Legenda ini adalah dongeng atau folklor lokal yang menjelaskan asal mula yang ajaib dari situs-situs bersejarah di Jawa, yaitu Keraton Ratu Baka, Candi Sewu, dan arca Durga di
ruang utara candi utama Prambanan. Meskipun candi-candi ini berasal dari abad ke-9, akan
tetapi diduga dongeng ini disusun pada zaman yang kemudian yaitu zaman Kesultanan Mataram.
Tafsiran lainnya menyebutkan bahwa legenda ini mungkin merupakan ingatan kolektif samar-samar masyarakat setempat mengenai peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di
kawasan ini.Yaitu peristiwa perebutan kekuasaan antara wangsa Sailendra dan wangsa Sanjaya untuk berkuasa di Jawa Tengah.Prabu Baka mungkin dimaksudkan sebagai Raja
Samaratungga dari wangsa Sailendra, Rakai Pikatan sebagai Bandung Bondowoso, dan Pramodhawardhani, putri Samaratungga sekaligus istri Rakai Pikatan, sebagai Rara
Jonggrang. Peristiwa bersejarah sebenarnya adalah pertempuran antara Balaputradewa melawan Pramodawardhani yang dibantu suaminya Rakai Pikatan yang akhirnya dimenangi
Rakai Pikatan dan mengakhiri dominasi wangsa Sailendra di Jawa Tengah.
2.3.1 Kesimpulan Cerita Roro Jonggrang
A Versi Buku Dongeng
Dahulu kala, di daerah Yogyakarta terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang raja bijaksana bernama Boko. Kerajaan itu bernama Prambanan. Negerinya damai
dan rakyatnya hidup aman serta sejahtera. Namun, kedamaian dan ketenteraman itu terusik ketika dating pasukan dari Kerajaan
Pengging yang menyeran Kerajaan Prambanan. Kerajaan Pengging dipimpin oleh raja yang sakti tapi jahat dan kejam. Raja itu bernama Bandung Bondowoso. Prajurit kerajaan
Prambanan akhirnya tidak mampu membendung serangan dari prajurit kerajaan Pengging. Akibatnya, Kerajaan Prambanan jatuh ke tangan Raja Kerajaan Pengging. Kekuasaan Raja
Bokjo pun beralih ke tangan Raja Bandung Bondowoso. Sayangnya, Bandung Bondowoso memerintah dengan kejam.Selain kejam, Bandung Bondowoso juga sangat sakti. Ia memiliki
pasukan jin yang jahat dan menyeramkan. Suatu hari, ketika Bandung Bondowoso sedang berkeliling istana, ia melihat seorang gadis
cantik. Setelah melihat gadis itu untuk pertama kalinya, Bandung Bondowoso jadi sering memperhatikan gerak-gerik gadis itu.Ternyata, gadis cantik itu bernama Roro Jonggrang
putri dari Raja Boko.Bandung Bondowoso semakin lama tertarik dengan Roro Jonggrang.Ia pun mempersunting Roro Jongrang.
Roro Jonggrang yang kala itu tidak menduga hal itu menjadi kaget.Roro Jonggrang yang sudah mengetahui tabiat Bandung Bondowoso yang jahat sebenarnya tidak menyukai
Bandung Bondowoso. Tapi, jika ia menolak, Bandung Bondowoso pasti akan marah besar. Hal itu dapat mencelakai keluarga dan rakyat Prambanan.Roro Jonggrang pun
kebingungan.Ia berusaha mencari cara untuk menolak keinginan Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang terus berpikir hingga mendapatkan sebuah ide.Ia mengajukan syarat kepada
Bandung Bondowoso. “Baiklah. Aku akan menerima pinanganmu dengan satu syarat. Aku ingin kamu membuatkan seribu candi untukku dalam waktu semalam. Jika kamu tidak
mampu melakukannya, aku tidak bersedia menikah denganmu,” tantang Roro Jonggrang. Ia berpikir Bandung Bondowoso tidak akan sanggup memenuhi permintaannya.
Bandung Bondowoso kembali ke istananya, ia bertanya pada penasihatnya. “Bagaimana mungkin aku dapat melakukannya?”
Tidak berapa lama, semua peralatan yang diminta Bandung Bondowoso telah siap. Ia berdiri di depan alatar, lalu merentangkan kedua tangannya. “Pasukan jin, datanglah” teriak
Bandung Bondowoso. “Bantulah aku untuk membuat seribu candi dalam waktu semalam,” pinta Bandung
Bondowoso. Setelah itu, para jin sibuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Belum sampai tengah
malam, candi yang dibuat sudah sangat banyak.Roro Jonggrang yang mengawasi dari kejauhan tampak cemas jika Bandung Bondowoso berhasil memenuhi Persyaratannya.
“Apa yang harus aku lakukan? Sepertinya pekerjaan itu akan selesai sebelum terbit fajar,” Tanya Roro Jonggrang dalam hati.
Roro Jonggrang mulai mencari akal. Akhirnya, ia mengumpulkan dayang-dayang istana, “Dayang-dayang, tolong kalian bantu aku untuk mengumplkan jerami. Setelah terkumpul,
cepat bakar jerami itu” perintah Roro Jonggrang. “Baik tuanku putri,” jawab para dayang. Para dayang segera melaksanakan perintah Roro Jonggrang. Setumpuk demi setumpuk
jerami dikumpulkan. Setelah cukup banyak, jerami tersebut dibakar. Api dari bakaran jerami itu menyebabkan langit berwarna jingga. Hal ini menyebabkan warna langit menyerupai fajar
yang mulai menyingsing. Roro Jonggrang juga meminta sebagian dari para dayang untuk menumbuk lesung seperti kegiatan pada pagi hari.
“Hei lihat, langit sudah mulai cerah Pasti matahari sebentar lagi akan terbit. Penduduk pun sudah mulai bekerja. Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita terbakar matahari” teriak
para jin.Para jin akhirnya lari berhamburan meninggalkan pekerjaan mereka. Pagi harinya, Bandung Bondowoso mengira bahwa pekerjaan para jin sudah selesai untuk
membuat seribu candi. Ia pun mengajak Roro Jonggrang untuk berjalan-jalan melihat sekitar candi dengan penuh keyakinan.
“Jangan yakin dulu Bandung Bondowoso. Lebih baik kau hitung dulu candi itu Benarkan ada seribu candi?” kata Roro Jonggrang.
Satu demi satu candi itu dihitung.TIbalah candi terakhir yang dihitung.Ternyata hitungan candi hanya sampai semibilan ratus Sembilan puluh Sembilan. Bandung Bondowoso yang
mengetahui bahwa candinya kurang satu tampak murka. Dengan murkanya, ia menunjuk Roro Jonggrang dan berkata, “Kalau begitu, kaulah yang akan melengkapi candiku yang ke
1000” Tiba-tiba, Roro Jonggrang berubah menjadi patung batu.Sampai sekarang, patung batu ROro
Jonggrang dan Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan candi masih dapet kita liat di daerah Yogyakarta.Candi itu bernama Candi Prambanan atau juga biasa disebut Candi Roro
Jonggrang.
B Versi Cerita Wikipedia Konon di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga, Kerajaan Pengging dan
Kerajaan Baka.Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur, dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Damar Maya.Prabu Damar Maya memiliki putra bernama
Raden Bandung Bondowoso Bandawasa yang gagah perkasa dan sakti.Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh raja danawa raksasa pemakan manusia bernama Prabu Baka.Prabu
Baka dibantu oleh seorang Patih bernama Patih Gupala yang juga adalah raksasa.Meskipun berasal dari bangsa raksasa, Prabu Baka memiliki putri cantik bernama Rara Jonggrang.
Untuk memperluas kerajaannya dan merebut kerajaan Pengging, Prabu Baka bersama Patih Gupala melatih balatentara dan menarik pajak dari rakyat untuk membiayai perang.Setelah
persiapan matang, Prabu Baka beserta tentaranya menyerbu kerajaan Pengging.Pertempuran meletus di kerajaan Pengging.Banyak korban jatuh dari kedua belah pihak. Akibatnya rakyat
Pengging menderita kelaparan, kehilangan harta benda, dan banyak yang tewas. Demi mengalahkan para penyerang, Prabu Damar Moyo mengirimkan putranya, Pangeran
Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Baka.Pertempuran antara keduanya begitu hebat, dan berkat kesaktiannya Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan
membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupala mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri mundur kembali ke kerajaan Baka.
Pangeran Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupala hingga kembali ke kerajaan Baka.Ketika Patih Gupala tiba di Keraton Baka, ia segera melaporkan kabar kematian Prabu
Baka kepada Putri Rara Jongrang. Mendengar kabar duka ini sang putri bersedih dan meratapi kematian ayahandanya. Setelah kerajaan Baka jatuh ke tangan balatentara
Pengging, Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu masuk ke dalam Keraton istana Baka. Ketika pertama kali melihat Putri Rara Jonggrang, seketika Bandung Bondowoso terpikat
oleh kecantikan sang putri. Ia jatuh cinta dan melamar Rara Jonggrang. Akan tetapi sang putri menolak lamaran itu, karena ia tidak mau menikahi pembunuh ayahandanya dan
penjajah negaranya. Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa agar sang putri bersedia dipersunting. Akhirnya Rara Jonggrang bersedia dinikahi oleh Bandung
Bondowoso, tetapi sebelumnya ia mengajukan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan. Syarat pertama adalah ia meminta dibuatkan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda, syarat
kedua adalah sang putri minta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi untuknya. Meskipun syarat-syarat itu teramat berat dan mustahil untuk dipenuhi, Bandung
Bondowoso menyanggupinya. Sang pangeran berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda dengan kesaktiannya. Setelah sumur
selesai, Rara Jonggrang berusaha memperdaya sang pangeran dengan membujuknya untuk turun ke dalam sumur dan memeriksanya. Setelang Bandung Bondowoso masuk ke dalam
sumur, sang putri memerintahkan Patih Gupala untuk menutup dan menimbun sumur dengan batu, mengubur Bondowoso hidup-hidup. Akan tetapi Bandung Bondowoso berhasil keluar
dengan mendobrak timbunan batu itu karena sakti. Bondowoso sempat marah akibat tipu daya sang putri, akan tetapi sang putri berhasil memadamkan kemarahan sang pangeran
karena kecantikan dan rayuannya. Untuk mewujudkan syarat kedua, sang pangeran bersemadi dan memanggil makhluk halus,
jin, setan, dan dedemit dari dalam bumi. Dengan bantuan makhluk halus ini sang pangeran berhasil menyelesaikan 999 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa seribu
candi sudah hampir rampung, sang putri berusaha menggagalkan tugas Bondowoso. Ia membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai
menumbuk padi.Ia kemudian memerintahkan agar membakar jerami di sisi timur. Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari
ketakutan bersembunyi masuk kembali ke dalam bumi. Akibatnya hanya 999 candi yang berhasil dibangun dan Bandung Bondowoso telah gagal memenuhi syarat yang diajukan Rara
Jonggrang.Ketika mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang menjadi
batu. Sang putri berubah menjadi arca yang terindah untuk menggenapi candi terakhir. Menurut kisah ini situs Keraton Ratu Baka di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka,
sedangkan 999 candi yang tidak rampung kini dikenal sebagai Candi Sewu, dan arca Durga di ruang utara candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi
batu dan tetap dikenang sebagai Lara Jonggrang yang berarti gadis yang ramping.
C Versi yang sekarang akan dibuat
Dikisahkan pada zaman dahulu kala, di kerajaan Baka yang dipimpin oleh seorang raksasa jahat bernama Prabu Baka. Tidak puas dengan wilayah kerajaan yang dipimpinnya,
Prabu Baka ingin memperluas wilayah kerajaannya dan merebut wilayah Kerajaan Pengging
yang subur dan makmur. Prabu Baka dibantu oleh penasihatnya yang cantik bernama Patih Gupala berusaha
merebut Kerajaan Pengging.Mereka menyerang kerajaan tersebut. Pada saat itu, Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Prabu Damar Moyo hamper kehilangan akal, tapi akhirnya
mengutus anaknya Bandung Bondowoso yang ternyata mempunyai kesaktian ke medan perang untuk bertempur melawan Prabu Baka. Bandung Bondowoso pun akhirnya menang
melawan Prabu Baka, dan tidak sengaja membunuh Prabu Baka ketika ingin menyelamatkan ayahnya. Dengan kemenangannya ini, ayahnya, Prabu Damar Moyo mengutus dirinya untuk
memerintah kerajaan Baka. Dengan pengalaman perangnya yang pertama kali, dengan sedih ia menerima
kemenangannya karena belum pernah membunuh orang. Ditengah perjalannya ke istana Baka, ia bertemu dengan seseorang wanita cantik yang langsung memikat hatinya. Setelah
mengenal lebih lanjut, barulah diketahui dari anak buahnya bahwa putri cantik itu adalah anak dari raksasa Raja Baka, bernama Roro Jonggrang.Roro Jonggrang yang tidak
mengetahui jati diri Bandung juga mulai jatuh hati kepada Bandung, tanpa tahu bahwa
Bandung adalah pembunuh ayahnya. Seakan takdir sengaja mempertemukan mereka dan mempermainkan mereka, Bandung Bondowoso yang sudah tidak tahan dengan kenyataan itu
mencoba untuk mengakui semuanya kepada Roro Jonggrang dan ingin melamarnya apabila Roro juga dapat menerima kenyataan tersebut.
“Maukah kau menikah denganku, Roro?” kata Bandung Bondowoso denganperasaan bimbang. “Tapi sebelum kau menjawabnya ada yang harus kau ketahui..” lanjut Bandung.
Roro terkejut mendengar lamaran yang tiba tiba itu, apalagi mereka baru bersama selama beberapa saat saja.
Sebelum Roro sempat menjawab dan menyelesaikannya, Patih Punggala yang merupakan teman ayahnya, tahu bahwa Roro semakin dekat dengan pembunuh Raja Baka
tidak senang dengan hal itu, Patih Punggala pun menggunakan siasatnya untuk mengganggu pembicaraan tersebut dan memanggil Roro saat itu juga. Roro dan Patih Punggala sudah
berusaha untuk mebalaskan dendam ayahnya selama ini, walapun Roro tidak tau bahwa Bandung adalah orang yang dicari carinya.
Patih Punggala pun memberitahukan Roro tentang semua kenyataan tersebut. Roro yang baru mengetahui kenyataan tersebut, terkejut dan tidak bias berkata apa apa. Apalagi Patih
Punggala yang terus memaksanya untuk menerima lamaran tersebut untuk dapat lebih mudah membalaskan dendam Prabu Baka. Roro Jonggrang yang sudah jatuh hati pada Bandung
Bondowoso sangatlah ingin menerima lamaran tersebut tapi bukan dengan cara yang demikian, tapi ia juga tidak dapat membantah perintah teman dekat ayahnya, Patih Punggala.
Roro Jonggrang pun memikirkan segala cara agar Bandung Bondowoso bisa menarik kembali lamarannya. Akhirnya Roro pun memutuskan memberikan persyaratan kepada
Bandung agar dia menyerah dengan sendirinya. Ia pun memberikan syarat yang amat mustahil bagi Bandung Bondowoso untuk dapat memenuhinya. Roro menyebutkan bahwa ia
hanya akan dipersuntung oleh Bandung apabila Bandung dapat membangun 1000 candi untuknya.
Kebingungan untuk memenuhi persyaratan itu, Patih Gupala dating memberikan bantuan kepada Bandung Bondowoso, karena ia ingin pernikahan itu dilangsungkan. Tentu
saja Roro melihat itu tidak tinggal diam, ia memikirkan segala cara untuk menggagalkan
penyelesaian pembangunan candi tersebut. Roro pun mengetahui kelemahan para raksasa yang merupakan bangsanya sendiri, yaitu asap. Para raksasa sangat sulit melihat dalam kabut
asap, sehingga ketika pembangunan itu semakin cepat, Roro pun menyalakan api dan membuat asap yang tebal untuk mengganggu para raksasa. Sampai akhirnya pagi pun tiba.
Pembangunan telah selesai dilaksanakan, hanya saja setelah dihitung candinya kurang satu. Patih Gupala yang akhirnya tau bahwa Roro lah yang mengganggu bangsanya sendiri,
murka dan mengutuk Roro menjadi candi yang ke 1000. Bandung kebingungan diantara
keramaian dan kenyataan yang baru diterimanya itu, akhirnya sadar Patih Gupala memiliki maksud jahat pada dirinya, dan bertempur melawan Patih Gupala.Pertempuran sengit terjadi
antara Patih dan Bandung, Bandung yang sudah tau kelemahan para raksasa pun memanfaatkan kelemahan tersebut dan mengalahkan Patih Gupala.Namun, Patih Gupala
masih berniat membunuh Bandung, yang akhirnya Bandung Bondowoso pun membunuh Patih Gupala.Dengan kematian Patih Gupala, kutukan Roro pun perlahan sirna, tubuh Roro
perlahan kembali, dan mereka pun hidup berbahagia. Selesai.
2.3.2 Karakter One Thousand Candi