BAB II LANDASAN TEORI DAN ANALISA DATA 2

BAB II
LANDASAN TEORI DAN ANALISA DATA
2.1 Landasan Teori
Landasan teori adalah seperangkat defnisii konsep serta
proposisi yang telah disusun rapi serta sistematis tentang
variable-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori ini
akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang
akan dilakukan.
2.1.1 Teori Komunikasi
Komunikasi

adalah

suatu

proses

penyampaian informasi (pesani idei gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain. Pada umumnyai komunikasi dilakukan secara
lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh

keduanyai

komunikasi

masih

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan gesture tubuhi menunjukkan sikap tertentui
misalnya tersenyumi menggelengkan kepalai mengangkat bahu.
Menurut Notoatmojo dalam bukunya yang berjudul “Teori
Komunikasi dan Komunikasi Massa”i “Komunikasi adalah proses
pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang
atau simbol bahasa atau gerak (non-verbal)i untuk memengaruhi
perilaku orang lain. Stimulus atau rangsangan dapat berupa
suara/bunyi atau bahasa lisan berupa gerakani tindakan atau

simbol-simbol yang dapat dimengerti oleh pihak lain. Oleh sebab
itu reaksi atau respon dalam bentuk simbol merupakan pengaruh
atau hasil proses komunikasi” (2007: 175).
Proses komunikasi yang menggunakan stimulus atau
respon

dalam

selanjutnya

bentuk

disebut

bahasa

komunikasi

1


baik

lisan

verbal.

maupun

tulisan

Sedangkan

apabila

2

proses komunikasi tersebut menggunakan simbol-simbol disebut
komunikasi non-verbal.
Menurut


Daft

(2006:433)

bahwa

“Komunikasi

adalah

proses dimana informasi ditukar dan dipahami oleh dua orang
atau lebihi biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau
mempengaruhi perilaku”.
Dari uraian di atasi dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupkan pertukaran informasi yang dapat dimengerti oleh
pihak lain. Kemudian respon dalam bentuk symbol merupakan
pengaruh yang baik atau bisa di bilang hasil proses komunikasi
yang baik akan direspon dengan yang baik juga.
2.1.2 Strategi Publikasi
Strategi pemasarani merupakan salah satu hal yang sangat

penting dalam menjalankan sebuah usaha. Baik peluang usaha
baru maupun usaha yang telah lama dirintisi baik usaha kecil
maupun usaha yang telah berkembang sekalipun. Semuanya
membutuhkan

strategi

pemasaran untuk

mengembangkan

usaha yang dijalankan. Berbicara tentang konsep marketingi
maka sesungguhnya kita sedang membicarakan bagaimana
strategi pemasaran produk yang kita jual. Hal itu pulalah yang
dihadapi oleh usaha kecil yang saat ini banyak bermunculan.
Merencanakan strategi pemasaran yang tepat untuk menarik
minat konsumen pada usaha kecil masih sangatlah sulit. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha
kecil tentunya dengan fokus pada strategi pemasaran.
Dengan terbatasnya anggaran marketing yang dimiliki

usaha kecili bukan berarti menjadikan usaha kecil kalah dengan
usaha skala besar. Untuk itu kita harus lebih kreatif dengan

3

anggaran

biaya

pemasaran

yang

yang

minim

tepat.

untuk


Berikut

menghasilkan
beberapa

cara

strategi
untuk

mengoptimalkan pemasaran dengan anggaran terbatas
1.

Bekerjasama

dengan

pengusaha


atau

rekan

untuk

pemasangan iklan
2.

Mencoba

mengirimkan

penawaran

produk

kepada

pelanggan serta memberikan potongan harga untuk paket

pembelian tertentu.
3.

Perkenalkan produk dan usaha yang dimiliki melalui media
gratisi hal ini akan membantu pencarian para konsumen
tentang produk yang ditawarkan. Misalnya saja publikasi
melalui internet.

4.

Libatkan lingkungan yang ada disekitar usaha Andai dalam
salah satu kegiatan yang usaha Anda laksanakan. Ini dapat
dijadikan sebagai salah satu cara publikasi gratis kepada
masyarakat sekitar.

2.1.3 Psikologi Warna
Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang
dipantulkan

oleh


benda-benda

yang

dikenainya

(KBBIi

2008:1809). Kesan tersebut juga bisa memberikan kesan yang
lain. Seperti merah jambu/pink yang memberikan kesan merah
muda seperti buah jambui atau warna merah delima terkesan
warna biji buah delima. Apabila ditinjau dari psikologis atau
emosi manusiai makna dan arti warna-warna yang ada itu bisa
menunjukan kesan perasaan akan sesuatu.
Arti dari setiap warna dari segi emosi ini pun sudah pernah
diteliti sejak dulu. Seperti Lois B.Wexner (1954) sudah pernah
melakukan penelitian tentang keterkaitan warna dengan suasana
hati (mood). Bahkan Psikolog AmerikaiFrank H. Mahnke (1996)


4

juga pernah memimpin eksperimen tentang keterkaitan warna
dengan emosi (UK Essays Film Studies: 2015).
Para fotografer dan juga videografer sering menggunakan
psikologi warna untuk membangun efek emosi di mana dengan
harapan karyanya bisa dirasakan sepenuhnya oleh orang lain
yang melihat/menonton. Di dunia flmi sebenarnya sudah sejak
lama menggunakan makna warna untuk efek emosi (color
grading). Seperti flm horor yang sering menggunakan warna biru
untuk membangun suasana takuti dan lain-lain.
Warna diyakini mempunyai dampak psikologis terhadap
manusia. Dampak tersebut daapat dipandang dari berbagai
macam aspeki baik aspek panca indrai aspek budayai dan
lainnya.
1. Rasa terhadap warna
a. Warna netrali adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki
kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan
warna premier maupun sekunder. Warna ini merupakan
campuran ketiga komponen warna sekaligusi tetapi tidak
dalam komposisi tepat semua.
b. Warna kontrasi adalah warna yang berkesan berlawanan
satu dengan yang lainnya. Warna kontras bisa di dapatkan
dari warna yang bersebrangan (memotong titik tengah
segitiga) terdiri dari warna premier dan sekunder. etapi
tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras
warna dengan mengolah nilai ataupun kemurnian warna.
Contoh warna kontras adalah merah dengan hijaui kuning
dengan unggu dan biru dengan jingga
c. Warna panasi adalah kelompok warna dalam rentang
setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari

5

warna merah hingga kuning. Warna ini menjadi symbol
ringani semangati marahi dan sebagainya. Warna panas
mengesankan warna yang dekat. Tetapi justru barang yang
mempunyai warna panas ini radiasi panasnya kecil.
d. Warna dingini adalah kelompok warna dalam rentang
setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari
warna hijau hingga unggu. Warna ini menjadi symbol
kelembutani sejuki nyamani dan sebagainya. Warna sejuk
mengesankan jarak yang jauh tetapi justru barang yang
mempunyai warna dingin ini radiasi panasnya besar.
2. Makna budaya warna
Warna mempunyai sesuatu maknai makna ini bisa berbeda
dan bisa pula sama dari suatu budaya dengan budaya
yang lain. Daftar di bawah adalah makna suatu warna yang
umum terdapat pada budaya barat.
Tabel 2.1 PSIKOLOGI DESAIN

WARNA
Merah

MAKNA POSITIF
Kekuatani energyi

MAKNA NEGATIF
Nafsui agresifi

kehangatani cintai apii

kesombongani

kegairahani kecepatani

ambisiusi perangi

darahi berhentii musim

marahi revolusii

panasi musim gugur.

radikalismei
sosialismei

Merah

Musim semii hadiahi

komunisme.
Homoseksuali naïfi

muda

apresiasii kekagumani

Kelemahani

(Pink)

simpatii kesehatani

kekurangan.

cintai pernikahani
kewanitaan (feminine)i
keremajaan (masa
muda).

6

Orange

Kehangatani semangati

Sombongi bahayai

keseimbangani ceriai

berlebihani

Hinduismei Budhismei

peringatani agresifi

energii antsiasi

terlalu emosi.

keceriaani musim
Kuning

Hijau

gugur.
Kekayaani emasi sinari

Cemburui iri hatii

kehiidupani mataharii

tidak jujuri risikoi

keberuntungani

sakiti penakuti

sukacitai kebahagiaani

berbahayai

optimisi cerdasi

kelemahan.

idealismi kemakmuran.
Stabili alami

Irii dengkii tak

lingkungani santaii

berpengalamani

suburi alamii musim

sakiti agresi

semii asrii
kemakmurani rumputi
Biru

hidupi bumi
Kepercayaani awani airi

Sedihi dingini depresi

setiai damaii kesejukani
percaya dirii keamanani
lauti damaii
kelembutani
kehebataani loyalitasi
dapat diandalani
kebersihani teknologii
kebijaksanaani
Ungu

persahabataan
Bangsawaani spirituali

Sombongi angkuhi

kreativitasi

kejami kasari duka

kemakmuraani sensuali

citai irii misteri

7

upacarai kebanggaani
Coklat

kekayaani kenikmataa
Tanahi bumii netrali

Tumpuli kotori

hangati tenangi stabili

membosankani

tradisii keutuhani

kebodohani berati

kesederhanaani dapat

kesabaraan

diandalkani
persahabataan
(Sumber: Pengenalan Teori Warnai2007)

Seorang desainer harus memperhitungkan warna dengan
tepat

karena

berhubungan

erat

dengan

penggunaan

dan

pemakaian karya desain. Menggunakan warna yang baik dan
tepat merupakaan masalah dalam desain yang rumit. Macammacam individu ataupun macam-macam budaya mempunyai
standar serta kriteria yang berbeda-beda dalam

menentukan

warna yang baik dan tepat.
2.1.4 Semiotika
Berbicara

kajian

ilmu

komunikasii

khususnya

tentang analisis teks mediai maka tidak akan pernah lepas
membahas tentang semiotika. Kajian ini populer digunakan oleh
akademisi/ ilmuwan komunikasi sebagai pisau analisis dalam
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan media massa.
Istilah

semiotika

sendiri

berasal

dari

kata

Yunani “semeion” yang berarti tanda. Para pakar mempunyai
pengertian

masing-masing

dalam

menjelaskan

semiotika.

Menurut Kris Budiman dalam bukunya “Semiotika Visual” (2003 :
69) berpandangan bahwa “semiotika adalah studi tentang tanda
dan cara tanda itu bekerja”. Sedangkan Preminger menyebutkan
semiotika

merupakan

menganggap

bahwa

ilmu

tentang

fenomena

tanda-tanda.

sosial/

Ilmu

masyarakat

ini
dan

8

kebudayaan

itu

merupakan

tanda-tanda.

Semiotik

itu

mempelajari sistem-sistemi aturan-aturani konvensi-konvensi
yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Peirce
berpendapat bahwa dasar semiotika konsep tentang tanda “tak
hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tandatandai melainkan dunia sendiri puni sejauh terkait dengan
pikiran manusia-seluruhnya terdiri atas tanda-tanda karenai jika
tidak begitui manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya
dengan realitas.”
Ide

dasar

semiotika

ini

berangkat

dari

pesan

kode.

Penyampaian pesan tersebut satu-satunya disampaikan dengan
kode. Oleh karena itu terdapat proses encoding dan decoding
dalam komunikasi. Encoding merupakan proses pikiran atau
komunikasi dalam menyampaikan pesani sedangkan decoding
merupakan

kebalikannya

yaitu

proses

pikiran

dalam

menerjemahkan pesan-pesan yang terkode tersebut.
Menurut Umberto Eco dan Hoed dalam bukunya Sobur (2003
: 25-26) semiotika dibagi atas dua kajiani yaitu semiotika
komunikasi dan semiotika tanda.
1. Semiotika komunikasi memfokuskan pada teori tentang
produksi
tanda
yang
salah
satu
diantaranya
mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasii
yaitu pengirimi penerima kode (sistem tanda)i pesani
saluran komunikasii dan acuan (hal yang dibicarakan) serta
memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya
dalam suatu konteks tertentu.
2. Semiotika signifkasi tidak mempersoalkan adanya tujuan
berkomunikasi. Yang diutamakan adalah segi pemahaman
suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima
tanda lebih diperhatikan dari pada proses komunikasinya.
Dari uraian diatasi dapat disimpulkan bahwa semiotika
adalah sebuah tanda yang dapat membantu orang lain untuk
mengetahui informasi dari si pengirim tandai dan juga semiotika
signifkasi adalah tanda yang bisa di ketahui orang lain tanpa

9

adanya tujuan untuk berkomunikasii contohnya lampu lalu lintasi
jika merah berarti berhentii kuning berarti jalan harus berhatihatii dan hijau berarti jalan. Ini adalah sebuah tanda tanpa
adanya tujuan berkomunikasi.
2.1.5 Aspek Kultular
Untuk sebagiani pola kebudayaan dari suatu kelompok
masyarakat tidak terlepas (dan bahkan merupakan refeksi) dari
cara hidup atau sistem mata pencaharian masyarakat itu. untuk
sebagian laini agama atau kepercayaan sering merupakan
elemen pokok yang menjadi cultural focus pola kebudayaan
suatu masyarakati lebih-lebih untuk masyarakat yang relatif
masih

bersahaja.

Bersumber

atau

terkait

pada

agama/kepercayaan ini terciptalah adat-istiadat atau berbagai
bentuk tradisi (termasuk sistem kekerabatan) yang mengatur
seluruh kehidupan masyarakatnya.
Bagi

masyarakat

desa

yang

secara

umum

pengelompokannya relatif kecili adat-istiadat atau tradisi adalah
identik dengan kebudayaan. Sebabi dalam adat-istiadat atau
tradisi tersebut telah terkandung sistem nilaii normai sistem
kepercayaani sistem ekonomi dan lainnyai yang cukup lengkap
menjadi pedoman perilaku kehidupan mereka. Untuk sbagian
lainnya lagii pola kehidupan masyarakat Indonesia umunyai dan
desa khususnyai harus dirunut asal-muasal nenek moyang kita
yang ternyata berasal dari tempat dan suku bangsa yang
berbeda-beda. Denagn sendirinya pula dengan pola kebudayaan
yang beragam.
Mengacu pada keadaan masa lampaui dengan berorientasi
pada pola dasar mata pencaharian masyarakati W.F Wertheimi
membedakan adanya tiga daerah peradaban di Indonesia.

10

Pertamai sebagian besar Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah
sekian lamanya memiliki teknik dan system pertanian sawah.
Kedua sepanjang pantai Jawai Sumatera dan Malayai Kalimantan
(di muara-muara sungai) yang merupakan daerah-daerah tempat
berkembangnya kota-kota pelabuhan. Kota-kota pelabuhan ini
mengadakan hubungan dengan Indiai Cinai dan bahkan Jepang.
Kegiatan perdagangan laut inilah yang merupaka unsur penentu
corak

peradaban

pedalaman

dari

daerah-daerah
kota-kota

ini.

Ketigai

pelabuhan.

daerah-daerah

Daerah-daerah

ini

pendudukya jarang.Desa-desa pertanian sawah yang berada di
Jawa

Tengah

pedalaman

dan

Timuri

(hinterland)i

yang

dapat

umumnya

disebut

daerah

diperkirakan

lebih

bersifat

tertutupi statis dan kurang berorientasi kepada keuntungan
dibanding dengan masyarakat desa-desa di daerah peradaban ke
dua.
Desa-desa di sekitar daerah peradaban kedua karena
terbiasa pada situasi yang tercipta oleh hubungan (dagang)
dengan luari dapat diperkirakan cenderung mengembangkan
sikap yang tebuka dan berorientasi pada keuntungan. Orientasi
pada keuntungan ini juga dapat diperkirakan terdpat dalam
masyarakat

desa-desa

sekitar

daerah

peradaban

ketigai

sekalipun daerah ini dilekati oleh adat-istiadat lokal yang cukup
kuat. Pada desa-desa sekitar dua peradaban terakhir ini “derajat
ketundukannya” terhadap kekuatan supra desa kurang besar
disbanding

dengan

masyarakat

desa-desa

sekitar

daerah

peradaban pertama. Maka pada era diterapkannya programprogram pembangunan desa yang pendekatannya bersifat topdowni desa-desa di daerah tersebut kurang dapat mengadopsi
program-program itu dengan baik.

11

2.1.6 Gaya Desain
Pengertian dari gaya secara umum adalah suatu ragam
yang kha dari ekspresii desaini arsitektur atau cara pelaksanaan
suatu hal. Gaya dalam desain grafs berarti keindahaan visual
yang mempunyai pengaruh besar pada suatu masa dan tempat
tertentu.

Desainer

grafsh

pada

dasarnya

bertugas

untuk

mengatur dan mengkomunikasikan pesan untuk menempatkan
sebuah produk atau ide di benak audience, memberikan kesan
baiki

serta

memberitahukan

dan

mempublikasikan

suatu

informasi dengan cara yang efektif. dalam proses inii gaya juga
berarti sebuah cara untuk menginformasikan dan menandai
pesan yang ditujukan bagi audience tersebut.

1. Art Deco
Art Deco adalah sebuah gerakan desain yang populer dari
1920 hingga 1939. Gerakan inii dalam pengertian tertentui
adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada awal
abad ke-20i termasuk Konstruksionismei Kubismei Modernismei
Bauhausi Art Nouveaui dan Futurisme. Popularitasnya memuncak
pada 1920-ani Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itui
gaya ini dianggap angguni fungsionali dan ultra modern. yang
mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitekturi desain interiori
dan desain industrii maupun seni visual seperti misalnya fesyeni
lukisani seni grafsi dan flm.
Art Deco adalah gaya yang muncul setelah Perang Dunia I
dan berakhir sebelum Perang Dunia IIi dala perkembangannya
Art Deco banyak dipengaruhi oleh berbagai macam gaya modern
seperti Kubismei Futurisme serta Konstuktivisme.
Ciri-ciri Art Deco :

12

a. Penggunaan berani dari sapuan kurva.
b. Bentuk bertingkat.
c. Motif pancaran matahari dan pola chevron.
Art Deco banyak dipakai dengan mengunakan material
seperti plastiki metali kacai bakelit dan menggabungkannya
dengan penemuan-penemuan baru saat itui lampu misalnyai
karya-karya mereka memakai warna-warna yang kuat serta
bentuk-bentuk abstrak dan geometris misalnya bentuk tanggai
segitiga dan lingkaran terbukai tetapi mereka kadang masih
menggunakan motif-motif tumbuhan dan fguri tetapi motif-motif
tersebut cenderung berbentuk geometris.
Ungkapan Art Deco diperkenalkan pertama kali pada tahun
1966 di Paris dalam katalog yang diterbitkan oleh Musée des
Arts Décoratifi sejak saat itu nama Art Deco semakin terkenal
dan menjadi populer dan banyak dimuat di media cetak. Jadi
sebelum tahun 1966 masyarakat belum mengenal gaya Art
Decoi dan mereka lebih sering menyebut seni yang populer
dalam masa PD I sampai sebelum PD II dengan nama Seni
Modern.

Gambar 2.1. Art Deco
Sumber : http://www.spotlightdisplays.comi Diunduh pada tanggal 23 Desember 2017
pukul 20:21

13

2. Flat Design Style
Flat

design

berasal

dari

terapan Swiss

Design yang

diperkenalkan antara tahun 1940 sampai 1950-an di Swiss.
Fokus dari desain Swiss adalah pada penggunaan grid, tipograf
sans-serif, hirarki konten yang bersih dan tata letak. Selama era
40 sampai 50-ani desain Swiss mengkombinasikan sebuah foto
yang

besar

namun

ditampilkan

secara

sederhana

dengan

tipograf minim. Seiring berkembangnya jaman Desain ini mulai
dikembangkan sampai pada akhirnya pada tanun 1980-an Flat
Design mulai muncul. Flat Design pada kala itu sangat sederhana
sekali tidak ada variasi sama sekali. Namun sekarangi berbalik
180 derajat bahwa design fat sekarang kembali dikembangkan
dengan cara-cara baru dan kreatif untuk merancang design yang
lebih

baik.

Sekarang

kalangan web

design

design bahkan

fat

ini

sering

sudah
di

menjamur

temui

di

di

desain

pada aplikasi mobile. Seperti Google dengan Flat Design yang
telah diterapkan pada beberapa ftur Google selama ini. style
desain yang paling banyak digunkan dan popular pada saat inii
karena gaya desain ini lebih minimalis.

Dengan

pemilihan

warna cerah yang nyaman dipandang. Flat Design awalnya
digunakan untuk grafs antarmuka websitei software atau
aplikasii dan mobile apps. Namun kini gaya desain ini juga
diaplikasikan ke berbagai media seperti banneri posteri brosuri
iconi dan lainnya.

14

Gambar 2.2Flat Design
Sumber : http://www.spotlightdisplays.comi Diunduh pada tanggal 23
Desember 2017 pukul 20:21

3. Post-Modern Style (1970-1990)
Post Modern tidak miliki dampak pada desain grafs sampai
pada tahun 1980-an. Awalnya banyak yang mengira ini hanya
Mixed

Art (Style Campur). Namun pada kenyataanya ini

adalh rancangan terbaru dari desaini Style campur ini ditandai
dengan judul yang miringi ilustrasi kolasei terdapat unsur
tumpeng tindih dalam desaini menampilkan look sebagai objek
utamai dan dekorasi impulsive.
Ciri

spesifknyai

Postmodern

selalu

terfokus

pada

minimalisme dan organisasi. Oleh karena itui gaya ini memegang
teguh beberapa hal berikut seperti dikutip laman hgtv.ca;
a. Menyoroti dan menonjolkan garis lurus bersih pada furnitur
dan arsitektur
b. Bentuk sederhana
c. Dekorasi minimalis
d. Memiliki fungsi yang tinggi
e. Penjajaran dan kontras dari elemen desain

15

Selain itui gaya postmodern juga dikembangkan menjadi
beberapa treni seperti;
a. Klasik modernismei desain yang anggun dari Yunani kuno.
b. Gaya Memphisi dimulai oleh Ettore Sottsass di tahun 1980an. Gaya ini memamerkan kebebasan berekspresi dalam
bentuk dan warna.
c. Deconstruktivismei menekankan bentuk dan desain tanpa
mematuhi aturan struktural normal. Desain unik nan aneh
karya Frank O. Gehry salah satunya.
d. Gaya berteknologi tinggi (High tech style)i menekankan
tampilan elemen industri dan struktural dengan cara yang
nyata atau dekoratif.
Berkembangnya inspirasi desain di era sekarangi
menyebabkan sulitnya membedakan karateristik antara
desain postmodern asli dengan desain “postmodern”.

Gambar 2.3Post Modern
Sumber : http://www.spotlightdisplays.comi Diunduh pada tanggal 23 Desember 2017
pukul 20:21

2.1.7 Unsur dan Prinsip Desain
Ada dua hal lagi yang harus dipahami oleh seorang desain
komunikasi visual yaitu tentang prinsip dan unsur di dalam
desaini Karena seorang desainer harus tahu unsur apa saja yang
membalut pada desain dan Prinsip ynag harus dipegang oleh

16

seorang desainer. Jika anda sebagai seorang desainer tidak
paham akan hal ini anda akan susah untuk menyampaikan suatu
pesan dan berpotensi untuk terjadinya miss communication.
2.1.7.1

Unsur Desain

Sebelum kita membuat hasil karyai tentunya kita harus
mengetahui beberapa unsur dasar dalam membuat sebuah
desain. Unsur tersebut pastinya sudah dikenal dalam kehidupan
sehari-harii dimana pada setiap hasil karya desaini terdapat satu
daari unsur unsur di bawah ini:
1. Warna (Color)
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain.
Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitasi
menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentukbentuk bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna
dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena
sinar (Additive color/RGB) yang biasanya digunakan pada
warna lampui monitori TV dan sebagainyai dan warna yang
dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color/
CMYK) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan
gambar ke permukaan benda padat seperti kertasi logami
kain atau plastik.

Gambar 2.4 Warna RGB dan CMYK
Sumber : http://www.spotlightdisplays.comi Diunduh pada tanggal 07 Januari 2018
pukul 05:29

17

2. Tekstur (Texture)
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu
benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba.
Yang pada prakteknyai tekstur sering dikategorikan sebagai
corak dari suatu permukaan bendai misalnya permukaan
karpeti bajui kulit kayui cat dindingi cat canvasi dan lain
sebagainya.

Gambar 2.5 Tetur
Sumber : http://www.spotlightdisplays.comi Diunduh pada tanggal 07 Januari 2018
pukul 05:30

3. Ruang (Space)
Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan
bentuk lainnyai pada praktek desain dapat dijadikan unsur
untuk memberi efek estetika desain dan dinamika desain
grafs. Sebagai contohi tanpa ruang Anda tidak akan tahu
mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang
Anda tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahului
kapan harus membaca dan kapan harus berhenti sebentar.
Dalam bentuk fsiknya pengidentifkasian ruang digolongkan
menjadi dua unsuri yaitu obyek (fgure) dan latar belakang
(background). Unsur ini sangat menentukan kenyamanan
membaca Karena jika tidak ada ruang pada suatu desain
maka yang terlihat sangatlah sesak begitu juga bila terlalu
banyak ruang kosong pada desain maka akan terlihat hampa.

18

Disini

lah

seorang

desainer

dituntut

untuk

pintar

memanfaatkan suatu ruang pada bidang kosong.

Gambar 2.6 Ruang
Sumber : http://www.spotlightdisplays.comi Diunduh pada tanggal 07 Januari 2018
pukul 05:31

4. Garis (Line)
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan
antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga
bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus
(straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun
bentuk atau konstruksi desain. Di dalam duni a komunikasi
visual seringkali kita menggunakan dotted linei solid linei dan
garis putus-putus. Garis juga memiliki suatu arti dan anda
harus tahu hal ini seperti garis vertical memiliki kesan stabili
gagahidan elegan sedangkan garis horizontal memilki arti
pasifi tenag dan damai sementara garis diagonal memiliki
kesan aktifi dinamis dan menarik perhatian.

19

Gambar 2.7 Garis
Sumber : http://www.spotlightdisplays.comi Diunduh pada tanggal 07 Januari 2018
pukul 05:31

5. Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi
dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak
(rectangle)i lingkaran (circle)i dan segitiga (triangle). Pada
desain komunikasi visual kita akan mempelajari bentuk dasar
dan bentuk turunan.

Gambar 2.8 Bentuk
Sumber : http://www.spotlightdisplays.comi Diunduh pada tanggal 07 Januari 2018
pukul 05:32

2.1.7.2 Prinsip Desain
Prinsip-prinsip desain sebenarnya memiliki acuan pada seni
rupa pada umumnya karena terkait dengan suatu estetika pada
seni itu sendiri yang terdiri dari 5 bagian yaitu:
1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang
sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya
rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-beraii kacaubalau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman
dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan.
Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan
(warnai rauti arahi dan lain-lain)i maka kesatuan telah tercapai.

20

Gambar 2.9 Kesatuan
Sumber : http://uiaciel.blogspot.co.id/2015/07/prinsip-desain-grafs.htmli Diunduh 12
Januari 2018 pukul 05:47

2. Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar
nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya
jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan robohi kita
measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan
adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua
dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni
keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakani yaitu
suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak
ada yang saling membebani.

Gambar 2.10 Keseimbangan
Sumber : http://uiaciel.blogspot.co.id/2015/07/prinsip-desain-grafs.htmli Diunduh pada
12 Januari 2018 pukul 05:56

3. Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh
keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya
diperlukan perbandingan –perbandingan yang tepat. Pada
dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam

21

sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah
proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam
karya

seni

menggunakan

rupa

hingga

deret

karya

bilangan

arsitektur.

Fibonacci

yang

Proporsi

ini

mempunyai

perbandingan 1:1i618i sering juga dipakai 8 : 13. Konon
proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di bendabenda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga
dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam
bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam perbandingan
ukuran kertas dan layout halaman.

Gambar 2.11. Proporsi
Sumber : http://uiaciel.blogspot.co.id/2015/07/prinsip-desain-grafs.htmli Diunduh pada
12 Januari 2018 pukul 05:57

4. Irama (Rhythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus
menerus. Dalam bentuk-bentuk alam bisa kita ambil contoh
pengulangan gerak pada ombak lauti barisan semuti gerak
dedaunani dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah
hubungan pengulangan dari bentuk-bentuk unsur rupa.

22

Gambar 2.12. Irama
Sumber : http://uiaciel.blogspot.co.id/2015/07/prinsip-desain-grafs.htmli Diunduh pada
12 Januari 2018 pukul 05:59

5. Penekanan (aksentuasi)
Penekanan

dimaksudkan

untuk

menarik

perhatian

pembacai sehingga ia mau melihat dan membaca bagian
desain yang dimaksud. Kalau dalam konteks desain surat
kabar ini bisa dilakukan dengan memberikan kotak raster
atas sebuah berita. Hal ini akan mengesankan pentingnya
berita

itu

untuk

dibaca

oleh

pembaca.

Atau

juga

membesarkan ukuran huruf pada judul beritai sehingga
terlihat jauh berbeda dengan berita lainnya. Penekanan
juga dilakukan melalui perulangan ukurani serta kontras
antara teksturi nada warnai garisi ruangi bentuk atau
motif.

Gambar 2.13. Penekanan
Sumber : http://uiaciel.blogspot.co.id/2015/07/prinsip-desain-grafs.htmli Diunduh pada
12 Januari 2018 pukul 05:59

23

2.1.8 Ilustrasi Pada Media Publikasi
Pengertian Gambar Ilustrasi adalah hasil dari suatu tulisan
dalam bentuk lukisani drawingi fotograf atau teknik seni rupa
lainnya yang lebih mengutamakan hubungan subyek dengan
tulisan yang dimaksud dibandingkan dengan bentuknya.
Tujuan

dari

memperkuati

pada

ilustrasi

memperindahi

yaitu

untuk

memperkayai

memperjelasi
mempertegasi

menghiasi atau menerangkan sebuah ceritai puisii tulisani
maupun tertulis lainnya. Harapannya dengan menggunakan
media bantu visuali tulisan tersebut lebihh gampang dicerna.
Ilustrasi yang baik adalah ilustrasi yang bisa membantu dan
merangsang si pembaca untuk berimajinasi mengenai cerita.
Ilustrasi

cukup

membantu

dalam

memahami

narasi

dan

mengembangkan imajinasi.
Selain berfungsi dalam menghidupkan sebuah ceritai gambar
ilustrasi juga berfungsi memberikan bayangan pada setiap
karakter di dalam sebuah cerita. Diantaranya sebagai berikut:
1.

Memberikan bayangan langkah-langkah kerja.

2.

Memberikan bayangan bentuk alat yang digunakan dalam
tulisan ilmiah.

3.

Menghubungkan

tulisan

dengan

individualitas

dan

kreativitas manusia.
4.

Mengkomunikasikan cerita.

5.

Dapat menerangkan konsep yang disampaikan.

6.

Memberikan humor-humor untuk menghilanngkan rasa
bosan.
Bentuk suatu obyek ilustrasi dapat berupa gambar manusiai

tumbuhan dan hewan.
Gambar-gambar tersebut bisa berdiri sendiri atau bisa
gabungan dari berbagai obyek yang berbeda. Obyek sebuah

24

gambar disesuaikan dengan narasi atau tema yang telah dibuat.
Gambar ilustrasi dapat menggunakan warna hitam atau putih
saja.
Dalam pembuatan ilustrasi dapat menggunakan teknologi
digital maupun menggunakan lukisan tangan. Dalam pembuatan
ilustrasi dapat juga menggunakan bentuk yang berupa bentuk
kartuni karikaturi komiki cerita bergambar maupun karya sastra
yang berupa sajak atau puisi.
2.1.9 Tipograf Pada Media Publikasi
Tipograf adalah ilmu yang mempelajari ihwal seni dan
desain huruf (termasuk simbol) dalam perangkat lunaknya untuk
media komunikasi visual melalui metode penataan layouti
bentuki

ukuran

dan

sifatnya

sehingga

pesan

yang

akan

dihinggakan sesuai dengan yang diperlukanisecara moderni
tipograf berkaitan

dengan

penataan

huruf

pada

media

elektroniki baik dari segi tampilan maupun outputnya ke banyak
sekali media cetak. sedangkan secara tradisionali tipograf
berkaitan dengan penataan huruf melalui media manual berupa
lempeng baja yang timbul maupun karet (stempel) yang timbul
yang

berkenaan

dengan

tinta

dan

akan

dituangkan

ke

permukaan kertas.
Menurut Surianto Rustan dalam bukunya yang berjudul
“Layout Dasar & Penerapan” yaitu “Memilih jenis huruf dan
ukurannya termasuk jarak antar-hurufi katai baris dan lebar
paragraph”. (2014: 24)
Hadirnya tipograf dalam sebuah media terapan visual
merupakan factor yang membedakan antara desain grafs dan
media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai
fungsional

dan nilai estetinyai huruf memiliki potensi untuk

25

menterjamahkan atmosfr-atsmofr yang tersirat dalam sebuah
komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentukbentuk visual.
Menurut Danton SiMFA dalam bukunya yang berjudul
“Tipograf dalam Desain Grafs” mengatakan bahwa “Sintaksis
dalam tipograf memiliki pengertian sebagai sebuah proses
penataan elemen-elemen visual kedalam kesatuan bentuk yang
kohesifi studi terhadap sintaksis tipograf dimulai dari elemen
komposisi yang terkecil yaitu hurufi katai garisi kolomi dan
margin”. (2001: 13)
Dari uraian di atasi dapat disimpulkan bahwa tipograf
mrmiliki arti sebagai proses penataan elemen-elemen visual
yang dimulai dari hurufi katai garisi kolomi dan margin. Dan juga
menentukan baris dan lebarnya huruf yang akan di tampilkan.
Tipograf memegang peranan penting dalam segala hal yang
berkenaan

dengan

penyampaian

bahasa

non

verbal (menggunakan tuverbal) dalam segala bentuk publikasii
alasannya adalah kita harus tahu berapa ukuran tuverbal yang
akan kita gunakani efek dan bentuk yang akan kita tampilkan
sehingga muatan emosi dan sifat dari pesan yang muncul sesuai
dengan tujuan komunikasi yang ingin kita hinggakan kepada
publik.

sebagai

contohi

dalam

bahasa

verbali

kita

tidak

barangkali berteriak dengan bentakan untuk merayu/membujuk
seseorang sehingga menuruti maupun memahami kemauan kita.
begitu juga dalam tipografi kita tidak barangkali menjadikan
tuverbal dengan bentuk tegas dan keras (mirip larangan maupun
bentakan

emosi)

untuk

publikasi

yang

bersifat membujuk

maupun memberikan sesuatu produk maupun jasa. untuk itulah
kita harus belajar tipograf.
Ada beberapa tahapan yang harus diketahui dalam mempelajari
typograf :

26

a. Pengenalan Anatomi Huruf
Seorang desainer tidak mungkin dapat menilai seseorang
itu cantik atau jeleki kalau kita tidak tahu apa itu wajah. Dan
kita juga tidak bisa menilai seseorang itu anggun dan menariki
kalau kita tidak tahu apa itu tangani kakii badani dan
sebagainya. Begitu juga dengan Tipografi kita tidak mungkin
dapat mengenali dengan baik sifat-sifat huruf yang akan
gunakan apabila kita tidak mengetahui unsur-unsur yang
membentuknya.
b. Pengenalan Bentuk dan Penerapannya pada Publikasi
Pada tahap ini designer harus belajar bagaimana barisbaris teks itu disusun dalam format yang benar. memberi
efek pada tuverbal dengan benar. mengatur jarak antar
hurufi jarak antar baris dan sebagainya sehingga tuverbal
dapat dibaca dengan baik oleh publik. mengatur besar
kecilnya tuverbal yang sesuai. mengatur perataan yang
proporsional sesuai degan sifat materi yang dihinggakan
dan

sebagainya.

ada

beberapa

tahapan

yang

harus

diminta

jeli

dalam

banyak

sekali

diketahui.
c. Mempelajari Legibility Teks dalam Publikasi
Pada

tahapan

mengeksplorasi

ini

designer

perbedaan

antara

jenis

keluarga tumulut (typeface) dan tahu menempatkan huruf
sesuai dengan citra yang akan ditampilkan. eksperimen
sangat diharapkan untuk menempa kejagoan pada tahap ini.