari hutan boreal ke hutan tropika. Selain
faktor garis lintang, faktor lain yang mempengaruhi produktivitas serasah tahunan
menurut Bray dan Gorham (1964) dalam Waring dan Schlesinger (1985), adalah :
1. Tipe hutan; hutan Gymnospermae lebih banyak menggugurkan serasahnya
dibandingkan hutan Angiospermae, meskipun hutan Angiospermae
cenderung menduduki lahan yang lebih subur.
2. Kondisi lingkungan seperti iklim, derajat lintang, ketinggian, kesuburan
tanah dan kelembaban tanah.
3. Sistem pengelolaan hutan seperti hutan alam, hutan tanaman, pengaruh
kerapatan pohon dan luas bidang dasar serta penjarangan.
4. Faktor waktu seperti variasi musim dan umur tegakan.
Komposisi dan besarnya produktivitas serasah sangat bervariasi dari tahun
ke tahun (Waring dan Sclesinger, 1985). Menurut Sallata (1990), perubahan
produktivitas serasah disebabkan oleh adanya perbedaan struktur dan komposisi
pepohonan dalam masing-masing petak. Jenis penyusun, tingkat kerapatan pohon,
dan luas bidang dasar suatu tegakan akan berpengaruh terhadap produktivitas
serasah suatu tegakan (Departemen Kehutanan, 1997).

Faktor penting lainnya yang dapat mempengaruhi produktivitas serasah
adalah lokasi penelitian. Tanah yang subur akan menghasilkan serasah yang lebih
besar dibandingkan tanah yang kurang subur (Cragg, 1964). Hal ini didukung oleh
Bray dan Gorham (1964) dalam Waring dan Sclesinger (1985) yang telah
melakukan pengukuran produktivitas serasah pada berbagai tingkat kesuburan
tanah hutan. Hasil pengukuran produktivitas serasah pada berbagai tipe hutan
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran produktivitas serasah di berbagai tipe hutan
No.

Peneliti

Lokasi

1.

Bray dan Gorham,
1964

Daerah
Khatulistiwa

2.

Golley et al., 1975 . *

Panama

3.

Jenny et al., 1949 *

Columbia

4.

Edwards, 1977 *

New Guinea

5.

Agusril, 1984

Muara Trembesi,
Jambi

6.

Tambunan, R. 1998

HPH PT
Diamond Raya
Timber Riau

7.

Darmanto, D. 2003

Hutan Tanaman

8.

Budiarti, W. 2004

Gunung Gede

9.

Munir, M. A. 2004

P. Gili Sulat
NTB

Tipe

Hutan Dataran
rendah
Hutan Hujan
Tropika
Hutan Tropika
Hutan Hujan
Pegunungan
Hutan Primer
Hutan
Sekunder
Umur 1 Tahun
Hutan Rawa
Gambut
Agathis
Puspa
Pinus
Hutan Hujan
Pegunungan
Hutan
Mangrove

Rata-rata Produktivitas
serasah (ton/ha/th)
Daun
Total
6,8

10,9

-

11,3

-

10,2

-

6,35

4,58
3,56

6,99
4,41

3,24

4,08

3,29
3,83
4,91

7,31
6,24
8,01

3,78

4,91

9,06

16,3

* Sumber : Golley, 1983

Faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas serasah suatu
ekosistem adalah iklim, topografi, sifat tanah, letak geografi, air, dan ketinggian
dari permukaan laut atau elevasi (Odum, 1971). Ebermayers (1876) dalam
Suwarno (1985) menyatakan bahwa, produktivitas serasah paling tinggi dicapai
pada ketinggian 650-850 m dari permukaan laut (mdpl). Selain itu, produktivitas
serasah juga dipengaruhi oleh umur pohon, kualitas tempat tumbuh serta
kerapatan tegakan, dan tumbuhan bawah (Spurr dan Burton, 1980). Hal ini sesuai
dengan pendapat Cuevas dan Sajise (1978) yang menyatakan umur tumbuhtumbuhan sangat berpengaruh terhadap jatuhan serasah hutan. Pohon yang

mempunyai diameter (dbh) >20 cm memproduksi serasah 3,3 kali lebih besar dari
pohon yang mempunyai diameter lebih kecil dari 20 cm.
Menurut Lindeman (1942) dalam Budiarti (2003), produktivitas serasah
hutan akan mencapai nilai maksimum pada keadaan vegetasi klimaks dan nilai
produktivitas akan berubah sesuai dengan proses suksesi tumbuhan. Sedangkan
menurut Suwarno (1985) dan Sallata (1990), produktivitas serasah akan
meningkat dan mencapai maksimum pada musim kemarau dan menurun pada
musim hujan. Hal ini terjadi karena pada musim kemarau terjadi persaingan antar
tanaman dan antar organ dalam suatu tanaman untuk mendapatkan cahaya
matahari, sehingga menyebabkan terjadinya efisiensi dalam proses fotosintesis
dan tanaman akan cepat melakukan regenerasi.
Menurut Bray dan Gorham (1964), guguran serasah rata-rata per tahun di
daerah khatulistiwa adalah sekitar 10 ton/ha/ tahun, di hutan iklim sedang yang
hangat sekitar 5,5 ton/ha/tahun, di hutan iklim sedang yang sejuk sekitar 3,0
ton/ha/tahun, dan di hutan alpine-kutub sekitar 1,0 ton/ha/tahun. (Tabel 2).
Tabel 2. Produksi serasah tahunan rata-rata di 4 (empat) zona iklim yang penting
(ton/ha/tahun)
Produksi Serasah (ton/ha/tahun)
Mintakat Iklim

Daun

Bagian tumbuhan
lain

Jumlah

Hutan Iklim Tropika

6,7

3,5

10,2

Hutan Iklim Sedang yang Hangat

3,8

1,8

5,6

Hutan Iklim Sedang yang Sejuk

2,3

0,4

3,1

Hutan Alpine di Kutub

0,7

0,4

1,1

Sumber : Bray dan Gorham (1964)

Menurut Desmukh (1992), tidak ada perbedaan yang jelas antara jatuhan
serasah di hutan hujan tropika pamah (Lowland) dan pegunungan. Namun,
terdapat penurunan yang jelas dari daerah tropika ke arah lintang yang lebih
tinggi. Adapun perbandingan jatuhan serasah di antara hutan-hutan di seluruh
dunia hanya mencakup “serasah kecil” (daun, ranting, bunga dan buah, serta kulit
pohon dan lain-lain) seperti dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Taksiran produktivitas serasah tahunan di berbagai tipe hutan
Jatuhan Serasah (g/m2/tahun)
Rata-rata
Kisaran
Sumber
890
510-330
Anderson dan

Tipe Hutan
(Jumlah Tempat)
Hutan Hujan Tropika Pamah (17)
Hutan Hujan Tropika Pegununggan (3)

810

680-1010

Hutan Meranggas Iklim Sedang (14)

540

340-1600

Hutan Konifer Malar Hijau Iklim Sedang (13)

440

280-610

Hutan Konifer Malar Hijau daerah Dingin

32

29-53

Swift (1983)
Cole dan Rons
(1981)

Sumber : Desmukh (1992)

Manan (1976) menjelaskan bahwa, setiap kematian pohon tua selalu
digantikan oleh pohon-pohon muda seperti semai, pancang dan tiang. Daun,
ranting, buah dan lainnya yang sudah tua akan mati dan jatuh di atas tanah
membentuk lapisan serasah yang lama-kelamaan akan hancur dan terurai menjadi
humus dan mineral tanah, air dan gas yang dapat diserap tanaman melalui akar.
Selanjutnya diangkut kembali ke daun di bagian tajuk pohon dan melalui proses
fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen. Setelah dikurangi dengan energi
yang dipakai untuk proses pernapasan maka zat-zat baru tersebut akan
membentuk kayu serta bahan lain seperti daun, organ reproduksi dan perakaran.
Proses tersebut berlangsung terus-menerus selama masih ada pertumbuhan pohon.
Keterangan Jenis Tegakan
Hopea bancana V. SI.
Pohon ini berukuran sedang dengan kulit kayu berlapis-lapis. Memiliki
kayu keras dan ranting kelopak bunga yang keluar berwarna kekuning-kuningan,
menempel di daun muda dan di dalam bagian daun bunga, yang keluar dalam
pucuk daun. Pucuknya kecil, daun penunjangnya tidak kelihatan. Daunnya 8-15
cm dengan panjang 3,5-7,5 cm, bentuknya bulat telur dan berkulit semu, ujungnya
runcing sampai 1,5 cm panjangnya. Tulang daunnya 6-8 pasang dan tipis. Panjang
tangkai adalah 11-14 mm dan tipis, sedangkan panjang malainya sampai delapan
cm. Berdahan tunggal, panjangnya sampai 2 cm dan berbentuk bulat panjang
(oval), dua kelopak bunganya yang keluar berbentuk oval dan runcing, pucuk
bunganya tiga dengan panjang 2 mm, serta memiliki 15 benang sari. Buahnya
keras dengan panjang 2 mm, berbentuk bulat telur dan bergetah. Bijinya sampai
sembilan dengan ukuran masing-masing 6 mm. pohon ini biasanya tumbuh di

dataran rendah, dengan penyebarannya ke Malesiana, dipusatkan di Pulau
Sumatera.
Shorea balangeran Burck.
Shorea balangeran Burck. merupakan jenis dari famili Dipterocarpaceae
yang sering hidup berkelompok di hutan rawa gambut di Brunei Darussalam,
Serawak dan Kalimantan (Borneo). Bila tidak terjadi eksploitasi yang berlebihan,
tinggi pohon dapat mencapai 30 m. Memiliki banir yang mencapai tinggi 1,2 m
dengan bentuk tipis hingga tebal dan lurus hingga cekung. Tajuk tipis dan terbuka
berwarna hijau atau hijau pupus. Permukaan pepagan putih kemerah-merahan
hingga hitam kemerah-merahan, memiliki lekah penampang V yang dalam dan
teratur. Takikan batang pepagan luar terang atau merah karat, pepagan dalam
cokelat merah dengan pasak-pasak jaringan penembang yang lebih terang di
bawah lekah-lekah. Kayu gubalnya berwarna kuning jerami hingga cokelat, kayu
teras berwarna merah tua. Tipe pepagannya berlekah dangkal.
Ranting mati bundar, penumpu 7 mm x 4 mm, lekas gugur, bundar telur,
dan lancip. Tangkai daun 1,3-2,3 cm dengan indumetum pendek, rapat dan
berwarna cokelat kuning. Daun berbentuk jorong atau bulat telur, berukuran 712,8 cm x 3,1-6,8 cm, dengan ujung lancip dan pendek, pangkal membundar,
ramping atau agak bentuk jantung. Permukaan atas bila mengering berwarna
cokelat agak lembayung lokas, kecuali pada tulang tengah kadang berindumetum
pendek, renggang, berwarna cokelat kuning. Permukaan bawah bila mengering
cokelat kekuning-kuningan pudar dengan indumetum pendek berupa sisik yang
rapat, cokelat kuning pada permukaan dan pertulangan daun. Pertulangan daun
sekunder 10-8, mula-mula lurus, melengkung hanya dekat tepi daun atau
melengkung di seluruh panjangnya, hampir tidak terangkat, bila mengering
berwarna sama seperti permukaan daun, pertulangan tersier hampir tidak
kelihatan, tegak lurus atau diagonal, domatia tidak ada.
Bunga benang sari berjumlah 15, kelopak bunga dengan tiga sayap
panjang dan dua sayap pendek. Sayap panjang berukuran 2,6-3,6 cm x 0,7-0,8 cm
sedangkan sayap pendek berukuran 1,2-1,5 cm x 0,2-0,3 cm, buah geluknya
berukuran 5,6 mm x 3,5 mm.

Kayu dari jenis balangeran (Shorea balangeran Burck.) ini dapat
digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk bahan bangunan (konstruksi)
karena kayunya keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang
tinggi. Selain itu juga biasa digunakan sebagai lantai karena kayunya keras, daya
abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat, serta dapat digunakan
sebagai bantalan rel kereta api karena kayu ini keras, kuat, kaku dan awet.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Agustus sampai
November 2005. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Penelitian Darmaga, Desa
Situ Gede dan Desa Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor, Jawa
Barat, dengan objek penelitian tegakan Hopea bancana V.SI. dan tegakan Shorea
balangeran Burck. dengan jarak tanam 6 x 6 m yang masing-masing berumur 47
tahun.
Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan penunjang yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi pita ukur 1,5 meter dan 25 meter, litter-trap (alat penampung serasah)
yang terbuat dari kain kasa/nylon berukuran 1 m x 1 m x 0,5 m, tali plastik, patok
bambu, timbangan, cangkul, golok, kantong plastik dan oven. Sedangkan bahan
utama yang digunakan pada penelitian adalah serasah dari tegakan Hopea
bancana V.SI. dan tegakan Shorea balangeran Burck.
Metode Penelitian
Penentuan Petak Penelitian
Pengamatan produktivitas serasah di lokasi penelitian dilakukan dengan
teknik sampling dua tahap (two stage sampling) dengan mengambil contoh primer
sebanyak tiga plot untuk setiap tegakan yang masing-masing berukuran 25 m x 25
m yang diletakkan secara acak. Selanjutnya pada masing-masing plot contoh
primer tersebut diambil contoh sekunder (litter- trap/penampung serasah) yang
terbuat dari kain kasa yang berukuran 1 m x 1 m x 0,5 m sebanyak 12 buah,
sehingga total keseluruhan litter-trap yang digunakan sebanyak 36 buah untuk
setiap tegakan. Litter-trap tersebut diletakkan secara sistematik dalam plot.
Penempatan dan bentuk litter-trap yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1 dan Gambar 2.

1.1

1.2

1.3

25 m

1.4

1.6

1.5

1.7

1.8

1.9

1.11

1.10

1.12

25 m
Keterangan :
1.1-1. 12

= litter-trap ( alat penampung serasah)
= menunjukkan nomor petak penelitian dan nomor
litter-trap

Gambar 1. Penempatan litter-trap di petak penelitian berukuran 25 m x 25 m
1m

0,5 m

Patok bambu

1m

permukaan tanah

Gambar 2. Bentuk litter-trap yang digunakan untuk menampung serasah
Pengukuran produktivitas serasah
Produktivitas serasah pada tegakan diukur dengan litter-trap. Adapun
langkah-langkah pelaksanaanya sebagai berikut:
a. Penampung serasah dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m x 0,5 m dan
ditempatkan pada masing-masing petak penelitian pada plot berukuran 25
m x 25 m. Penampung serasah tersebut setiap sudutnya diikat pada patok
b. Pengambilan serasah pada litter-trap dilakukan seminggu sekali selama 12
minggu (tiga bulan)

c. Komponen-komponen serasah dipisahkan menurut bagian-bagiannya,
yaitu daun, cabang dan ranting, alat reproduksi (bunga dan buah), kulit
pohon dan lainnya (kotoran burung, serangga, lumut dan bagian lain yang
tidak teridentifikasi).
d. Serasah yang telah dipisahkan menurut bagian-bagiannya kemudian
dimasukkan kedalam amplop kertas dan dikeringkan dalam oven pada
suhu 800C selama 48 jam, selanjutnya ditimbang untuk memperoleh bobot
kering konstan yang dinyatakan dalam satuan gr/m2/minggu atau ton/ha/th.
Pengolahan Data
Penaksiran nilai tengah (rata-rata) produktivitas serasah di lokasi
penelitian ditentukan dengan rumus (Sugiarto et, al, 2001)



Xts =

n

m

i =1

j =1

∑∑

Xij

n.m

gr/m2/minggu

Dimana :


X ts

= rata-rata produktivitas serasah di lokasi penelitian setiap periode
(minggu)
= banyaknya serasah yang jatuh setiap m2 pada litter-trap yang ke-j

Xij

(j = 1, 2, 3, ….) dan plot ke-i (i = 1, 2, 3, …)
n

= jumlah unit contoh primer (3 petak)

m

= jumlah unit contoh sekunder dalam setiap jumlah unit contoh
primer yang dipilih untuk penarikan contoh (36 litter-trap)

Penaksiran simpangan baku nilai tengah populasi dapat diperoleh dari
persamaan berikut :


S Xts = (

N − n 2 1 ( M − m) 2
S1 +
S2 )
nN
n Mm

Dimana :
N

= jumlah unit contoh primer dalam populasi

M
S1

= jumlah unit contoh sekunder dalam setiap unit contoh primer
2

= ragam contoh diantara unit contoh - unit contoh primer

S 22

= ragam contoh diantara unit contoh - unit contoh sekunder yang
terdapat dalam unit contoh - unit contoh primer

Ragam-ragam tersebut dapat dihitung dari persamaan berikut :
n

m

∑ (∑ Xij )
i =1

n

2



j =1

m

S1 =
2

S 22 =

2

_

mn

m

∑ (∑ Xij )

m

∑ ∑ Xij

i =1 j =1

n −1

n

n

m

(∑∑ Xij ) 2

i =1

2

j =1

m

i =1 j =1

n(m − 1)

Selang nilai tengah dihitung sebagai berikut :




μ = Xts ± t (α / 2.df ).S Xts
Kesalahan pengambilan contoh dihitung dengan rumus :


SE =

t (α / 2.df ).S Xts


x 100%

Xts
Data hasil penelitian ini digambarkan dalam bentuk grafik, sumbu
mendatar (x) merupakan periode pengambilan serasah dengan frekuensi per
minggu dan sumbu vertikal (y) merupakan rata-rata produksi serasah yang jatuh
dalam 36 litter-trap di lokasi penelitian yang masing-masing periode dinyatakan
dalam g/m2/minggu. Selain itu juga dilakukan uji lanjut (uji-t student) untuk
mengetahui perbedaan produktivitas serasah tegakan Hopea bancana V. SI. dan
tegakan Shorea balangeran Burck.
Dalam penelitian ini diperlukan pula data sekunder berupa data iklim,
meliputi curah hujan, temperatur, kelembaban relatif, intensitas penyinaran dan
kecepatan angin di lokasi penelitian. Data ini diperoleh dari Stasiun Klimatologi
Kelas I Darmaga. Data ini digunakan untuk mengetahui hubungan produktivitas
serasah dengan curah hujan dan faktor iklim lainnya.

KEADAAN UMUM LOKASI
Letak, Luas dan Status Hukum
Hutan penelitian Darmaga menurut administrasi pemerintahan termasuk
Desa Situ Gede dan Desa Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor.
Lokasi hutan penelitian ini terletak pada ketinggian 244 meter dari permukaan laut
dan secara geografis terletak pada 6033’8” sampai dengan 6033’35” LS dan
106044’50” sampai dengan 1060105’19” BT. Jarak dari Bogor sekitar 9 km ke
arah Barat.
Luas hutan penelitian ini secara keseluruhan adalah sekitar 57,75 ha,
dimana seluas 10 ha digunakam oleh CIFOR (Center for International Forestry
Research). Status hutan penelitian ini merupakan milik Departemen Kehutanan RI
c.q. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Iklim
Berdasarkan klasifikasi curah hujan menurut Schmit dan Ferguson, hutan
penelitian Darmaga mempunyai tipe hujan A, dengan curah hujan rata-rata
tahunan sebesar 3.940 mm.

Tanah
Menurut LPT (1981), tanah di areal hutan penelitian Darmaga ini adalah
jenis latosol coklat kemerahan. Bahan induknya tuf volkan intermedier yang
dicirikan oleh lapisan setebal ± 17 cm, berwarna kuning kemerahan (7,5 YR 6/8,
lembab) pada kedalaman 150-167 cm. dibawah lapisan ini terdapat lapisan lain
yang warna dan teksturnya dapat dikatakan sama dengan tanah di atas lapisan
bahan induk.
Tanah latosol pada lapisan atas berwarna coklat tua kemerahan (5 YR 3/3,
lembab) dan berangsur-angsur lebih cerah pada lapisan dalam (5 YR ¾, lembab).
Tekstur liat sampai liat berdebu (halus), struktur gumpal sampai remah,
konsistensi gembur, liat dan plastis. Solum sangat dalam, batas lapisan umumnya
baur, drainase sedang sampai baik dan air tanahnya dalam (8-12 meter).
Reaksi tanah masam sampai sedang (pH 5,0-6,0), kadar C organik dan N
sedang pada lapisan atas, rendah sampai sedang pada lapisan bawah, kadar P2O5
tinggi sekali, sedangkan K2O sangat rendah di semua lapisan. Kejenuhan basa

rendah dan permeabilitas sedang, yaitu 4,31 cm/jam pada lapisan atas dan 0,22
cm/jam pada lapisan bawah.

Topografi dan Ketinggian
Bentuk wilayah hutan penelitian Darmaga adalah datar sampai agak
berombak dengan kelerengan 0-6 % dan berada pada ketinggian 244 meter dari
permukaan laut.

Flora
Sejak tahun 1956 sampai 1998 di hutan penelitian Darmaga telah
diintroduksi sebanyak 130 jenis tumbuhan, terdiri dari 127 jenis pohon, satu jenis
bambu, satu jenis rotan dan satu jenis palmae. Jenis tumbuhan tersebut meliputi
88 marga dan 43 famili. Berdasarkan daerah penyebaran alaminya, jenis
tumbuhan tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu jenis asing
(penyebaran alaminya di luar Indonesia) sebanyak 42 jenis meliputi 35 marga dan
19 famili dan jenis asli (penyebaran alaminya di Indonesia) sebanyak 88 jenis,
terdiri dari 85 jenis pohon, satu jenis bambu, satu jenis rotan dan satu jenis
palmae.
Jenis tanaman asing terdiri dari jenis-jenis pohon yang termasuk:
a. Kelompok daun jarum (Gymnospermae) sebanyak 3 jenis, semuanya dari
marga Pinus, famili Pinaceae.
b. Kelompok daun lebar (Angiospermae) sebanyak 39 jenis yang mencakup
34 marga dan 18 famili dimana jenis yang paling banyak adalah jenis dari
Khaya dan Terminalia, masing-masing 3 jenis.
Berdasarkan asal benihnya, jenis pohon asing tersebut berasal dari Negara
yang beriklim tropis dan sub-tropis.
Jenis pohon asli Indonesia terdiri dari jenis-jenis pohon yang termasuk:
a. Kelompok daun jarum (Gymnospermae) sebanyak 3 jenis yaitu dari marga
Agathis (famili Araucariaceae), Pinus (famili Pinaceae) dan Podocarpus
(famili Podocarpaceae).
b. Kelompok daun lebar (Angiospermae) sebanyak 82 jenis, mencakup 56
marga dan 34 famili dimana jenis yang paling banyak adalah jenis dari
marga Shorea (10 jenis), Eugenia (5 jenis), Dipterocarpus (94 jenis) dan
Hopea (4 jenis).

Berdasarkan asal benihnya, jenis pohon asli Indonesia berasal dari hampir
seluruh pulau besar yang ada di Indonesia, mencakup Indonesia Bagian
Barat, Tengah dan Timur.

Fauna
Jenis-jenis fauna yang hidup di kawasan hutan penelitian Darmaga tidak
begitu banyak. Hal ini disebabkan oleh luasannya yang tidak begitu besar dan
dekat dengan perkampungan penduduk. Fauna tersebut antara lain berbagai jenis
burung (Aves), ular tanah (Agkistrodon rhodostoma), Tupai/Bajing (Lariscus sp.),
Musang (Paradoxurus hermaphroditus), dan berbagai jenis serangga.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Fluktuasi Produktivitas Serasah
Produktivitas serasah pada tegakan Hopea bancana V. SI. dan Shorea
balangeran Burck. di hutan penelitian Darmaga untuk masing-masing komponen
serasah daun, ranting dan cabang, organ reproduksi (bunga dan buah), kulit pohon
dan lainnya, dan total serasah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan produktivita