Sudjana   2002
13
menyatakan   hasil   belajar   siswa   banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya :
a. Faktor Internal Faktor   yang   datang   dari   diri   siswa   terutama   kemampuan   yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar. Clark dalam Sudjana 2002 menyatakan
bahwa   hasil   belajar   siswa   di   sekolah   70     dipengaruhi   oleh kemampuan siswa dan 30 dipengaruhi oleh lingkungan. Selain faktor
kemampuan  siswa, faktor-faktor yang berasal dari  dalam diri siswa adalah   motivasi   belajar,   minat   dan   perhatian,   sikap   dan   kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial  ekonomi, faktor fisik dan psikis. b. Faktor Eksternal
Faktor yang datang dari luar diri siswa, yaitu lingkungan sekitarnya atau salah satu lingkungan belajar di sekolah yaitu kualitas pengajaran,
yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan
pengajaran.
B. Konsep
Belajar   konsep   merupakan   hasil   utama   pendidikan.  Konsep merupakan batu pembangun berpikir. Konsep merupakan dasar bagi proses
mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Siswa
13 Nana Sudjana, op.cit, hlm. 31
harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya dalam memecahkan masalah.
14
Menurut  Ausubel   konsep   adalah   benda-benda,   kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri khas yang terwakili dalam setiap budaya oleh benda
atau   simbol.   Rosser   menyatakan,   konsep   merupakan   suatu   abstraksi   yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan atau
hubungan-hubungan   yang   mempunyai   atribut-atribut   yang   sama.   Konsep- konsep itu merupakan abstraksi yang berdasarkan pengalaman.
15
Konsep berkembang melalui satu seri tingkatan.  Tingkatan-tingkatan itu   mulai   dengan   hanya   mampu   menunjukkan   suatu   contoh   suatu   konsep
hingga   dapat   sepenuhnya   menjelaskan   atribut-atribut   konsep.   Kita   tidak mencapai semua konsep kita pada tingkat yang sama. Sebagian besar dari kita
dapat   menjelaskan   secara   sempurna   atribut-atribut   dari   konsep   buku. Walaupun   penjelasan–penjelasan   kita   berbeda,   kita   masih   dapat
mengkomunikasikan  definisi  yang  adekuat  pada  orang  lain.  Mungkin kita pernah mengalami, yaitu ketika seseorang menanyakan konsep kita tentang
suatu kata, kita dapat menghubungkan kata itu pada konsep-konsep yang lain atau   menggunakannya   dalam   suatu   kalimat,   tetapi   kita   tidak   dapat
mendefinisikannya secara formal. Kita mencapai konsep-konsep pada tingkat yang berbeda. Konsep-konsep yang berbeda dipelajari pada usia-usia yang
berbeda.  Berdasarkan   teori   perkembangan   Piaget   kita   mengetahui   bahwa anak-anak yang masih kecil baru dapat belajar konsep konkret, sedangkan
14 Dahar, Teori – Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996, hlm. 38 15 ibid, hlm. 40
konsep yang lebih sulit atau lebih abstrak dapat dipelajari setelah mereka besar.
16
Macam-macam konsep yang kita pelajari tidak terbatas. Flavell 1970 menyatakan bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi, yaitu :
1. Dimensi Atribut. Setiap konsep mempunyai atribut yang berbeda, konsep harus mempunyai atribut yang relevan termasuk juga atribut yang tidak
relevan. Atribut dapat berupa fisik, seperti warna, tinggi, bentuk atau dapat juga berupa fungsional.
2. Dimensi Struktur. Menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut- atribut itu. Ada tiga macam struktur yang dikenal,
a. Konsep   konjungtif,   yaitu   konsep   yang   mempunyai   dua   atau   lebih sifat-sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep.
b. Konsep disjungtif, yaitu konsep yang didalamnya satu dari dua atau lebih sifat harus ada.
c. Konsep   relasional,   menyatakan   hubungan   tertentu   antara   atribut- atribut konsep.
3. Dimensi   keabstrakan.   Konsep-konsep   dapat   dilihat   dan   konkret   atau konsep-konsep   itu   terdiri   dari   konsep-konsep   lain.   Contohnya   adalah
konsep   segitiga,   konsep   tersebut   dapat   dilihat   sedangkan   konsep   cinta lebih abstrak.
4. Dimensi keinklusifan. Hal ini ditujukan pada jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam konsep itu.
16 Dahar, Teori – Teori Belajar  Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011, hlm. 20
5. Dimensi generalitas atau keumuman. Konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat atau subordinatnya bila diklasifikasikan. Makin umum suatu
konsep makin banyak asosiasi yang dapat dibuat dengan konsep-konsep lainnya.
6. Dimensi   ketepatan.   Suatu   konsep   yang   menyangkut   apakah   ada sekumpulan aturan untuk membedakan contoh dengan noncontoh suatu
konsep. 7. Dimensi kekuatan. Suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju
bahwa konsep itu penting. Menurut Suyanti 2010,
17
konsep-konsep kimia dapat dikelompokkan berdasarkan atribut-atribut konsep menjadi 6 kelompok yaitu :
1. Konsep   konkret,   yaitu   konsep   yang   contohnya   dapat   dilihat   misalnya spektrum.
2. Konsep abstrak, yaitu konsep yang contohnya tidak dapat dilihat, misalnya atom, molekul.
3. Konsep dengan atribut kritis yang abstrak tetapi contohnya dapat dilihat misalnya unsur, senyawa.
4. Konsep yang berdasarkan prinsip misalnya mol, campuran, larutan. 5. Konsep yang melibatkan penggambaran simbol, misalnya lambang unsur,
rumus kimia. 6. Konsep   yang   menyatakan   suatu   sifat   misalnya   elektropositif,
elektronegatif.
17
Suyanti, R. D. Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta: Graham Ilmu, 2010, hlm.
7. Konsep yang menunjukkan atribut ukuran meliputi kg, g ukuran massa, m, pH ukuran konsentrasi, C ukuran muatan listrik.
C. Pemahaman Konsep