Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data-319 A. Alasan dan Acuan-320
B. Kriteria dan Keabsahan Data-324 C. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data-326
A. Alasan dan Acuan
Yang dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi:
1 Mendemonstrasikan nilai yang benar, 2 Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan
3 Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.
Isu dasar dari hubungan keabsahan data pada dasarnya adalah sederhana. Bagaimana peneliti membujuk agar pesertanya termasuk dirinya bahwa
temuan-temuan penelitian dapat dipercaya, atau dapat dipertimbangkan? Dibawah ini dikemukakan perbandingan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian
kualitatif dilihat dari segi ‘konstruknya’nya. KONSTRUK
KUANTITATIF KUALITATIF
‘Nilai benar’ Validitas internal
Kredibilitas
Aplikabilitas Validitas eksternal
Transferabilitas keteralihan
Konsistensi Reliabilitas
Dependabilitas kebergantungan
Netralitas Objektivitas
Konfirmabilitas kepastian
Sama dengan penelitian kuantitatif bahwa suatu studi tidak akan valid jika tidak reliabel, maka penelitian kualitatif tidak akan bisa transferabel jika tidak
kredibel, dan tidak akan kredibel jika tidak memenuhi kebergantungan. Kriteria yang digunakan dan didefiniskan pada satu perspektif barang kali
tidak cukup jika digunakan untuk memutuskan tindakan-tindakan dalam suatu perspektif lainnya. Dengan kata lain bahwa kriteria untuk penelitian kualitatif
tidak dapat digunakan untuk memutuskan perspektif penelitian kuantitatif. Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaruhi dari konsep
kesahihan validitas dan keandalan realibilitas menurut versi ‘positivisme’ dan disesuaikan dengan tuntutan pegetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.
Moleong, Lexy j. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Cetakan ketigapuluhdua. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data-319 A. Alasan dan Acuan-320
B. Kriteria dan Keabsahan Data-324 C. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data-326
Mengapa hal itu diperbaharui? Jawabannya dapat diperoleh dari pandangan dan pendapat seorang ahli paradigma alamiah, yakni Egon Guba Linconln dan Guba,
1981; 291-294, catatan: Penulis menemui dan berdiskusi dengan beliau di Indiana University, Bloomington, Februari 1988, sewaktu menulis naskah buku ini.
Mula-mula hal itu harus dilihat dari segi kriteria yang digunakan oleh non- kualitatif. Istilah yang digunakan oleh mereka antara lain ialah ‘validitas
internal’,’validitas eksternal’, dan ‘reliabilitas’. Pertama, validitas internal yang dinyatakan sebagai variasi yang tejadi
pada variabel terikat dapat ditandai sejauh variasi pada variabel bebas dapat dikontrol. Karena banyak faktor yang mungkin berpengaruh dalam suatu
hubungan sebab-akibat, maka digunakan kontrol atau randomisasi sebagai upaya mengisolasi variabel bebasnya. Persoalan yang dihadapi menjadi tidak mudah
karena menurut Campbell dan Stanley 1963 ada delapan ‘bahaya’ yang mengancam validitas internal tersebut. Kedepalan ancaman tersebut adalah
riwayat history, maturasi, pemilihan subjek, mortalitas eksperimen, dan interaksi maturasi. Jika ingin memperoleh hasil yang tidak terkotori oleh ancaman bahaya
tersebut, kedelapan segi itu harus dikontrol, dan hal itu yang amat sukar dilakukan.
Kedua, validitas eksternal, menurut Cook dan Campbell 1967:37, ialah perkiraan validitas yang diinferensikan berdasarkan hubungan sebab-akibat yang
diduga terjadi, dapat digeneralisasikan pada dan diantara ukuran alternatif sebab- akibat dan diantara jenis orang, latar, dan waktu. Jika sampel dipilih secara tepat
dari populasi menurut ukuran dan ciri yang tepat, maka kriteria tersebut mungkin dapat dicapai dengan keterbatasan tertentu. Namun, seringkali terjadi latar yang
digunakan itu adalah laboratorium, terutama untuk kepentingan kontrol. Bagaimana caranya menggeneralisasikan suatu latar laboratorium kedalam latar
masyarakat misalnya, menjelaskan bahwa upaya generalisasi tersebut tidak dapat terpenuhi.
Ketiga, reliabilitas menunjuk ketaatasasan pengukuran dan ukuran yang digunakan. Pengetesan reliabilitas biasannya dilakukan melalui replikasi
sebagaimana yang dilakukan terhadap pengukuran butir-butir ganjil-genap,
Moleong, Lexy j. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Cetakan ketigapuluhdua. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data-319 A. Alasan dan Acuan-320
B. Kriteria dan Keabsahan Data-324 C. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data-326
dengan tes-retes, atau dalam bentuk paralel. Teknik ini harus betul-betul dilakukan jika menginginkan alat pengukuran yang benar-benar reliabel. Persoalan yang
dihadapi biasanya tidak mudah karena ancaman-ancaman seperti tindakan peneliti yang kurang hati-hati dalam proses pengukuran, instrumen penelitian yang tidak
sempurna, pengukuran yang berlangsung tidak terlalu lama, berbagai macam kebingungan, dan faktor-faktor lainnya.
Uraian tersebut diatas memberikan kesan bahwa dari segi validitas dan reliabilitas, bila tidak dilakukan dengan tepat dan benar serta secara lebih berhati-
hati, ancaman terhadap pengotoran hasil penelitian akan benar-benar menjadi kenyataan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kirk dan Miller
1986:21 bahwa tidak ada satu pun eksperimen yang dapat dikontrol secara tepat dan tidak ada instrumen pengukuran yang dapat dikalibrasi secara akurat. Oleh
karena itu, ukuran pada suatu tingkatan tertentu mempunyai kelemahan dan ketepatan pengukurannya sangatlah terbatas.
Uraian tersebut menyatakan banyaknya kelemahan dari pengguanan ukuran validitas dan reliabilitas dari tinjauan kaca mata nonkualitatif itu sendiri.
Dilihat dari sisi yang lain, penelitian kualitatif dengan paradigma alamiahnya yang berbeda dengan paradigma nonkualitatif jelas tidak dapat menggunakan kriteria
validitas dan reliabilitas tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba 1981:294 yang menyatakan bahwa dasar kepercayaan
yang berbeda. Dengan perkataan sehari-hari dapatlah dinyatakan bahwa kita tidak dapat mengukur baju dengan liter. Berdasarkan hal tersebut maka paradigma
alamiah menggunakan kriteria yang disesuaikan dengan tuntutan inkuirinya sehingga pendefinisian kembali kriteria terebut merupakan tuntutan yang tidak
dapat dielakkan. Pendefinisian kembali itu jelas mengarah pada teknik kontrol atau pengawasan terhadap keabsahan data yang perlu pula direformulasikan.
Uraian kriteria dan teknik pengewasan keabsahan data yang dikemukakan mengacu pada apa yang telah dkemukakan diatas, terutama untuk kepeluan
mereformulasikan yang dilakukan oleh Lincoln dan Guba 1981 dan Patton 1987.
Moleong, Lexy j. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Cetakan ketigapuluhdua. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data-319 A. Alasan dan Acuan-320
B. Kriteria dan Keabsahan Data-324 C. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data-326
B. Kriteria Keabsahan data