Gelar Global Keripik Jangkrik

Universitas Muhammadiyah Malang
www.umm.ac.id

Gelar Global Keripik Jangkrik
Tempo Online : Senin, 2007-02-12 |
RONTOKNYA musim beternak jangkrik tak membuat nyali Sunaryo mengkerut. Pada akhir 2005, lelaki 26 tahun ini
malah mulai menggarap lahan bisnis itu setelah menemui Suyono, Ketua Gabungan Pemuda Trampil Kreatif di Desa
Muneng, Kecamatan Pilang Kenceng, Madiun, Jawa Timur. "Saya merasa beternak jangkrik prospeknya tetap bagus,"
kata sarjana teknik Universitas Muhammadiyah, Malang, ini mengenang kejadian setahun lalu.
Suyono, yang sepuluh tahun lebih tua dari Sunaryo, memang sudah lama beternak jangkrik dan cacing. Ia
mengajarkan cara membiakkan hewan ini. Pasar jangkrik terbesarnya berada di sekitar Madiun. Di sanalah banyak
pedagang burung butuh pakan.
Kini Sunaryo sibuk mengajak pemuda penganggur di sekitar Pilang Kenceng ikut mengembangkan bisnis ini. Tapi
ternyata tak gampang. "Mereka cuek karena penghasilan dari jangkrik tak besar dan tak tentu," katanya. Anak muda di
sana lebih doyan menjadi buruh bangunan atau tukang kayu di Madiun dan Surabaya. Sunaryo tak menyerah. Ia terus
membujuk.
Usahanya tak sia-sia. Sebanyak 150 pemuda akhirnya mendaftar menjadi anggota Gabungan Pemuda Trampil Kreatif.
Jangkrik yang dihasilkan mencapai 60 kilogram sehari. Lewat situs indonetwork.co.id, Sunaryo memasarkan
jangkrik-jangkrik itu. Pesanan dari kota lain pun membeludak. "Kami sering menolak pesanan karena jumlah
jangkriknya kurang," katanya.
Lewat Internet pula ia tahu hewan ini diminati jika dijadikan keripik. Maka 10 kilogram disisihkan untuk digoreng, lalu

dibungkus dan dijual Rp 500 per 10 ekor. Dalam sebulan, penghasilannya dari dagang jangkrik minimal Rp 27 juta.
Lahan lain yang dikembangkan Sunaryo adalah budi daya tanaman hias, ternak kambing, dan kebun pisang. Total
semua usaha itu menghasilkan omzet Rp 72 juta sebulan. Berkat itu semua, ia dianugerahi gelar pengusaha sukses di
bawah umur 30 tahun oleh Global Youth Entrepreneurship Forum pada 26 November tahun lalu. Sunaryo dinilai bisa
memberdayakan pemuda desa dan memanfaatkan teknologi informasi.

page 1 / 1